Pertanyaan
Assalamu’alaikum, ustadz/ustadzah ….Benarkah wanita dilarang ziarah kubur? Bagaimana dengan wanita haid berziarah kubur?
Wassalamu โAlaikum wa Rahmatullah wa Barakatuh. (dari beberapa hamba Allah)
๐๐๐ธ๐๐๐ธ๐๐
Jawaban
Oleh: Ustadz Farid Nu’man Hasan
โู ุนูููู ุงูุณูุงู ู ุฑุญู ุฉ ุงููู ู ุจุฑูุงุชู
Bismillah wal Hamdulillah wash Shalatu was Salamu โAla Rasulillah wa โAla Aalihi wa Ashhabihi wa Man waalah, wa baโd:
Semoga limpahan rahmat Allah Taโala menaungi kita semua …
Untuk menjawab pertanyaan ini, kami akan tuangkan beberapa hadits tentang ziarah kubur, sebagai berikut:
Hadits Pertama
ุนู ุจูุฑูููุฏูุฉ – ุฑุถู ุงููู ุนูู – ุ ููุงูู : ููุงูู ุฑุณูู ุงููู – ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู – : (( ููููุชู ููููููุชูููู ู ุนู ุฒูููุงุฑูุฉู ุงูููุจููุฑู ููุฒููุฑููุง )) ุฑูุงู ู ุณูู . ููู ุฑูุงูุฉ : (( ููู ููู ุฃุฑูุงุฏู ุฃูู ููุฒููุฑู ุงูููุจููุฑู ููููููุฒูุฑู ุ ูุฅูููููุง ุชูุฐููููุฑูููุง ุงูุขุฎูุฑูุฉู ))
Dari Buraidah Radhiallahu โAnhu, katanya: Bersabda Rasulullah Shallallahu โAlaihi wa Sallam: โDahulu saya melarang kalian dari berziarah kubur, maka sekarang berziarahlah.โ(HR. Muslim). Riwayat lain: โmaka barangsiapa yang hendak berziarah kubur maka berziarahlah, karena hal itu bisa mengingatkan akhirat.โ
Hadits ini dikeluarkan oleh:
– Imam Muslim dalam Shahihnya No. 1977
– Imam An Nasaโi dalam As Sunan Al Kubra No. 5162
– Imam Ibnu Majah dalam Sunannya No. 1571
– Imam Al Baihaqi dalam Syuโabul Iman No. 9289
– Imam Abu โUwanah dalam Musnadnya No. 7879, 7882
– Imam Ahmad dalam Musnadnya No. 1235, 4319, 13512, 13640, 23053
– Imam Ibnu Abi Syaibah dalam Al MushannafNo. 312, 11928, 11935
– Imam Al Bazzar dalam Musnadnya No. 4373, 4465, 7366
– Imam Ath Thabarani dalam Musnad Asy Syamiyin No. 604, 2442, dalam Al Ausath No. 6394
– Imam Ath Thahawi dalam Musykilul Aatsar No. 4130
– Imam Abdurrazzaq dalam Al Mushannaf No. 2708
Hadits Kedua
ุนููู ุนูุงุฆูุดูุฉู ุฃููููููุง ููุงููุชู
ููุงูู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ูููููู ูุง ููุงูู ููููููุชูููุง ู ููู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููุฎูุฑูุฌู ู ููู ุขุฎูุฑู ุงูููููููู ุฅูููู ุงููุจููููุนู ููููููููู ุงูุณููููุงู ู ุนูููููููู ู ุฏูุงุฑู ููููู ู ู ูุคูู ูููููู ููุฃูุชูุงููู ู ู ูุง ุชููุนูุฏูููู ุบูุฏูุง ู ูุคูุฌููููููู ููุฅููููุง ุฅููู ุดูุงุกู ุงูููููู ุจูููู ู ููุงุญูููููู ุงููููููู ูู ุงุบูููุฑู ููุฃููููู ุจููููุนู ุงููุบูุฑูููุฏู
Dari โAisyah Radhiallahu โAnha, dia berkata: dahulu Rasulullah Shallallahu โAlaihi wa Sallam ketika giliran malamnya bersama Rasulullah Shallallahu โAlaihi wa Sallam, Beliau keluar pada malam itu menuju pekuburan Baqiโ, Beliau bersabda: Salam sejahtera untuk kalian negeri kaum beriman, telah didatangkan kepada kalian apa-apa yang dijanjikan, hari besok akan segera, dan kami โInsya Allah- akan besama kalian, Ya Allah berikanlah ampunan kepada penghuni Baqiโ. (HR. Muslim)
Hadits ini dikeluarkan oleh:
– Imam Muslim dalam Shahihnya No. 974
– Imam Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra No. 7002, 10077
– Imam Ibnu โAsakir dalam Muโjamnya No. 1550
Hadits Ketiga
ุนููู ุณูููููู ูุงูู ุจููู ุจูุฑูููุฏูุฉู ุนููู ุฃูุจูููู ููุงูู
ููุงูู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููุนููููู ูููู ู ุฅูุฐูุง ุฎูุฑูุฌููุง ุฅูููู ุงููู ูููุงุจูุฑู ููููุงูู ููุงุฆูููููู ู ููููููู ููู ุฑูููุงููุฉู ุฃูุจูู ุจูููุฑู ุงูุณููููุงู ู ุนูููู ุฃููููู ุงูุฏููููุงุฑู ููููู ุฑูููุงููุฉู ุฒูููููุฑู ุงูุณููููุงู ู ุนูููููููู ู ุฃููููู ุงูุฏููููุงุฑู ู ููู ุงููู ูุคูู ูููููู ููุงููู ูุณูููู ูููู ููุฅููููุง ุฅููู ุดูุงุกู ุงูููููู ููููุงุญูููููู ุฃูุณูุฃููู ุงูููููู ููููุง ููููููู ู ุงููุนูุงููููุฉู
Dari Sulaiman bin Buraidah, dari ayahnya, katanya: Dahulu Rasulullah Shallallahu โAlaihi wa Sallam mengajarkan mereka jika keluar menuju pekuburan, yang mereka ucapkan โdia katakan dalam riwayat Abu Bakar- : โSalam sejahtera atas penduduk negeri โโdalam riwayat Zuhair- โSalam sejahtera atas kalian penduduk negeri kaum muโminin dan muslimin, dan kami Insya Allah akan benar-benar menjumpai, aku minta kepada Allah keselamatan untuk kami dan kalian.โ
Hadits ini dikeluarkan oleh:
– Imam Muslim dalam Shahihnya No. 975
– Imam Ibnu โAsakir dalam Muโjamnya No. 185
– dll
Hadits Keempat
ุนููู ุงุจููู ุนูุจููุงุณู ููุงูู ู ูุฑูู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุจูููุจููุฑู ุงููู ูุฏููููุฉู ููุฃูููุจููู ุนูููููููู ู ุจูููุฌููููู ููููุงูู ุงูุณููููุงู ู ุนูููููููู ู ููุง ุฃููููู ุงููููุจููุฑู ููุบูููุฑู ุงูููููู ููููุง ููููููู ู ุฃูููุชูู ู ุณูููููููุง ููููุญููู ุจูุงููุฃูุซูุฑู
Dari Ibnu Abbas Radhiallahu โAnhuma, katanya: Rasulullah Shallallahu โAlaihi wa Sallam melewati kuburan di Madinah, Beliau menghadapkan wajahnya kepada mereka. Beliau bersabda: Salam untuk kalian wahai penghuni kubur, semoga Allah mengampuni kami dan kalian, kalian adalah pendahulu kami dan kami mengikuti jejak kalian.
Hadits ini dikeluarkan oleh:
– Imam At Tirmidzi dalam Sunannya No. 1053, katanya: hasan
– Imam Alauddin Al Muttaqi dalam Kanzul โUmmal No. 42561
– Dll
Hadits-hadits ini mengandung beberapa faedah:
1. Fatwa bisa berubah karena perubahan kondisi dan keadaan manusia. Hal ini bisa kita lihat bahwa dahulu Nabi Shallallahu โAlaihi wa Sallammelarang ziarah kubur ketika masa awal Islam, lalu Beliau membolehkannya ketika aqidah tauhid sudah mapan pada masa-masa selanjutnya. Dan, dalam beberapa kasus selain Ziarah kubur juga terjadi perubahan fatwa. Misal: ketika umat Islam masih sedikit dan lemah, Allah Taโala memerintahkan kaum muslimin untuk bersabar, berdakwah saja, menjalankan shalat, menahan tangan untuk berperang dari gangguan musuh.
Allah Taโala berfirman:
ุฃูููู ู ุชูุฑู ุฅูููู ุงูููุฐูููู ููููู ููููู ู ููููููุง ุฃูููุฏูููููู ู ููุฃููููู ููุง ุงูุตูููุงุฉู ููุขุชููุง ุงูุฒููููุงุฉู
Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka: “Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!” (QS. An Nisa: 77)
Namun ketika umat Islam sudah kuat dan banyak, dan kezaliman semakin menjadi-jadi maka mereka diizinkan untuk berperang.
Allah Taโala berfirman:
ุฃูุฐููู ูููููุฐูููู ููููุงุชูููููู ุจูุฃููููููู ู ุธูููู ููุง ููุฅูููู ุงูููููู ุนูููู ููุตูุฑูููู ู ููููุฏููุฑู
Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena Sesungguhnya mereka telah dianiaya. dan Sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu. (QS. Al Hajj: 39)
Ada pun syariat Islam dia adalah tsabit(tetap), yang bisa berubah karena kondisi dan keadaan adalah fatwa.
2.Ziarah kubur adalah sunah, khususnya bagi kaum laki-laki, dan ini menjadi pandangan jumhur (mayoritas ulama), bahkan ada yang mengatakan ijmaโ (konsesus para ulama).
Syaikh Abul โAla Al Mubarkafuri Rahimahullahmenjelaskan:
( ูุฒูุฑููุง ) ุงูุฃู ุฑ ููุฑุฎุตุฉ ุฃู ููุงุณุชุญุจุงุจ ูุนููู ุงูุฌู ููุฑ ุจู ุงุฏุนู ุจุนุถูู ุงูุงุฌู ุงุน ุจู ุญูู ุจู ุนุจุฏ ุงูุจุฑ ุนู ุจุนุถูู ูุฌูุจูุง
(maka berziarahlah) perintah ini menunjukkan keringanan atau menunjukkan kesunahannya, dan inilah pendapat mayoritas ulama, bahkan sebagian mereka ada yang mengklaim adanya ijmaโ, bahkan Ibnu Abdil Bar dan selainnya menceritakan tentang wajibnya berziarah kubur. (Tuhfah Al Ahwadzi, 4/135)
Ada pun bagi wanita, para ulama berbeda pendapat boleh atau tidaknya kaum wanita berziarah kubur.
Kelompok pertama, Sebagian ulama mengatakan boleh, Apa dasarnya?
– Kata fazuuruuha (maka berziarahlah kalian) adalah berlaku umum, baik laki-laki atau wanita.
Imam At Tirmidzi Rahimahullah mengatakan tentang hadits Laโana Az Zawaaraat Al Qubur(Rasulullah melaknat wanita yang berziarah kubur):
ูุฏ ุฑุฃู ุจุนุถ ุฃูู ุงูุนูู ุฃู ูุฐุง ูุงู ูุจู ุฃู ุจุฑุฎุต ุงููุจู – ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู – ูู ุฒูุงุฑุฉ ุงููุจูุฑุ ููู ุง ุฑุฎุต ุฏุฎู ูู ุฑุฎุตุชู ุงูุฑุฌุงู ูุงููุณุงุก
Sebagian ulama mengatakan bahwa hal ini terjadi ketika sebelum diberikan keringanan oleh Nabi Shallallahu โAlaihi wa Sallam tentang ziarah kubur, maka ketika sudah diberikan keringanan, maka keringanan itu mencakup laki-laki dan wanita. (Lihat Sunan At TirmidziNo. 1056, lihat juga Imam As Suyuthi dalamSyarh Sunan Ibni Majah, 1/113, Imam Al Baghawi dalam Syarhus Sunnah, 2/417 )
– Begitu pula kata: โkarena hal itu bisa mengingatkan akhirat.โ Mengingat akhirat dan kematian bukan hanya kebutuhan kaum laki-laki, tetapi juga wanita.
Berkata Al โAllamah Asy Syaikh Waliyuddin At Tibrizi Rahimahullah:
ูุฃู ุงูุฒูุงุฑุฉ ุนููุช ุจุชุฐููุฑ ุงูู ูุช ุ ููุญุชุงุฌ ุฅููู ุงูุฑุฌุงู ูุงููุณุงุก ุฌู ูุนุงู
Karena berziarah merupakan sebab untuk mengingat kematian, dan hal itu dibutuhkan oleh laki-laki dan wanita sekaligus. (Misykah Al Mashabih, 5/1033)
Berkata Imam Mulla Ali Al QariRahimahullah:
ููุฏ ุนููุช ุงูุฒูุงุฑุฉ ูููุง ุจุฃููุง ุชุฑู ุงูููุจ ูุชุฏู ุน ุงูุนูู ูุชุฐูุฑ ุงูุขุฎุฑุฉ ูุงูู ูุช ุ ูุจุฃู ูููุง ุนุจุฑุฉ ู ุง ููุธู ูุฐู ุงูุฃุญุงุฏูุซ ุจุชุนูููุงุชูุง ุชุฏู ุนูู ุฃู ุงููุณุงุก ูุงูุฑุฌุงู ูู ุญูู ุงูุฒูุงุฑุฉ
Telah ada berbagai sebab berziarah bagi wanita, di dalamnya hal itu bisa melembutkan hati, mengalirkan air mata, dan mengingat akhirat dan kematian, dan pelajaran yang terdapat pada berbagai hadits yang menyebutkan sebab itu menunjukkan bahwa wanita adalah sama dengan laki-laki tentang hukum berziarah (kubur). (Ibid)
– Aisyah Radhiallahu โAnha pernah berziarah ke kubur saudaranya, bernama Abdurrahman bin Abu Bakar.
ุนู ุงุจู ุฃุจู ู ูููุฉ ุนู ุนุงุฆุดุฉ ุฑุถู ุงููู ุนููุง ุฃููุง ูุงูุช ุฅุฐุง ูุฏู ุช ู ูุฉ ุฌุงุกุช ุฅูู ูุจุฑ ุฃุฎููุง ุนุจุฏ ุงูุฑุญู ู ุจู ุฃุจู ุจูุฑ ุฑุถู ุงููู ุนููู ุง ูุณูู ุช ุนููู
Dari Ibnu Abi Malikah, dari โAisyahRadhiallahu โAnha, bahwa Beliau jika datang ke Mekkah, mendatangi ke kubur saudaranya Abdurrahman bin Abu Bakr Radhiallahu โAnhuma, dan mengucapkan salam kepadanya.(HR. Al Fakihi, Akhbar Makkah, No. 2443, Ibnu Abdil Bar, At Tamhid, 3/235)
Apa yang โAisyah Radhiallahu โAnhalakukan menunjukkan kebolehannya, sebab jika berziarah ke kubur terlarang bagi wanita, tentu โAisyah adalah pihak yang paling tahu itu, karena Beliau isteri terdekat RasulullahShallallahu โAlaihi wa Sallam.
– Anas bin Malik Radhiallahu โAnhumenceritakan:
ู ูุฑูู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุจูุงู ูุฑูุฃูุฉู ุชูุจูููู ุนูููุฏู ููุจูุฑู ููููุงูู ุงุชููููู ุงูููููู ููุงุตูุจูุฑูู ููุงููุชู ุฅููููููู ุนููููู ููุฅูููููู ููู ู ุชูุตูุจู ุจูู ูุตููุจูุชูู ููููู ู ุชูุนูุฑููููู ููููููู ููููุง ุฅูููููู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููุฃูุชูุชู ุจูุงุจู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููููู ู ุชูุฌูุฏู ุนูููุฏููู ุจููููุงุจูููู ููููุงููุชู ููู ู ุฃูุนูุฑููููู ููููุงูู ุฅููููู ูุง ุงูุตููุจูุฑู ุนูููุฏู ุงูุตููุฏูู ูุฉู ุงููุฃููููู
Nabi Shallallahu โAlaihi wa Sallammelewati seorang wanita yang menangis di sisi kubur. Nabi bersabda: โBertaqwa-lah kepada Allah dan bersabarlah.โ Wanita itu berkata: โEnyah kau dariku, kau tidak mendapatkan musibah seperti yang aku terima.โ Wanita itu tidak mengenalinya, lalu dikatakan kepadanya bahwa itu adalah Nabi Shallallahu โAlaihi wa Sallam. Lalu wanita itu mendatangi pintu rumah Nabi Shallallahu โAlaihi wa Sallam, tidak menemui penjaga pintu. Lalu dia berkata: โAku tadi tidak mengenali engkau.โ Nabi bersabda: โSabar itu dihantaman yang pertama.โ (HR. Bukhari No. 1283)
Hadits ini sangat jelas menunjukkan kebolehannya, jika terlarang tentulah wanita itu sudah dilarang oleh Nabi Shallallahu โAlaihi wa Sallam.
– Dari โAisyah Radhiallahu โAnha, -haditsnya cukup panjang kami ambil bagian akhirnya saja:
ููููุงูู ุฅูููู ุฑูุจูููู ููุฃูู ูุฑููู ุฃููู ุชูุฃูุชููู ุฃููููู ุงููุจููููุนู ููุชูุณูุชูุบูููุฑู ููููู ู ููุงููุชู ููููุชู ูููููู ุฃูููููู ููููู ู ููุง ุฑูุณูููู ุงูููููู ููุงูู ูููููู ุงูุณููููุงู ู ุนูููู ุฃููููู ุงูุฏููููุงุฑู ู ููู ุงููู ูุคูู ูููููู ููุงููู ูุณูููู ูููู ููููุฑูุญูู ู ุงูููููู ุงููู ูุณูุชูููุฏูู ูููู ู ููููุง ููุงููู ูุณูุชูุฃูุฎูุฑูููู ููุฅููููุง ุฅููู ุดูุงุกู ุงูููููู ุจูููู ู ููููุงุญูููููู
Beliau bersabda: Sesungguhnya Rabbmu memrintahkan kamu untuk mendatangi ahlul baqiโ (kuburan baqiโ), hendaknya memhonkan ampun buat mereka.โ โAisyah berkata: Aku bertanya: โBagaimana yang aku ucapkan untuk mereka wahai Rasulullah?โ Beliau menjawab: โkatakanlah: As Salamu โAla Ahlad Diyar minal muโminin wal Muslimin ………….dst.โ (HR. Muslim No. 974)
Kisah ini menunjukkan secara terang benderang kebolehannya. Jika berziarah kubur dilarang, tentulah pertanyaan โAisyah itu tidak akan dijawab, atau sekalipun dijawab akan dijawab dengan larangan ke kubur bagi dirinya.
Demikianlah alasan-alasan pihak yang membolehkan. Pendapat ini didukung juga oleh Syaikh Al Albani Rahimahullah. Syaikh Al Mubarkafuri mengutip dari Imam ibnu Hajar bahwa ini adalah pendapat mayoritas ulama.(Tuhfah Al Ahwadzi, 4/137)
Kelompok Kedua, pihak yang melarang, mereka beralasan dengan hadits:
ุนู ุฃุจู ูุฑูุฑุฉ ุฃู ุฑุณูู ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ู ุณูู ูุนู ุฒูุงุฑุงุช ุงููุจูุฑ
Dari Abu Hurairah Radhiallahu โAnhu, bahwa Rasulullah Shallallahu โAlaihi wa Sallam melaknat zawaaraat (wanita peziarah) kubur.(HR. At Tirmidzi No. 1056, katanya: hasan shahih)
Hadits lain:
ุนู ุงุจู ุนุจุงุณ ูุงู ูุนู ุฑุณูู ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ู ุณูู ุฒุงุฆุฑุงุช ุงููุจูุฑ ูุงูู ุชุฎุฐูู ุนูููุง ุงูู ุณุงุฌุฏ ูุงูุณุฑุฌ
Dari Ibnu Abbas, katanya: RasulullahShallallahu โAlaihi wa Sallam melaknat para wanita yang berziarah kubur, dan orang-orang yang menjadikan masjid dan penerangan di atasnya. (HR. Abu Daud No. 3236)
Inilah pendapat Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz, Syaikh Abdul Muhsin Al โAbbad Al Badr, dan lainnya. Menurut mereka hadits ini tegas menjadi larangan bagi wanita, yakni haram berziarah kubur. Makna zawaratmenurut mereka bukan sering atau banyak berziarah, tetapi bermakna asalnya yakbi berziarah itu sendiri.
Syaikh Abdul Muhsin Al โAbbad Al Badr Hafizhahullah menjelaskan:
ูุงูููู ุงูุตุญูุญ ูู ุงูููู ุจุงูุชุญุฑูู ุ ูุฃู ุงููุณุงุก ูุง ูุฌูุฒ ููู ุฃู ูุฒุฑู ุงููุจูุฑุ ุซู ุฃูุถุงู -ูู ุง ูู ูุงุถุญ- ุฃู ุงูู ุฑุฃุฉ ุฅุฐุง ุชุฑูุช ุงูุฒูุงุฑุฉ ูุฃูุซุฑ ู ุง ูู ุงูุฃู ุฑ ุฃููุง ุชุฑูุช ุฃู ุฑุงู ู ุณุชุญุจุงูุ ูุฃู ุง ุฅุฐุง ูุนูุช ุงูุฒูุงุฑุฉ ูุฅููุง ุชุชุนุฑุถ ููุนูุฉ ูู ุง ูู ูุฐุง ุงูุญุฏูุซุ ูู ุนููู ุฃู ุชุฑู ูุฐุง ุงููุนู ุงูุฐู ุชุณูู ููู ู ู ุงููุนูุฉ ุฃููู ูู ูุฏู ุนูู ููููุง ุชูุนู ุดูุฆุงู ูู ุชุฑูุชู ูู ูุญุตู ููุง ุดูุก ุฅูุง ุฃููุง ุชุฑูุช ุฃู ุฑุงู ู ุณุชุญุจุงู ูุง ูุชุฑุชุจ ุนูู ุชุฑูู ุดูุก. ุฅุฐุงู: ุงูููู ุจุงูุชุญุฑูู ูุงูู ูุน ูู ุงูุฃุธูุฑ ูุงูุฃููู
Maka, pendapat yang benar adalah pendapat yang mengharamkannya, bahwa wanita tidak boleh berziarah kubur, lalu juga โsebagaimana yang telah jelas- bahwa wanita jika dia meninggalkan ziarah, maka paling banyak dia akan meninggalkan perkara sunah saja, ada pun jika dia melakukan ziarah, maka dia akan mendapatkan laknat sebagaimana disebutkan oleh hadits, telah maklum bahwa meninggalkan perbuatan ini, yang dengan itu akan membuatnya selamat dari laknat, adalah lebih utama dan didahulukan dibanding dia melakukan perbuatan yang jika dia tinggalkan tidak berdampak apa-apa, melainkan hanya dia telah meninggalkan anjuran saja, dan jika dia tinggalkan tidak apa-apa. Jadi, pendapat yang mengharamkannya lebih kuat dan utama.(Syarh Sunan Abi Daud, 17/150)
Pihak yang membolehkan telah mengkoreksi alasan-alasan pihak yang melarang ini. Imam Ibnu Abdil Bar menyebutkan:
ูุงู ุฃุจู ุจูุฑ ูุณู ุนุช ุฃุจุง ุนุจุฏ ุงููู ูุนูู ุฃุญู ุฏ ุจู ุญูุจู ูุณุฃู ุนู ุงูู ุฑุฃุฉ ุชุฒูุฑ ุงููุจุฑ ููุงู ุฃุฑุฌู ุฅู ุดุงุก ุงููู ุฃู ูุง ูููู ุจู ุจุฃุณ ุนุงุฆุดุฉ ุฒุงุฑุช ูุจุฑ ุฃุฎููุง ูุงู ูููู ุญุฏูุซ ุงุจู ุนุจุงุณ ุฃู ุงููุจู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ูุนู ุฒูุงุฑุงุช ุงููุจูุฑ ุซู ูุงู ูุฐุง ุฃุจู ุตุงูุญ ู ุงุฐุง ูุฃูู ูุถุนูู ุซู ูุงู ุฃุฑุฌู ุฅู ุดุงุก ุงููู ุนุงุฆุดุฉ ุฒุงุฑุช ูุจุฑ ุฃุฎููุง ููู ูุฃุจู ุนุจุฏ ุงููู ูุงูุฑุฌุงู ูุงู ุฃู ุง ุงูุฑุฌุงู ููุง ุจุฃุณ ุจู
Berkata Abu Bakar: Aku mendengar Abu Abdillah โyakni Imam Ahmad bin Hambal- ditanya tentang wanita yang berziarah kubur. Beliau menjawab: โAku harap hal itu tidak apa-apa, Insya Allah. โAisyah menziarahi kubur saudaranya. โ Orang itu berkata: โTetapi ada hadits Ibnu Abbas bahwa Nabi Shallallahu โAlaihi wa Sallam melaknat wanita peziarah kubur.โ Imam Ahmad menjawab: โHadits ini terdapat Abu Shalih.โ Apa yang dikatakannya seakan dia mendhaifkan hadits ini. Lalu Imam Ahmad berkata: โAku harap tidak apa-apa, Insya Allah, โAisyah berziarah ke kubur saudaranya.โ Ditanyakan kepada beliau: โKalau kaum laki-laki?โ Beliau menjawab: โAda pun laki-laki, tidak apa-apa.โ (At Tamhid, 3/234)
Syaikh Al Albani telah mendhaifkan hadits Ibnu Abbas di atas, dan Beliau telah mengkritik para ulama yang telah berhujjah dengan hadits ini. Katanya:
ุฃู ูุฐุง ุงูุญุฏูุซ ู ุน ุดูุฑุชู ุถุนูู ุงูุงุณูุงุฏุ ูุง ุชููู ุจู ุญุฌุฉุ ูุฅู ุชุณุงูู ูุซูุฑ ู ู ุงูู ุตูููู ูุฃูุฑุฏูู ูู ูุฐุง ุงูุจุงุจ ูุณูุชูุง ุนู ุนูุชูุ ูู ุง ูุนู ุงุจู ุญุฌุฑ ูู (ุงูุฒูุงุฌุฑ)ุ ูู ู ูุจูู ุงูุนูุงู ุฉ ุงุจู ุงูููู ูู (ุฒุงุฏ ุงูู ุนุงุฏ)ุ ูุงุบุชุฑ ุจู ุฌู ุงููุฑ ุงูุณููููู ูุฃูู ุงูุญุฏูุซ ูุงุญุชุฌูุง ุจู ูู ูุชุจูู ูุฑุณุงุฆููู ูู ุญุงุถุฑุงุชูู
Hadits ini walau terkenal, isnadnya lemah (dhaif). Tidak boleh berhujjah dengannya. Sesungguhnya telah banyak penyusun kitab meremahkan hal ini, mereka menyampaikan hadits ini dalam permasalahan ini dan mereka diam saja terhadap cacat yang ada dalam hadits ini, sebagaimana yang dilakukan Ibnu Hajar dalam Az Zawajir. Juga sebelum beliau, Al โAllamah Ibnul Qayyim dalam Zaadul Maโad, yang dnegannya mayoritas salafiyin dan ahli hadits terperdaya. Mereka berdalil dengan hadits ini baik pada kitab, risalah, dan ceramah-ceramah mereka.(Ahkamul Janaiz, Hal. 232)
Lalu, hadits Abu Hurairah bahwa Rasulullah melaknat zawaaraat, adalah hadits shahih, tetapi ada beberapa catatan:
1. Artinya bukan melaknat wanita yang berziarah, tetapi melaknat wanita yang banyak atau sering-sering berziarah. Zawaaraat menunjukkan jumlah yang banyak.
Disebutkan dalam Tuhfah Al Ahwadzi:
ูุงู ุงููุงุฑูุก ูุนู ุงูู ุฑุงุฏ ูุซูุฑุงุช ุงูุฒูุงุฑุฉ ููุงู ุงููุฑุทุจู ูุฐุง ุงููุนู ุฅูู ุง ูู ููู ูุซุฑุงุช ู ู ุงูุฒูุงุฑุฉ
Berkata Al Qari bahwa bisa jadi maknanya adalah banyak berziarah. Al Qurthubi berkata: laknat ini adalah untuk yang banyak melakukan ziarah. (Syaikh Abul โAla Mubarkafuri, Tuhfah Al Ahwdzi, 4/126)
Imam As Suyuthi mengatakan, bahwa yang dilaknat dalam hadits ini adalah wanita yang berziarah dengan tanpa menjaga adab dan akhlak, katanya:
ุฅู ุงููุนู ู ุญู ูู ุนูู ุฒูุงุฑุชูู ุจู ุง ูุง ูุฌูุฒ ูุงูุชุจุฑุฌ ูุงูุฌุฒุน ูุงูุตูุงุญ ูุบูุฑ ุฐูู ู ู ุง ูุง ููุจุบู ุ ูุฃู ุง ุฅุฐุง ุฃู ู ุฌู ูุน ุฐูู ููุง ู ุงูุน ู ู ุงูุฅุฐู ููู
Sesungguhnya laknat di sini dimaknai bahwa ziarahnya mereka itu dibarengi dengan hal-hal yang tidak diperbolehkan seperti tabarruj (bersolek), mengeluh, berteriak, dan hal-hal tidak pantas lainnya. Ada pun jika aman dari semua hal ini, maka tidak terlarang mengizinkan mereka (untuk ziarah). (Misykah Al Mashabih, 5/1033)
Imam Asy Syaukani mengomentari penjelasan para imam ini, katanya:
ููุฐุง ุงูููุงู ูู ุงูุฐู ููุจุบู ุงุนุชู ุงุฏู ูู ุงูุฌู ุน ุจูู ุฃุญุงุฏูุซ ุงูุจุงุจ ุงูู ุชุนุงุฑุถุฉ ูู ุงูุธุงูุฑ
Dan ini adalah perkataan yang tepat untuk dijadikan pegangan di dalam mengkompromikan hadits-hadits yang secara zahirnya nampak bertentangan dalam bab ini.(Nailul Authar, 4/95)
2. Hadits ini telah mansukh (dihapus) sebagaimana yang disebutkan oleh Imam At Tirmidzi, Imam Al Baghawi, dan lainnya, bahwa laknat ini terjadi ketika sebelum diberikan kebolehan berziarah.
Mansukh-nya hadits ini semakin jelas dengan riwayat ketika โAisyah berziarah ke kubur saudaranya:
ูููู ููุง ุฃููุณ ูุฏ ููู ุงููุจู ุตูู ุงููู ุนููู ู ุณูู ุนู ุฐูู ูุงูุช ูุนู ูุงู ููู ุซู ุฃู ุฑ ุจุฒูุงุฑุชูุง ุงูุชูู
Dikatakan kepada โAisyah, bukankah Nabi Shallallahu โAlaihi wa Sallam telah melarang hal itu? Beliau menjawab: โYa, dahulu Beliau melarang, kemudian Beliau memerintahkan untuk berziarah.โ Selesai.(Tuhfah Al Ahwadzi, 4/137)
Kesimpulan:
Telah nampak bahwa pendapat yang membolehkan adalah pendapat yang lebih kuat. Dilihat dari banyak sisi :
– Hadits-haditsnya jauh lebih banyak jumlahnya, lebih kuat dalam periwayatannya, dan lebih beragam jenisnya, baik qauliyah (ucapan) dantaqririyah (persetujuan) nabi, yakni disebutkan dalam Shahih Bukhari, Shahih Muslim, dan lainnya. Hadits-hadits ini ada yang berlaku umum (laki-laki dan wanita), dan ada pula yang khusus wanita.
– Sementara hadits yang paling kuat tentang pelarangan diriwayatkan lebih sedikit, dan diragukan keshahihannya, yang paling kuat adalah yang diriwayatkan oleh Imam At Tirmidzi dari Abu Hurairah.
– Hadits riwayat Imam At Tirmdzi itu pun dimungkinkan telah mansukh sebagaimana keterangan sebagian ulama, dan diperkuat oleh pernyataan โAisyah Radhiallahu โAnha.
– Kalau pun hadits itu tidak mansukh, maknanya bukan berarti terlaknat wanita yang berziarah kubur, tetapi terlaknat yang banyak berziarah, sebagaimana dikatakan oleh Imam Ali Al Qari, Imam Al Qurthubi, Imam As Suyuthi, dan lainnya, dan yang dikuatkan oleh Imam Asy Syaukani dan Syaikh Al Albani.
Peringatan:
Walau pun dibolehkan namun ada beberapa patokan yang mesti diperhatikan oleh kaum wanita:
1. Tidaklah sering-sering ziarah kubur, agar terhindar dari makna zawaaraat.
2. Tidak melakukan aktifitas terlarang seperti histeris dan meratap.
3. Tidak bersolek dan berhias dengan cara yang menyerupai wanita kafir.
4. Menutup aurat secara sempurna dan pakaian yang layak dilingkungan kuburan.
Adapun wanita haid, dia sama dengan wanita yang sedang suci. Tak ada dasarnya larangan bagi wanita haid untuk berziarah kubur, karena kebolehannya adalah mutlak.
Wallahu a’lam.
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
๐ฑInfo & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis
๐ฐ Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130







