Materi Kajian ManisMotivasi Islam

Semangat Saja Tidak Cukup

📝 Pemateri: Ustadz Faisal Kunhi MA

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃

الحماسة بلا علم تنقلب إلى الحماقة

Semangat tanpa ilmu akan menjerumuskan seseorang melakukan hal yang bodoh

Allah memerintahkan kita untuk masuk kedalam Islam secara kaafah (totalitas) alias tidak setengah–setengah, karenanya menginkarinya satu ayat dalam Al Quran sama dengan mengingkari seluruh ayat.

Masuk kedalam Islam secara menyeluruh juga bisa dimaknai dengan semangat dalam menjalani Islam, dan pupuk dari semangat itu adalah ilmu, karena semangat yang tidak didasari ilmu akan menjadi sebuah kebodohan, bahkan seseorang bisa menjadi extreme dalam beragama karena hanya bermodalkan semangat, contohnya adalah riwayat hadist berikut ini:

Ada tiga orang mendatangi rumah istri-istri Nabi sallallahu alaihi wa sallam bertanya tentang ibadah Nabi sallallahu’alahi wa sallam. Ketika mereka diberitahukan, seakan-akan mereka merasa remeh. Dan mengatakan, “Dimana kita dari (ibadahnya) Nabi sallallahu’alaihi wa sallam? Beliau telah diampuni oleh Allah dosa yang lalu maupun yang akan datang.

Salah satu di antara mereka mengatakan, “Sementara saya akan shalat malam selamanya.” Yang lain mengatakan, “Saya akan berpuasa selamanya dan tidak berbuka.” Dan lainnya mengatakan, “Saya akan menjauhi wanita dan tidak menikah selamanya.”

“Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam datang dan bersabda, “Apakah anda semua yang mengatakan ini dan itu? ‘Demi Allah, sesungguhnya saya adalah yang paling takut kepada Alah dan paling bertakwa kepada-NYa. Akan tetapi saya berpuasa dan berbuka, saya shalat (malam) dan beristirahat dan saya menikahi wanita. Siapa yang tidak menyukai sunahku (kebiasaanku), maka dia bukan dari (golongan)ku.” (HR. Bukhari, no. 5063 dan Muslim, no. 1401).

Dalam hadist ini nabi mencegah para sahabat yang ingin semangat beribadah lalu melupakan haknya untuk beristirahat, berkeluarga dan bersenang-senang. Islam adalah agama yang bersifat pertengahan, dan sebaik-sebaik sikap adalah sikap pertengahan dalam beragama.

Islam adalah agama yang mudah, bahkan dalam ajaran Islam di kenal namanya rukhsah (keringanan) dalam menjalankan ajaran agama ketika hadirnya masyaqoh (kesulitan)

Karena begitu mudahnya agama Islam ini, bahkan Allah itu senang ketika keringanan yang ia berikan itu digunakan, dan ini artinya Allah tidak suka kepada mereka yang memaksakan diri dalam menjalani agama ketika hadirnya kesulitan.

Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إن الله يحب أن تؤتى رخصه كما يحب أن تترك معصيته

Sesungguhnya Allah Senang untuk diambil keringanan-Nya sebagaimana Dia senang di tinggalkan maksiat kepada-Nya. [HR.Ibnu Hibban dan Ibnu Huzaimah].

Contoh dalam safar seorang muslim boleh menqashar (memendekkan shalat yang berjumlah 4 rakaat menjadi dua).

Praktek seperti ini jika dilihat oleh mereka yang hanya punya semangat beragama, maka mereka akan berkata “kamu malas banget, shalat zuhur kok di jadikan dua raka’at, yang semangat dong kaya saya nih, tetap 4 rakaat dalam keadaan apapun.

Padahal Allah lebih mencintai yang dua rakaat, karena ia kasihan kepada hamba Nya yang letih dalam perjalanan.

Semangat beragama tanpa ilmu akan melahirkan pribadi yang merasa dirinya paling benar dan mudah menyalahkan pihak yang berbeda dengannya. Ingatlah Iblis itu diusir dari syurga bukan karena kurang ilmu, tetapi ketika ia mengatakan
“Saya lebih baik dari Adam, karena engkau ciptakan aku dari api, sedangkan ia dari tanah“ dan ketika itulah Adam terusir dari syurga.

Jika dahulu para ulama setelah mereka mendalami ilmu agama, menjadi toleran dengan yang berbeda pendapat dengannya, bahkan tetap tersenyum dan tetap saling mendoakan walau ada hal-hal yang tidak bisa disepakati ,sekarang seseorang berubah menjadi marah dan sulit tersenyum ketika praktik agama seseorang tidak sama dengan dirinya, padahal perbedaan–perbedaan itu sudah tuntas dibahas oleh para imam mazhab, ini semua artinya ada cara pandang yang salah dalam memahami agama.

Diantara contoh keindahan dalam perbedaan adalah apa yang dilakukan oleh Imam Ahmad terhadap Imam Syafi’i, yaitu ia selalu mendoakannya selama 40 tahun, sebagaimana di sebutkan dalam sebuah riwayat :

Berkata Ahmad bin Al Laits:
Aku mendengar Ahmad bin Hambal berkata: “Aku akan benar-benar mendo’akan Syafi’i dalam shalatku selama 40 tahun, aku berdoa: ”Ya Allah, ampunilah diriku dan orang tuaku, dan Muhammad bin Idris Asyafi’i.”

🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃🌸


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

Related Posts

Leave A Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *