🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹
📝 Khutbah Jum’at Oleh: Ustadz Dwi Budiyanto, M.Hum (IKADI DIY)
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْقَوِيِّ الْـمَتِيْن، اَلْـمَلِكِ الْحَقِّ الْــمُبِيْن، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاهُ نَسْتَعِيْن، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، سَيِّدَ الْــمُرْسَلِيْنَ وَإِمَامِ الْـــمُتَّقِيْن.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مَحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْن، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن، أَمَّا بَعْدُ:
فَيَا عِبَادَ اللّٰه، أُوصِيكُمْ وَنَفسِى بِتَقْوَى اللَّهِ فَقَد فَازَ المُتَّقُونَ، قَالَ تَعَالَىٰ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ: ((يٰٓأَ يُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا ٱتَّقُوا ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسلِمُونَ))
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Mari kita kenang Abdullah bin Mas’ud radliyallahu ‘anhu, tatkala beliau menuturkan, “Tak ada sesuatu yang aku sesali melebihi penyesalanku terhadap hari dimana matahari terbit dan ajalku semakin dekat, tetapi amalku tidak bertambah.” Ada dua hal yang dapat kita pelajari dari Abdullah bin Mas’ud. Pertama, setiap Muslim adalah pribadi yang sangat menghargai umur. Kedua, setiap Muslim selalu menghargai amal.
Seorang Muslim semestinya menyadari bahwa setiap waktu yang Allah anugerahkan kepadanya haruslah dimanfaatkan untuk menunaikan kebaikan demi kebaikan. Bertambahnya usia haruslah berbanding lurus dengan bertambahnya amal. Merekalah pribadi-pribadi yang disebut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai “manusia yang paling baik.” Sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Bakrah mengisahkan perkara ini.
أَنَّ رَجُلًا قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ؟ قَالَ: مَنْ طَالَ عُمُرُهُ، وَحَسُنَ عَمَلُهُ. قَالَ: فَأَيُّ النَّاسِ شَرٌّ؟ قَالَ: مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ.
Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kepada beliau, lelaki itu bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling baik?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Yaitu siapa yang panjang umurnya dan baik pula amalnya.” Pria itu kembali bertanya lagi, “Dan siapakah manusia yang paling buruk?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Siapa yang panjang umurnya dan buruk amalnya.” (H.r. at-Tirmidzi, Ahmad).
Sungguh beruntung seseorang yang Allah panjangkan umurnya, baik pula amalnya. Dan, betapa merugi mereka yang Allah panjangkan umurnya, sementara ia tidak dimanfaatkan untuk beramal dengan sebaik-baiknya. Hari ini kita pun mesti merenungi, adakah nikmat umur ini telah kita gunakan dengan beramal ataukah ia dipenuhi dengan kelalaian? Sebab, ternyata seorang Muslim adalah seseorang yang sangat peduli dengan nikmat usia. Seorang Muslim menyadari bahwa satuan-satuan waktu yang Allah anugerahkan haruslah berbanding lurus dengan amal ketaatan yang ditunaikan.
تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (1) الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ (2)
“Mahasuci Allah yang menguasai (segala) kerajaan. Dan, Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun.” (Q.s. Al-Mulk [67]: 1-2).
Jika seorang Muslim menyadari bahwa umur yang Allah anugerahkan adalah piranti untuk menguji manusia, siapa di antara mereka yang lebih baik amalnya, maka orang-orang yang tidak beriman memiliki pandangan yang berseberangan. Mereka berharap dapat hidup panjang, bahkan jika memungkinkan selama seribu tahun, agar dapat menuruti kerakusan diri dan menikmati kesenangan dunia. Dalam Al-Quran, Allah SWT menggambarkan perilaku mereka tersebut.
وَلَتَجِدَنَّهُمْ أَحْرَصَ النَّاسِ عَلَى حَيَاةٍ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ أَلْفَ سَنَةٍ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهِ مِنَ الْعَذَابِ أَنْ يُعَمَّرَ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ
“Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun. Padahal, umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (Q.s. Al-Baqarah [2]: 96).
Seorang Muslim selalu melihat untuk apa hari-harinya dimanfaatkan. Sepanjang waktu mereka terus menelisik dan mengevaluasi umurnya. Tidak jarang mereka menyesali dirinya, bukan karena hilangnya harta dan kesempatan untuk meraih keuntungan dunia. Mereka amat menyesal tatkala malam dan siang terus bergulir sementara tidak ada amal dan ketaatan kepada Allah ta’ala yang bertambah. Sariyyah As-Saqthi sampai pernah berpesan, “Jika Anda bermuram durja karena harta yang terus berkurang, maka tangisilah pula umurmu yang terus berkurang.”
Mari kita cermati pula sindiran Abu Bakar bin ‘Iyasy tatkala beliau mengatakan, “Jika ada seseorang yang kehilangan satu dirham dan ia terus berkata sepanjang hari, ‘Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan uangku telah hilang.’ Namun, sayangnya jarang yang mengatakan, ‘Satu hari telah terlewatkan, ia berlalu tanpa diisi dengan amal.’”
Jamaah yang dirahmati Allah,
Marilah kita senantiasa menyadari akan nikmat waktu yang telah Allah anugerahkan pada kita. Kita isi usia kita dengan banyak “proyek kesalihan”. Inilah proyek yang akan membawa keuntungan bagi kehidupan akhirat kita. Jadilah “manusia-manusia proyek kesalihan” yang tidak mengabaikan amal, sesederhana apapun amal itu terlihat oleh manusia. Kadang kita menemukan dorongan untuk memilih beramal yang besar-besar lalu mengabaikan ‘amal-amal kecil’. Sungguh, bagi seorang Muslim, sunnah Rasulullah tetaplah bernilai tinggi. Tidak ada amal yang terlihat remeh yang pantas diremehkan. Tidak ada perintah Rasulullah, betapapun ia tampak kecil, yang pantas diabaikannya. Seorang Muslim amat peka untuk mengisi hidupnya dengan proyek-proyek kesalihan, meski ia terlihat remeh dalam pandangan manusia.
Marilah kita melihat contoh sederhana. Di saat orang meremehkan adzan dan menganggapnya tidak indah, dengan sudut pandang keimanan kita mengingat betapa besar keutamaan dalam diri muadzin dan adzan. Sebabnya, yang mengutarakan tentang keutamaan tersebut adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الْأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلَّا أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لَاسْتَهَمُوا
“Seandainya orang-orang mengetahui besarnya pahala yang diperoleh dalam adzan dan shaf pertama, kemudian mereka tak dapat memperolehnya kecuali dengan undian, niscaya mereka akan rela berundi untuk meraihnya.” (H.r. Bukhari).
Adzan sering dianggap remeh, padahal ia tak bisa diremehkan. Muhammad bin Ibrahim an-Nu’aim menyatakan, “Bayangkan jika dalam masjid dekat rumah Anda, terdapat 100 orang yang shalat pada setiap shalat fardlu. Lalu Anda menjadi muadzin berarti Anda akan memperoleh 100 pahala, ditambah pahala-pahala lainnya.” Sungguh, kadang dalam amal yang diremehkan ada banyak keutamaan yang tidak remeh.
Untuk mendapatkan keutamaan tersebut, Syaikh Hasan al-Banna pernah menuturkan apa yang diinginkannya di waktu kecil. Ingin sekali beliau menjadi muadzin di setiap waktu shalat, terutama shalat Subuh. Sayangnya, setiap masjid telah memiliki muadzin. Kesempatan untuk mendapatkan keutamaan itu seakan tertutup. Tapi tiba-tiba ide cemerlang Allah bimbingkan. Beliau berkisah, “Aku menemukan kebahagiaan besar dan kelegaan luar biasa. Yaitu ketika aku berkesempatan membangunkan para muadzin untuk adzan Subuh. Setelahnya aku mendengar adzan yang dikumandangkan dalam satu waktu sebab jarak antar masjid yang berdekatan di desaku. Terlintas di benakku bahwa aku menjadi orang yang turut membangunkan sejumlah jamaah Subuh. Aku bayangkan pula bahwa aku akan mendapatkan pahala seperti pahala mereka.”
Begitulah gambaran sederhana bagaimana seorang Muslim mengejar proyek-proyek kesalihan. Abdullah bin Amr mengisahkan bahwa seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya para muadzin memiliki keuatamaan dari kami.” Rasulullah pun bersabda, “Ucapkanlah seperti yang diucapkan muadzin. Jika telah selesai, bermohonlah kepada Allah, niscaya engkau akan diberi.” (H.r. Abu Daud disahihkan Al Bani di dalam Shahih al-Jami’ (3044)).
Sekali lagi, tak ada yang remeh dan layak diremehkan dari sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sepulang kita nanti, proyek-proyek kesalihan apa yang dapat kita tunaikan? Tentu ada banyak. Dari sebagian sunnah yang selama ini diremehkan dan diabaikan, marilah kita jadikan ia proyek-proyek kebaikan kita.
Semoga Allah memberikah taufik dan bimbingannya agar umur yang masih tersisa bisa kita maksimalkan untuk menyusun dan merealisasikan proyek-proyek kesalihan. Amin ya rabbal alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ
Khutbah Kedua
الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالهُدَىٰ وَ دِينِ الحَقِّ لِيُظهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ شَهِيدًا.
أَشهَدُ أَن لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحدَهُ لَا شَرِيكَ لَه، وَأَشهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبدُهُ وَرَسُولُه.
صَلَوَاتُ رَبِّي وَسَلَامُهُ عَلَيهِ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ، وَمَن تَبِعَهُم بِإِحسَانٍ إِلٰى يَومِ الدِّينِ.
فَيَا عِبَادَاللّٰه، أُوصِيكُم وَنَفسِي بِتَقوَى اللّٰهِ تَعَالٰى فَقَد فَازَ المُتَّقُونَ.
قَالَ اللّٰهُ تَعَاليٰ فِي القُراٰنِ الكَرِيمِ: ((يٰٓأَ يُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَ أَنتُم مُّسلِمُونَ))
وَاعْلَمُوا أَنَّ اللّٰهَ يَأمُرُكُم بِالصَّلٰوةِ وَالسَّلَامُ عَلٰى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، فقال عَزَّ مِنْ قَائِل: ((إِنَّ ٱللَّهَ وَ مَلٰٓئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّ يٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيهِ وَسَلِّمُوا تَسلِيمًا))
اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ مُحَمَّد، كَمَا صَلَّيتَ عَلٰى إِبرٰهِيمَ وعَلٰي اٰلِ إِبرٰهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. وَبَارِك عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ مُحَمَّد، كَمَا بَارَكتَ عَلٰى إِبرٰهِيمَ و عَلٰى اٰلِ إِبرٰهِيم، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيد.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.
رَبَّنَا ظَلَمنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّم تَغفِر لَنَا وَتَرحَمنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الخَاسِرِين.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَـا فِـي رَجَـبَ وَشَعْـبَانَ وَبَلِّغْــنَا رَمَـضَـــانَ
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَـا فِـي رَجَـبَ وَشَعْـبَانَ وَبَلِّغْــنَا رَمَـضَـــانَ
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَـا فِـي رَجَـبَ وَشَعْـبَانَ وَبَلِّغْــنَا رَمَـضَـــانَ
رَبَّنَا هَب لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعيُنٍ وَاجعَلنَا لِلمُتَّقِينَ إِمَامًا.
رَبَنَآ ءَاتِنَا فِي الدُّنيَا حَسَنَةً وَفِي الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار.
سُبحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُون، وَسَلَامٌ عَلَى المُرسَلِين، وَالحَمدُ لِلَّهِ رَبِّ العَٰلَمِينَ.
أَقِيمُوا الصَّلَاة.
🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
Follow IG MANIS : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D
📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis
💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Iman Islam
No Rek BSI : 5512 212 725
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287891088812







