πΏπΊπππΌππ·πΉ
π Pemateri: Ustadz Agung Waspodo, SE. MPP
π Bagian Kedua
Setelah pembesar Musyrikin Quraisy sepakat untuk membalas dendam kekalahan di Badar, maka Abu Sufyan memobilisasi para saudagar dan Ahabisy (pasukan pengawal berkulit hitam asal Habasyah) untuk perang lagi. Ibnu Hisyam menulis [bahkan ada upaya diintensifkan dengan] mengajak kabilah Kinanah dan penduduk Tihamah.
[Memang kemungkaran memiliki pengaruh menguatkan terhadap sesama kaum zhalim]
Terdapat seorang penyair yang bernama Abu Izzah yang pernah dibebaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam dari statusnya sebagai tawanan Perang Badar. Ketika dalam penawanan, Amru ibn Abdillah al-Jumahi, nama asli Abu Izzah, sempat memelas kepada Baginda Muhammad ShalalLaahu’ alayhi wa Sallam:
Ψ₯ΩΩ ΩΩΩΨ± Ψ°Ω ΨΉΩΨ§Ω Ω ΨΨ§Ψ¬Ψ©
Aku orang fakir, memiliki banyak tanggungan dan keperluan (keluarga)
[musuh Islam kalau sudah kepepet selalu berusaha kelihatan tak berdosa, butuh santunan, belas kasihan, serta perma’afan]
Dengan kebesaran jiwa Baginda, Abu Izzah dibebaskan tanpa syarat. Sesampainya di Makkah, ia didesak Shafwan ibn Umayyah: “Wahai Abu Izzah, engkau adalah penyair terkenal, bantu kami dengan [tajamnya] kata-katamu! Berangkatlah (ke Uhud) bersama kami!”
Abu Izzah, awalnya menolak dengan mengatakan:
Ψ₯ΩΩ Ω ΨΩ Ψ―Ψ§ ΩΨ― Ω ΩΩ ΨΉΩΩΩ ΩΩΨ§ Ψ£Ψ±ΩΨ― Ψ£Ω Ψ£ΨΈΨ§ΩΨ± ΨΉΩΩΩ
“Sungguh Muhammad telah membebaskan aku (tanpa syarat), maka aku tidak ingin (membantu) memenangkan (musuh) atasnya”
Shafwan ibn Umayyah terus merayu: “Kalau begitu (tidak mau bersaing demi kezaliman Quraisy) paling tidak ikut saja (berangkat) bersama kami, kalau aku kembali (dari Uhud dengan kemenangan) maka aku (berjanji) untuk melimpahkan harta bagi mu, kalau engkau terbunuh (pun) maka akan aku angkat anak perempuanmu layaknya anak perempuanku, akan kuayomi dalam kondisi sulit maupun lapang.”
[Dengan sedikit rayuan dunia serta intimidasi atas keluarganya] maka Abu Izzah berangkat ke wilayah Tihamah (pesisir Hijaz) untuk memuji penduduk kabilah Kinanah (untuk berangkat ke Uhud) dengan syairnya.
Mari memohon kemantapan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar tidak pernah berpaling dari al-Haq dan perjuangan atasnya.
Depok, 20 Februari 2018
—
Referensi:
ar-Raudhul Unuf karya al-Imam Abil Qasim Abdurrahman al-Khats’ami as-Suhayli, Jilid 3, halaman 251, Darul Hadits.
πΏπΊπππΌππ·π
Sebarkan! Raih Pahala
πππΊπππΊππ
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
Follow IG MANIS : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D
π±Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis
π° Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Iman Islam
No Rek BSI : 5512 212 725
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130







