Pertanyaan
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Ustadz… Saya mau bertanya, hukum menutup aurat bagi perempuan apakah kewajibannya sampai harus bercadar?
I_12
🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃
Jawaban
Oleh: Ustadz Farid Nu’man Hasan
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Hukum memakai cadar memang Diperselisihkan ulama, terkait dengan auratkah wajah wanita? Mayoritas mengatakan bukan aurat seperti yang dikatakan Imam Ibnu Katsir.
Imam Ibnu Katsir ketika menafsirkan makna “Kecuali yang biasa nampak darinya” mengatakan:
ويحتمل أن ابن عباس ومن تابعه أرادوا تفسير ما ظهر منها بالوجه والكفين، وهذا هو المشهور عند الجمهور
“Ibnu Abbas dan orang-orang yang mengikutinya memaknai maksud “Maa zhahara minha (apa-apa yang biasa nampak darinya)” adalah wajah dan kedua telapak tangan, inilah yang masyhur menurut mayoritas ulama.“ Ini juga pendapat Ibnu Umar, Atha’, Ikrimah, Adh-Dhahak, Abu Sya’tsa’, Said bin Jubeir, dan lain-lain. Sementara Az Zuhri mengatakan: cincin dan gelang kaki. (Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 6/45)
Berkata Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah tentang surat An-Nuur ayat 31:
بدن المرأة كله عورة يجب عليها ستره، ما عدا الوجه والكفين قال الله تعالى (ولا يبدين زينتهن إلا ما ظهر منها)، أي ولا يظهرن مواضع الزينة، إلا الوجه والكفين، كما جاء ذلك صحيحا عن ابن عباس وابن عمر وعائشة
“Seluruh tubuh wanita adalah aurat, wajib atasnya untuk menutupnya kecuali wajah dan kedua telapak tangannya, Allah Ta’ala berfirman: “Janganlah para wanita menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak darinya.”, yaitu jangan menampakkan tempat-tempat perhiasannya kecuali wajah dan kedua telapak tangan, sebagaimana yang diriwayatkan hal itu secara shahih dari Ibnu Abbas, Ibnu Umar, dan Aisyah.” (Fiqhus Sunnah, 1/127)
Sementara Abdullah bin Mas’ud, Ibrahim An-Nakha’i, Hasan Al-Bashri, Ibnu Sirrin, Abu Al-Jauzaa, dan lain-lain, mereka menafsirkan makna “Kecuali yang biasa nampak darinya” adalah pakaian dan selendang. (Imam Ibnu Katsir, Ibid)
Dengan kata lain menurut mereka, wajah wanita adalah aurat. Namun, dalam riwayat lain dari Hasan Al-Bashri, beliau menafsirkan: wajah dan pakaian.
Nah, ini perbedaan pendapat ulama, kita sikapi sama dengan perbedaan fiqih lainnya; toleran dan lapang dada.
Di sisi lain, taat kepada Ibu adalah wajib, dan kewajibannya tidak diperselisihkan. Maka, ketika terjadi benturan antara kewajiban yang diperselisihkan dengan kewajiban yang disepakati, maka utamakanlah kewajiban yang disepakati. Sambil terus memahamkan orang tua dan melobinya agar kembali mengizinkan cadarnya.
Demikian. Wallahu a’lam
🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
Follow IG MANIS : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D
📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis
💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Iman Islam
No Rek BSI : 5512 212 725
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287891088812







