MERAWAT IDENTITAS DIRI SEBAGAI SEORANG MUSLIM

0
62

๐ŸŒฟ๐ŸŒบ๐Ÿ‚๐Ÿ€๐ŸŒผ๐Ÿ„๐ŸŒท๐ŸŒน

๐Ÿ“ Khutbah Jum’at Oleh: Ust. Dwi Budiyanto, M.Hum (IKADI DIY)

ุฅู†ูŽู‘ ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏูŽ ู„ูู„ู‘ู‡ู ู†ูŽุญู’ู…ูŽุฏูู‡ู ูˆูŽู†ูŽุณู’ุชูŽุนููŠู†ูู‡ู ูˆูŽู†ูŽุณู’ุชูŽุบู’ูุฑู‡ู ูˆูŽู†ูŽุชููˆู’ุจู ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽู†ูุนููˆู’ุฐู ุจูุงู„ู„ู‡ู ู…ูู†ู’ ุดูุฑููˆู’ุฑู ุฃูŽู†ู’ููุณูู†ูŽุง ูˆูŽุณูŽูŠูู‘ุฆูŽุงุชู ุฃูŽุนู’ู…ูŽุงู„ูู†ูŽุง ู…ูŽู†ู’ ูŠูŽู‡ู’ุฏู ุงู„ู„ู‘ู‡ ููŽู„ุงูŽ ู…ูุถูู„ู‘ ู„ูŽู‡ู ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูŠูุถู’ู„ูู„ ููŽู„ุงูŽ ู‡ูŽุงุฏููŠ ู„ูŽู‡ู
ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ุงูŽ ุฅู„ูŽู‡ูŽ ุฅู„ุงู‘ ุงู„ู„ู‘ู‡ู ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ู„ุงูŽ ุดูŽุฑููŠูƒูŽ ู„ูŽู‡ู
ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู‘ ู…ูุญูŽู…ู‘ุฏุง ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู„ูู‡ู ูˆุงู„ุตูŽู‘ู„ุงูŽุฉู ูˆูŽุงู„ุณูŽู‘ู„ุงูŽู…ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุญูŽุจููŠู’ุจูู†ูŽุง ูˆูŽุญูŽุจููŠู’ุจู ุฑูŽุจูู‘ ุงู„ุนุงู„ู…ูŽูŠู’ู†ูŽ ุฅู…ุงู…ู ุงู„ู…ุชู‚ูŠู† ูˆู‚ูŽุงุฆุฏู ุงู„ุบูุฑูู‘ ุงู„ู…ูุญูŽุฌูŽู‘ู„ููŠู†ูŽ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ูŽู‘ุฏู ูˆูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ูู‡ู ูˆูŽุตูŽุญู’ุจูู‡ู ูˆุฃู†ุตุงุฑู‡ ูˆุฃุญู’ุจูŽุงุจูู‡ ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ุชูŽุจูุนูŽู‡ู ุฅูู„ูŽู‰ ูŠูŽูˆู’ู…ู ุงู„ุฏูู‘ูŠู’ู†ู ุฃูŽู…ู‘ุง ุจูŽุนู’ุฏู
ููŽูŠูŽุง ุนูุจูŽุงุฏูŽ ุงู„ู„ู‡ูุŒ ุฃููˆู’ุตููŠู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽุฅููŠูŽู‘ุงูŠูŽ ุจูุชูŽู‚ู’ูˆูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ููŽู‚ูŽุฏู’ ููŽุงุฒูŽ ุงู„ู’ู…ูุชูŽู‘ู‚ููˆู’ู†ูŽุŒ ุญูŽูŠู’ุซู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุชูŽุจูŽุงุฑูŽูƒูŽ ูˆูŽุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ ูููŠู’ ูƒูุชูŽุงุจูู‡ู ุงู„ู’ุนูŽุฒููŠู’ุฒู
ูŠูŽุงุฃูŽูŠู‘ู‡ูŽุง ุงู„ู‘ุฐูŽูŠู’ู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆู’ุง ุงุชู‘ู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‡ูŽ ุญูŽู‚ู‘ ุชูู‚ูŽุงุชูู‡ู ูˆูŽู„ุงูŽ ุชูŽู…ููˆู’ุชูู†ู‘ ุฅูู„ุงู‘ ูˆูŽุฃูŽู†ู’ุชูู…ู’ ู…ูุณู’ู„ูู…ููˆู’ู†ูŽ

Maโ€™asyiral muslimin rahimakumullah,
Setiap pekan dalam mimbar-mimbar shalat Jumat kita senantiasa diingatkan untuk bertakwa, meningkatkan ketaatan kita kepada Allah Swt. Kita didorong untuk terus berproses menjadi lebih baik. Pesan itu terus diulang-ulang setiap pekan, sebab menjadi pribadi bertakwa merupakan proses berkelanjutan, yang harus terus-menerus diupayakan dengan penuh kesungguhan. Oleh karena itu, kita sangat menyadari bahwa setiap kita yang hadir di majelis ini sesungguhnya adalah manusia-manusia yang terus berproses dan bertumbuh menjadi lebih baik.

Pesan-pesan ketakwaan itu terus disampaikan agar terbentuk identitas kita sebagai pribadi bertakwa. Tidak ada identitas lain yang patut kita pertahankan hingga akhir usia, kecuali identitas sebagai seorang muslim. Sekali lagi, tidak ada identitas yang melekat dalam diri kita, yang kita pertahankan mati-matian, kecuali identitas sebagai seorang muslim. Diri kita cemas kalau identitas itu hilang. Keluarga kita resah, kalau identitas itu tanggal dari diri kita. Setiap kita berusaha mempertahankan habis-habisan identitas diri kita sebagai seorang muslim. Inilah pesan Alquran yang terus diulang-ulang setiap pekan untuk kita.

ูŠูŽุง ุฃูŽูŠูู‘ู‡ูŽุง ุงู„ูŽู‘ุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ุงุชูŽู‘ู‚ููˆุง ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูŽ ุญูŽู‚ูŽู‘ ุชูู‚ูŽุงุชูู‡ู ูˆูŽู„ูŽุง ุชูŽู…ููˆุชูู†ูŽู‘ ุฅูู„ูŽู‘ุง ูˆูŽุฃูŽู†ู’ุชูู…ู’ ู…ูุณู’ู„ูู…ููˆู†ูŽ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam kondisi sebagai seorang muslim (Q.s. Ali Imran: 102).

Sayangnya, kita sering menceburkan diri dalam identitas yang tidak jelas. Banyak muslim yang tanpa sadar mengikuti tradisi dan perilaku yang tidak mencerminkan identitas diri sebagai seorang muslim. Sebagai seorang ayah, kadang kita biarkan anak-anak larut dalam tradisi dan budaya yang sedang ngetren, bahkan tidak jarang para orang tua memfasilitasinya dengan suka rela. Kita bersikap permisif, serba boleh, pada keluarga kita untuk terlibat pada kebiasaan-kebiasaan hedonis hanya karena tidak menghendaki anak-anak ketinggalan tren.

Memang, kita dikepung oleh tradisi dan budaya hedonis. Kita berhadapan dengan tradisi yang penuh ingar-bingar, yang terlihat seru, penuh hura-hura, dan mulai dilazimkan. Saking lazimnya lalu beberapa keluarga muslim tidak menyadari bahwa kita sedang diseret pada arus kebudayaan hedonis yang tidak mencerminkan karakter dan identitas diri kita sebagai seorang muslim. Padahal, Alquran mewanti-wanti kita agar merawat jati diri kita sebagai seorang muslim. Allah Swt. befirman,

ูŠูŽุง ุฃูŽูŠูู‘ู‡ูŽุง ุงู„ูŽู‘ุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ู„ูŽุง ุชูŽูƒููˆู†ููˆุง ูƒูŽุงู„ูŽู‘ุฐููŠู†ูŽ ูƒูŽููŽุฑููˆุง

Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu seperti orang-orang kafir (Q.s. Ali Imran: 156).

Janganlah kamu seperti orang-orang yang mengerjakan kekafiran, baik cara berpikirnya, perilakunya, maupun tradisi-tradisinya. Tugas berat para ayah dan kita semua untuk menjaga setiap anggota keluarga muslim agar tidak ikut-ikutan dalam tradisi dan budaya yang bertentangan dengan nilai-nilai keislaman.

Jangan biarkan anak-anak dan keluarga kita terpapar tradisi-tradisi hedonis dan permisif, yang menghargai hura-hura dan pesta pora, yang menganggap seru bercampurnya laki-laki dan perempuan secara bebas, dan yang melalaikan mereka dari nilai-nilai agama dan aturan sosial. Salah satu tradisi itu ada dalam perayaan tahun baru yang disponsori besar-besaran.

Maโ€™asyiral muslimin rahimakumullah,
Mari kita bangun kesadaran pada diri anak-anak dan keluarga kita. Mari kita kuatkan mereka agar memiliki izzah (marwah) dan tidak menjadi generasi immaโ€™ah, yang suka ikut-ikutan. Dalam hal ini, mari kita renungkan sabda Rasulullah Saw. yang membingkai kita dalam pergaulan dan interaksi sosial.

ู„ูŽุง ุชูŽูƒููˆู†ููˆุง ุฅูู…ูŽู‘ุนูŽุฉู‹ ุชูŽู‚ููˆู„ููˆู†ูŽ ุฅูู†ู’ ุฃูŽุญู’ุณูŽู†ูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุงุณู ุฃูŽุญู’ุณูŽู†ูŽู‘ุง ูˆูŽุฅูู†ู’ ุธูŽู„ูŽู…ููˆุง ุธูŽู„ูŽู…ู’ู†ูŽุง ูˆูŽู„ูŽูƒูู†ู’ ูˆูŽุทูู‘ู†ููˆุง ุฃูŽู†ู’ููุณูŽูƒูู…ู’ ุฅูู†ู’ ุฃูŽุญู’ุณูŽู†ูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุงุณู ุฃูŽู†ู’ ุชูุญู’ุณูู†ููˆุง ูˆูŽุฅูู†ู’ ุฃูŽุณูŽุงุกููˆุง ููŽู„ูŽุง ุชูŽุธู’ู„ูู…ููˆุง

Janganlah kalian menjadi orang yang immaโ€™ah dengan berkata, โ€œJika manusia menjadi baik, maka kami juga berbuat baik. Dan jika mereka berbuat zalim, maka kami juga akan berbuat zalim.โ€  Akan tetapi, mantapkanlah hati kalian. Jika manusia berbuat baik, kalian juga berbuat baik. Namun, jika mereka berlaku buruk, janganlah kalian berbuat zalim. (H.r. at-Tirmidzi).

Laa takuunuu โ€˜immaโ€™atan. Janganlah kalian menjadi orang yang ikut-ikutan. Ikut-ikutan dalam hal yang baik saja dilarang, apalagi ikut-ikutan dalam keburukan. Ini artinya, Rasulullah Saw. menghendaki agar setiap muslim hidup dengan kesadaran ilmu dan menjadikan ilmu sebagai pijakan untuk menimbang segala hal dalam hidup kita. Pesan Rasulullah Saw. ini rasanya sangat relevan, terlebih ketika sebagian masyarakat kita terjangkit fenomena FOMO (Fear of Missing Out). Orang mengidap perasaan takut ketinggalan momen, tren, atau update yang sedang berlangsung.

Kalau tidak ikut merayakan ingar-bingar tahun baru di pusat-pusat keramaian, rasanya kuno dan ketinggalan momentum. Kalau tidak mengunjungi tempat-tempat yang sedang viral, rasanya tidak mengikuti dinamika dan terkesan jadul. Kalau tidak mengikuti acara-acara tertentu dengan pembicara kondang dan berbiaya mahal, rasanya ketinggalan tren dan kurang wawasan. Contoh-contohnya sangat banyak, tapi semua itu merupakan gejala FOMO (Fear of Missing Out); orang khawatir ketinggalan tren dan momen. Jadilah, sebagian kita mengikuti sesuatu secara immaโ€™ah, ikut-ikutan tren saja. Padahal, pesan Rasulullah Saw. sangat jelas: Laa takuunuu โ€˜immaโ€™atan. Janganlah kalian menjadi orang yang ikut-ikutan.

Dalam hal inilah, keluarga muslim memiliki tugas besar untuk menyiapkan generasi yang tegak di atas izzah dan bukan generasi immaโ€™ah. Proyek terbesar keluarga muslim adalah menumbuhkan identitas dalam diri setiap keluarga dengan identitas sebagai muslim yang berilmu. Hanya dengan cara demikian, kita akan menghadirkan anak-anak yang kokoh imannya, tekun ibadahnya, menawan akhlaknya, kuat karakternya, luas wawasannya, cermat pertimbangan-pertimbangannya, dan peduli terhadap lingkungan serta sesama. Inilah anak-anak yang tidak โ€œneko-nekoโ€, yang tidak menyimpang dari nilai dan aturan. Inilah generasi yang tidak saja dikagumi sesama manusia, tetapi juga sangat dimuliakan Allah Swt.

Dari โ€˜Uqbah bin โ€˜Amir radhiyallahu โ€˜anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda,

ุฅูู†ูŽู‘ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูŽ ุนูŽุฒูŽู‘ ูˆูŽุฌูŽู„ูŽู‘ ู„ูŽูŠูŽุนู’ุฌูŽุจู ู…ูู†ูŽ ุงู„ุดูŽู‘ุงุจูู‘ ู„ูŽูŠู’ุณูŽุชู’ ู„ูŽู‡ู ุตูŽุจู’ูˆูŽุฉูŒ

โ€œSungguh Allah sangat mengagumi seorang pemuda yang tidak menyimpang dari kebenaran.โ€ (H.r. Ahmad. Syaikh Syuโ€™aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan lighairihi).

Inilah pemuda yang secara sadar disiapkan oleh keluarga muslim. Pemuda yang tidak terombang-ambing oleh tren dan tidak pula terseret oleh arus pergaulan yang menyimpang. Inilah anak muda yang kelak akan dinaungi Allah Swt., ketika tidak ada naungan selain dari Allah Swt. Dari Abu Hurairah radhiyallahu โ€˜anhu, dari Nabi Saw., beliau Saw. bersabda, โ€œTujuh golongan yang dinaungi Allah dalam naungan-Nya pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya (di antaranya):

ูˆูŽุดูŽุงุจูŒู‘ ู†ูŽุดูŽุฃูŽ ุจูุนูุจูŽุงุฏูŽุฉู ุงู„ู„ู‡ู

โ€œSeorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allah.โ€ (H.r. Bukhari dan Muslim).

Maโ€™asyiral muslimin rahimakumullah,
Momentum tahun baru bukanlah momentum untuk hura-hura dan mengumbar tradisi permisif-hedonis. Setiap momentum pergantian waktu, pada hakikatnya adalah momentum untuk merawat ketakwaan kita kepada Allah Swt. Ia tidak sekadar terjadi di penghujung Desember. Ia berlangsung di setiap hari-hari kita. Bahkan, setiap pekan, pada setiap shalat Jumat, para khatib senantiasa mewasiatkan kita untuk selalu memperbaiki diri agar menjadi pribadi yang bertakwa. Menjadi pribadi bertakwa hanya dapat ditempuh dengan ber-mujahadah (bersungguh-sungguh) memperkuat komitmen dan keimanan kita. Sungguh, ia tidak diperoleh dengan cara instan, apalagi sekadar dengan meniup terompet dan membunyikan petasan.

ุงู„ูŽู‘ุฐููŠู†ูŽ ูŠูŽุชูŽู‘ุฎูุฐููˆู†ูŽ ุงู„ู’ูƒูŽุงููุฑููŠู†ูŽ ุฃูŽูˆู’ู„ููŠูŽุงุกูŽ ู…ูู†ู’ ุฏููˆู†ู ุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู†ูŽ ุฃูŽูŠูŽุจู’ุชูŽุบููˆู†ูŽ ุนูู†ู’ุฏูŽู‡ูู…ู ุงู„ู’ุนูุฒูŽู‘ุฉูŽ ููŽุฅูู†ูŽู‘ ุงู„ู’ุนูุฒูŽู‘ุฉูŽ ู„ูู„ูŽู‘ู‡ู ุฌูŽู…ููŠุนู‹ุง

โ€œ(yaitu) orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin dengan meninggalkan orang-orang Mukmin. Apakah mereka mencari izzah di sisi orang kafir itu? Ketahuilah bahwa semua izzah itu milik Allah.โ€ (Q.s. An Nisaโ€™: 139)

Izzah dan kewibawaan diri seorang muslim tidak diperoleh dengan berkiblat pada pemikiran, perilaku, budaya, dan tradisi kekafiran. Ia hanya akan dianugerahkan Allah Swt. ketika setiap muslim berpegang teguh dengan keimanan dan keislaman. Fa innal โ€˜izzata lillaahi jamiiโ€™an. Sesungguhnya izzah itu hanya milik Allah seluruhnya. Semoga Allah Swt. memperkuat komitmen kita untuk menjadikan Islam sebagai jalan hidup bagi diri dan keluarga kita. Semoga Allah mudahkan kita untuk membersamai anak-anak kita menjadi generasi yang penuh izzah, bukan generasi immaโ€™ah.

ุจูŽุงุฑูŽูƒูŽ ุงู„ู„ู‡ู ู„ููŠู’ ูˆูŽู„ูŽูƒูู…ู’ ุจุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุขู†ู ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู’ู…ู ูˆูŽู†ูŽููŽุนูŽู†ููŠู’ ูˆูŽุฅููŠูŽู‘ุงูƒูู…ู’ ุชูู„ุงูŽูˆูŽุชูŽู‡ ูููŠ ูƒูู„ูู‘ ูˆูŽู‚ู’ุชู ูˆูŽุญููŠู† ุฅูู†ูŽู‘ู‡ู ู‡ููˆูŽ ุงู„ุณูŽู‘ู…ููŠู’ุนู ุงู„ู’ุนูŽู„ููŠู’ู…ู. ูˆุงุณู’ุชูŽุบู’ููุฑููˆู’ู‡ูุŒ ุฅูู†ูŽู‘ู‡ู ู‡ููˆูŽ ุงู„ู’ุบูŽูููˆู’ุฑู ุงู„ุฑูŽู‘ุญููŠู’ู…ู

Khutbah Kedua

ุงูŽู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ู„ู‡ู ูˆูŽูƒูŽููŽู‰ุŒ ูˆูŽุฃูุตูŽู„ูู‘ูŠู’ ูˆูŽุฃูุณูŽู„ูู‘ู…ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ูŽู‘ุฏู ุงู„ู’ู…ูุตู’ุทูŽููŽู‰ุŒ ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ูู‡ู ูˆูŽุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจูู‡ู ุฃูŽู‡ู’ู„ู ุงู„ู’ูˆูŽููŽุงุŒ ุฃูŽู…ูŽู‘ุง ุจูŽุนู’ุฏูููŽูŠูŽุง ุฃูŽูŠูู‘ู‡ูŽุง ุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููˆู’ู†ูŽุŒ ุฃููˆู’ุตููŠู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽู†ูŽูู’ุณููŠู’ ุจูุชูŽู‚ู’ูˆูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุงู„ู’ุนูŽู„ููŠูู‘ ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู’ู…ู ูˆูŽุงุนู’ู„ูŽู…ููˆู’ุง ุฃูŽู†ูŽู‘ ุงู„ู„ู‡ูŽ ุฃูŽู…ูŽุฑูŽูƒูู…ู’ ุจูุฃูŽู…ู’ุฑู ุนูŽุธููŠู’ู…ูุŒ ุฃูŽู…ูŽุฑูŽูƒูู…ู’ ุจูุงู„ุตูŽู‘ู„ูŽุงุฉู ูˆูŽุงู„ุณูŽู‘ู„ูŽุงู…ู ุนูŽู„ูŽู‰ ู†ูŽุจููŠูู‘ู‡ู ุงู„ู’ูƒูŽุฑููŠู’ู…ู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ: ุฅูู†ูŽู‘ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูŽ ูˆูŽู…ูŽู„ูŽุงุฆููƒูŽุชูŽู‡ู ูŠูุตูŽู„ูู‘ูˆู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู†ูŽู‘ุจููŠูู‘ุŒ ูŠูŽุง ุฃูŽูŠูู‘ู‡ูŽุง ุงู„ูŽู‘ุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ุตูŽู„ูู‘ูˆุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูู‘ู…ููˆุง ุชูŽุณู’ู„ููŠู…ู‹ุงุŒ ุงูŽู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ูŽู‘ ุตูŽู„ูู‘ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ูŽู‘ุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ู ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ูŽู‘ุฏู ูƒูŽู…ูŽุง ุตูŽู„ูŽู‘ูŠู’ุชูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ุฅูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽ ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ู ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ุฅูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽ ูˆูŽุจูŽุงุฑููƒู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ูŽู‘ุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ู ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ูŽู‘ุฏู ูƒูŽู…ูŽุง ุจูŽุงุฑูŽูƒู’ุชูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ุฅูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽ ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ู ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ุฅูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽุŒ ูููŠู’ ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู’ู†ูŽ ุฅูู†ูŽู‘ูƒูŽ ุญูŽู…ููŠู’ุฏูŒ ู…ูŽุฌููŠู’ุฏูŒ
ุงูŽู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ูŽู‘ ุงุบู’ููุฑู’ ู„ูู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ูŽุงุชู ูˆุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ูŽุงุชู ุงู„ู’ุฃูŽุญู’ูŠูŽุงุกู ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ูˆูŽุงู„ู’ุฃูŽู…ู’ูˆูŽุงุชู
ุงูŽู„ู„ูŽู‘ู‡ูู…ูŽู‘ ุฅูู†ูŽู‘ุง ู†ูŽุณู’ุฃูŽู„ููƒูŽ ุฑูุถูŽุงูƒูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุฌูŽู†ูŽู‘ุฉูŽ ูˆูŽู†ูŽุนููˆู’ุฐู ุจููƒูŽ ู…ูู†ู’ ุณูŽุฎูŽุทููƒูŽ ูˆูŽุงู„ู†ูŽู‘ุงุฑู
ุงู„ู„ู‡ู… ุงุฏู’ููŽุนู’ ุนูŽู†ูŽู‘ุง ุงู„ู’ุจูŽู„ูŽุงุกูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุบูŽู„ูŽุงุกูŽ ูˆูŽุงู„ู’ูˆูŽุจูŽุงุกูŽ ูˆูŽุงู„ู’ููŽุญู’ุดูŽุงุกูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูู†ู’ูƒูŽุฑูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุจูŽุบู’ูŠูŽ ูˆุดูŽู…ูŽุงุชุฉ ุงู„ุฃุนู’ุฏุงูŽุก ูˆูŽุงู„ุดูŽู‘ุฏูŽุงุฆูุฏูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุญูŽู†ูŽุŒ ู…ูŽุง ุธูŽู‡ูŽุฑูŽ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ูˆูŽู…ูŽุง ุจูŽุทูŽู†ูŽุŒ ู…ูู†ู’ ุจูŽู„ูŽุฏูู†ูŽุง ู‡ูŽุฐูŽุง ุฎูŽุงุตูŽู‘ุฉู‹ ูˆูŽู…ูู†ู’ ุจูู„ู’ุฏูŽุงู†ู ุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ุนูŽุงู…ูŽู‘ุฉู‹
ุงูŽู„ู„ูŽู‘ู‡ูู…ูŽู‘ ุงูู’ุชูŽุญู’ ุจูŽูŠู’ู†ูŽู†ูŽุง ูˆูŽุจูŽูŠู’ู†ูŽ ู‚ูŽูˆู’ู…ูู†ูŽู‘ุง ุจูุงู„ู’ุญูŽู‚ูู‘ ูˆูŽุงูŽู†ู’ุชูŽ ุฎูŽูŠู’ุฑู ุงู„ู’ููŽุงุชูุญููŠู’ู†ูŽ
ุฑูŽุจูŽู‘ู†ูŽุง ุขุชูู†ูŽุง ูููŠ ุงู„ุฏูู‘ู†ู’ูŠูŽุง ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู‹ ูˆูŽูููŠ ุงู„ุขุฎูุฑูŽุฉู ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู‹ ูˆูŽู‚ูู†ูŽุง ุนูŽุฐูŽุงุจูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุงุฑู
ุนูุจูŽุงุฏูŽ ุงู„ู„ู‡ูุŒ ุฅู†ูŽู‘ ุงู„ู„ู‡ูŽ ูŠูŽุฃู’ู…ูุฑู ุงู„ู’ุนูŽุฏู’ู„ู ูˆูŽุงู„ู’ุฅุญู’ุณูŽุงู†ู ูˆูŽุฅููŠู’ุชูŽุงุกู ุฐููŠ ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุจูŽู‰ ูˆูŠูŽู†ู’ู‡ูŽู‰ ุนูŽู†ู ุงู„ููŽุญู’ุดูŽุงุกู ูˆูŽุงู„ู’ู…ูู†ู’ูƒูŽุฑู ูˆูŽุงู„ุจูŽุบู’ูŠูุŒ ูŠูŽุนูุธููƒูู…ู’ ู„ูŽุนูŽู„ูŽู‘ูƒูู…ู’ ุชูŽุฐูŽูƒูŽู‘ุฑููˆู’ู†ูŽ. ููŽุงุฐูƒูุฑููˆุง ุงู„ู„ู‡ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู’ู…ูŽ ูŠูŽุฐู’ูƒูุฑู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽู„ูŽุฐููƒู’ุฑู ุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑ.

๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐ŸŒบ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐ŸŒบ๐Ÿƒ๐Ÿƒ


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

Follow IG MANIS : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D

๐Ÿ“ฑInfo & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis

๐Ÿ’ฐ Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Iman Islam
No Rek BSI : 5512 212 725
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here