KhutbahMateri Kajian Manis

Ikhtiar Mengelola Harta Menuju Ridhanya

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹

📝 Khutbah Jum’at Oleh: Ust. Muhammad Hanafi, S.Ag (IKADI DIY)

اَلحَمدُ لِلَّهِ الَّذِي فَضَّلَ بَنِي آدَمَ بِالْعِلمِ وَالْاِيْمَانِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إلَّا اللهُ العَلِيْمُ المَنَّان، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الهَادِي إلَى دِيْنِ الْاِسْلاَمِ.
أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْمِيْزَانِ، أَمَّا بَعدُ؛
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوصِيكُم وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَد فَازَ المُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. ((يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ)). وَقَالَ تَعَالَى: ((وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّقُوْلُ رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ))

Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat, Rahimakumullah.
Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah ta’ala yang senantiasa melimpahkan rahmat, menebarkan barokah, dan menganugerahkan hidayah sehingga kita masih setia dan tunduk pada perintah Allah untuk menghadiri ibadah shalat Jumat. Untuk itu jamaah sekalian, marilah kita ikhlaskan diri untuk melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Bertakwalah di mana pun dan bagaimana pun kondisi dan situasinya. Bertakwalah dalam segala situasi, baik ketika longgar maupun sempit, sehat maupun sakit, sepi maupun ramai, sendirian maupun berjamaah, karena kemuliaan hanya diraih dengan ketakwaan.

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ

“Sesungguhnya yang paling mulia diantara kalian adalah yang paling bertakwa.” (Q.s. Al-Hujurat: 13)

Jamaah Jumat Rahimakumullah.
Di era kemajuan saat ini, harta merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk kelangsungan kehidupan. Tidak dapat dipungkiri, mewujudkan kesejahteraan, kemajuan dan kemakmuran tidak bisa dilakukan tanpa melibatkan uang atau harta. Maka pada kesempatan Jumat yang berbahagia ini, kita akan belajar tentang kiat dan metode mengelola harta, agar anugerah harta yang kita miliki bisa menjadi sarana untuk meraih ridha Allah dan menggapai kebahagiaan di dunia hingga akhirat. 

Dalam Al-Qur’an surat ke 28, surat Al-Qashas Allah Ta’ala memaparkan berbagai kisah yang dapat dijadikan pelajaran yang berharga, panduan untuk meluruskan arah dan tujuan hidup kita. Diantaranya adalah kisah kaumnya Nabi Musa yang oleh Allah Ta’ala diberi harta yang banyak, melimpah-ruah, kekayaan yang fantastis, yaitu Qarun.

اِنَّ قَارُوْنَ كَانَ مِنْ قَوْمِ مُوْسٰى فَبَغٰى عَلَيْهِمْ ۖ وَاٰتَيْنٰهُ مِنَ الْكُنُوْزِ مَآ اِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوْاُ بِالْعُصْبَةِ اُولِى الْقُوَّةِ اِذْ قَالَ لَهُ قَوْمُهُ لَا تَفْرَحْ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْفَرِحِيْنَ

“Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: “Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri”. (Q.s. Al-Qashas: 76)

Disela-sela pemaparan kisah Qarun dengan hartanya ini, Allah Ta’ala memberikan perintah tentang tatacara pengelolaan harta, agar harta yang kita miliki dapat menghadirkan keberkahan dan kebahagiaan. Tidak seperti Qarun yang sombong dan membanggakan hartanya, namun pada akhirnya dia dibinasakan dengan ditenggelamkan ke dalam bumi bersama hartanya. Allah Ta’ala berfirman; 

وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Q.s. Al-Qashas: 77)

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Paling tidak terdapat empat poin penting yang perlu kita cermati dari ayat ke 77 dari surat Al-Qashas ini;

Pertama; orientasikan harta agar bernilai positif di kehidupan akhirat. 

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat.

Allah Ta’ala telah melimpahkan anugerah, karunia, nikmat yang demikian banyaknya. Kita dianugerahi harta, keluarga, tetangga, teman, pekerjaan, ketrampilan, pengetahuan, kesehatan dan kesempatan. Maka hendaklah kita berikhtiar maksimal agar mampu ridha menerima dengan legawa semua karunia Allah, nerimo ing pandum, menerima dengan penuh kesyukuran. Sebelum kita mengharap ridha dari Allah, kita harus ridha dulu dengan pemberian Allah kepada kita, mau menerima qadha dan qadarnya. 

Sungguh Allah telah membagikan rezeki dan karunia-Nya kepada manusia dengan penuh keadilan. Masing-masing orang mendapatkan jatahnya yang berbeda dengan orang lain. Semuanya Allah berikan sesuai dengan pengetahuan dan kebijaksanaan-Nya. Maka, yakinilah bahwa rezeki yang kita dapatkan adalah porsi yang paling tepat dan sesuai untuk kita. Tidak perlu iri dan dengki karena beranggapan orang lain mendapatkan karunia harta yang lebih banyak. Apalagi sampai melakukan perbuatan yang kriminal seperti korupsi, mencuri, merampas dan merampok hak milik orang lain.
Allah telah berjanji untuk memberi rezeki kepada semua makhluk-Nya di alam semesta ini. Tugas kita sebagai hamba adalah adalah mensyukuri karunia rezeki Allah tersebut, dan menggunakannya sebagai sarana untuk melakukan ketaatan kepada Allah dan ber-taqarrub kepada-Nya dengan berbagai bentuk ketaatan dan ketundukan. Pada dasarnya, karunia Allah yang berupa harta, kuasa dan ilmu adalah merupakan wasilah atau alat agar kita mampu taat dengan berbagai bentuk ibadah. Semakin banyak harta, semakin tinggi kuasa atau jabatan dan semakin banyak ilmu, harusnya selaras dengan semakin banyak dan bertambahnya ibadah yang dilakukan. 

Jamaah jumat rahimakumullah,
Yang kedua;

وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا

“Dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi. ”

Frasa ini menjelaskan bahwa kita boleh merasakan dan menikmati bagian kita di kehidupan dunia. Allah Ta’ala memberikan kesempatan kepada kita untuk menikmati indah dan nikmatnya dunia, tentu dalam batas-batas yang diperbolehkan. Allah menciptakan segala yang ada di dunia ini untuk menunjang suksesnya misi manusia sebagai khalifatullah fil ardh, yaitu sebagai makhluk yang diberi tugas untuk mengatur, mengelola, merawat dan mempergunakan alam dan isinya untuk kemaslahatan kehidupan.

Misi yang Allah amanahkan kepada manusia dalam menjalankan tugas sebagai khalifah dibarengi dengan fasilitas yang lengkap dan sarana yang sangat memadai. Dan di tengah proses menjalankan amanah tersebut, manusia diberi kesempatan, kelonggaran dan keleluasaan untuk menikmati kenikmatan duniawi. Kita bisa menikmati kebahagiaan di tengah menjalankan tugas dan kewajiban. Dan menikmati kebaikan dan kebahagiaan bisa diawali dari mulai saat ini, di dunia ini, hingga nanti di akhirat. 

وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّقُوْلُ رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”. )Q.s. Al-Baqarah: 201)

Yang ketiga adalah mendawamkan, melanggengkan, atau terus mentradisikan perilaku ihsan.. 

وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ

Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu.

Kehadiran kita dimanapun, seharusnya memberi kontribusi positif bagi kehidupan. Keberadaan kita bermanfaat bagi orang lain, nafi’un lighairihi, migunani tumraping liyan. Kemunculan kita memberi solusi, bukan menjadi problem. Problem solver, not trouble maker. Diri kita identik dengan manfaat dan nilai positif. Orang merasa nyaman, aman dan senang dengan kehadiran kita. 

Ketika seseorang berbuat baik, maka manfaat dan efek kebaikan itu akan kembali kepadanya, demikian juga ketika orang melakukan keburukan, kejahatan, maka efek negatifnya akan kembali kepada pelakunya. 

اِنْ اَحْسَنْتُمْ اَحْسَنْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْ ۗ وَاِنْ اَسَأْتُمْ فَلَهَا ۗ

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri. (Q.s. Al-Isra’: 7)

Jama’ah Jumat Rahimakumullah.
Adapun yang keempat adalah tidak melakukan ifsad atau kerusakan di bumi.

وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ

Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.

Ketika seseorang diberi harta, diamanahi kuasa, dititipi ilmu, itu sejatinya merupakan modal untuk melakukan ihsan, bukan alat untuk berbuat kerusakan, menebar ketakutan apalagi menzalimi orang lain. Para hartawan, pejabat, ilmuwan harus mampu menahan diri dari melakukan kerusakan dengan dalih mengelola alam raya ini. Boleh melakukan penambangan berbagai kekayaan alam namun dalam batas kewajaran. Eksploitasi terhadap alam yang berlebihan tentu akan berdampak negatif bagi kelangsungan kehidupan. 

Apapun posisi kita, siapapun kita, dimanapun kita, mari kita bersama-sama berikhtiar untuk merawat bumi, menggunakannya dengan hati-hati agar tetap lestari dan menjadi warisan berharga dari generasi ke generasi. Jangan menebarkan kerusakan dan melakukan eksploitasi alam yang berlebihan diluar kewajaran. Ingat, Allah Ta’ala tidak suka kepada manusia yang melakukan tindakan ifsad atau perusakan;

إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan..

Ma’asyiral Muslimin, Rahimakumullah
Semoga Allah ta’ala terus melimpahkan rahmat, hidayat dan bimbingan-Nya, sehingga kita mampu mengelola harta yang Allah amanahkan kepada kita. Harta kita orientasikan, kita tujukan untuk meraih kebahagiaan di kampung akhirat, namun kita tetap senantiasa berbahagia dengan menikmati anugerah Allah yang kita terima saat ini. Harta yang dititipkan kepada kita, kita gunakan sebagai modal untuk terus berbuat baik, dan jangan melakukan tindakan yang mengarah pada perusakan terhadap alam dan lingkungan. Kita memohon kepada Allah agar diberi kebahagiaan dan kebaikan, hasanah, di dunia dan akhirat.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لله حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ. اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ وَكَفَرَ. وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، سَيِّدُ الْإِنْسِ وَالْبَشَرِ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
أمَّا بَعْد؛
فَيَا عِبَادَ الله، اِتَّقُوْا الله وَذَرُوالْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ منها وَمَا بَطَن. وَحَافِظُوْا عَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمُعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ، وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالى وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: ((اِنَ الله وَمَلَا ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا))
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَ حَبِيْبِنَا مُحَمَّدٍ وَّعَلى اَلِه وَ سَائِرِ الصَّحَابَةِ وَ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانِ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ، وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اْلأَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَات، وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَات.
اللهم عَلَيْكَ بِالْيَهُوْدِ الظَّالِمِيْن، وَالصَّهَايِنَةِ الْغَاصِبِيْن، اللهم أَحْصِهِمْ عَدَدًا، وَاقْتُلْهُمْ بَدَدًا، وَلَا تُغَادِرْ مِنْهُمْ أَحَدًا
اللهم يَا مُسَبِّبَ الْأَسْبَاب، وَيَا هَازِمَ الْأَحْزَاب، إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَنْصُرَ أَهْلَ فِلِسْطِيْن عَلَى مَنْ عَادَاهُم، اللهم سَدِّدْ رَمْيَهُمْ، وَوَحِّدْ صفَّهُمْ، وَثَبِّتِ الْأَرْضَ تَحْتَ أَقْدَامِهِمْ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْبَرَصِ وَالْجُنُونِ وَالْجُذَامِ وَمِنْ سَيِّء الْأَسْقَامِ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَة، وَالْمُعَافَاةِ الدَّائِمَة، فِي دِيْنِنَا وَدُنْيَاناَ وَأَهْلِنَا وَمَالِناَ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
والْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
أَقِيْمُوا الصَّلَاة.

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

Related Posts

Leave A Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *