Mencintai Rasulullah ﷺ

0
162

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹

📝 Khutbah Jum’at: Ustadz Arfiansyah Harahap, S.Pd.I, Lc, M.Pd.I (IKADI DIY)

الحَمْدُ لِلّهِ الّذِيْ جَعَلَ مَحَبَّةَ مُحَمَّدٍ – صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – مِنْ الإيْمَانِ، وَجَعَلَ سُنّتَهُ طَرِيْقًا لِدُخُوْلِ الجِنَانِ
وَأَشْهَدُ أنْ لَّا إِلَهَ إِلّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه، أَمَرَ بِمَحَبَّةِ النَّبِيِّ العَدْنَانِ، وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ ورسُوْلُهُ خَيْرَ مَنْ صَلَّى وَ صَامَ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آله وَأَصْحَابهِ الكِرَامِ.
أَمَّا بَعْد؛
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْن، أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بالمؤمنين رَءُوفٌ رَّحِيمٌ

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Pada khutbah kali ini, kita akan membahas tentang bagaimana mencintai Rasulullah Saw. Pembicaraan tentang mencintai Rasulullah Saw., bukan sekadar membicarakan kecondongan hati kepada seseorang atau perasaan mengidolakan sosok manusia luar biasa. Lebih dari itu, kita sedang membicarakan salah satu bagian terpenting dari perkara akidah seorang muslim. Karena Mahabbah atau kecintaan kepada Rasulullah Saw. menjadi salah satu tolok ukur keimanan seseorang. Hal itu bisa kita pahami dari persaksian dua kalimah syahadat kita,

أَشْهَدُ أنْ لَّا إِلَهَ إِلّا اللهُ وأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله

Mencintai Rasulullah Saw., berarti mencintai sosok penyelamat umat manusia dari jurang kebinasaan. Beliaulah sosok yang telah mengeluarkan manusia dari gelapnya kejahiliyahan dan kezaliman kepada cahaya petunjuk hidup dan keadilan. Beliaulah sosok yang menyadarkan manusia pentingnya berakhlak mulia dan menjaga kehidupan sosial. Beliaulah sosok yang mengajarkan kita untuk menegakkan keadilan, mewujudkan keharmonisan, membantu sesama dan menyejahterakan kehidupan masyarakat.

Mencintai Rasulullah Saw. berarti mencintai sosok yang mengajarkan pentingnya menjaga hubungan dengan Allah Swt., pencipta langit dan bumi dan pengatur alam semesta. Nabi Saw. mencontohkan kepada kita bagaimana menjadi hamba yang taat dengan berkomitmen melaksanakan shalat berjamaah hingga qiyamul lail, pada saat seluruh manusia terlelap dalam istirahatnya.

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga membimbing kita untuk bermujahadah dan berjuang dengan mengoptimalkan segala potensi kebaikan yang dapat dilakukan, baik bagi individu, masyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Beliau Saw. pula yang mengingatkan kita untuk menata hidup secara seimbang, tidak kurang dan juga tidak berlebihan.

Hadirin rahimakumullah,
Mencintai Rasulullah berarti selalu merindukannya dan tidak tahan berjauh-jauh darinya. Cinta dan rindu yang sangat besar, yang tidak dapat ditandingi dengan cinta kepada apapun dan siapapun, kecuali cinta kepada Allah. Inilah rasa cinta yang diteladankan para sahabat radliyallahu’anhum. Sungguh, dari zaman ke zaman, tidak ada manusia yang paling baik dalam mencintai Rasulullah Saw. selain para sahabat Rasulullah Saw. Mereka telah mencontohkan kepada kita bagaimana cara mencintai Rasulullah Saw.

Suatu hari, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang tangan Umar. Umar lantas mengatakan, “Wahai Rasulullah, sungguh aku sangat mencintaimu melebihi apapun selain diriku.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bersabda, “Tidak (seperti itu), demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, hingga saya lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri.”

Mendengar hal itu, Umar lalu mengatakan, “Demi Allah, sekarang engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Sekarang engkau mengatakan hal yang benar wahai Umar.” (Sahih al-Bukhari. Hadis no. 6632)

Semenjak saat itu, Umar senantiasa berusaha untuk mendidik dirinya agar mencintai semua hal yang dicintai Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Hadirin, lihatlah kecintaan Sumaira binti Qais, seorang shahabiyyah Anshar yang anaknya terkena panah dan akhirnya syahid di medan Uhud. Dalam keadaan berduka, keluar dari lisannya satu pertanyaan yang membuktikan cintanya kepada Rasulullah Saw. Dia berkata kepada para pasukan perang Uhud, “Dimana dan bagaimana keadaan Rasulullah Saw.?” Lalu tiba-tiba Rasulullah Saw. terlihat di antara pasukan. Setelah itu, Sumaira binti Qais mendekati Rasulullah Saw. seraya berkata, “Ya Rasulullah, segala bentuk musibah setelah melihatmu terasa ringan.” (HR. Al-Baihaqi dalam Dalail an-Nubuwwah 3/301)

Hadirin rahimakumullah,
Layaknya dalam perkara cinta, mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menuntut bukti konkrit dari sang pencinta. Tidaklah cinta jika sekadar untaian kata yang menghiasi bibir, tapi tanpa komitmen dan kesediaan berkorban. Cinta kepada baginda Rasul Saw. merupakan cinta suci yang lahir dari iman di dalam dada. Bukti seseorang mencintai Rasulullah Saw. adalah dengan berupaya menjadikan setiap apa yang dilakukan Rasulullah Saw. sebagai teladan dalam perilaku kesehariannya. Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam Al-Quran:

وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا

“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dan apa yang dilarangnya maka tinggalkanlah.” (QR. Al-Hasyr: 7)

Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah,
Agar hubbur-rasul (cinta kepada Rasul) terpatri dalam relung setiap muslim, ada beberapa hal yang harus dilakukan.

Pertama, membaca kembali sirah Nabi Saw. Mustahil kita bisa mencintai seseorang yang tidak kita kenal. Maka, aneh rasanya jika sebagai muslim tidak mengenal Rasulullah Saw. Padahal, kita telah bersyahadat akan kerasulannya. Jika kita telah bersyahadat tapi ternyata tidak mengenal beliau Saw., sesungguhnya syahadat seperti apa yang telah dilakukan dan seperti apa kualitas persaksian tersebut? Oleh karena itu, bacalah sirahnya, bacalah bagaimana beliau berperilaku dan berakhlak, ikuti kajian mengenai sejarah hidup Nabi, lakukan diskusi-diskusi mengenai Rasulullah Saw., agar kita semakin mencintai beliau Saw.

Kedua, ‘ittiba’ atau menjadikan perilaku keseharian beliau Saw. menjadi perilaku keseharian kita. Dari cara kita beribadah, mengelola perekonomian, mengelola kehidupan sosial, hingga mengelola kepentingan masyarakat umum. Semuanya telah Rasulullah Saw. contohkan. Sangat lengkap keteladanan Rasulullah Saw., hingga tidak ada satupun urusan keseharian, baik yang kecil maupun yang besar, yang tidak dicontohkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Ketiga, menjadikan sifat-sifat utama Rasulullah Saw. sebagai sifat-sifat keseharian kita. Kejujurannya, kedisiplinannya, kesantunannya, keramahannya, kecerdasannya, dan kemampuan komunikasinya merupakan karakter yang harus kita teladani. Diantara yang sudah dikenal oleh kaum muslimin adalah empat karakter utama Nabi yaitu siddiq, amanah, fathonah dan tabligh.

Keempat, berjuang dalam membuktikan komitmen kita sebagai orang yang mencintai Rasulullah Saw. Hal ini dilakukan dengan terus berupaya mengamalkan sunnah-sunah yang diteladankan Rasulullah kepada kita.

Kelima, menjadi pembela Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dengan membela Rasulullah Saw., sama dengan membela akidah dan membela agama. Rasulullah Saw. adalah pembawa risalah Islam. Membela Rasulullah Saw. sama dengan membela agama Allah Subhanahu wa ta’ala.

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا

“Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara.” (QS. Ali ‘Imran: 103).

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، إِرْغَامًا لِمْنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَر. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، خَيْرُ الرُّسُلِ وَسَيِّدُ الْبَشَر.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ، صَلَاةً دَائِمَةً إِلَى يَوْمِ الْمَحْشَر.
أَمَّا بَعْد؛
فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ.
وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِه، وَثَنَّى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ، وَثَلَّثَ بِكُمْ أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْن، فَقَالَ عَزَّ مِنْ قَائِل: إِِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً.
اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللهم اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ.
اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ،
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَة، وَالْمُعَافَاةِ الدَّائِمَة، فِي دِيْنِنَا وَدُنْيَاناَ وَأَهْلِنَا وَمَالِناَ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
والْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Wallahu A’lam

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here