Bergegas dalam Menjalankan Amanah Dakwah

0
224

๐ŸŒฟ๐ŸŒบ๐Ÿ‚๐Ÿ€๐ŸŒผ๐Ÿ„๐ŸŒท๐ŸŒน

๐Ÿ“ Pemateri: Ustadzah Rochma Yulika

Mari kita renungkan, seperti apa Allah memergilirkan kematian. Dari masa ke masa manusia yang terlahir tumbuh mendewasa dan tiada. Terus begitu sehingga tak ada yang baka.

Dari zaman Adam setiap nyawa akan kembali pada Rabbnya. Bahkan tak pernah tahu rahasia ajal manusia. Ada yang baru lahir Allah sudah memintanya pulang. Ada yang anak-anak, ada yang dewasa, ada juga yang usia tua. Tak bisa diprediksi jatah umur kita.

Jika demikian, masihkah kita berpikir bahwa hari esok masih ada? Dan berhak menjadi milik kita? Serta berharap pasti untuk menemuinya? Tidak! Sedetik saja belum tentu nafas kita masih ada.

Banyak kisah yang kita dapati di sekitar kita. Baru saja kita bersapaan tak selang lama teman kita sudah tak berdaya. Kita tentu akan terkejut tentang kematian yang tiba-tiba padahal di mata Allah tidak. Karena ayat dalam Al Qur’an sangat jelas bercerita bahwa ketika kematian datang tidak bisa diawalkan dan juga diakhirkan. Artinya tak bisa ditawar bila Allah menginginkan kita kembali.

Dan ketika sudah tak bisa bergerak lagi, tak ada amal yang bisa kita kerjakan, tak ada pahala yang bisa kita kumpulkan dan tak ada kesempatan walau ada penyesalan.

Ajal tak pernah menunggu taubat kita. Mari segera berbenah untuk menjalankan perintah Nya. Karena itu kewajiban kita sebagai hamba.

Amanah Allah itu banyak, bahkan sangat mungkin tak akan selesai hingga akhir hayat kita. Banyak tugas yang diembankan pada kita. Dan siapa saja yang bisa bergegas niscaya Allah pun akan menyelamatkan hamba Nya serta memenuhi setiap harapan-harapannya.

Jika kamu ingin agar Allah tetap memberikan hal yang kamu sukai, maka gigihlah dalam mengerjakan hal-hal yang Allah sukai. โ€“ Ahmad bin Hanbal

Hidup ini tidak lain dari sebuah safari atau perjalanan panjang dalam melaksanakan amanah dari Allah. Dalam hidupnya manusia dibatasi oleh empat dimensi, bumi tempat beramal, waktu atau umur sebagai sebuah kesempatan beramal, nilai Islam yang menjadi landasan amal dan potensi diri sebagai modal beramal.

Maka orang yang bijak adalah orang yang senantiasa mengukur keterbatasan-keterbatasan dirinya untuk sebuah produktivitas yang tinggi dan hasil yang membahagiakan. Orang-orang yang beriman adalah orang-orang yang senantiasa sadar bahwa detik-detik hidupnya adalah karya dan amal shalih. Kehidupannya di dunia sangat terbatas sehingga tidak menyia-nyiakannya untuk hal-hal yang sepele, remeh apalagi perbuatan yang dibenci (makruh) dan haram.

โ€œHai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahuiโ€ (QS Al-Anfaal 27).

Dan setiap amanah yang diberikan kepada kita akan diminta pertanggungjawabnya di hadapan Allah. Barangsiapa yang menunaikan amanah sekecil apapun, niscaya akan dilihat Allah. Dan barangsiapa yang melalaikan amanah sekecil apapun niscaya akan dilihat. Manusia tidak akan dapat lari dari tanggungjawab itu. Karena tempat yang ditinggali adalah bumi Allah, umur yang dimiliki adalah ketentuan Allah, potensi yang ada adalah anugerah Allah dan nilai Islam adalah tolok ukur dari pelaksanaan amanah tersebut. Kemudian mereka akan datang menghadap Allah.

Maka berhati-hatilah bila mengabaikannya. Waspadalah bila tak peduli terhadapnya. Dan hati-hati bila lalai menjalankan dengan sebaiknya.

Wahai pengemban amanah dakwah, bertanyalah pada hatimu. Ketika tugas itu engkau jalankan, apa sejatinya yang engkau inginkan dari terlaksanakannya amanah tersebut?

Imam Asy-Syahid Hasan Al-Banna pernah mengatakan dalam Risalahnya tentang tujuan dakwah ini,

ูˆุฃู†ู‘ู†ุง ุจุญู…ุฏ ุงู„ู„ู‡ ุจุฑุงุก ู…ู† ุงู„ู…ุทุงู…ุน ุงู„ุดุฎุตูŠู‘ุฉ ุจุนูŠุฏูˆู† ุนู† ุงู„ู…ู†ุงูุน ุงู„ุฐุงุชูŠู‘ุฉ, ูˆู„ุง ู†ู‚ุตุฏ ุงู„ุงู‘ ูˆุฌู‡ ุงู„ู„ู‡ ูˆุฎูŠุฑ ุงู„ู†ุงุณ ูˆู„ุง ู†ุนู…ู„ ุงู„ุงู‘ ุงุจุชุบุงุก ู…ุฑุถุงุชู‡, ูˆุงู†ู‘ู†ุง ู†ุชุฑู‚ู‘ุจ ุชุฃูŠูŠุฏ ุงู„ู„ู‡ ูˆู†ุตุฑู‡ ูˆู…ู† ู†ุตุฑู‡ ุงู„ู„ู‡ ูู„ุง ุบุง ู„ุจ ู„ู‡โ€

Sesungguhnya kita -Alhamdulillah- terbebas dari ambisi-ambisi dan kepentingan-kepentingan pribadi. Kita tidak menginginkan kecuali wajah Allah dan kebaikan bagi manusia. Kita tidak beramal kecuali ingin meraih ridha-Nya. Kita menantikan dukungan dan pertolongan Allah. Sebab siapa saja yang dimenangkan Allah, maka tidak seorangpun yang akan bisa mengalahkannya.”

Berdakwah lillah itulah spirit kita sehingga bila harus tiada niscaya kita akan bisa berkumpul di surga bersama Nya.

Wallahu A’lam

๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐ŸŒบ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐ŸŒบ๐Ÿƒ๐Ÿƒ


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

๐Ÿ“ฑInfo & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis

๐Ÿ’ฐ Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here