NABI MUHAMMAD SAW TELADAN KEBAIKAN SEPANJANG ZAMAN

0
222

📝 Khutbah Jum’at Oleh: Ustadz Muhammad Hanafi, S.Ag, M.Si (IKADI DIY)

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
أَمَّا بَعد؛
فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوصِيكُم وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ. فَقَد فَازَ المُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ «يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ»
وَقَالَ أَيْضًا: «لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًا»

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah ta’ala yang senantiasa melimpahkan rahmah, menebarkan barokah dan menganugerahkan hidayah sehingga kita masih setia dan tunduk pada perintah Allah untuk menghadiri ibadah Jumat. Untuk itu jamaah sekalian, marilah kita ikhlaskan diri kita untuk melaksanakan perintah-perintah Allah, dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Selalu bertakwa kepada-Nya dimanapun dan bagaimanapun kondisi dan situasinya, baik ketika longgar maupun sempit, sehat maupun sakit, sepi maupun ramai, sendirian maupun berjamaah, karena kemuliaan hanya dengan ketakwaan.

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ

“Sesungguhnya yang paling mulia diantara kalian adalah yang paling bertaqwa.” (Q.s. Al-Hujurat: 13)

Jamaah Jumat Rahimakumullah,

Di bulan Rabi’ul Awwal tentu kita akan ingat kelahiran, suka duka dan lika-liku kehidupan beliau. Rasulullah Muhammad Saw. diutus oleh Allah ta’ala ke alam dunia ini, dalam waktu yang tepat, tempat yang tepat, di tengah kondisi manusia yang sangat menghajatkan hadirnya seorang Nabi. Saat itu akhlak manusia sedang rusak, akidah melenceng, bahkan kitab suci diubah sesuai dengan selera dan keinginan. Dalam situasi yang demikian, Rasulullah Muhammad Saw. hadir untuk mencerahkan umat manusia, meluruskan arah hidup mereka, menyelamatkan mereka dari keterpurukan dan kehinaan. Dalam jangka waktu kurang lebih 23 tahun, beliau telah berhasil, sukses gilang gemilang melaksanakan misi dakwahnya. Masyarakat yang beliau bina, menjadi masyarakat terbaik sepanjang masa, masyarakat teladan, masyarakat idaman. Dan beliau menjadi manusia teladan, manusia terbaik, manusia paling sukses dan manusia paling mulia sepanjang sejarah. Allah ta’ala mengungkapkan dalam firman-Nya;

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (Q.s. Al-Ahzab: 21)

Maka sebagai bagian dari umat Nabi Muhammad yang hidup di zaman modern ini, kita perlu bertanya, apa kewajiban kita kepada Rasulullah Saw.? Dan bagaimanakah cara meneladani beliau dalam upaya untuk melanjutkan dakwah beliau?

Jamaah Jumat Rahimakumullah,

Ketika seseorang membaca dua kalimah syahadah, berarti dia berikrar untuk tunduk patuh kepada Allah ta’ala sebagai Tuhannya, dan bersedia mengikuti Nabi Muhammad Saw. yang oleh Allah ta’ala dipilih untuk menjadi Nabi dan utusannya. Maka sebagai seorang muslim perlu memahami kewajibannya kepada Allah dan juga kewajibannya kepada Rasulullah. Pada khutbah siang ini, khatib akan menyampaikan tentang kewajiban seorang Muslim kepada Rasulullah Muhammad Saw.

Pertama; تَصْدِيْقُهُ فِيْمَا أَخْبَر (tashdiiquhu fiimaa akhbar). Membenarkan dan meyakini sepenuh hati segala hal yang diberitakan oleh Nabi Muhammad. Semua yang beliau sampaikan, yang beliau katakan adalah wahyu, informasi dari Allah ta’ala.

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوٰى اِنْ هُوَ اِلَّا وَحْيٌ يُّوْحٰىۙ

“Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut keinginannya. Tidak lain (Al-Qur’an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (Q.s. An-Najm: 3-4).

Orang yang sudah membenarkan wahyu yang beliau sampaikan akan dimasukkan ke dalam golongan manusia yang bertakwa. Allah ta’ala berfirman dalam Surat Az-Zumar ayat 33,

وَالَّذِي جَاءَ بِالصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهِ ۙ أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُون

“Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan orang yang membenarkannya, mereka itulah orang yang bertakwa.” (Q.s. Az-Zumar: 33)

Mereka dianggap bertakwa karena meyakini sepenuh hati bahwa semua ajaran yang disampaikan oleh Rasulullah adalah merupakan kebenaran. Tidak ada keraguan dalam hati mereka. Mereka mantap, kokoh dan kukuh, serta berjuang dengan segala potensi yang mereka miliki, untuk merealisasikan keimanan dalam hati dengan mengamalkan seluruh ajaran Islam dan mendakwakhnya. Allah ta’ala berfirman;

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ

“Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (Q.s. Al-Hujurat ayat : 15)

Contoh riil dan gambaran nyata manusia yang membenarkan secara total kepada ajaran Rasulullah Saw. adalah sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ta’ala ‘anhu. Sahabat terdekat Rasulullah, yang betul-betul yakin dan beriman seratus persen kepada Rasulullah Saw.

Jamaah Jumat Rahimakumullah,

Kedua; طاَعَتُهُ فِيْمَا أَمَر (thaa’atuhu fiimaa amar). Taat kepada Rasulullah Saw. dan melaksanakan semua perintah-perintahnya. Karena segala yang diperitahkan oleh Rasulullah adalah untuk kebaikan kita, kemaslahatan dan kebahagiaan kita. Perintah Allah dan Rasul-Nya bukan untuk menyengsarakan, apalagi menyusahkan. Seorang mukmin sejati akan menyatakan sami’na wa atha’na, -kami mendengar dan kami taat- ketika mendapatkan perintah dari Allah dan Rasulullah . Allah ta’ala menyatakan dalam firman-Nya:

إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

“Hanya ucapan orang-orang mukmin, yang apabila mereka diajak kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul memutuskan (perkara) di antara mereka, mereka berkata, “Kami mendengar, dan kami taat.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Q.s. An-Nur: 51).

Dalam ayat yang lain Allah berfirman;

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ

“Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata.” (Q.s. Al-Ahzab: 36)

Dalam sebuah hadis dari sahabat ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah Saw. bersabda,

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُوْنَ هَوَاهُ تَبَعًا لِمَا جِئْتُ بِهِ

“Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian sampai ia menundukkan hawa nafsunya untuk tunduk pada ajaran yang aku bawa.” (H.r. Al-Baghawi dalam Syarh as-Sunnah).

Jamaah Jumat Rahimakumullah,

Ketiga, اِجْتِنَابُ مَا نَهَى عَنْهُ (ijtanaabu maa nahaa ‘anhu). Menjauhi segala sesuatu yang Rasulullah Saw. larang. Sesuatu yang dilarang, yang tidak boleh dikerjakan, adalah sesuatu yang tidak baik, merugikan dan membahayakan. Allah ta’ala berfirman;

وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَاب

“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.” (Q.s. Al-Hasyr: 7)

Keempat; أَنْ لَا نَعْبُدُ اللهَ إِلَّا بِمَا شَرَع (an laa na’budullaaha illaa bimaa syara)’. Kita tidak beribadah kecuali dengan kaifiyah, tatacara dan aturan yang beliau tetapkan. Ibadah adalah proses taqarrub, yaitu mendekat kepada Allah dengan tatacara khusus. Tata cara ini Rasulullah ajarkan kepada secara detail, maka kita kewajiban kita adalah meniru Rasulullah, tanpa melakukan inovasi maupun modifikasi. Hadits dari Ummul Mu’minin, Aisyah radiyallahu ‘anha, bahwa Rasulullah Saw. bersabda,

مَنْ أَحْدَثَ فِيْ أَمْرِنَا هذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa yang mengada-adakan dalam urusan (agama) kami ini yang bukan berasal darinya, maka amalan tersebut tertolak.” (H.r. Al-Bukhari dan Muslim).

Kelima; مَحَبَّتُهُ وَتَعْظِيْمُهُ وَإِكْثَارُ الصَّلَوَاتِ عَلَيْه (mahabbatuhu wa ta’dhiimuhu, wa iktsaarus shalawaati ‘alaih). Mencintai Rasulullah Saw., memuliakan beliau dan memperbanyak membaca shalawat kepadanya. Rasulullah Saw. bersabda,

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

“Tidak beriman salah seorang dari kalian, sehingga aku ia lebih cintai daripada anaknya, orangtuanya dan seluruh manusia. (H.r. Muslim).

Di antara bukti cinta kita kepada Rasulullah adalah dengan memperbanyak lantunan shalawat kepada beliau.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Q.s. Al-Ahzab: 56)

Jamaah Jumat Rahimakumullah,

Dengan momen hadirnya bulan Rabi’ul Awwal, marilah kita kuatkan kembali komitmen kita sebagai umat Nabi Muhammad Saw. Kita yakini apa yang beliau sampaikan, kita laksanakan perintah beliau, kita jauhi larangannya, kita muliakan beliau, dan kita teladani langkah dan perjuangan Rasulullah Muhammad Saw.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُم ْبِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْم، أَقُوْلُ مَا تَسْمَعُوْنَ، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْـمُسْلِمِيْنَ وَالْـمُسْلِمَاتِ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْه، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّه عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِه، وَأَشهَدُ أَن لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِه، وأَشهدُ أنَّ نَبِيَّنَا مُحمَّدًا عَبدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي إِلى رِضْوَانِه،
أَمَّا بَعْد؛
فَيَا عَبَادَ الله، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَلاَ تَـمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون.
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَكَرِيْمِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ اْلأَوَّلِيْنَ وَاْلآخِرِيْن، وَسَلِّمْ وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ .
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن، حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَ يُكَافِئُ مَزِيْدَه، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِى لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.
رَبَّناَ اغْفِرْ لَناَ ذُنُوْبَناَ وَ لِوَالِدِيْناَ وَارْحَمْهُم كَمَا رَبَّوْناَ صِغَاراً.
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ حُبَّك، وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّك، وَالْعَمَلَ الَّذِى يُبَلِّغُنِى حُبَّك، اللَّهُمَّ اجْعَلْ حُبَّكَ أَحَبَّ إِلَىَّ مِنْ نَفْسِي وَأَهْلِي وَمِنَ الْمَاءِ الْبَارِدِ.

اللَّهُمَّ يَا مُصَرِّفَ الْقُلُوْبِ، صَرِّفْ قُلُوْبَنَا عَلَى دِينِكَ.
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِي الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي، وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشِي، وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي الَّتِي فِيهَا مَعَادِي، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ.
اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاء، وَالْوَبَاء، وَالزَّلَازِلَ وَالْمِحَن، وَسُوْءَ الْفِتَن، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَن، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً، وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. أَقِيْمُوا الصَّلاَة.

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here