📝 Pemateri: Ustadz Rikza Maulan, Lc., M.Ag
🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹
عَنِ ابْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ أَنَّه كَانَ بِخُرَاسَانَ فَعَادَ أَخًا لَهُ وَهُوَ مَرِيضٌ فَوَجَدَهُ بِالْمَوْتِ وَإِذَا هُوَ يَعْرَقُ جَبِينُهُ فَقَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَوْتُ الْمُؤْمِنِ بِعَرَقِ الْجَبِينِ (رواه احمد)
Dari Buraidah ra, bahwa ketika ia berada di Khurasan, ia menjenguk saudaranya yang sedang sakit. Saat tersebut ia menemuinya tengah sekarat dan dahinya berkeringat, ia berkata: Allaahu Akbar, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Orang mu`min meninggal dunia dengan (mengeluarkan) keringat didahinya.” (HR. Ahmad)
©️ Takhrij Hadits;
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya, dalam Baqi Musnad Al-Anshar, Hadits Buraidah Al-Aslamy, hadits no 21944.
Hadits ini diriwayatkan juga oleh Imam Tirmidzi dalam sunannya, hadits no 904, juga Imam Nasa’i dalam sunannya hadits no 1805 dan Ibnu Majah hadits no 1442.
®️ Hikmah hadits ;
1. Setiap manusia dianjurkan untuk selalu berusaha dalam kehidupannya agar kelak saat diwafatkan oleh Allah Swt, ia mendapatkan husnul khatimah. Karena setiap orang tidak ada yang mengetahui apa yang akan terjadi esok hari dan di negeri mana ia akan diwafatkan, termasuk juga tidak mengetahui bagaimana akhir dari Kehidupannya. Oleh karenanya, memperbaharui iman, memperbanyak amal shaleh, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran merupakan amaliyah yang harus mengiringi perjalanan waktu manusia, agar akhir hayatnya diwarnai dengan kebahagiaan dan keridhaan Allah SWT, yaitu wafat dalam kondisi husnul khatimah.
2. Diantara ciri husnul khatimah adalah sebagai berikut ;
(1). Keringat di dahi saat wafat. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits Buraidah ra di atas, saat beliau di Khurasan menjenguk saudaranya yang sakit lalu wafat dan keluar keringat di dahinya. Maka beliau berakhir seraya menyampaikan hadits Nabi SAW bahwa seorang mu’min wafat dengan keringat di dahinya.
(2). Mengucapkan kalimat La Ilaha Illallah. Hal ini sebagaimana sabda Nabi SAW;
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ
Dari Mu’adz bin Jabal, ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang akhir perkataannya (sebelum meninggal dunia) ‘LAA ILAAHA ILLALLAAH” maka ia akan masuk surga.” (HR. Abu Daud)
(3) Wafat malam jumat atau hari jumat. Hal ini sebagaimana sabda Nabi SAW;
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلَّا وَقَاهُ اللَّهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ
Dari Abdullah bin ‘Amr berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah seorang muslim meninggal pada hari Jum’at atau malam Jum’at, kecuali Allah akan menjaganya dari fitnah kubur.” (HR. Tirmidzi)
(4). Syahid di medan jihad atau berniat wafat dalam kondisi syahid di medan jihad. Sebagaimana sabda Nabi SAW;
مَنْ سَأَلَ اللَّهَ الشَّهَادَةَ بِصِدْقٍ بَلَّغَهُ اللَّهُ مَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ وَإِنْ مَاتَ عَلَى فِرَاشِهِ وَلَمْ يَذْكُرْ أَبُو الطَّاهِرِ فِي حَدِيثِهِ بِصِدْقٍ
Barangsiapa mengharapkan mati syahid dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan mengangkatnya sampai ke derajat para syuhada’ meski ia meninggal dunia di atas tempat tidur.” (HR. Muslim)
(5). Wafat terkena wabah penyakit. Sebagaimana sabda Nabi SAW;
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الطَّاعُونُ شَهَادَةٌ لِكُلِّ مُسْلِمٍ
Dari Anas bin Malik radliallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Orang yang mati karena penyakit sampar adalah syahid bagi setiap muslim.” (HR. Bukhari)
(6). Wafat karena penyakit di perut, sebagaimana sabda Nabi SAW;
وَمَنْ مَاتَ فِي الْبَطْنِ فَهُوَ شَهِيدٌِ
“Barang siapa yg wafat karena penyakit di perut adalah syahid.” (HR. Muslim)
(7). Wafat karena tenggelam dan tertimpa reruntuhan dan longsoran. Sebagaimana sabda Nabi SAW
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي بِطَرِيقٍ وَجَدَ غُصْنَ شَوْكٍ عَلَى الطَّرِيقِ فَأَخَّرَهُ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ وَقَالَ الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ الْمَطْعُونُ وَالْمَبْطُونُ وَالْغَرِقُ وَصَاحِبُ الْهَدْمِ وَالشَّهِيدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ketika laki-laki sedang berjalan dan menemukan ranting berduri di tengah jalan, kemudian dia menyingkirkan ranting tersebut hingga Allah pun bersyukur kepadanya lalu mengampuni dosa-dosanya.” Lalu beliau bersabda: “Syuhada’ itu ada lima macam; meninggal karena penyakit kolera, orang yang meninggal karena sakit perut, orang yang tenggelam, orang yang meninggal karena reruntuhan, dan orang yang syahid karena berjuang di jalan Allah ‘azza wajalla.” (HR. Muslim)
(8). Wanita yang wafat ketika melahirkan, sebagaimana sabda Nabi SAW;
وَالْمَرْأَةُ تَمُوتُ بِجُمْعٍ شَهِيدَةٌ
“Dan wanita yang mati bersama janinnya syahidah.” (HR. Ahmad)
(9). Wafat mempertahankan harta, keluarga, dan kehormatannya. Sebagaimana sabda Nabi SAW;
عَنْ سَعِيدِ بْنِ زَيْدٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قُتِلَ دُونَ مَالِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ قُتِلَ دُونَ أَهْلِهِ أَوْ دُونَ دَمِهِ أَوْ دُونَ دِينِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ
Dari Sa’id bin Zaid dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Siapa yang wafat karena membela hartanya maka ia syahid, siapa yang wafat karena membela keluarganya maka ia syahid, atau karena membela darahnya, atau karena membela agamanya maka ia syahid.” (HR. Abu Daud)
(10). Wafat dalam beramal shaleh. Sebagaimana sabda Nabi SAW;
عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ أَسْنَدْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى صَدْرِي فَقَالَ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ قَالَ حَسَنٌ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ خُتِمَ لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ صَامَ يَوْمًا ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ خُتِمَ لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ خُتِمَ لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ
Dari Hudzaifah bin Al Yaman berkata; Aku sandarkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam didadaku lalu beliau bersabda: “Barangsiapa mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH -berkata Hasan: karena mencari- wajah Allah dan ia mati dengannya, ia masuk surga, barangsiapa puasa sehari karena mencari wajah Allah dan ia mati dengannya, ia masuk surga dan barangsiapa mensedekahkan sesuatu karena mencari wajah Allah dan ia mati dengannya, ia masuk surga.” (HR. Ahmad)
(11). Wafat karena menjaga cintanya kepada seseorang dengan tidak berbuat dosa. Dalam riwayat disebutkan; “Barang siapa yang sangat mencintai seseorang kemudian ia tetap menjaga diri dari perbuatan dosa, dan menyimpan cintanya sampai ia wafat maka ia telah mati syahid.” (HR. Al-Hakim, Al-Khatib, Ibnu Asakir dan Ad-Dailamy).
3. Mudah-mudahan kita semua termasuk ke dalam golongan orang-orang yang kelak saat diwafatkan Allah Swt, kita diwafatkan dalam kondisi husnul khatimah.
Wallahu A’lam
🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis
📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis
💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678