Al-QuranMateri Kajian Manis

Malas Muraja’ah

📝 Pemateri: Slamet Setiawan, S.H.I

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹

Salah satu godaan yang paling sering menimpa kebanyakan penghafal al-Qur’an saat ini adalah sifat malas dalam memuraja’ah atau mengulang-ulang hafalan. Kebanyakan mereka punya semangat yang tinggi dalam menambah hafalan. Bahkan mereka berlomba-lomba dalam hal kecepatan menghafal, sehingga banyak di antaranya yang berhasil menyelesaikan hafalannya dalam waktu yang sangat singkat. Ada yang mampu menyelesaikan hafalannya hanya dalam waktu dua bulan, satu bulan, bahkan ada juga yang bisa menyelesaikannya hanya dalam waktu dua minggu saja. Yang demikian itu tentu saja karena mereka punya kesungguhan.

Namun, yang disayangkan adalah jika ternyata semangat dan kesungguhan mereka itu sama sekali tidak nampak dalam hal menjaga apa yang sudah dihafalkannya itu. Semangat dan kesungguhan mereka tidak nampak dalam hal memuraja’ah dan mengulang-ulang hafalannya. Padahal justru menjaga apa yang sudah dihafal agar tidak lupa dan hilang itu jauh lebih penting daripada menghafal itu sendiri. Karena tujuan menghafal al-Qur’an itu sendiri tiada lain adalah supaya al-Qur’an terus dijaga, baik dalam hal bacaannya, hafalannya, termasuk yang sangat penting adalah pengamalan terhadap isi kandungannya. Maka, jika ada orang yang menghafal al-Qur’an namun tidak mau menjaga apa yang sudah dihafalnya, patut menjadi pertanyaan besar; untuk apa sebenarnya ia menghafal al-Qur’an? Ada tujuan apa sebenarnya di baliknya?

Karena menjaga hafalan itu jauh lebih penting daripada menghafal, maka dapat kita simpulkan pula bahwa malas untuk memuraja’ah hafalan itu sebenarnya jauh lebih berbahaya daripada malas menambah hafalan. Dampak negatif dari malas untuk menghafal paling hanya membuat hafalan seseorang tidak bertambah. Namun, dampak negatif dari malas untuk memuraja’ah hafalan itu bukan hanya membuat hafalan seseorang bertambah, tetapi juga dapat membuat apa yang tidak sudah dihafalkannya itu menjadi berkurang, bahkan hilang.

Jika anda termasuk di antara penghafal al-Qur’an yang malas untuk memuraja’ah hafalan, maka ingatlah bahwa jika rasa malas itu selalu anda ikuti, maka ia akan menyebabkan anda menjadi orang yang terancam akan menemui penyesalan yang besar, di dunia maupun di akhirat. Penyelasan di dunia berupa hilangnya hafalan dan luputnya keberkahan yang seharusnya anda dapatkan dari al-Qur’an yang anda hafal itu. Adapun penyesalan di akhirat, yaitu berupa siksaan karena telah berpaling dari al-Qur’an, dan inilah puncak penyesalan bagi penghafal al-Qur’an yang lalai dari kewajiban untuk menjaga dan memeliharanya, baik menjaga hafalan maupun pengamalannya. Maka, jika anda tidak mau menyesal nanti, jagalah al-Qur’an yang sudah anda hafal itu dengan sebaik-baiknya.

Abu al-Faraj Ibn al-Jauzi di dalam al- Mudhisy mengatakan:

تَزَوَّجَ التَّوَانِي بِالْكَسَلِ فَوَلَدَ بَيْنَهُمَا الخُسْرَانُ

“Sikap menunda-nunda bersatu dengan kemalasaan, maka pasti akan melahirkan penyesalan.” Adanya godaan rasa malas bagi anda sebagai penghafal al-Qur’an sebenarnya adalah sesuatu yang wajar, itu merupakan salah satu bentuk ujian bagi seseorang yang menempuh jalan yang mulia. Yang tidak wajar adalah ketika anda benar-benar menuruti rasa malas itu dengan menunda-nundanya. Maka, sekali lagi, jika anda tidak mau orang yang menyesal, jangan pernah menyatukan sikap menunda-nunda dan kemalasan.

Dalam sehari, anda sebagai seorang penghafal al-Qur’an sudah pasti punya jadwal menghafal dan mengulang-ulang hafalan. Penuhilah keduanya dengan baik dan istiqamah, agar anda benar-benar menemui keberhasilan di dalam menghafal al-Qur’an. Namun, jika anda termasuk penghafal yang sangat mudah dipengaruhi oleh rasa malas, maka mau tidak mau anda harus memprioritaskan kegiatan muraja’ah terlebih dahulu sebelum menghafalkannya. Sebab, mencegah dan menyelamatkan hafalan dari lupa dan hilang itu lebih penting daripada menambah hafalan itu sendiri. Penuhilah hak-hak apa yang sudah anda hafal itu terlebih dahulu sebelum anda menambah hafalan baru.

Baru setelah anda memenuhinya dengan baik, anda bisa melanjutkannya dengan kegiatan menambah hafalan. Itulah solusi yang saya kira paling cocok bagi yang sering malas memurajaah dan lebih mementingkan penambahan hafalan.

Adapun tips lainnya yang juga bisa dilakukan adalah dengan membuat kegiatan saling simak hafalan dengan penghafal lainnya. Carilah pasangan untuk memuraja’ah hafalan, kemudian buatlah jadwal simak-menyimak hafalan tersebut. Aturlah kapan waktunya, dan berapa banyak hafalan yang masing-masing akan dibaca. Maka biasanya anda akan mempunyai rasa tanggung jawab untuk selalu dapat memperdengarkan hafalan anda tersebut di hadapan pasangan muraja’ah anda. Inilah salah satu cara yang juga dilakukan oleh para sahabat, di antaranya yang dipraktekkan oleh Ibn ‘Abbas ra. dan Mujahid ra. sebagaimana disebutkan oleh ‘Abdul Aziz as-Sadhan di dalam bukunya, Ya Thalib al-‘Ilm! Kaifa Tahfazh? Kaifa Taqra’? Kaifa Tafham?

Wallahu A’lam Bishshowab

🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃🌸


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

Related Posts

Leave A Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *