🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹
📝 Khutbah Jum’at Oleh: Ustadz M. Abdullah Sholihin (IKADI DIY)
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَمَا تَحْتَ الثَّرَى، وَخَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ تُرَابٍ فَسَوَّاهُ ثُمَّ هَدَى
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَه، يَعْلَمُ السِّرَّ وَأَخْفَى، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه، اَلدَّاعِ اِلَى الْقِيَمِ الْمُثْلَى وَالْفَضَائِلِ الْعُلْيَا
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى رَسُوْلِهِ الْمُصْطَفَى نَبِيِّناَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، لَهُ الْوَسِيْلَةُ وَالْفَضِيْلَةُ وَالشَّفَاعَةُ الْعُظْمَى، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ اِلَى يَوْمٍ تُجْزَى كُلُّ نَفْسٍ بِمَا تَسْعَى.
أَمَّا بَعْد؛
فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُونَ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ، قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ وَهُوَ أَصْدَقُ الْقَائِلِينَ، يَآأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Jamaah sekalian rahimakumullah
Mari bersama kita mengucapkan alhamdulillah. Ucapan yang sangat dicintai Allah Swt. Ucapan yang mewakili rasa syukur kita kepada-Nya; rasa syukur atas semua kebaikan dan nikmat yang terus kita rasakan hingga saat ini. Selain itu, sesungguhnya kesyukuran itu merupakan wujud penghambaan diri kepada Allah Swt. bahwa semua yang telah kita capai, berupa kesuksesan demi kesuksesan, sesungguhnya merupakan karunia dan rahmat dari-Nya. Kesuksesan itu bukan karena kehebatan dan kemampuan kita. Oleh karena itu, sekali lagi hanya Allah-lah yang pantas untuk dipuji.
Jamaah sekalian rahimakumullah
Pada kesempatan ini khatib kembali mengingatkan, mari terus menjaga dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt. Di antaranya, dengan al-ihsaanu ma’allah, (اَلْإِحْسَانْ مَعَ اللهِ) berinteraksi dengan baik bersama Allah Swt. Maksudnya, menguatkan keyakinan atas pengawasan Allah Swt. pada diri kita. Dia Maha Tahu atas apa pun yang kita lakukan, pikirkan, dan yang terlintas dalam benak kita.
Pada kesempatan kali ini, izinkan saya untuk menyampaikan satu hadis Nabi Saw., yang diriwayatkan oleh Tsauban, semoga Allah meridainya, bahwa Rasululllah Saw. bersabda,
لَأَعْلَمَنَّ أَقْوَامًا مِنْ أُمَّتِي يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِحَسَنَاتٍ أَمْثَالِ جِبَالِ تِهَامَةَ بِيضًا، فَيَجْعَلُهَا اللَّهُ عز وجل هَبَاءً مَنْثُورًا ؛ قَالَ ثَوْبَانُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا، جَلِّهِمْ لَنَا أَنْ لَا نَكُونَ مِنْهُمْ، وَنَحْنُ لَا نَعْلَمُ، قَالَ: أَمَا إِنَّهُمْ إِخْوَانُكُمْ، وَمِنْ جِلْدَتِكُمْ، وَيَأْخُذُونَ مِنَ اللَّيْلِ كَمَا تَأْخُذُونَ، وَلَكِنَّهُمْ أَقْوَامٌ إِذَا خَلَوْا بِمَحَارِمِ اللَّهِ انْتَهَكُوهَا – رواه ابن ماجه وصححه الألباني
“Sungguh aku mengetahui beberapa kaum dari umatku yang datang pada hari Kiamat kelak dengan membawa banyak kebaikan, seperti gunung Tihamah yang putih. Kemudian Allah menjadikan kebaikan-kebaikannya tersebut seperti debu yang beterbangan.”
Lalu Tsauban berkata, “Ya Rasulallah, terangkan kepada kami, agar kami dapat menghindarinya dan tidak termasuk bagian dari mereka, sedangkan kami tidak mengetahuinya.”
Kemudian Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya mereka itu adalah saudara-saudaramu, dari jenis kulitmu, dan mereka menjadikan malamnya sebagaimana kalian menjadikannya. Akan tetapi, mereka adalah kaum yang apabila dalam keadaan sepi mereka melanggar larangan-larangan Allah.” (H.r. Ibnu Majah dan disahihkan oleh syaikh Al Albani).
Jamaah sekalian rahimakumullah
Berangkat dari hadis tersebut, bahwa setiap manusia memiliki potensi berbuat jahat dan kesalahan. Masing-masing di antara mereka, ada yang melakukan secara terang-terangan dan ada pula secara sembunyi.
Potensi kejahatan itu bermula dari hati yang lemah imannya. Jika keimanan yang dimiliki seseorang mengalami penurunan yang serius, tentu ia melakukan pelanggaran, baik disengaja atau tidak.
Kemaksiatan yang dilakukan secara terus-menerus akan mengakibatkan kegelapan hati sehingga menghalangi makrifahnya kepada Allah Swt.
Untuk menguatkan iman yang lemah diperlukan kesungguhan dalam bertaubat dan memperbaiki diri. Salah satunya dengan meningkatkan kualitas amal salih. Rasulullah Saw., memberikan resep agar iman semakin kuat dan amal salih semakin berkualitas, yakni sikap ihsan kepada Allah Swt. “Hendaklah engkau beribadah kepada Allah, seakan-akan engkau melihat-Nya, kalaupun engkau tidak sanggup melihat-Nya, yakinlah, sesungguhnya Allah melihatmu.” (H.r. Muslim).
Cara seperti inilah yang diajarkan Nabi Saw. di dalam membina para sahabat. Sifat tersebut Beliau Saw. tanamkan kepada mereka dengan sangat kuat. Dengan cara demikian kita menyaksikan kehidupan para sahabat Rasulullah Saw. yang penuh dengan kebarakahan dan diliputi kebersihan jiwa, ketenangan, dan langkah yang senantiasa terbimbing.
Sifat ihsan dapat membersihkan jiwa, meluruskan niat dan tujuan yang menyimpang, menumbuhkan rasa takut, dan merasa selalu dalam pengawasan Allah Swt. Dalam kondisi demikian, seorang muslim terhindar dari dosa dan kemaksiatan. Selain itu, ia akan memiliki kebersamaan dengan Allah Swt. sehingga ibadah mereka memiliki kualitas yang bagus, perilaku yang santun, dan akhlak yang mulia.
Jamaah sekalian rahimakumullah
Untuk menumbuhkan sifat ihsan tersebut, baik kiranya beberapa hal berikut ini diperhatikan:
Pertama, selalu menjaga dan memperbaiki niat. Nabi Saw. bersabda, “Segala amal perbuatan tergantung pada niatnya. Dan seseorang hanya akan mendapatkan balasan apa yang ia niatkan.” (H.r.. Bukhari-Muslim ).
Imam Hasan Al-Bashri berkata, “Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya kepada seorang hamba yang selalu mempertimbangkan niatnya. Bila semata-mata karena Allah, maka ia laksanakan, tetapi jika sebaliknya, maka ia tinggalkan.” Sufyan Ats-Tsauri berkata, “Tidak ada sesuatu yang lebih sulit bagiku kecuali menjaga niatku, karena ia selalu berubah.”
Manakala kita selalu memperhatikan niat dan tujuan ibadah agar hanya untuk dan karena Allah semata, insyaallah bisa terhindar dari penyimpangan. Demikian pula interaksi muamalah kita. Sekiranya pengawasan Allah menjadi bagian yang tertanam di dalam diri, ia akan dapat menjadi pengontrol atas setiap langkah dan tindakan yang dikerjakan. Ia akan menjadi pengontrol pula pada perbuatan dan keputusan yang hendak diambil pada masa yang akan datang. Lurusnya niat merupakan bagian terpenting untuk mengendalikan setiap hal yang dikerjakan, baik yang berkaitan dengan ibadah maupun aktivitas lainnya dalam hidup.
Kedua, memiliki keyakinan yang sempurna bahwa sesungguhnya Allah Swt. Maha Mengetahui segala yang dirahasiakan dan segala yang nyata. Allah Swt. berfirman,
يَعلَمُ سِرَّكُم وَجَهرَكُم وَيَعلَمُ مَا تَكسِبُونَ
“Dia (Allah) Mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu tampakkan, dan Dia Mengetahui apa yang kamu usahakan.” (Q.s. Al-An’am: 3).
Syekh Nashir As Sa’di berkata, “Dia (Allah) mengetahui apa saja yang kalian sembunyikan dan yang kalian tampakkan, dan mengetahui apa saja yang kalian lakukan. Oleh karena itu, jauhilah segala bentuk kemaksiatan kepada Allah Swt. dan cintailah segala macam bentuk amal salih yang dapat mendekatkan kalian kepada Allah. Mendekatlah kepada rahmat-Nya dan jauhi pula segala macam bentuk perbuatan yang menyebabkan jauhnya rahmat Allah Swt. darimu.”
Abi Bakar Jabir Al-Jaza’iri berkata, “Allah Maha Mengetahui kebaikan dan keburukan yang dilakukan oleh para hamba-Nya, baik yang terang-terangan maupun yang sembunyi. Dan Allah mengetahui segala perbuatan yang mereka lakukan, dan Allah juga mengetahui apa saja yang mereka usahakan dari fisik mereka. Allah mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati. Karena itulah wajib bagi setiap mukmin untuk mencintai segala macam bentuk kebaikan, dan menghindari segala macam perbuatan yang akan mendatangkan siksa Allah.
Hal ini bisa dilakukan dengan taubat kepada Allah –kembali pada jalan yang Dia ridai- mengabdikan diri (menyembah) kepada-Nya, dan bertawakal kepada-Nya.”
Ketiga, memiliki keyakinan bahwa Allah Swt. akan menghisab segala amal yang telah dilakukan, meskipun itu kecil. Dia akan memberitahukan hal itu kelak pada hari Kiamat, dan memberikan balasannya sesuai dengan jenis amal perbuatan seseorang. Amalan yang jelek akan dibalas dengan adzab-Nya, sedangkan amal yang baik akan mendapatkan balasan rahmat dan rida-Nya.
Allah Swt. berfirman,
يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ
“(Luqman berkata), “Hai putraku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasnya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui.” (Q.s. Lukman: 16).
Syaikh Nashir As Sa’di berkata, “Maksud ayat tersebut adalah dorongan untuk tetap meyakini akan pengawasan Allah Swt. Taat hanya kepada-Nya, dalam keadaan apapun, dan menjauhi larangan Allah Swt., sedikit atau banyak.”
Keempat, menghindari dosa dan kemaksiatan. Pengaruh dosa sangat kuat untuk menghalangi seseorang dari kemampuan berihsan kepada Allah Swt. Nabi Saw. bersabda, “Bila seorang mukmin berbuat dosa, maka terdapat titik hitam di dalam hatinya. Jika ia bertaubat, menghentikan dosa yang dilakukannya dan beristighfar, niscaya hatinya menjadi jernih. Namun, bila ia menambah dosanya, maka bertambah pula titik hitam itu hingga menutupi hatinya. Itulah ran (karat dosa) yang Allah sebutkan dalam firman-Nya, “Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” (Q.s. Al-Muthaffifin: 14).
Imam Hasan Al-Bashri berkata, “Ran (ران) adalah dosa yang menumpuk hingga menyebabkan hati menjadi buta, lalu mati.”
Kelima, selalu berdzikir kepada Allah. Yaitu senantiasa berzikir dengan lisan disertai dengan persetujuan hati, tafakur akan ciptaan Allah, dan senantiasa merenungkan keagungan kekuasaan-Nya, kecermatan hikmah-Nya, keluasan rahmat-Nya, serta keterikatan makhluk dengan-Nya.
Nabi Saw., “Perumpamaan orang yang zikir dengan orang yang tidak berzikir itu perbandingannya seperti orang yang hidup dan orang yang mati.” (H.r. Bukhari).
Sebab, orang yang senantiasa menyebut Asma-Nya, dapat menolak setan dan menghancurkannya sehingga hati tetap terjaga. Sementara itu, orang yang lalai dan enggan berzikir, jiwanya akan kuasai oleh setan. Allah Swt. berfirman, “Siapa saja yang enggan berzikir (kepada Dzat) yang Maha Pemurah, Kami kuasakan baginya setan (yang menyesatkan), maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.” (Q.s. Az-Zukhruf: 36).
Keenam, zuhud terhadap dunia. Nabi Saw. bersabda, “Siapa saja yang hasratnya adalah dunia, maka Allah mencerai-beraikan urusannya, membuatnya takut terhadap harta kekayaannya, menjadikan kefakiran tampak di depan matanya, dan sebagian dari keduniaan tidak datang kepadanya melainkan yang sudah ditetapkan baginya. Siapa saja yang hasratnya adalah akhirat, maka Allah akan menghimpun hasratnya, menjaga hartanya, menjadikan kekayaan ada di dalam hatinya dan dunia datang kepadanya dalam keadaan yang hina.” (H.r. Ahmad, Ad-Darimi, Ibnu Hibban, dan Ibnu Majah).
Di antara ulama salaf ada yang berkata, “Zuhud terhadap dunia itu dapat menenangkan hati dan badan. Sedangkan kesenangan kepada dunia memperbanyak kekhawatiran dan kesedihan.”
Jamaah sekalian rahimakumullah
Sebagai penutup dalam khutbah kali ini, Rasulullah Saw. pernah ditanya oleh seseorang, “Wahai Rasulullah, bagaimana cara seseorang dalam membersihkan jiwanya?” Dijawab oleh Beliau Saw., “Hendaklah dia mengetahui (menyadari) bahwa Allah senantiasa bersamanya di mana pun dia berada.” (H.r. Ath Thabrani dan Al Baihaqi).
Ihsan, dalam makna muraqabah, sebagai hal yang utama untuk membersihkan hati dari noda-noda kemaksiatan. Jika terlintas dalam pikirannya untuk melakukan maksiat, maka dia akan segera ingat Allah Swt. bahwa Dia hadir mengawasinya. Dengan kesadaran itu, dia akan membuang pikiran ke arah maksiat itu sejauh-jauhnya, agar dirinya terhindar darinya. Dia lalu berazam untuk tidak mendekati kemaksiatan lagi. Dengan demikian, maka ihsan merupakan langkah untuk menjaga ketakwaan seorang muslim kepada Allah Swt.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلْ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ ؛ أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ للهِ عَظِيْمِ الإِحْسَانِ، وَاسِعِ الفَضْلِ وَالجُوْدِ وَالاِمْتِنَانِ،
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ شَهَادَةً تُنْجِيْنَا مِنَ الطُّغْيَانِ وَالنِّيْرَان،
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى خَيْرِ اْلإِنْسَان، مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَبْعُوْثُ عَلَى اْلإِنْسِ وِالْجَان، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا؛
قَالَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى : يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ،
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا مَا قَدَّمْنَا وَمَا أَخّرْنَا وَمَا أَسْرَرْنَا وَمَا أَعْلَنَّا وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنَّا أَنْتَ المُقَدِّمُ وَأَنْتَ المُؤَخِّرُ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيٍءٍ قَدِيْرٍ.
اَللَّهُمَّ أَعِزَ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ،
اَللَّهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ دِيْنَكَ وَكِتَابِكَ وَسُنَّةَ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
اَللَّهُمَّ وَانْصُرْ عِبَادَكَ المُؤْمِنِيْنَ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ.
اَللَّهُمَّ وَعَلَيْكَ بِأَعْدَاءِ الدِّيْنَ فَإِنَّهُمْ لَا يُعْجِزُوْنَكَ، اَللَّهُمَّ إِنَّا نَجْعَلُكَ فِي نُحُوْرِهِمْ وَنَعُوْذُ بِكَ اللَّهُمَّ مِنْ شُرُوْرِهِمْ.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا وَاجْعَلْهُمْ هُدَاةً مُهْتَدِيْنَ، اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى وَأَعِنْهُ عَلَى البِرِّ وَالتَقْوَى وَسَدِّدْهُ فِي أَقْوَالِهِ وَأَعْمَالِهِ وَارْزُقْهُ البِطَانَةَ الصَالِحَةَ النَاصِحَةَ،
اَللَّهُمَّ وَفِّقْ جَمِيْعَ وُلَاةَ أَمْرِ المُسْلِمِيْنَ لِلْعَمَلِ بِكِتَابِكَ وَاتِّبَاعِ سُنَّةِ نَبِيِّكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا اَلَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا اَلَّتِي فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا اَلَّتِي فِيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَالمَوْتَ رَاحَةً لَنَا فِي كُلِّ شَرٍّ. اَللَّهُمَّ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا، زَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا.
اَللَّهُمَّ أّصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِنَا وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَأَخْرِجْنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ، وَباَرِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّاتِنَا وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَاتِنَا وَاجْعَلْنَا مُبَارَكِيْنَ أَيْنَمَا كُنَّا.
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنَ الغَلَاءِ وَمِنَ البَلاَءِ وَمِنَ الفِتَنِ وَمِنَ المِحَنِ كُلَّهَا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِناَ هَذَا خَاصَّةً وَسَائِرِ بِلَادِ المُسْلِمِيْنَ عَامَةً يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ.
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الأَخْلَاقِ وَالأَهْوَاءِ وَالأَدْوَاءِ،
اَللَّهُمَّ اهْدِنَا لِأَحْسَنِ الأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنَّا سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنَّا سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ.
اَللَّهُمَّ اهْدِنَا وَسَدِدْنَا، اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكُ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعِفَّةَ وَالغِنَى ،
اللَّهُمَّ آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْن.
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ ؛ أَقِيْمُوا الصَّلاَةْ
🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
Follow Media Sosial MANIS :
IG : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D
FB: http://fb.com/majelismanis
TikTok https://www.tiktok.com/@majelis_manis_
📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis
💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Iman Islam
No Rek BSI : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287891088812







