Pertanyaan
السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
Ustadz… Saya mau bertanya, apakah bisa shalat id dilakukan di tanggal 11 Dzulhijjah?
Udzurnya, di komunitas pekerja di luar negeri (Jepang) banyak yang tidak bisa ambil cuti di hari Jumat (perkiraan 10 Dzulhijjah), sementara hari Sabtu nya sebagian besar bisa ikut shalat id karena libur.
Mayoritas jamaah bisa ikut shalat jika dilaksanakam di hari Sabtu.
🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃🌸
Jawaban
Oleh: Ustadz Farid Nu’man Hasan
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاتة
Ya, hal itu boleh dilakukan, itu adalah uzur. Hanya saja para ulama berbeda pendapat apakah shalat id di hari kedua, atau ketiga, atau keempat (13 Zulhijjah) adalah dinilai sebagai Adaa’an (menunaikan shalat pada waktunya) ataukah qadhaa’an (mengganti shalat setelah waktunya habis).
Dalam kitab Hasyiyah Asy Syalabi, kitab yang mensyarah kitab Tabyin Haqaa-iq:
(قوله: حتى لو أخروها إلى الغد … إلخ) قال السروجي -رحمه الله- في الغاية: وكذلك لو لم يصلها الإمام في يوم الأضحى بغير عذر صلاها في الغد في وقتها، وإن لم يصلها في الغد بعذر أو بغير عذر صلاها بعد غد في الوقت قبل الزوال، ولا يصليها بعده، لخروج أيام التضحية التي هي أيام العيد، لكن التارك بغير عذر مسيء. اهـ. فقوله: “التي هي أيام العيد” فيه إيماء إلى أن الصلاة في اليوم الثاني والثالث تقع أداء لا قضاء، لكن قد ذكر الشارح -رحمه الله- في باب الأضحية نقلا عن المحيط أن الصلاة في الغد تقع قضاء لا أداء، فراجعه. انتهى.
(Perkataannya: ‘Sehingga jika mereka menundanya (shalat id) sampai keesokan hari … dan seterusnya’) As-Saruji rahimahullah berkata dalam kitab Al-Ghayah: “Demikian juga, jika imam tidak melaksanakan shalat (Id) pada hari Idul Adha tanpa uzur, maka ia boleh melaksanakannya keesokan harinya pada waktunya. Jika ia tidak melaksanakannya di hari kedua, baik dengan uzur maupun tanpa uzur, maka ia bisa melaksanakannya pada hari ketiga pada waktunya sebelum zawal (tergelincir matahari/masuk waktu Zuhur), dan tidak boleh shalat setelahnya, karena hari-hari penyembelihan — yaitu hari-hari Id — telah berakhir. Namun, orang yang meninggalkannya tanpa uzur tetap dianggap berdosa.”
Ucapan beliau: “yang merupakan hari-hari Id” mengisyaratkan bahwa shalat pada hari kedua dan ketiga dihitung sebagai ada’an (dilaksanakan pada waktunya), bukan qadha’an (mengganti). Namun, sang pensyarah rahimahullah menyebutkan dalam Bab Kurban dengan mengutip dari kitab Al-Muḥīṭ bahwa shalat yang dilakukan pada hari kedua dianggap qadha’, bukan ada’. Maka, silakan ditelaah kembali. Tamat.”
Demikian. Wallahu A’lam
🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
Follow Media Sosial MANIS :
IG : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D
FB: http://fb.com/majelismanis
TikTok https://www.tiktok.com/@majelis_manis_
📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis
💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Iman Islam
No Rek BSI : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287891088812







