🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹
📝 Pemateri: Ustadz Rikza Maulan, Lc., M.Ag
عَنْ أُسَيْدِ بْنِ حُضَيْرٍ أَنَّ رَجُلًا مِنْ الْأَنْصَارِ خَلَا بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَلَا تَسْتَعْمِلُنِي كَمَا اسْتَعْمَلْتَ فُلَانًا؟ فَقَالَ إِنَّكُمْ سَتَلْقَوْنَ بَعْدِي أَثَرَةً فَاصْبِرُوا حَتَّى تَلْقَوْنِي عَلَى الْحَوْضِ (رواه مسلم)
Dari Usaid bin Khudlair ra, bahwa seorang laki-laki Anshar menemui Rasulullah ﷺ seraya berkata, “Tidakkah anda mengangkatku sebagaimana anda mengangkat fulan (sebagai amir)?” Beliau bersabda: “Sesungguhnya sepeninggalanku kelak, kamu akan menjumpai (penguasa) yang mementingkan diri sendiri. Maka sabarlah hingga kalian berjumpa denganku di telaga.” (HR. Muslim, hadits no. 3432)
® Hikmah Hadits :
1. Bahwa ambisi terhadap jabatan demi kepentingan diri sendiri adalah tercela. Terlebih dengan bentuk datang kepada orang yang berpengaruh, lalu “meminta” untuk diberikan jabatan dan kedudukan, sebagaimana digambarkan dalam hadits di atas.
Berkeinginan terhadap suatu jabatan akan menjadi mulia ketika jabatan dan kedudukan tersebut digunakan dalam rangka ibadah kepada Allah Swt, dakwah di jalan Allah, memberikan perlindungan bagi umat dan atau untuk memberikan kemaslahatan yang lebih luas bagi masyarakat.
2. Bahwa fenomena akan munculnya kepemimpinan yang hanya mementingkan diri sendiri dan atau mementingkan kelompoknya, serta tidak punya keberpihakan sama sekali terhadap umat, adalah hal yang telah disampaikan oleh Nabi ﷺ akan terjadi sejak 14 abad yang silam. Alih-alih melundungi dan mengayomi umat, bahkan mereka pun tega untuk berkhianat terhadap umat dan negrinya. Menjual dan menggadaikan negrinya demi keuntungan dan kepentingan diri pribadi dan atau kelompoknya saja.
Inilah hal yang disabdakan Nabi ﷺ sejak berabad silam, dan rasanya sekarang ini kita berada di zaman tersebut.
3. Dalam riwayat lainnya Nabi ﷺ bersabda, “Sebaik-baik pemimpin kalian adalah mereka mencintai kalian dan kalian mencintai mereka, mereka mendo’akan kalian dan kalian mendo’akan mereka. Dan sejelek-jelek pemimpin kalian adalah mereka yang membenci kalian dan kalian membenci mereka, mereka mengutuk kalian dan kalian mengutuk mereka.” (HR. Muslim, hadits no 3447).
Benar-benar hadits ini menggambarkan kondisi kepemimpinan dewasa ini; pemimpin yang membenci umat, mencaci umat, menfitnah umat, mengutuk umat dan umat Islam pun membencinya dan mengutuknya.
4. Maka pemimpin seperti ini harus dihadapi dengan sabar. Dan sabar dalam konteks ini maknanya adalah dengan mengatakan yang haq adalah haq, dan yang bathil adalah bathil. Karena sebaik-baik jihad adalah perkataan yang haq dihadapan penguasa yang dzalim, sebagaimana sabda Nabi ﷺ,
“Sesungguhnya jihad yang paling agung adalah ungkapan yang adil (benar) yang disampaikan di hadapan penguasa yang zhalim.” (HR. Tirmidzi no 2100, Abu Daud no 3781, Nasa’i no 4138, Ibnu Majah 4001, Imam Ahmad no 18076).
Dan siapa yang konsisten dengan hal tersebut, maka Nabi ﷺ menjanjikan sebuah pahala yang besar, yaitu “haudh”. Haudh adalah sebuah telaga di dalam surga, yang siapapun meminum air darinya maka ia tidak pernah merasakan dahaga selamanya…
Wallahu A’lam
🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
Follow Media Sosial MANIS :
IG : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D
FB: http://fb.com/majelismanis
TikTok https://www.tiktok.com/@majelis_manis_
📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis
💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Iman Islam
No Rek BSI : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287891088812