KhutbahMateri Kajian Manis

Etos Kerja Seorang Muslim

๐ŸŒฟ๐ŸŒบ๐Ÿ‚๐Ÿ€๐ŸŒผ๐Ÿ„๐ŸŒท๐ŸŒน

๐Ÿ“ Khutbah Jum’at Oleh: Ustadz Dwi Budiyanto, M.Hum(IKADI DIY)

ุงูŽู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ูู„ู‘ูŽู‡ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ุฌูŽุนูŽู„ูŽ ุงู„ู’ุนูŽู…ูŽู„ูŽ ุนูุจูŽุงุฏูŽุฉุŒ ูˆูŽุฃูŽุนูŽุฏู‘ูŽ ู„ูู„ู’ุนูŽุงู…ูู„ููŠู’ู†ูŽ ุฌูŽุฒููŠู’ู„ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽุซููˆู’ุจูŽุฉุŒ ุฅูุฐูŽุง ุฃูŽุชู’ู‚ูŽู†ููˆู’ุง ูููŠ ุนูŽู…ูŽู„ูู‡ูู…ู’ ูˆูŽุฃูŽุฎู’ู„ูŽุตููˆุง ุงู„ู†ู‘ููŠู‘ูุฉ.
ุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุง ุฅูู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุงู„ู„ู‡ ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ู„ูŽุง ุดูŽุฑููŠู’ูƒูŽ ู„ูŽู‡ุŒ ุฑูŽุจู‘ู ุงู„ู’ุฌูŽู„ูŽุงู„ู ูˆูŽุงู„ู’ุนูุฒู‘ูŽูŽุฉุŒ ุฐููˆู’ ุงู„ู’ุฌูŽุจูŽุฑููˆู’ุชู ูˆูŽุงู„ู’ู‚ููˆู‘ูŽุฉุŒ ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡ูุŒ ู†ูŽุจููŠู‘ูŽ ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูŽุฉู ูˆูŽุงู„ู’ู‡ูุฏูŽุงูŠูŽุฉุŒ ูˆูŽุฑูŽุณููˆู’ู„ูŽ ุงู„ู’ุญูŽู‚ู‘ู ูˆูŽุงู„ู’ุนูŽุฏูŽุงู„ูŽุฉ.
ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูู…ู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุญูŽุจููŠู’ุจูู†ูŽุง ูˆูŽุดูŽูููŠู’ุนูู†ูŽุง ูˆูŽู‚ูุฑู‘ูŽุฉู ุฃูŽุนู’ูŠูู†ูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ูู‡ู ูˆูŽุตูŽุญู’ุจูู‡ู ุฃูŽู‡ู’ู„ู ุงู„ุชู‘ูŽู‚ู’ูˆูŽู‰ ูˆูŽุงู„ู’ุงูุณู’ุชูู‚ูŽุงู…ูŽุฉุŒ ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ุณูŽุงุฑูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ู†ูŽู‡ู’ุฌูู‡ู ูˆูŽุชูŽู…ูŽุณู‘ูŽูƒูŽ ุจูุณูู†ู‘ูŽุชูู‡ู ุฅูู„ูŽู‰ ูŠูŽูˆู’ู…ู ุงู„ู’ู‚ููŠูŽุงู…ูŽุฉ.
ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏูุ›
ููŽูŠูŽุง ุนูุจูŽุงุฏูŽ ุงู„ู„ู‡ุŒ ุงูุชู‘ูŽู‚ููˆู’ุง ุงู„ู„ู‡ูŽ ุญูŽู‚ู‘ูŽ ุชูู‚ูŽุงุชูู‡ู ูˆูŽู„ูŽุง ุชูŽู…ููˆู’ุชูู†ู‘ูŽ ุงูู„ู‘ูŽุง ูˆูŽุฃูŽู†ู’ุชูู…ู’ ู…ูุณู’ู„ูู…ููˆู’ู†ูŽ. ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰: ุฃูŽุนููˆู’ุฐู ุจูุงู„ู„ู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ุดู‘ูŽูŠู’ุทูŽุงู†ู ุงู„ุฑู‘ูŽุฌููŠู’ู…ู: ยซูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ุงุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ุญูŽู‚ู‘ูŽ ุชูู‚ูŽุงุชูู‡ู ูˆูŽู„ูŽุง ุชูŽู…ููˆุชูู†ู‘ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ูˆูŽุฃูŽู†ู’ุชูู…ู’ ู…ูุณู’ู„ูู…ููˆู†ูŽยป

Maโ€™asyiral Muslimin rahimakumullah,
Kita patut bersyukur kepada Allah Swt. atas seluruh nikmat yang telah dianugerahkan Allah Swt. Setelah diperjumpakan dengan Ramadan, menikmati Idulfitri bersama keluarga, dan saat ini kembali beraktivitas setelah libur lebaran. Semoga Allah semakin perkuat ketaatan kita kepada-Nya, lebih pandai bersyukur atas setiap karunia yang Allah berikan, lebih khusyuk dalam berzikir kepada-Nya, dan semakin taat dalam beribadah kepada-Nya.

Ketika kita kembali ke tempat kerja, seusai libur panjang, semestinya kita kembali dengan orientasi yang lurus, niat yang benar, semangat yang menyala, dan kesungguhan yang terus terjaga. Kenapa?
Pertama, kita sangat menyadari bahwa sesungguhnya bekerja merupakan bagian dari tradisi kenabian. Para nabi dan orang-orang salih bukanlah orang yang mengasingkan diri dan tidak memiliki aktivitas. Sebaliknya, mereka adalah pekerja-pekerja yang gigih dan bersungguh-sungguh. Mereka memiliki pekerjaan dan kompetensi khusus di bidangnya. Diantara yang disebut oleh Rasulullah Saw. adalah Nabi Daud a.s. yang memenuhi kebutuhan kesehariannya dengan bekerja. Rasulullah Saw. menuturkan tentang sikap kemandirian Nabi Daud a.s. dalam sabdanya:

ุฅูู†ูŽู‘ ุฏูŽุงูˆูุฏูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุจููŠูŽู‘ ูƒูŽุงู†ูŽ ู„ุงูŽ ูŠูŽุฃู’ูƒูู„ู ุฅูู„ุงูŽู‘ ู…ูู†ู’ ุนูŽู…ูŽู„ู ูŠูŽุฏูู‡ู

โ€œSesungguhnya Nabi Daud tidak makan, kecuali dari hasil jerih payahnya sendiriโ€ (H.r. Al-Bukhari).

Betapa mulianya mereka yang memenuhi kebutuhannya dengan jerih payahnya sendiri. Ketika Rasulullah Saw. menghubungkan perkara ini dengan menyebut Daud a.s., itu memperlihatkan pujian dan penghargaan yang besar dari Rasulullah Saw. kepada siapapun yang mandiri dan bekerja dengan gigih. Para pekerja, di bidang apapun, tidaklah sendiri. Yang mereka lakukan juga dikerjakan para nabi.

Ini artinya, bekerja merupakan bagian dari tradisi kenabian. Islam sangat menghargai seseorang yang bekerja. Kemuliannya disematkan saat seseorang bekerja, bukan pada nominal penghasilan yang diperolehnya. Pujian Rasulullah Saw. diberikan pada siapapun yang bekerja, dalam posisi apapun dan dengan penghasilan seberapa pun. Lebih lanjut, inilah yang dapat kita pahami dari sabda Rasulullah Saw.

ู…ูŽุง ุฃูŽูƒูŽู„ูŽ ุฃูŽุญูŽุฏูŒ ุทูŽุนูŽุงู…ุงู‹ ู‚ูŽุทู’ ุฎูŽูŠู’ุฑุงู‹ ู…ูู†ู’ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุฃู’ูƒูู„ูŽ ู…ูู†ู’ ุนูŽู…ูŽู„ู ูŠูŽุฏูู‡ู ูˆูŽุฅูู†ูŽู‘ ู†ูŽุจููŠูŽู‘ ุงู„ู„ู‡ู ุฏูŽุงูˆูุฏูŽ ูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูŽุฃู’ูƒูู„ู ู…ูู†ู’ ุนูŽู…ูŽู„ู ูŠูŽุฏูู‡ู

โ€œTidaklah seseorang memakan makanan yang lebih baik dari memakan hasil jerih payahnya sendiri, dan sesungguhnya Nabi Daud makan dari hasil jerih payahnya sendiri.โ€ (H.r. Al-Bukhari).

Tidak sekadar kisah tentang Daud a.s. Rasulullah Saw. juga menceritakan profesi Nabi Zakariya a.s. sebagai tukang kayu.

ูƒูŽุงู†ูŽ ุฒูŽูƒูŽุฑููŠูŽู‘ุง ู†ูŽุฌูŽู‘ุงุฑุงู‹

โ€œZakariya a.s. dulu adalah seorang tukang kayu.โ€ (H.r. Muslim).

Sebagai tradisi kenabian, menunaikannya merupakan bagian dari ibadah kepada Allah Swt. Oleh karena itu, salah satu yang perlu untuk kita tata adalah orientasi kita saat bekerja. Seorang muslim bekerja tidak sekadar untuk mencukupi kebutuhan diri dan keluarganya. Lebih dari sekadar itu, ia merupakan bagian dari ibadah yang harus diniatkan untuk menggapai ridla Allah Swt. Di dalam bekerja itu, kita ingin mendapatkan pahala dari kesabaran, pelayanan, tanggung jawab kepada keluarga, dan banyak hal-hal baik lainnya di balik aktivitas seseorang untuk bekerja.

Kedua, memenuhi kebutuhan keluarga merupakan bentuk tanggung jawab yang membawa pada kemuliaan. Dalam pandangan Islam, tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan keluarga jauh lebih baik dari bentuk amal yang lain, seperti infak fisabilillah, membebaskan budak, atau sedekah kepada orang miskin. Rasulullah Saw. menjelaskan keutamaan memberikan nafkah keluarga. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a., Nabi Saw. bersabda,

ุฏููŠู†ูŽุงุฑูŒ ุฃูŽู†ู’ููŽู‚ู’ุชูŽู‡ู ูููŠู’ ุณูŽุจููŠู„ู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ูˆูŽุฏููŠู†ูŽุงุฑูŒ ุฃูŽู†ู’ููŽู‚ู’ุชูŽู‡ู ูููŠู’ ุฑูŽู‚ูŽุจูŽุฉู ูˆูŽุฏููŠู†ูŽุงุฑูŒ ุชูŽุตูŽุฏูŽู‘ู‚ู’ุชูŽ ุจูู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูุณู’ูƒููŠู†ู ูˆูŽุฏููŠู†ูŽุงุฑูŒ ุฃูŽู†ู’ููŽู‚ู’ุชูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽู‡ู’ู„ููƒูŽ ุฃูŽุนู’ุธูŽู…ูู‡ูŽุง ุฃูŽุฌู’ุฑู‹ุง ุงู„ูŽู‘ุฐูู‰ ุฃูŽู†ู’ููŽู‚ู’ุชูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽู‡ู’ู„ููƒูŽ

โ€œSatu dinar yang kamu infakkan di jalan Allah, satu dinar yang digunakan untuk membebaskan seorang budak, dan satu dinar yang diberikan kepada orang miskin, tetap yang paling besar pahalanya adalah satu dinar yang kamu belanjakan untuk memenuhi kebutuhan keluargamu.โ€ (H.r. Muslim).

Penjelasan Rasulullah Saw. tersebut memperlihatkan betapa mulianya mereka yang bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Tanggung jawab itu mendapatkan posisi mulia di dalam Islam. Sebaliknya, agama ini mencela mereka yang lalai terhadap kewajibannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Dari โ€˜Abdullah bin โ€˜Amr r.a., ia berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda,

ูƒูŽููŽู‰ ุจูุงู„ู’ู…ูŽุฑู’ุกู ุฅูุซู’ู…ู‹ุง ุฃูŽู†ู’ ูŠูุถูŽูŠูู‘ุนูŽ ู…ูŽู†ู’ ูŠูŽู‚ููˆุชู

โ€œSeseorang cukup dikatakan berdosa jika ia melalaikan orang yang ia wajib beri nafkah.โ€ (H.r. Abu Daud).

Dalam kemuliaan yang disampaikan Rasulullah Saw. kepada setiap muslim yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga itulah, kita mesti berdiri tegak dengan sepenuh kesyukuran. Allah Swt. tidak memberikan kemuliaan itu pada mereka yang berkedudukan tinggi, tidak juga pada mereka yang pekerjaannya bergengsi, atau hanya pada mereka yang besar dalam gaji. Tidak sama sekali. Allah Swt. menganugerahkan kemuliaan itu pada setiap muslim yang bekerja dengan penuh tanggung jawab dan ketulusan, semata-mata untuk mendapatkan ridla Allah Swt. dan memenuhi kebutuhan keluarga. Seandainya, gaji yang diperoleh dikalkulasi masih sangat tidak memadai, ia tetap bersyukur dan senantiasa yakin kalau Allah Swt. pasti akan mencukupinya.

Ketiga, seorang muslim didorong untuk bekerja secara itqan (profesional). Islam sangat mendorong agar setiap muslim bekerja secara itqan. Hal ini harus dilakukan karena motif utama seorang muslim adalah mencari ridla Allah Swt. Selanjutnya, bekerja secara profesional merupakan bentuk tanggung jawab untuk menjaga amanah yang diberikan kepadanya. Dalam hal ini, kita memahami sabda Rasulullah Saw.

ุฅูู†ูŽู‘ ุงู„ู„ู‡ ูŠูุญูุจูู‘ ุฅูุฐูŽุง ุนูŽู…ูู„ูŽ ุฃูŽุญูŽุฏููƒูู…ู’ ุนูŽู…ูŽู„ุงู‹ ุฃูŽู†ู’ ูŠูุชู’ู‚ูู†ูŽู‡ู

โ€œSesungguhnya Allah mencintai seseorang yang jika bekerja, ia bekerja secara itqan (profesional).โ€ (H.r. Al-Baihaqi).

Jika hadis Rasulullah Saw. tersebut diamalkan, maka tak akan ditemukan seorang muslim yang bekerja dengan malas-malasan, sembrono, dan asal-asalan. Sesungguhnya, Alquran memberikan keteladanan tentang bagaimana seseorang bekerja dan beramal secara profesional. Keteladanan ini, salah satunya, dihadirkan dalam diri Nabi Musa a.s.

Ketika Nabi Musa a.s. sampai di Madyan dan bertemu dengan dua orang wanita yang kesulitan untuk antri memberi minum ternak mereka, kita ingat bahwa Musa a.s. membantu mereka. Salah seorang dari wanita itu menyarankan kepada ayah mereka (yang dalam beberapa kitab tafsir dikenal sebagai Nabi Syuโ€™aib a.s.) untuk mempekerjakan Musa a.s.

Alquran mengungkapkan kembali perkataan salah seorang dari dua wanita itu kepada ayahnya.

ู‚ูŽุงู„ูŽุชู’ ุฅูุญู’ุฏูŽุงู‡ูู…ูŽุง ูŠูŽุง ุฃูŽุจูŽุชู ุงุณู’ุชูŽุฃู’ุฌูุฑู’ู‡ู ุฅูู†ูŽู‘ ุฎูŽูŠู’ุฑูŽ ู…ูŽู†ู ุงุณู’ุชูŽุฃู’ุฌูŽุฑู’ุชูŽ ุงู„ู’ู‚ูŽูˆููŠูู‘ ุงู„ู’ุฃูŽู…ููŠู†ู

Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, โ€œYa bapakku ambillah ia sebagai pekerja kita, karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.โ€ (Q.s. Al-Qashshash: 26).

Wanita mengakui kalau Musa a.s. merupakan sosok yang al-qawiy (kuat) lagi al-amiin (terpercaya). Kelayakan untuk menjadi seorang pekerja yang dapat dihandalkan terlihat dari dua parameter utama, yaitu ia memiliki kompetensi dan integritas. Dalam interaksi yang sekilas tersebut, dua orang wanita itu mampu memetakan kalau Musa a.s. punya kapasitas untuk bekerja di tempat mereka. Mereka menyaksikan kalau Musa a.s. sangat kuat dan dapat dihandalkan untuk mengelola ternak-ternak mereka. Dua orang wanita itu juga menyaksikan bahwa Musa a.s. adalah pribadi yang dapat dipercaya; perilakunya sopan, memuliakan perempuan, dan tidak memiliki motif yang merusak integritasnya.

Demikianlah Alquran memprogram setiap muslim untuk bekerja secara itqan (profesional). Mereka memiliki integritas yang menjadikan setiap muslim dapat dipercaya di tempat kerja masing-masing. Mereka juga memiliki kompetensi yang dapat dihandalkan sehingga seluruh pekerjaannya tuntas terselesaikan dengan indikator keberhasilan yang baik. Dengan integritas dan kompetensi itulah, setiap muslim menjadi orang-orang kuat dan terpercaya di setiap lini kehidupan. Pribadi muslim seperti inilah yang dikatakan Rasulullah Saw. sebagai mukmin yang kuat (al-mukminul qawwiy).

ุงูŽู„ู’ู€ู…ูุคู’ู…ูู†ู ุงู„ู’ู‚ูŽูˆููŠูู‘ ุฎูŽูŠู’ุฑูŒ ูˆูŽุฃูŽุญูŽุจูู‘ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ู ุงู„ุถูŽู‘ุนููŠู’ููุŒ ูˆูŽูููŠู’ ูƒูู„ูู‘ ุฎูŽูŠู’ุฑูŒุŒ ุงูุญู’ุฑูุตู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูŽุง ูŠูŽู†ู’ููŽุนููƒูŽ ูˆูŽุงุณู’ุชูŽุนูู†ู’ ุจูุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽู„ูŽุง ุชูŽู€ุนู’ุฌูŽู€ุฒู’

Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada Mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan. Bersungguh-sungguhlah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allah (dalam segala urusanmu) serta janganlah sekali-kali engkau merasa lemah. (H.r. Muslim).

Seorang muslim, sebagaimana hadis Rasulullah Saw. tersebut didorong untuk ihrish โ€˜alaa maa yanfaโ€™uka. Selalu bersemangat dan bersungguh-sungguh meraih sesuatu yang bermanfaat. Oleh karena itu, mari kita kembali ke tempat kerja (seusai libur lebaran ini) dengan semangat, kesungguhan, dan orientasi yang jauh lebih baik. Mari kita bekerja dan beramal untuk hidup yang sekali-kalinya di dunia ini dengan bekerja dan beramal secara ihsan, yakni dengan menata keikhlasan, bekerja secara itqan (profesional), dan menuntaskan setiap pekerjaan dengan lebih baik (jaudatul adaโ€™). Semoga Allah Swt. memudahkan dan menganugerahkan keberkahan atas setiap pekerjaan kita.

ุจูŽุงุฑูŽูƒูŽ ุงู„ู„ู‡ู ู„ููŠู’ ูˆูŽู„ูŽูƒูู…ู’ ููŠ ุงู’ู„ู‚ูุฑู’ุขู†ู ุงู’ู„ุนูŽุธููŠู’ู…ูุŒ ูˆูŽู†ูŽููŽุนูŽู†ููŠ ูˆูŽุฅููŠู‘ูŽุงูƒูู…ู’ ุจูู…ูŽุง ูููŠู’ู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุขูŠูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ุฐู‘ููƒู’ุฑู ุงู„ู’ุญูŽูƒููŠู’ู…ูุŒ ูˆูŽุชูŽู‚ูŽุจู‘ูŽู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ู…ูู†ู‘ูŽุง ูˆูŽู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ุชูู„ุงูŽูˆูŽุชูŽู‡ู ุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู‡ููˆูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู…ููŠู’ุนู ุงู„ุนูŽู„ููŠู’ู…ู

Khutbah Kedua

ุงูŽู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ูู„ู‘ูฐู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฅูุญู’ุณูŽุงู†ูู‡ูุŒ ูˆูŽุงู„ุดู‘ููƒู’ุฑู ู„ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุชูŽูˆู’ูููŠู’ู‚ูู‡ู ูˆูŽุงู…ู’ุชูู†ูŽุงู†ูู‡ุŒ ูˆูŽุฃูŽุดู‡ูŽุฏู ุฃูŽู† ู„ุง ุฅูู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ุง ุงู„ู„ู‡ู
ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ู„ุง ุดูŽุฑููŠูƒูŽ ู„ูŽู‡ู ุชูŽุนู’ุธููŠู’ู…ู‹ุง ู„ูุดูŽุฃู’ู†ูู‡ุŒ ูˆุฃูŽุดู‡ุฏู ุฃู†ู‘ูŽ ู†ูŽุจููŠู‘ูŽู†ูŽุง ู…ูุญู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุนูŽุจุฏูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู„ูู‡ู ุงู„ุฏู‘ูŽุงุนููŠ ุฅูู„ู‰ ุฑูุถู’ูˆูŽุงู†ูู‡.
ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏูุ›
ููŽูŠูŽุง ุนูุจูŽุงุฏูŽ ุงู„ู„ู‡ุŒ ุงูุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‡ูŽ ุญูŽู‚ู‘ูŽ ุงู„ุชู‘ูŽู‚ู’ูˆูŽู‰ุŒ ูˆูŽุฃูŽุทููŠู’ุนููˆู’ู‡ู ูููŠ ุงู„ุณูู‘ุฑูู‘ ูˆูŽุงู„ู†ู‘ูŽุฌู’ูˆูŽู‰.
ุซูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ููˆุง ูˆูŽุณูŽู„ูู‘ู…ููˆุง ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ู‡ูŽุงุฏููŠ ุงู„ู’ุจูŽุดููŠู’ุฑุŒ ูˆูŽุงู„ุณูู‘ุฑูŽุงุฌู ุงู„ู’ู…ูู†ููŠู’ุฑุŒ ู†ูŽุจููŠู‘ูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ุตูŽุงุญูุจู ุงู„ู’ููŽุถู’ู„ู ุงู„ู’ูƒูŽุจููŠู’ุฑ. ููŽู‚ูŽุฏู’ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ ูููŠ ูƒูุชูŽุงุจูู‡ู: ยซุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ูˆูŽู…ูŽู„ูŽุงุฆููƒูŽุชูŽู‡ู ูŠูุตูŽู„ู‘ููˆู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ุตูŽู„ู‘ููˆุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูู‘ู…ููˆุง ุชูŽุณู’ู„ููŠู…ุงู‹ยป
ุงูŽู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ูู‘ ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ู ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูƒูŽู…ุงูŽ ุตูŽู„ู‘ูŽูŠู’ุชูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฅูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽ ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ู ุฅูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽ ุฅู†ู‘ูŽูƒูŽ ุญูŽู…ููŠู’ุฏูŒ ู…ูŽู€ุฌููŠู’ุฏุŒ ูˆูŽุงุฑู’ุถูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุนูŽู†ู ุงู„ู’ู€ุฎูู„ูŽููŽุงุกู ุงู„ุฑู‘ูŽุงุดูุฏููŠู’ู†ุŒ ุฃูŽุจููŠู’ ุจูŽูƒู’ุฑู ูˆูŽุนูู…ูŽุฑูŽ ูˆูŽุนูุซู’ู…ูŽุงู†ูŽ ูˆูŽุนูŽู„ููŠู‘ุŒ ูˆูŽุนูŽู†ู ุงู„ุตู‘ูŽุญูŽุงุจูŽุฉู ุฃูŽุฌู’ู…ูŽุนูŽูŠู’ู†ุŒ ูˆูŽุนูŽู†ู‘ูŽุง ู…ูŽุนูŽู‡ูู…ู’ ุจูู…ูŽู†ู€ู‘ููƒูŽ ูˆูŽูƒูŽุฑูู…ููƒูŽ ูŠูŽุง ุฃูŽูƒู’ุฑูŽู…ูŽ ุงู„ู’ุฃูŽูƒู’ุฑูŽู…ููŠู’ู†.
ุงูŽู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุบู’ููุฑู’ ู„ูู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุคู’ู…ูู†ูŽุงุชูุŒ ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุณู’ู„ูู…ูŽุงุชูุŒ ุงู’ู„ุฃูŽุญู’ูŠูŽุงุกู ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ูˆูŽุงู’ู„ุฃูŽู…ู’ูˆูŽุงุชูุŒ ุฅูู†ู‘ูŽูƒูŽ ุณูŽู…ููŠู’ุนูŒ ู‚ูŽุฑููŠู’ุจูŒ ู…ูุฌููŠู’ุจู ุงู„ุฏู‘ูŽุนูŽูˆูŽุงุชุŒ ูˆูŽูŠูŽุง ู‚ูŽุงุถููŠูŽ ุงู„ู’ุญูŽุงุฌูŽุงุช.
ุงู„ู„ู‡ู… ุฅูู†ู‘ูŽุง ู†ูŽุณู’ุฃูŽู„ููƒูŽ ุงู„ู’ููุฑู’ุฏูŽูˆู’ุณูŽ ุงู„ู’ุฃูŽุนู’ู„ูŽู‰ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉ.
ุงู„ู„ู‡ู… ุฅูู†ู‘ูŽุง ู†ูŽุณู’ุฃูŽู„ููƒูŽ ุงู„ู’ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉูŽ ูˆูŽู…ูŽุง ู‚ูŽุฑู‘ูŽุจูŽ ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุง ู…ูู†ู’ ู‚ูŽูˆู’ู„ู ูˆูŽุนูŽู…ูŽู„ุŒ ูˆูŽู†ูŽุนููˆู’ุฐู ุจููƒูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑู ูˆูŽู…ูŽุง ู‚ูŽุฑู‘ูŽุจูŽ ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุง ู…ูู†ู’ ู‚ูŽูˆู’ู„ู ูˆูŽุนูŽู…ูŽู„.
ุงูŽู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ู‘ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽุง ู†ูŽุณู’ุฃูŽู„ููƒูŽ ุงู„ู’ุนูŽูู’ูˆูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุนูŽุงูููŠูŽุฉุŒ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุนูŽุงููŽุงุฉู ุงู„ุฏู‘ูŽุงุฆูู…ูŽุฉุŒ ูููŠ ุฏููŠู’ู†ูู†ูŽุง ูˆูŽุฏูู†ู’ูŠูŽุงู†ุงูŽ ูˆูŽุฃูŽู‡ู’ู„ูู†ูŽุง ูˆูŽู…ูŽุงู„ูู†ุงูŽ.
ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ุธูŽู„ูŽู…ู’ู†ูŽุง ุฃูŽู†ู’ููุณูŽู†ูŽุง ูˆูŽุฅูู†ู’ ู„ูŽู…ู’ ุชูŽุบู’ููุฑู’ ู„ูŽู†ูŽุง ูˆูŽุชูŽุฑู’ุญูŽู…ู’ู†ูŽุง ู„ูŽู†ูŽูƒููˆู†ูŽู†ู‘ูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุฎูŽุงุณูุฑููŠู†ูŽ.
ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ุขุชูู†ูŽุง ูููŠ ุงู„ุฏู‘ูู†ู’ูŠูŽุง ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู‹ ูˆูŽูููŠ ุงู„ู’ุขุฎูุฑูŽุฉู ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู‹ ูˆูŽู‚ูู†ูŽุง ุนูŽุฐูŽุงุจูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑู.
ูˆูŽุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ูู„ู‘ูฐู‡ู ุฑูŽุจูู‘ ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู†.

๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐ŸŒบ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐ŸŒบ๐Ÿƒ๐Ÿƒ


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

Follow Media Sosial MANIS :

IG : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D

FB: http://fb.com/majelismanis

TikTok https://www.tiktok.com/@majelis_manis_

๐Ÿ“ฑInfo & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis

๐Ÿ’ฐ Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Iman Islam
No Rek BSI : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287891088812

Related Posts

Leave A Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *