Mengevaluasi Puasa Kita

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹

📝 Khutbah Jum’at Oleh: Ustadz Wahyudin, S.Pd.I (IKADI DIY)

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ جَعَلَ شَهْرَ رَمَضَانَ سَيِّدَ الشُّهُوْر، وَضَاعَفَ فِيْهِ الْحَسَنَاتِ وَالْأُجُوْر، أَحْمَدُهُ وَأَشْكُرُهُ إِنَّهُ غَفُوْرٌ شَكُوْر،
وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةً أَرْجُو بِهَا الْفَوْزَ بِدَارِ السُّرُوْر، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه، أَشْرَفَ آمِرٍ وَمَأْمُوْر،
اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، قُرَّةِ الْأَعْيُنِ وَشِفَاءِ الصُّدُوْر، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ وَالنُّشُوْر.
أَمَّا بَعْد؛
فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى الله، اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، قَالَ اللهُ تَعَالَى: ((يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ))

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Jumat siang ini kita memasuki hari keduapuluh Ramadan 1446 H. Bagi sebagian orang, menahan lapar dan dahaga serta hal-hal yang membatalkan puasa secara lahiriah bukanlah hal yang sulit dan menyiksa dirinya. Bahkan, anak-anak kecil saja banyak yang mampu melakukan hal tersebut; berpuasa dari Subuh hingga waktu berbuka. Namun, sayangnya untuk menjaga diri dari perbuatan dosa, banyak orang yang tidak mampu melakukannya. 

Oleh karena itu, sudah sewajarnya kita melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan ibadah puasa kita, yang memasuki paruh kedua Ramadan ini. Hal ini penting dan seharusnya menjadi perhatian agar kita tidak menjadi orang yang celaka karena abai untuk memanfaatkan momentum Ramadan sebagai sarana mendapatkan keberkahan, rahmat, dan maghfirah dari Allah ‘Azza wa jalla.

Rasulullah Saw.  bersabda:

رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ، وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ، وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ أَدْرَكَ عِنْدَهُ أَبَوَاهُ الْكِبَرَ فَلَمْ يُدْخِلَاهُ الْجَنَّةَ

“Sungguh sangat merugi, seseorang yang disebut namaku di sisinya, tetapi ia tidak bersalawat kepadaku. Sungguh sangat merugi, seseorang yang memasuki bulan Ramadan, lalu bulan itu berlalu tanpa diampuni dosanya. Dan sungguh sangat merugi, seseorang yang sempat mendapati kedua orang tuanya yang dalam kondisi renta, tetapi hal itu tidak membuatnya masuk surga.” (H.r. Tirmidzi).

Jamaah sidang Jumat rahimakumullah,
Dalam rangka meningkatkan kualitas puasa seorang hamba, sebagian ulama membedakan puasa menjadi tiga tingkatan, yaitu:
Pertama, yaitu Shaum al-‘Āmmah, yaitu puasanya kebanyakan orang. Mereka menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa secara fisik. Pada tingkatan puasa ini masih ada hal-hal yang mengancam tidak sempurnanya puasa kita, karena puasa yang benar tidak hanya menahan dari makan dan minum serta hal-hal yang membatalkan puasa secara fisik tersebut.
Rasulullah Saw.  memperingatkan kita dengan sabdanya:

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ وَرُبَّ قَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ قِيَامِهِ السَّهَرُ

“Betapa banyak orang yang berpuasa hanya mendapatkan rasa lapar dan dahaga saja. Betapa banyak pula yang melakukan shalat malam, hanya begadang di malam hari.” (H.r. Ahmad).

Kedua, Shaum al-Khawāsh, yaitu puasanya orang-orang tertentu. Selain menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa secara fisik, mereka juga menjaga panca indera serta anggota tubuh dari perbuatan dosa. Pada tingkatan ini juga masih ada hal-hal yang menjadi ancaman “gugurnya” pahala puasa kita.

Tingkatan Shaum al-Khawāsh ini bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menjaga panca indera dan hati dari maksiat dan hal-hal yang sia-sia. Bentuknya dapat berupa:

Menjaga pandangan, yaitu dengan tidak melihat sesuatu yang diharamkan atau tidak bermanfaat baginya.

Menjaga lisan, yaitu dengan tidak berkata dusta, ghibah (menggunjing), atau perkataan yang sia-sia. 

Menjaga pendengaran, yaitu dengan tidak mendengar hal-hal yang diharamkan atau tidak bermanfaat.

Menjaga anggota tubuh dari perbuatan maksiat, dengan menghindarkan diri dari semua perbuatan yang diharamkan oleh Allah.

Rasulullah Saw. bersabda:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dusta, maka Allah tidak butuh ia meninggalkan makan dan minumnya.” (H.r. Bukhari).

Jamaah sidang Jumat rahimakumullah
Ketiga, Shaum Khawāsh al-Khawāsh, yaitu puasanya orang-orang terpilih. Pada tingkatan ini, mereka tidak hanya menjaga diri dari dosa dan perbuatan sia-sia, tetapi juga menyucikan hati dan pikiran dari hal-hal duniawi, dan hanya fokus mengharap ridha Allah Swt. Inilah tingkatan puasa yang tertinggi yang akan mendapatkan kesempurnaan pahala dan balasan kebaikan dari Allah ‘Azza wa Jalla.
Ciri puasa pada tingkatan ini di antaranya adalah:

Menjaga hati dari penyakit spiritual, seperti riya’, ujub, iri, dengki, atau pikiran buruk.

Fokus beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah, dengan memanfaatkan waktu untuk tilawah, dzikir, shalat, dan amal salih lainnya.

Junjungan kita nabi Muhammad Saw. mewasiatkan kepada kita tentang puasa yang benar dengan sabdanya:

لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشُّرْبِ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهُلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ ، إِنِّي صَائِمٌ

“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan sia-sia dan mesum. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat jahil padamu, maka katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”. (H.r. Ibnu Majah dan al-Hakim).

Rasulullah Saw. juga berpesan kepada umatnya:

إِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَسْخَبْ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ، فَلْيَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ

“Jika salah seorang di antara kalian sedang berpuasa, maka jangan berkata kotor dan jangan berteriak-teriak. Jika ada yang mencacinya atau mengajaknya berkelahi, hendaklah ia berkata: ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa’.” (H.r. Al-Bukhari dan Muslim).

Puasa Khawāsh al-Khawāsh adalah puasa yang lebih sempurna karena tidak hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menjaga seluruh anggota tubuh dari maksiat. Puasa ini membantu seseorang mencapai kesucian jiwa dan kedekatan dengan Allah, serta meningkatkan kualitas ibadahnya.

Jamaah sidang Jumat rahimakumullah
Maka marilah kita berusaha mengevaluasi hari-hari yang berlalu di Ramadhan tahun ini. Karena orang yang hari ini lebih baik dari kemarin, maka dia adalah orang yang beruntung. Dan orang yang harinya sama dengan kemarin, maka dia merugi. Setelah kita mengetahui kekurangan dan kesalahan yang kita lakukan di di waktu yang lalu, maka hendaknyta kita berusaha memperbaikinya dan tidak jatuh pada kesalahan yang sama. Dengan demikian, kita dapat berharap bahwa perjumpaan kita dengan bulan Ramadhan tahun ini akan membawa kepada surga Allah dengan rahmat dan kasih sayang-Nya.

اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ

“Ya Allah, perlihatkanlah kepada kami kebenaran itu sebagai kebenaran dan berilah kami kemampuan untuk mengikutinya, serta perlihatkanlah kepada kami kebatilan itu sebagai kebatilan dan berilah kami kemampuan untuk menjauhinya.”

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ 

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أتَمَّ عَلَيْنَا نِعْمَتَهُ، وَأَكْمَلَ لَنَا مِلَّتَه، وَشَرَّعَ لَنَا مِنَ الْأَعْمَالِ الصَّالِحَاتِ أَنْوَاعًا وَأَصْنَافًا لِنَفُوْزَ بِرِضَاهُ وَنَدْخُلَ جَنَّتَه
 أَشْهَدُ أَنْ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُصْطَفَى مِنْ بَيْنِ الْعَالَمِيْن، اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْهِمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
أَمَّا بَعْدُ؛
 فََيَا أيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اتَّقُوا اللهَ، اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى وَأَطِيْعُوْهُ فَإِنَّ طَاعَتَهُ أَقْوَمُ وَأَقْوَى، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
ثُمَّ صَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى الْهَادِي الْبَشِيْر، وَالسِّرَاجِ الْمُنِيْر، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَاحِبِ الْفَضْلِ الْكَبِيْر. فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ: «إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً»
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إنَّكَ حَمِيْدٌ مَـجِيْد، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْـخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْن، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيّ، وَعَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعَيْن، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنـِّكَ وَكَرِمِكَ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْن.
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ، وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اْلأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَات، وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَات.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَة، وَالْمُعَافَاةِ الدَّائِمَة، فِي دِيْنِنَا، وَدُنْيَاناَ، وَأَهْلِنَا، وَمَالِناَ.
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
والْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃

Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

Follow IG MANIS : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Iman Islam
No Rek BSI : 5512 212 725
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287891088812