Mendahulukan Ridha Allah Di Atas Ridha Manusia

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹

📝 Khutbah Jum’at Oleh: Ust. Achmad Dahlan, LC.M.A (IKADI DIY)

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَعَدَّ لِلْمُتَّقِيْنَ جَنَّاتِ النَّعِيْم، مُتَّكِئِينَ عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِين، يُطَافُ عَلَيْهِمْ بِكَأْسٍ مِنْ مَعِينٍ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه، مَالِكُ يَوْمِ الدِّينِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، الْمَبْعُوْثُ إِلَى الْإِنْسِ وَالْجِنِّ أَجْمَعِيْن.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ أَعْيُنِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِ إِلَى يَوْمِ لِقَاءِ رَبِّ الْعَالَمِيْن.
أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ الله، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَاتَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ الله تَعَالَى: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: «يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ»

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Kita bersyukur atas segala nikmat dan rahmat-Nya, serta memohon ampun atas segala dosa dan kesalahan kita. Shalawat dan salam kita panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW, suri teladan terbaik yang menuntun kita pada kebaikan dan mengingatkan kita pada hakikat kehidupan.

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Dalam kehidupan, sering kali kita dihadapkan pada pilihan antara mengejar ridha Allah atau ridha manusia. Banyak di antara kita yang mungkin lebih khawatir pada pandangan manusia daripada pandangan Allah. Khawatir jika melakukan perbuatan yang dianggap tidak patut oleh masyarakat, tapi lupa bertanya apakah perbuatan tersebut diridhoi atau dimurkai oleh Allah.

Sebagai seorang Muslim, tentu kita dituntut untuk selalu mendahulukan ridha Allah daripada ridha manusia. Shalat kita, ibadah kita dan seluruh kehidupan kita harus dipersembahkan untuk meraih ridha Allah. Bahkan, seluruh visi hidup kita harus kita arahkan untuk meninggal dalam keadaan mendapatkan ridha Allah Swt.
Dalam QS. At-Taubah ayat 62, Allah Swt. berfirman:

يَحْلِفُونَ بِاللَّهِ لَكُمْ لِيُرْضُوكُمْ وَاللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَقُّ أَنْ يُرْضُوهُ إِنْ كَانُوا مُؤْمِنِينَ

“Mereka bersumpah kepada kamu dengan nama Allah untuk mencari keridhaanmu, padahal Allah dan Rasul-Nya itulah yang lebih pantas mereka cari keridhaannya jika mereka benar-benar orang-orang yang beriman.” (Qs. At-Taubah: 62)

Ayat ini mengingatkan kita bahwa keridhaan Allah-lah yang seharusnya kita utamakan di atas segala sesuatu. Jika kita selalu mendahulukan ridha Allah, maka kehidupan kita akan lebih tentram, meskipun mungkin orang lain tidak selalu menyukai atau mengapresiasi apa yang kita lakukan. Namun, balasan Allah lebih besar dan lebih berharga daripada pujian atau sanjungan manusia.

Di ayat lain, Allah SWT juga berfirman:

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ

“Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; ia mencintainya sebagaimana ia mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan orang-orang yang kafir sangat keras kekafirannya.” (Qs. Al-Baqarah: 165)

Ayat di atas menjelaskan bahwa seorang mukmin sejati akan selalu mendahulukan cinta kepada Allah Swt. daripada cinta kepada selain-Nya. Begitu pula dalam hal mencari keridhaan, seorang muslim yang sejati akan selalu berusaha untuk mendapatkan ridha Allah Swt. di atas segala-galanya.

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Ridha Allah Swt. adalah kunci kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan mendapatkan ridha-Nya, kita akan merasakan ketenangan hati, keberkahan dalam hidup, dan janji surga yang abadi. Sedangkan ridha manusia bersifat sementara dan selalu berubah. Hari ini mungkin kita disanjung, namun besok bisa jadi kita dihina. Hanya ridha Allah SWT yang abadi dan kekal.

Ilustrasi bahwa ridha manusia selalu berubah bisa dipahami dalam sebuah cerita tentang seorang ayah dan anak laki-lakinya yang melakukan perjalanan bersama seekor keledai. Sang ayah menunggangi seekor keledai dan menyuruh anaknya berjalan dibelakangnya. Ketika baru berjalan beberapa langkah, orang-orang yang melihat mereka berkata: “Kenapa engkau yang naik keledai, sedangkan anakmu yang kecil itu kelelahan berjalan dibelakang?” Maka, turunlah sang ayah dari atas keledai. Ia kemudian menyuruh anaknya menaiki keledai tersebut. Tidak berapa lama berjalan, sekelompok orang yang melihat mereka berkata: “Mengapa kamu berjalan kaki, kamu kan sudah tua, sedangkan anakmu yang masih muda kau biarkan naik keledai itu? Sungguh anak yang tidak mempunyai sopan santun.” Maka anak itu pun turun dari keledai. Ketiganya kemudian berjalan bersama. Orang-orang yang melihat kemudian berkata: “Sungguh bodoh kalian! Kalian punya hewan tunggangan, tapi malah berjalan dan tidak menaiki hewan tunggangan kalian.” Mendengar itu, sang ayah pun berkata kepada anaknya: ““Wahai anakku, itulah akibat jika kita mendengar dan mengikuti semua omongan orang. Tidak akan ada habis-habisnya. Maka dalam bertindak, kita harus mendengar dan mengikuti aturan Allah, terserah manusia mau bilang apa!”

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Mendahulukan ridha Allah berarti siap menghadapi ujian dan cobaan. Ketika kita memilih jalan yang benar meskipun tidak disukai orang lain, berarti kita sedang menempuh ujian untuk keimanan kita. Seorang yang mempunyai keimanan yang teguh dan keyakinan yang kuat kepada Allah akan mampu menempuh jalan yang sulit dan tidak disukai manusia. Dia tetap melangkah menyusuri jalan itu karena yakin disanalah terletak keridhaan Allah.
Seberat apapun ujian dan rintangan yang dihadapi, ia tidak akan mundur atau berbelok ke jalan lain. Apalagi jika hanya karena takut dengan penilaian manusia. Dia yakin bahwa meraih ridha Allah adalah tujuan yang paling agung yang bisa didapatkan manusia. Dan sebaliknya, kemurkaan Allah berarti kehinaan abadi bagi seorang manusia. Rasulullah bersabda:

مَنْ اِلْتَمَسَ رِضَا اللهِ بِسَخَطِ النَّاسِ رضي الله عنه وَأَرْضَى عَنْهُ النَّاسَ ، وَمَنْ اِلْتَمَسَ رِضَا النَّاسِ بِسَخَطِ اللهِ سَخِطَ اللهُ عَلَيْهِ وَأَسْخَطَ عَلَيْهِ النَّاسَ

“Barangsiapa yang mencari ridha Allah dan mengabaikan kemurkaan manusia, maka Allah akan meridhainya dan Allah akan membuat manusia yang meridhainya. Sedangkan mereka yang mencari ridha manusia dan membuat Allah murka, maka Allah akan murka padanya dan membuat manusia pun ikut murka.” (H.r. Ibnu Hibban)

Maasyiral muslimin rahimakumullah,
Terdapat beberapa hikmah dan manfaat yang bisa kita raih jika selalu mendahulukan ridha Allah daripada ridha manusia, diantaranya:

Yang pertama; menghindari riya’ dan sum’ah. Ketika kita fokus pada ridha Allah, kita akan lebih ikhlas dalam beramal dan menghindari perbuatan yang hanya mencari pujian atau sanjungan. Allah tidak menerima amal yang bercampur riya, karena setiap ibadah harus murni karena Allah.

Yang kedua; mendapatkan ketentraman hati. Orang yang mendahulukan ridha Allah akan merasakan ketenangan batin. Dia tidak khawatir akan penilaian manusia karena tahu bahwa Allah akan membalas segala perbuatannya dengan kebaikan. Pujian maupun ejekan tidak mempengaruhi seluruh langkah dalam kehidupannya. Maka ia pun merasa tenang dan tidak terbebani dengan pandangan manusia terhadapnya.

Yang ketiga; kemuliaan di akhirat. Di hari kiamat, amal yang diterima hanyalah amal yang dilakukan dengan ikhlas dan hanya untuk Allah. Mereka yang konsisten dalam mencari ridha Allah akan mendapatkan balasan yang abadi di surga-Nya.

Maka, marilah kita tingkatkan keimanan dan ketakwaan kita dengan selalu mendahulukan ridha Allah di atas segala urusan dunia. Jangan biarkan kekhawatiran terhadap pandangan manusia menjadikan kita lupa akan tujuan utama hidup ini, yaitu beribadah kepada Allah dan mencari keridhaan-Nya. Semoga Allah SWT senantiasa menuntun kita untuk berada di jalan yang lurus dan memperkuat keikhlasan kita dalam setiap amal kebaikan.

Ya Allah Yang Maha Rahim, anugerahkanlah kami kekuatan untuk selalu mendahulukan ridha-Mu di atas ridha manusia. Jadikan kami hamba-hamba yang ikhlas dalam beramal. Ampunilah dosa-dosa kami, dan tempatkanlah kami di surga-Mu bersama orang-orang yang Engkau ridhai. Aamiin Ya Rabbal Alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ في اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لله عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِه، وَأَشهَدُ أَن لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ
وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِه، وأَشهدُ أنَّ نَبِيَّنَا مُحمَّدًا عَبدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي إِلى رِضْوَانِه. أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا عِبَادَ الله، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ التَّقْوَى، وَأَطِيْعُوْهُ فِي السِّرِّ وَالنَّجْوَى.
ثُمَّ صَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى الْهَادِي الْبَشِيْر، وَالسِّرَاجِ الْمُنِيْر، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَاحِبِ الْفَضْلِ الْكَبِيْر. فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ: «إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً»
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إنَّكَ حَمِيْدٌ مَـجِيْد، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْـخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْن، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيّ، وَعَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعَيْن، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنـِّكَ وَكَرِمِكَ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْن.
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ، وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اْلأَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَات، وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَات.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإسَلَامَ وَالْمُسْلِمِيْن وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْن
اللهم انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْتَضْعَفِيْنَ فِيْ فِلِسْطِيْن، اللهم فُكَّ قَيْدَ أَسْرَاهُمْ، وَفَرِّجْ عَنْهُمْ كَرْبَهُمْ
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْبَرَصِ وَالْجُنُونِ وَالْجُذَامِ وَمِنْ سَيِّء الْأَسْقَامِ.
اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْفِرْدَوْسَ الْأَعْلَى مِنَ الْجَنَّة
اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ وَعَمَل، وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ وَعَمَل
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَة، وَالْمُعَافَاةِ الدَّائِمَة، فِي دِيْنِنَا وَدُنْيَاناَ وَأَهْلِنَا وَمَالِناَ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، أَقِيْمُوا الصَّلَاة.

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃

Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130