Hakikat Kehidupan Dunia

0
129

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹

📝 Khutbah Jum’at Oleh: Ust. Wahyudin, S.Pd (IKADI DIY)

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْعَزِيْزِ الْغَفَّار، الَّذِيْ جَعَلَ الْمَوْتَ رَاحَةً لِلْمُتَّقِيْن الْأَبْرَار، يَنْقُلُهُمْ مِنْ دَارِ الْهُمُوْمِ وَالْغُمُوْم وَالْبَلَاءِ وَالْأَكْدَار.
أَشْهَدُ أَنْ لَآ إِلَهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه، مُكَوِّرُ الَّليْلِ عَلَى النَّهَار، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه، قَائِدُ الْأَبْرَارِ وَإِمَامُ الْأَخْيَار.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْه، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ وَالنُّشُوْر.
أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا عِبَادَ اللّٰهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِالتَقْوَى، فَهِيَ الزَّادُ فِي الدُّنْيَا، وَالنَّجَاةُ فِي الْأُخْرَى، قَالَ اللّٰهُ تَعَالَىٰ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ: «يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ»

Jamaah sidang Jumat rahimakumullah.
Banyak orang yang tidak mengerti hakikat kehidupan dunia. Akibatnya ia banyak tertipu dengan permainan dunia tersebut. Salah satu ciri utama dari kehidupan dunia adalah ia selalu berubah-ubah, tidak tetap. Ciri yang kedua adalah dunia itu tidak kekal. Bahkan dunia itu hakikatnya adalah permainan yang melalaikan dan melelahkan bagi orang-orang yang berupaya mengejarnya.

Supaya tidak tersesat, kita harus bertanya kepada yang paling mengetahui hakikat dunia, yaitu Allah SWT. Karena Dia-lah yang menciptakan dunia ini. Berikutnya adalah bertanya kepada Rasulullah SAW., yaitu dengan mempelajari petuah-petuah beliau tentang hakikat dunia ini. Rasulullah SAW menggambarkan kehidupan dunia sebagai berikut.

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِالسُّوقِ، دَاخِلًا مِنْ بَعْضِ الْعَالِيَةِ وَالنَّاسُ كَنَفَتَهُ، فَمَرَّ بِجَدْيٍ أَسَكَّ مَيِّتٍ، فَتَنَاوَلَهُ فَأَخَذَ بِأُذُنِهِ، ثُمَّ قَالَ: أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنَّ هَذَا لَهُ بِدِرْهَم؟ فَقَالُوا: مَا نُحِبُّ أَنَّهُ لَنَا بِشَيْءٍ، وَمَا نَصْنَعُ بِهِ؟ قَالَ: أَتُحِبُّونَ أَنَّهُ لَكُمْ؟ قَالُوا: وَاللَّهِ، لَوْ كَانَ حَيًّا كَانَ عَيْبًا فِيهِ، لِأَنَّهُ أَسَكُّ، فَكَيْفَ وَهُوَ مَيِّتٌ؟ فَقَالَ: فَوَاللَّهِ لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُم

“Dari Jabir bin Abdullah RA, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassallam pernah masuk ke pasar melalui jalan yang tinggi dengan diikuti orang banyak di kanan kiri beliau. Kemudian beliau menemukan seekor anak kambing yang mati dengan kedua telinga yang kecil. Setelah itu beliau mengangkat anak kambing itu dengan beliau pegang telinganya seraya bertanya, “Siapakah di antara kalian yang mau membeli kambing ini seharga satu dirham?” Orang-orang menjawab, “Tentu kami tidak ingin membelinya ya Rasulullah. Untuk apa membeli kambing yang telah menjadi bangkai.” Beliau bertanya lagi, “Apakah ada di antara kalian yang ingin memilikinya tanpa harus membeli?” Mereka menjawab, “Demi Allah, seandainya kambing itu masih hidup, maka kambing tersebut cacat, yaitu telinganya yang kecil. Terlebih lagi kini ia telah menjadi bangkai.” Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassallam bersabda, “Demi Allah, sungguh dunia itu di sisi Allah nilainya lebih hina daripada hinanya bangkai anak kambing ini di mata kalian.” (H.r. Muslim)

Jamaah sidang Jumat rahimakumullah.
Begitulah nabi kita yang mulia Muhammad SAW memberikan perumpamaan kehidupan yang sangat hina, sangat murah, sangat tidak layak dimiliki secara hakiki dengan seekor anak kambing cacat yang telah menjadi bangkai. Tidak seorang pun dari sahabat Beliau yang menginginkannya. Bahkan, kalau kambing itu hidup pun, sahabat tidak menghendaki jadi miliknya. Allah SWT mengumpamakan kehidupan dunia dengan air, sebagaimana difirmankan dalam surat Al-Kahfi ayat 45.

وَٱضْرِبْ لَهُم مَّثَلَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا كَمَآءٍ أَنزَلْنَٰهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ فَٱخْتَلَطَ بِهِۦ نَبَاتُ ٱلْأَرْضِ فَأَصْبَحَ هَشِيمًا تَذْرُوهُ ٱلرِّيَٰحُ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ مُّقْتَدِرًا

Artinya: “Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Q.s. Al Kahfi: 45)

Jamaah sidang Jumat rahimakumullah.
Imam Al Qurthubi Rahimahullah dalam kitab Al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an menjelaskan mengapa Allah membuat perumpamaan dunia seperti air.

Pertama. Air tidak tetap dalam satu keadaan, demikian pula dunia tidaklah tetap pada satu keadaan.
Hal ini dapat dipahami dari keadaan air yang semula dari air laut, lalu menguap menjadi awan dan mendung. Selanjutnya turun menjadi air hujan, mengalir dari hutan dan gunung masuk lembah, lalu membentuk sungai, dan akhirnya mengalir terus sampai ke laut lagi.
Begitu juga dengan kehidupan dunia ini. Ia tidak tetap dalam satu keadaan, tapi berubah dari keadaan satu ke keadaan yang lain. Dari sisi umur ia tidak akan muda terus. Di waktu muda tampak gagah, tampan, sehat, kuat, dan bersemangat. Setelah tua berubah menjadi keriput, jatuh sakit, tenaga melemah, dan tampak kepayahan. Di suatu saat kaya berkecukupan, di saat lain jatuh miskin dan banyak hutang.

Tidak ada seorang pun yang kehidupan dunianya dalam keadaan yang sama. Sehat terus, kaya terus, muda terus, tampan terus, cantik terus, senang terus dan sebagainya. Oleh karena itu, seorang mukmin tidak akan kaget dengan perubahan kehidupan yang senantiasa berubah-ubah tersebut.

Kedua. Air akan hilang dan tidak kekal, demikian pula dunia itu fana tidak kekal.

Allah Ta’ala berfirman,

مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ بَاقٍ

“Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal.” (Q.s. An Nahl: 96).

Ayat ini menunjukkan bahwa dunia tidak kekal. Sebanyak apapun harta yang dimiliki seseorang, ia pasti dan habis. Demikian juga dengan jabatan atau status seseorang, tidak akan selamanya menjabat sebagai pimpinan, tapi suatu saat jabatan pasti akan dilepaskannya, baik dengan sukarela maupun terpaksa.
Demikian pula dengan harta yang dimiliki yang kita miliki. Ia tidak akan dibawa ke kuburan saat pemiliknya dimakamkan. Ia akan diwariskan kepada ahli warisnya.
Anas bin Malik r.a. berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلاَثَةٌ ، فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ ، يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ ، فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ ، وَيَبْقَى عَمَلُهُ

“Yang mengikuti mayit sampai ke kubur ada tiga, dua akan kembali dan satu tetap bersamanya di kubur. Yang mengikutinya adalah keluarga, harta dan amalnya. Yang kembali adalah keluarga dan hartanya. Sedangkan yang tetap bersamanya di kubur adalah amalnya.” (H.r. Al-Bukhari dan Muslim).

Oleh karena itu seorang yang cerdas, pasti tidak akan tertipu dengan kehidupan yang fana dan tidak kekal ini. Ia akan lebih mementingkan kehidupan yang kekal. Yang kekal itu adalah apa yang ada di sisi Allah ‘Azza wa Jalla, yaitu pahala dan surgaNya. Ia rela meninggalkan kehidupan dunia yang fana demi mendapatkan kehidupan akhirat yang kekal abadi.

Malik bin Dinar berkata,

لَوَ كَانَتِ الدُّنْيَا مِنْ ذَهَبٍ يَفْنَى، وَالْآخِرَةُ مِنْ خَزَفٍ يَبْقَى، لَكاَنَ الْوَاجِبُ أَنْ يُؤْثَرَ خَزَفٌ يَبْقَى عَلَى ذَهَبٍ يَفْنَى ، فَكَيْفَ وَالْآخِرَةُ مِنْ ذَهَبٍ يَبْقَى، وَالدُّنْيَا مِنْ خَزَفٍ يَفْنَى؟

“Seandainya dunia adalah emas yang akan fana, dan akhirat adalah tembikar yang kekal abadi, maka tentu saja seseorang wajib memilih sesuatu yang kekal abadi (yaitu tembikar) daripada emas yang nanti akan fana. Padahal sebenarnya akhirat adalah emas yang kekal abadi dan dunia adalah tembikar nantinya fana.” (Lihat Fathul Qodir, Asy Syaukani, 7: 473, Mawqi’ At Tafasir)

Jamaah sidang Jumat rahimakumullah.
Ketiga. Seseorang yang masuk ke dalam air tersebut, tidak dapat tidak pasti akan basah, demikian pula dunia tidak ada seorang pun yang selamat dari fitnah dan kejelekannya.

Perumpamaan ini menjadi pedoman bagi kita agar berhati-hati dengan fitnah dan ujian dunia. Sikap yang paling bijak terhadap dunia adalah menjadikan dunia sebagai jalan untuk menggapai keridhaan Allah SWT. Allah Ta’ala menegaskan:

إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ (۱۵) فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنْفِقُوا خَيْرًا لِأَنْفُسِكُمْ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (۱۶)

“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Q.s. At Taghobun: 15-16).

Jamaah sidang Jumat rahimakumullah.
Keempat. Air apabila sesuai dengan kadarnya, akan memberikan manfaat dan menumbuhkan tanaman. Namun, ketika melebihi kebutuhannya akan membahayakan dan mencelakakan. Demikian juga dunia, ketika cukup darinya maka bermanfaat. Namun ketika berlebihan, maka ia membahayakan.”

Menikmati dunia jangan berlebihan, secukupnya saja. Cukupkan dengan yang halal, gunakan di jalan yang halal juga. Tidak perlu berlebihan karena tidak ada manfaatnya. Pola makan tidak teratur dan berlebihan, minum harus selalu manis akan mudah mendatangkan penyakit gula dan merusak kesehatan.

Kerakusan dan ketamakan adalah akibat dari orang yang berlebihan dalam menikmati dunia. Jika sudah demikian, maka perangkap-perangkap iblis akan siap menjebaknya. Akibatnya, ia tidak akan memperhatikan aturan dan hukum, walau dengan cara yang haram dan tipuan dalam mendapatkan dunia yang mengakibatkan ia dimasukkan dalam neraka. Na’udzubillah min dzalik. Rasulullah SAW telah bersabda:

إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلَّا ذِكْرُ اللَّهِ وَمَا وَالَاهُ وَعَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ

“Dunia itu terlaknat dan segala yang terkandung di dalamnya pun terlaknat, kecuali orang yang berdzikir kepada Allah, yang melakukan ketaatan kepada-Nya, seorang ‘alim atau penuntut ilmu syar’i.” (H.r. Tirmidzi, Ibnu Majah).

Jamaah sidang Jumat rahimakumullah.
Oleh karena itu, sebagai seorang muslim yang sangat menginginkan kehidupan akhirat yang kekal dan penuh kemuliaan, sudah selayaknya tidak menjadikan kehidupan dunia ini menjadi tujuan hidup yang paling utama dalam dirinya. Demikianlah apa yang dipesankan oleh Rasuluillah SAW dalam sabdanya:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْكِبِي فَقَالَ كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُولُ إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ

Dari Ibnu Umar r.a. ia berkata, “Rasûlullâh SAW memegang kedua pundakku, lalu bersabda, ‘Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau seorang musafir.’ Dan Ibnu Umar r.a. pernah mengatakan, “Jika engkau berada di sore hari, janganlah menunggu pagi hari. Dan jika engkau berada di pagi hari, janganlah menunggu sore hari. Pergunakanlah waktu sehatmu sebelum sakitmu dan hidupmu sebelum matimu.”

Seorang muslim harus menyadari bahwa kehidupan dunia tidak abadi, dunia hanya tempat peristirahatan sementara. Ia tidak akan berlama-lama dan bersenang-senang di tempat peristirahatan tersebut. Sebaliknya mempersiapkan bekal tambahan dan bergegas untuk melanjutkan perjalanan hingga tujuan akhirnya, yaitu kampung akhirat yang kekal abadi.

Jamaah sidang Jumat rahimakumullah,
Demikianlah hakikat dunia sebagaimana dijelaskan Alquran dan hadis Nabi. Semoga Allah selalu menjaga kita agar tidak tenggelam dalam keduniawian. Dan semoga Allah menganugerahkan taufiknya kepada kita semua, agar dapat memaksimalkan apa yang ada di dunia, untuk menggapai kebahagiaan abadi di akhirat, Amin Ya Rabbal Alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْم، فَاسْتَغْفِرُوْه، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا.
أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْد؛
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: «إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا»
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ
اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْتَضْعَفِيْنَ فِيْ فِلِسْطِيْن، اَللَّهُمَّ فُكَّ قَيْدَ أَسْرَاهُمْ، وَفَرِّجْ عَنْهُمْ كَرْبَهُمْ
اَللَّهُمَّ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَّسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى، والتُّقَى، والعَفَافَ، والغِنَى
اللهمّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الأُمُورِ كُلِّهَا، وَأجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ
رَبَّنَا ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here