🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹
📝 Pemateri: Ustadz Evan S. Barusan (IKADI DIY)
الحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِاْلهُدَى وَدِيْنِ اْلحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ اْلكَافِرُوْنَ وَلَوْ كَرِهَ اْلمُشْرِكُوْنَ وَلَوْ كَرِهَ اْلمُنَافِقُوْ
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُولُهُ لَا نَبِيَّ وَ لَا رَسُوْلُ بَعْدَهُ
اللهمّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّد وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد
أًصِيكُم وَ نَفسِي بِالتَّقْوَا اللهُ عَزَّ وَجَلَّ
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا ٱتَّقُوا ٱللهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
أمَّا بَعْد
Jamaah shalat jum’at rahimakumullah
Saat ini kita telah memasuki bulan Rabiul Awal, bulan yang orang-orang Jawa menyebutnya sebagai bulan mulud. Dinamakan bulan mulud atau bulan maulud karena pada bulan tersebut Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dilahirkan. Dan pengetahuan tentang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mulai dari riwayat hidup, kisah-kisah perjuangan beliau, hingga pesan-pesan beliau tentu adalah bukti kecintaan seorang muslim kepada Allah Subhanallahu wa ta’ala dan Rasulnya. Dan kecintaan muslim kepada Allah Subhanallahu wa ta’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah tanda keimanannya kepada Allah Subhanallahu wa ta’ala.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa ada tiga tanda seseorang telah merasakan manisnya iman. Sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
“Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman: Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya. Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah. Dan dia benci kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke neraka (HR. al-Bukhari)
Jamaah shalat jumat rahimakumullah
Hadits di atas mengibaratkan keimanan seperti sesuatu yang bisa dirasakan sebagaimana makanan. Makanan itu ada yang manis, ada yang pahit, ada yang asam, ada pula yang asin. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengibaratkan keimanan adalah sesuatu yang manis sehingga beliau menyebutnya halawatul iman atau manisnya keimanan. Dan sesuatu yang manis adalah sesuatu yang seharusnya disukai oleh banyak orang. Maka begitu pula keimanan, seharusnya seorang mukmin dapat merasakan dan menyukai manisnya iman sebagaimana setiap orang dapat merasakan dan menyukai makanan yang manis.
Manusia bisa merasakan makanan apabila lidahnya atau fisiknya sehat. Ketika pandemi COVID-19 kemarin menyerang, ada sebagian dari saudara-saudara kita yang terjangkit virus COVID-19 dan terserang gejala Anosmia. Anosmia adalah hilangnya kemampuan untuk mengecap dan mencium bau. Sehingga orang yang terserang gejala ini tidak dapat merasakan rasa dari suatu makanan. Ketika lidah atau fisiknya sakit, maka ia tidak mengetahui apakah suatu makanan itu rasanya manis, asam, ataukah asin. Maka begitu pula yang terjadi dengan hati. Ketika seseorang itu tidak dapat merasakan manisnya iman di hatinya setiap kali beribadah, hal ini dikarenakan hatinya yang anosmia atau tidak sehat.
Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah
Karenanya mari senantiasa untuk memperbaiki dan menyehatkan hati. Agar manisnya iman dapat kita rasakan sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah menyebutkan tanda-tandanya melalui Hadits yang tadi telah khatib bacakan.
Tanda seseorang dapat mengecap manisnya keimanan adalah ketika seseorang itu mencintai Allah Subhanallahu wa ta’ala dan Rasul-Nya daripada selain keduanya. Dan kecintaan tidak serta merta hadir pada diri seseorang melainkan berkat pengetahuan yang telah ia miliki sebelumnya. Seseorang dapat mencintai Allah Subhanallahu wa ta’ala dan Rasul-Nya karena memiliki pengetahuan bahwa tanpa kasih sayang dan hidayah Allah Subhanallahu wa ta’ala serta tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam ia tidak dapat memiliki keimanan ini.
Kecintaan kepada Allah Subhanallahu wa ta’ala perlu dibuktikan dengan ketaatan kepada-Nya. Sungguh tidak mungkin orang yang mengaku mencintai Allah Subhanallahu wa ta’ala akan tetapi bermaksiat dan terus melanggengkan kemaksiatannya.
Sebagaimana syair Imam Syafii :
مَنِ ادَّعَى أَنَّهُ جَمَعَ بَيْنَ حُبِّ الدُّنْيَا وَحُبِّ خَالِقِهَا فِي قَلْبِهِ فَقَدْ كَذَبَ
“Barangsiapa mengaku dapat menggabungkan dua cinta dalam hatinya, cinta dunia sekaligus cinta Allah, maka dia telah berdusta.”
تُعْصِي الاِلَهَ وَأَنْتَ تُظْهِرُ حُبَّهُ | هَذا مَحَالٌ فِي القِيَاسِ بَدِيْعٌ
Kau bermaksiat lalu mengaku mencintai-Nya? ini sungguh mustahil terjadi
لَوْ كَانَ حُبُّكَ صَادِقًا لَأَطَعْتَهُ | اِنَّ المُحِبَّ لِمَنْ يُحِبَّ مُطِيْعٌ
Andaikan cintamu itu sejati kau pasti menaati-Nya! Sesungguhnya seorang pencinta akan taat kepada yang dicintainya.
Kecintaan yang selanjutnya adalah kecintaan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Kita sebagai umat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam perlu meningkatkan kecintaan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana kecintaan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam kepada umatnya. Ada empat hal yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan kecintaan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam
Pertama, senantiasa memperjuangkan dan membela ajaran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam tidak mewariskan kita harta ataupun materi. Tapi yang diwariskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah ajarannya. Itulah kenapa para ulama, asatidz, dai, dan siapapun yang mempelajari Islam dengan serius dan menyampaikannya disebut dengan warotsatul anbiya atau pewaris para nabi.
Kedua, taat kepada perintah Allah Subhanallahu wa ta’ala dan menjauhi larangan-Nya. Rasulullah Subhanallahu wa ta’ala telah menjadi teladan bagi umatnya dalam menaati perintah Allah Subhanallahu wa ta’ala dan menjauhi larangan-Nya sebagaimana yang Allah Subhanallahu wa ta’ala sampaikan dalam Al-Qur’an :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًا ۗ
“Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah.” (QS. Al Ahzab: 21)
Jamaah shalat jumat rahimakumullah
Yang ketiga adalah bershalawat atas Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan mengagungkannya. Allah Subhanallahu wa ta’ala dan bahkan para Malaikat juga bershalawat atas Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰٓىٕكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ ۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (QS. Al Azhab: 56)
Keempat, mempelajari Sirah Nabawiyah. Kisah hidup Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah dihadirkan dan dimudahkan untuk generasi ini dalam bentuk Sirah Nabawiyah. Maka mari mensyukuri kemudahan tersebut dengan mempelajari kisah hidupnya dan terus mengajarkannya kepada generasi setelah kita. Sehingga generasi Islam selanjutnya senantiasa mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan dapat melanjutkan perjuangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam menyamapaikan ajaran Islam.
Semoga kita semua dapat meningkatkan kecintaan kita kepada Allah Subhanallahu wa ta’ala dan rasul-nya. Semoga kita semua menjadi bagian dari umat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan mendapatkan syafaatnya di akhirat kelak.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ في اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لله حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ وَكَفَرَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه، وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُه، سَيِّدُ الْإِنْسِ وَالْبَشَرِ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
أَمَّا بَعْد؛
فَيَا عِبَادَ الله، اِتَّقُوْا الله وَذَرُو الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَن. وَحَافِظُوْا عَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمُعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.
وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِه، وَثَنَّى بِمَلاَئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِه، فَقَالَ تَعَالَى، وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: «إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً»
اَللّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَا مُحَمَّدٍ وَّعَلى آلِه وَسَائِرِ الصَّحَابَةِ وَ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانِ اِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.
اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلاَء، وَ الْبَلَاء، وَالْفَخْشَاء، وَالْمُنْكَر، وَالْقَحْطَ، وَالْوَبَاء، وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَة، وَالْشَّدَائِد، وَالْأَمْرَاض، وَالْمِحَن، وَالْفِتَن، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَن، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً، وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، اِنَّكَ عَلىَ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.
رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِى قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ امَنُوْا رَبَّنَا اِنَّكَ رَءُوْفُ رَّحِيْم.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْم، وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْم.
عِبَادَ الله، إِنَ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَان، وَ إِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ وَالْبَغْي، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْن، فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِه يُعْطِكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر.
Wallahu A’lam
🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis
💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130