KEUTAMAAN BULAN RAJAB

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹

📝 Khutbah Jum’at Oleh: Ust. Umar Mujtahid (IKADI DIY)

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ فَضَّلَ بَعْضَ الْأَيَّامِ لِنُكْثِرَ مِنَ الطَّاعَات، وَنَبْتَعِدَ عَنِ الْمَعَاصِي وَالْمُنْكَرَات
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه، خَالِقُ الْأَرْضِ وَالسَّمَاوَات، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه، صَاحِبُ الْكَرَامَاتِ وَالْمُعْجِزَات
اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلى عَبْدِكَ سَيِّدِنَا وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ إِلَى يَوْمٍ تُجْزَى الْحَسَنَاتُ وَالسَّيِّئَات.
أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا عِبَادَ الله، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَاتَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ الله تَعَالَى: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: «يَأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا إِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأّنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ»

Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah
Dalam tahun Hijriah, terdapat bulan-bulan yang disucikan dan diagungkan oleh Allah Swt. Sebagian bulan tersebut, dimuliakan karena adanya ibadah tertentu yang mempunyai kedudukan yang tinggi seperti bulan Ramadhan dan Bulan Dzulhijjah. Sebagian bulan dimuliakan hingga diharamkan berperang pada bulan-bulan tersebut. Maka kemudian bulan-bulan tersebut diberi nama al-Asyhur al-Hurum, atau bulan-bulan yang haram. Haram di sini bermakna dimuliakan, yaitu dari kata al-Hurmah yang berarti kemuliaan. Atau disebut bulan haram karena di dalamnya diharamkan melakukan peperangan. Bulan-bulan tersebut adalah bulan Dzulqaidah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Allah Swt. berfirman dalam Alquran surah at-Taubah ayat 36:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

”Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya ada empat bulan haram (untuk perang). Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu…” (Q.s. At-Taubah: 36)

Rasulullah Saw. Juga bersabda:

إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللهُ السَّمَاوَاتِ والأَرْضَ: اَلسَّنَةُ اِثْنَا عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ: ثَلَاثٌ مُتَوَالِيَاتٌ: ذُو القَعْدَةِ، وَذُو الحِجَّةِ، وَالْمُحَرَّمُ، ورَجَبُ مُضَرَ الَّذِيْ بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

“Sesungguhnya zaman telah berputar sebagaimana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas bulan, diantaranya terdapat empat bulan yang dimuliakan, tiga bulan berturut-turut; Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram serta Rajab Mudhar, yang terdapat diantara bulan Jumadil Akhirah dan Sya’ban.” (Muttafaq ‘Alaih)

Ibnu Katsir menjelaskan dalam tafsirnya bahwa kezaliman pada bulan-bulan haram dosanya lebih besar dibandingkan perbuatan zalim pada bulan lainnya. Walaupun pada dasarnya kezaliman sendiri adalah sebuah dosa besar, akan tetapi jika dilakukan pada bulan-bulan haram maka dosanya menjadi lebih besar di sisi Allah. Dan adalah menjadi hak Allah untuk mengagungkan ciptaan-ciptaan-Nya sebagaimana yang Ia kehendaki. Hal ini seperti ketika Allah memilih diantara malaikat-malaikatnya seorang malaikat yang menjadi perantara antara Dia dan para Rasul. Demikian juga Allah memilih sebagian manusia untuk mengemban risalah-Nya. Allah juga memilih masjid sebagai tempat yang paling disukai-Nya dan sebagainya. (Tafsir Ibnu Katsir: 4/148)

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Dalam khutbah Jumat hari ini, khatib akan menyampaikan fadhilah atau keutamaan salah satu bulan haram yaitu bulan Rajab.  

Bulan Rajab ialah bulan yang ketujuh dari bulan Hijriah. Pada Jumat  ini kita telah sampai ke tanggal 12 Rajab. Ibnu Katsir menjelaskan, kata Rajab diambil dari kata at-Tarjib yang berarti mengagungkan.

Selain menjadi salah satu dari al-Asyhur al-Hurum, bulan Rajab juga merupakan bulan yang dekat dengan bulan Ramadhan, dimana dahulu Rasulullah dan para shahabat telah menyiapkan diri untuk menyambutnya. Oleh karena itu, Ibnu Rajab al-Hambali menyatakan bahwa bulan Rajab adalah pintu menuju bulan yang penuh berkah dan kebaikan. Demikian juga Abu Bakar al-Warraq, seorang ulama abad ketiga Hijriah berkata: Bulan Rajab adalah bulan menanam, bulan Sya’ban adalah bulan menyirami dan bulan Ramadhan adalah bulan memanen. (Lathaif al-Ma’arif: 121)

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Imam Ahmad disebutkan bahwa ketika memasuki bulan Rajab, Rasulullah berdoa: 

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِي رَمَضَانَ

“Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan juga berkahilah kami di bulan Ramadhan.” (Musnad Ahmad, 5/260)

Walaupun hadist ini lemah menurut para ulama, akan tetapi ulama sepakat bahwa kita boleh berdoa meminta apapun kepada Allah selama tidak mengandung kemaksiatan. Maka, alangkah baiknya jika kita juga mulai menyiapkan diri untuk menyongsong bulan Ramadhan sejak hari ini, diantaranya dengan memohon kepada Allah agar diberikan umur panjang agar sampai pada bulan Ramadhan tahun ini. 

Diantara keutamaan bulan Rajab yang lain adalah adanya peristiwa agung yaitu Isra’ Mi’raj. Rasulullah diperjalankan pada malam hari dari Makkah menuju Baitul Maqdis di Palestina, dan kemudian dibawa ke langit hingga Sidratul Muntaha untuk menerima perintah kewajiban shalat bagi umat Islam. Allah menyebutkn peristiwa ini dalam Surah Al-Isra’ ayat 1:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

“Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hambanya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil haram ke Masjidil Aqsa yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya dia Maha Mendengar, Maha Melihat.” (Al Isra’: 1)

Para ulama berbeda pendapat mengenai kapan dan pada bulan apa peristiwa Isra’ dan Mi’raj terjadi. Ada sebagian yang berpendapat di bulan Dzulqa’dah, bulan Rabi’ul Awwal dll. Akan tetapi, al-Hafidz Abdul Ghani al-Maqdisi dan juga Imam an-Nawawi berpendapat bahwa Isra’ Mi’raj terjadi pada bulan Rajab. Pendapat ini juga dipilih oleh Darul Ifta’ al-Misriyyah yang merupakan lembaga fatwa tertinggi di Mesir.
Bagi seorang Muslim, peristiwa Isr’a dan Mi’raj merupakan peristiwa agung yang mengandung banyak hikmah. Pada malam itu, Allah memperlihatkan kekuasaannya dengan menganugerahkan mukjizat kepada Nabi Muhammad yang dapat menempuh perjalanan lebih dari 1500 Km dalam satu malam, yang jika ditempuh dengan unta memakan waktu 40 hari. Bahkan Nabi juga menembus langit ketujuh untuk berbicara langsung dengan Allah dan menerima perintah shalat. Beliau juga sempat bertemu para Nabi dan Rasul sebelumnya dan menjadi imam shalat bagi mereka.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Mengenai ibadah tertentu seperti shalat dan puasa di bulan Rajab, Ibnu Rajab al-Hambali dalam kitabnya Lathaif al-Ma’arif menegaskan bahwa tidak ada hadist shahih yang menyuruh atau memotivasi kaum muslimin untuk melakukan shalat atau puasa sunnah tertentu pada bulan Rajab. Walaupun demikian, terdapat sebuah hadist yang bisa digunakan dalil untuk memperbanyak puasa sunnah di bulan Rajab yang merupakan salah satu bulan haram yaitu sabda Nabi: 

صُمْ مِنَ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ

“Puasalah dari bulan-bulan haram, atau tinggalkanlah.” (Hr. Abu Dawud)

Sabda Nabi ini menunjukkan bahwa Nabi membolehkan umatnya untuk melakukan puasa sunnah pada bulan Rajab dengan pengertian memperbanyak melakukan puasa sunnah, karena bulan Rajab termasuk diantara bulan-bulan haram. Oleh karena itu, dahulu shahabat Ibnu Umar dan beberapa ulama salaf seperti al-Hasan al-Bashri, Abu Ishaq as-Sabi’i dll melakukan banyak puasa pada bulan-bulan haram tersebut.

Demikian juga seorang ulama tabi’it tabi’in yang bernama Sufyan ats-Tsauri pernah berkata: Aku lebih menyukai untuk berpuasa pada bulan-bulan haram. Akan lebih baik lagi jika memperbanyak puasa sunnah di bulan Rajab diteruskan hingga bulan Sya’ban sehingga menjadi salah satu sarana untuk menyiapkan diri memasuki bulan Ramadhan. Karena sebagaimana hadist yang disampaikan oleh ‘Aisyah, Rasulullah dahulu banyak melakukan puasa pada bulan Sya’ban.

Adapun puasa-puasa sunnah yang bisa dilakukan pada bulan Rajab diantaranya adalah puasa hari senin dan kamis. Nabi bersabda: 

تُعْرَضُ الْأَعْمَالُ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

“Amalan-amalan diangkat (kepada Allah) pada hari Senin dan Kamis. Dan aku ingin amalanku diangkat ketika aku sedang berpuasa.” (Hr. At-Tirmidzi)

Demikian juga puasa Ayyamul Bidh, yaitu berpuasa pada tiga hari di tengah bulan hijriah yang bertepatan pada tanggal 13, 14, dan 15. Puasa ini juga sudah diterangkan dalam beberapa hadis, dintaranya yang disampaikan oleh shahabat Abu Hurairah, ia berkata:

أَوْصَانِيْ خَلِيْلِى بِثَلاَثٍ لاَ أَدْعُهُنَّ حَتَّى أَمُوْتَ صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شهْرٍ، وَصَلاَةِ الضُّحَى، وَنَوْمٍ عَلَى وَتْرٍ

“Kekasihku (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) mewasiatkan padaku tiga nasehat  yang aku tidak meninggalkan hingga aku mati : Berpuasa tiga hari setiap bulanya, mengerjakan shalat Dhuha, mengerjakan shala witir sebelum tidur.” (Hr. Al-Bukhari)

Juga hadis yang diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda,

صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ

“Puasa pada tiga hari setiap bulanya adalah seperti puasa sepanjang tahun.” (Hr. Al-Bukhari)

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Demikianlah beberapa fadhilah dan keutamaan dari bulan Rajab. Semoga Allah senantiasa memberikan karunia-Nya kepada kita semua agar mampu memanfaatkan setiap momen dan waktu yang diberikan keutamaan oleh Allah untuk  melakukan sebanyak-banyaknya ibadah dan pengabdian kepada Allah, Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِيْ وَ لَكُمْ فِى القُرْانُ العَظِيْمِ , وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّا كُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الاَيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتهُ اِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِه، وَأَشهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِه، وأَشهدُ أنَّ نَبِيَّنَا مُحمَّدًا عَبدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي إِلٰى رِضْوَانِه، أَمَّا بَعْدُ:
فَيَا عِبَادَ الله، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ التَّقْوَى، وَأَطِيْعُوْهُ فِي السِّرِّ وَالنَّجْوَى.
ثُمَّ صَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى الْهَادِي الْبَشِيْر، وَالسِّرَاجِ الْـــمُنِيْر، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَاحِبِ الْفَضْلِ الْكَبِيْر. فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ: ﴿إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً﴾
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إنَّكَ حَمِيْدٌ مَّـجِيْد، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْـخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْن، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيّ، وَعَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعَيْن، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنِّـكَ وَكَرِمِكَ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْن.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإسَلَامَ وَالْـمُسْلِمِيْن، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْـمُشْرِكِيْن، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْن.
اَللَّهُمَّ أَهْلِكِ الظَّالِــمِيْن بِالظَّالِــمِيْن وَأَخْرِجْنَا مِنْ بَيْنِهِمْ سَالِــمِيْن.
اللَّهُمَّ آمِنَّا فِي أَوْطَانِنَا، وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلاَةَ أُمُورِنَا.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَشْكُوْ إِلَيْكَ ضَعْفَ قُوَّتِنَا، وَقِلَّةَ حِيْلَتِنَا، وَهَوَانِنَا عَلَى النَّاسِ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، أَنْتَ رَبُّ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ وَأَنْتَ رَبُّنَا فَلاَ تَكِلْنَا إِلَى أَنْفُسِنَا. اللَّهُمَّ لاَ تَكِلْنَا إِلَى أَنْفُسِنَا طَرْفَةَ عَيْنٍ، وَلاَ إِلَى أَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ يَا نِعْمَ الْمُجِيْبُ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ، وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيم.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
والْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، أَقِيْمُوا الصَّلَاة…

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃

Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130