KeluargaMateri Kajian Manis

BELAJAR MENGEMBANGKAN SIKAP RESPECT TERHADAP PASANGAN

🌹☘️☘️🌹☘️

📝 Pemateri: Ustadz Cahyadi Takariawan

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, di sepanjang 2022 dan 2023, penyebab perceraian terbesar adalah faktor perselisihan dan pertengkaran terus menerus yang tidak dapat diselesaikan.

BPS menyebutkan, di tahun 2022 cerai yang dipicu oleh perselisihan dan pertengkaran jumlahnya mencapai 63,41% dari total kejadian perceraian. Sedangkan pada tahun 2023, cerai yang dipicu oleh perselisihan dan pertengkaran jumlahnya mencapai 61,67% dari total kejadian perceraian.

Rupanya, perselisihan dan pertengkaran mendominasi tren perceraian. Mereka lelah, dan akhirnya memutuskan untuk berpisah.

Mari kita mencoba menelisik sesuatu di balik fenomena perselisihan dan pertengkaran. Salah satunya adalah soal rendahnya respect atau penghargaan.

Pasangan suami istri yang kehilangan respect, akan mudah kehilangan harapan, dan akhirnya mudah untuk memilih jalan perceraian.

Hafiz Muneeb (2022) menyatakan, “Marriage is more than just a relationship; in reality, it’s a game of sacrifices. Your partner puts a lot of effort into making you happy. Then it would be lovely if you expressed your gratitude to your wife or husband”.

Menurut Muneeb, “pernikahan lebih dari sekedar hubungan; pada kenyataannya, ini adalah permainan pengorbanan. Pasangan Anda berusaha keras untuk membuat Anda bahagia. Maka alangkah baiknya jika Anda mengungkapkan rasa terima kasih kepada istri atau suami Anda”.

Banyak suami istri yang gagal memberikan sikap respect kepada pasangan. Sangat banyak tindakan baik dan terpuji telah dilakukan dalam perjuangan membangun keluarga yang harmonis sesuai harapan. Namun terkadang, berbagai tindakan tersebut tidak dilihat dan tidak dihargai oleh pasangan.

Perlu dipahami, respect bukan sekedar sebuah sikap menghormati atau menghargai secara formalistik. Respect harus melibatkan pengakuan tulus terhadap nilai intrinsik seseorang sebagai individu. Bahwa suami atau istri Anda adalah sosok pribadi yang unik, dan tidak bisa diberikan penilaian berdasarkan standar “keumuman” sebagai laki-laki atau perempuan.

Maka Erich Fromm memberikan rumus, “to respect a person is not possible without knowing him. Menghormati seseorang tidak mungkin dilakukan tanpa mengenalnya”. Usaha mengenali pasangan menjadi jalan penting untuk memunculkan sikap respect.

Hal ini sesuai dengan pengalaman pribadi Mark Manson, seorang konsultan pengembangan diri, bloger dan penulis buku. Suatu ketika Mark bertanya kepada ratusan ribu pembaca blog pribadinya, di markmanson. net. Pertanyaan Mark berkisar pada hal-hal apa yang bisa menjaga keutuhan dan kebahagiaan hubungan dengan pasangan dalam waktu lama.

Hampir 1.500 orang pembaca blog menjawab pertanyaan Mark. Ia merasa mendapatkan jawaban yang mencerahkan. Ternyata, sangat banyak pembaca yang menyampaikan faktor respect sebagai hal yang sangat utama dalam merawat keutuhan keluarga.

Dalam telaah terhadap jawaban responden, Mark Manson menemukan bahwa hal yang paling banyak dibicarakan oleh pasangan bahagia yang telah menjalani pernikahan selama puluhan tahun adalah respect. Bukan soal komunikasi.

Menurut Mark, orang-orang dengan pernikahan bahagia telah melalui serangkaian pengalaman kehidupan, dan mulai belajar bahwa komunikasi—tidak peduli seberapa terbuka, transparan, dan disiplinnya—akan rusak pada suatu saat. Konflik dengan pasangan tidak dapat dihindari dan perasaan akan terluka.

Mark menilai, hal yang menyelamatkan pernikahan, yang membuat Anda berdua mampu menerimaan “kesalahan manusiawi”, adalah menghargai satu sama lain.

Sangat penting bagi Anda untuk saling menghargai, dan memercayai satu sama lain –percaya bahwa bahwa pasangan Anda telah melakukan yang terbaik dengan apa yang mereka miliki.

Sepatutnya Anda tidak berfokus kepada “hasil” –apakah pasangan telah sesuai dengan harapan Anda. Hendaknya Anda melihat pada “usaha” –bahwa pasangan telah berupaya melakukan hal-hal yang lebih baik.

Ketika kita berfokus kepada hasil, akan cepat menimbulkan kekecewaan dan kelelahan. “Lelah menunggunya berubah”, demikian yang sering diucapkan istri atas kondisi sang suami. Ia berfokus hasil, dan tak menemukan hasil perubahan seperti yang ia harapkan.

Andai saja ia bisa melihat proses –yaitu usaha untuk berubah, niscaya akan lebih adil menemukan hal-hal yang sangat patut dihargai. Melihat ketertatihan dalam proses menuju baik, meskipun hasilnya belum seperti harapan, adalah momentum memunculkan respect. Tanpa menunggu dirinya berubah sempurna –karena memang tidak akan pernah sempurna.

Maka kembangkan sikap penghargaan satu dengan yang lain. Jika kondisi pasangan belum sesuai harapan, Anda tetap bisa membangun respect terhadap usaha yang telah dilakukan.

Allahu’alm Bishowab

🌹☘️☘️🌹☘️


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

Follow Media Sosial MANIS :

IG : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D

FB: http://fb.com/majelismanis

TikTok https://www.tiktok.com/@majelis_manis_

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Iman Islam
No Rek BSI : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287891088812

Related Posts

Leave A Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *