KhutbahMateri Kajian Manis

Bagaimana Kualitas Shalat Kita

๐ŸŒฟ๐ŸŒบ๐Ÿ‚๐Ÿ€๐ŸŒผ๐Ÿ„๐ŸŒท๐ŸŒน

๐Ÿ“ Khutbah Jum’at Oleh: Ust. Ahmad Dahlan, Lc, MA (IKADI DIY)

ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ู„ู‡ู ุดูŽุฑู‘ูŽููŽู†ูŽุง ุจูุงู„ู’ุฅููŠูŽู…ูŽุงู†ู ูˆูŽุงู„ู’ุฃูุณู’ู„ุงูŽู…ุŒ ูˆูŽุฃูŽุฑู’ุณูŽู„ูŽ ุฅูู„ูŽูŠู’ู†ูŽุง ุฃูŽูู’ุถูŽู„ูŽ ุฑูุณูู„ูู‡ู ู‡ูŽุงุฏููŠู‹ุง ู„ูู„ู’ุฃูŽู†ูŽุงู…ุŒ ูˆูŽุดูŽุฑูŽุนูŽ ู„ูŽู†ูŽุง ุฃูŽูƒู’ู…ูŽู„ูŽ ุดูŽุฑูŽุงุฆูุนูู‡ู ุฏูุณู’ุชููˆู’ุฑุงู‹ ู„ูุญูŽูŠูŽุงุฉู ุงู„ุฅู†ุณุงู†ุŒ ูˆูŽู…ูู†ู’ู‡ูŽุงุฌู‹ุง ู‚ูŽุงุฆูุฏู‹ุง ุฅูู„ูŽู‰ ู†ูŽุนููŠู’ู…ู ุงู„ู’ุฌูู†ูŽุงู†.
ุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ุงูŽ ุงูู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ู„ุงูŽ ุดูŽุฑููŠูƒูŽ ู„ูŽู‡ุŒ ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡.
ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ูู‘ ูˆูŽุณูŽู„ูู‘ู…ู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ูู‡ู ูˆูŽุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจูู‡ู ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ุชูŽุจูุนูŽู‡ูู…ู’ ุฅูู„ูŽู‰ ูŠูŽูˆู’ู…ู ุงู„ู’ููŽูˆู’ุฒู ูˆูŽุงู„ู’ุฎูุณู’ุฑูŽุงู†.
ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏู: ููŽูŠูŽุง ุนูุจูŽุงุฏูŽุงู„ู„ู‘ูŽู‡ุŒ ุฃููˆุตููŠู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽู†ูŽูู’ุณููŠ ุจูุชูŽู‚ู’ูˆูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ุŒ ููŽู‚ูŽุฏู’ ููŽุงุฒูŽ ุงู„ู’ู€ู…ูุชู‘ูŽู‚ููˆู†ุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰: ุฃูŽุนููˆุฐู ุจูุงู„ู„ู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ุดู‘ูŽูŠู’ุทูŽุงู†ู ุงู„ุฑู‘ูŽุฌููŠู’ู…ู: ((ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ุงุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ุญูŽู‚ู‘ูŽ ุชูู‚ูŽุงุชูู‡ู ูˆูŽู„ูŽุง ุชูŽู…ููˆุชูู†ู‘ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ูˆูŽุฃูŽู†ู’ุชูู…ู’ ู…ูุณู’ู„ูู…ููˆู†ูŽ))

Maโ€™asyiral muslimin rahimakumullah,
Pada bulan Rajab ini, kaum muslimin akan memperingati sebuah peristiwa agung dalam sejarah kenabian. Peristiwa besar yang belum pernah terjadi kepada seorang manusia sebelum Nabi Muhammad, dan tidak akan terjadi lagi kepada orang lain setelah beliau. Itulah peristiwa Israโ€™ dan Miโ€™raj, dimana Allah taโ€™ala memperlihatkan qudrah ilahiyyah-nya dengan memperjalankan Rasulullah dari Makkah al-Mukarramah ke Masjidil Aqsha yang berjarak lebih dari 1200 km, dan kemudian mengangkatnya ke langit hingga tempat yang menjadi batas terakhir manusia bisa mencapainya yaitu Sidratul Muntaha. Peristiwa itu adalah mukjizat yang sangat agung, sebagai pelipur lara kepada Rasulullah yang bertubi-tubi mendapatkan ancaman, penyiksaan dan usaha pembunuhan dari kaum kafir Quraisy, setelah wafatnya dua orang yang sebelumnya selalu membela beliau yaitu istri beliau Khadijah, dan paman beliau Abu Thalib.

Dalam perjalanan tersebut, dimana akhirnya Rasulullah berdialog dengan Allah taโ€™ala tanpa perantara malaikat Jibril, Allah menurunkan syariat yang amat penting bagi kaum muslimin yaitu syariat shalat. Hal ini menunjukkah betapa agung dan mulianya syariat ini, karena semua syariat yang lain turun kepada Rasulullah melalui perantara malaikat Jibril, akan tetapi khusus untuk syariat Shalat, Allah taโ€™ala memanggil Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wasallam menghadap kepada-Nya untuk berdialog langsung dan menerima syariat itu. Dalam dalam peristiwa tersebut โ€“sebagaimana dijelaskan dalam riwayat-riwayat yang shahih- Rasulullah shallallahu alaihi wasallam meminta keringanan kepada Allah, agar perintah shalat yang sebelumnya harus dijalankan sebanyak lima puluh kali sehari agar dijadikan lima kali sehari. Untuk hal itu, Rasulullah pun harus berkali-kali kembali meminta kepada Allah pengurangan tersebut. Kemudian Allah pun berfirman:

ู‡ููŠูŽ ุฎูŽู…ู’ุณูŒ ูˆูŽู‡ููŠูŽ ุฎูŽู…ู’ุณููˆู†ูŽ ู„ูŽุง ูŠูุจูŽุฏู‘ูŽู„ู ุงู„ู’ู‚ูŽูˆู’ู„ู ู„ูŽุฏูŽูŠู‘ูŽ

โ€œShalat wajib itu lima kali akan tetapi pahalanya sama dengan lima puluh kali. Firmanku tidak akan berubah…โ€ (Hr. Muslim)

Dalam kisah tersebut kita bisa melihat betapa sayangnya Rasulullah dengan umatnya, karena beliau tahu bahwa mereka tidak akan sanggup melakukan shalat sebanyak itu dalam sehari. Artinya, Rasulullah sudah berusaha agar syariat diwajibkan kepada kita bisa kita laksanakan dengan baik dengan meminta pengurangan tersebut. Akan tetapi, setelah perjuangan Rasulullah tersebut, apakah kita benar-benar sudah melaksanakan shalat dengan baik? Pada kenyataannya, masih banyak diantara kaum muslimin yang meninggalkannya. Sebagian yang melakukannya, tidak melakukanya dengan khusyuโ€™ di awal waktu. Dan sebagian yang melakukannya dengan khusyuโ€™ di awal waktu, tidak melakukannya secara berjamaah di masjid.

Maโ€™asyiral muslimin rahimakumullah..

Shalat adalah ibadah utama dalam syariat kita. Shalat menjadi tali penghubung antara kita dengan Allah taโ€™ala, sebagai sarana untuk kita berkomunikasi dan mengadukan keluh kesah kita kepada Allah. Ketika berhadapan dengan masalah yang rumit, manusia sering kali berkeluh kesah kepada keluarga atau temannya.

Akan tetapi bagi seorang muslim, ia hanya mengadu kepada Allah taโ€™ala. Karena ia mengetahui dan meyakini, hanya Allah sajalah yang mampu menyelesaikan masalahnya. Bagi seorang muslim, shalat adalah waktu untuk beristirahat dari penatnya memikul beban dan tanggung jawab tugas-tugas dunia. Shalat memberi energi baru yang akan menjadikan seorang muslim segar, bersemangat dan tahan banting dalam menjalani detik demi detik kehidupannya. Itulah mengapa, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda kepada Bilal:

ูŠูŽุง ุจูู„ูŽุงู„ู ุฃูŽู‚ูู…ู’ ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉูŽ ุฃูŽุฑูุญู’ู†ูŽุง ุจูู‡ูŽุง

โ€œWahai Bilal, tegakkan seruan adzan agar kita bisa beristirahat dengan shalat.โ€ (Hr. Abu Dawud, Ahmad dll)

Lihatlah betapa Rasulullah menemukan rasa tenang dan perasaan damai ketika melaksanakan shalat, sehingga menganggapnya sebagai waktu untuk beristirahat. Beristirahat dari masalah-masalah dunia yang menggelayuti, beristirahat dari beban hidup yang seakan tidak mengenal kata berhenti. Maka hendaklah kita bertanya kepada diri sendiri, apakah shalat kita sudah mampu menjadi momen istirahat kita? Atau justru kita menganggap shalat mengurangi jatah tidur dan istirhat kita? Apakah shalat membuat beban hidup terasa ringan? Ataukah shalat itu sendiri kita anggap sebagai beban dalam hidup kita?

Maโ€™asyiral muslimin rahimakumullah,

Shalat adalah puncak penghambaan seorang hamba kepada Tuhannya, tatkala ia merendahkan anggota tubuh yang ia anggap paling mulia yaitu kepalanya. Ia menempelkan keningnya di atas tanah, untuk menunjukkan bahwa ia tunduk dan pasrah kepada Sang Maha Pencipta. Ia rela merendahkan diri serendah-rendahnya di hadapan Rabb yang Maha Tinggi lagi Mulia. Oleh karena, dalam sebuah kisah mengenai seorang Amerika yang memeluk Islam, ia menceritakan bahwa ketika ia sudah mulai memahami dan menerima Islam, hal yang paling sulit ia lakukan adalah bersujud dalam Shalat. Karena seumur hidupnya, ia tidak pernah merendahkan diri kepada siapapun sampai serendah itu. Namun akhirnya dengan taufik Allah, ia mampu melakukannya dan merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Benar, bagi seorang muslim, kebahagiaan yang hakiki adalah ketika ia mampu tunduk dan merendahkan diri kepada Allah. Oleh karena itu, sebagai gantinya, Allah-pun menjadikan momen itu sebagai waktu dimana seorang hamba sangat dekat dengan Allah Taโ€™ala. Rasulullah bersabda:

ุฃูŽู‚ู’ุฑูŽุจู ู…ูŽุง ูŠูŽูƒููˆู†ู ุงู„ู’ุนูŽุจู’ุฏู ู…ูู†ู’ ุฑูŽุจูู‘ู‡ู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุณูŽุงุฌูุฏูŒ ููŽุฃูŽูƒู’ุซูุฑููˆุง ุงู„ุฏู‘ูุนูŽุงุกูŽ

โ€œSeorang hamba paling dekat dengan Tuhannya adalah ketika ia sujud, maka perbanyaklah doโ€™a.โ€ (Hr. Muslim)

Demikianlah kedudukan shalat dalam Islam. Ia adalah tiang agama sekaligus puncak penghambaan kepada Allah. Maka ia harus dilaksanakan sebaik dan sesempurna mungkin. Maka dari itu, terdapat syariat shalat berjamaah di masjid sebagai sarana untuk menyempurnakan shalat kita. Terlepas dari perbedaan ulama mengenai apakah shalat berjamaah ia fardhu ain, ataukah fardhu kifayah, atau sunnah muakkadah, akan tetapi satu hal yang disepakati, bahwa shalat berjamaah adalah bukti ketakwaan seseorang kepada Allah taโ€™ala. Akan tetapi sangat disayangkan, betapa banyak kaum muslimin yang tidak melaksanakannya. Lihatlah masjid-masjid kita pada waktu shalat fardhu. Apakah jumlah jamaโ€™ahnya sama dengan jumlah jamaโ€™ah yang hadir pada shalat jumโ€™at atau shalat Ied? Kalau kita membandingkan jumlah antara keduanya, maka kita akan mengetahui bahwa sebanyak itulah kaum muslimin yang tidak melaksanakan shalat berjamaah di masjid. Terlebih pada shalat Isyaโ€™ dan shalat subuh, dimana shafnya semakin sedikit dan diisi oleh orang-orang yang sudah udzur. Padahal begitu banyak hadis Rasulullah yang memotivasi kita untuk melaksanakan shalat jamaโ€™ah, diantaranya:

ุตูŽู„ูŽุงุฉู ุงู„ุฑู‘ูŽุฌูู„ู ููŠ ุฌูŽู…ูŽุงุนุฉู ุชูุถูŽุนู‘ูŽูู ุนูŽู„ูŽู‰ ุตูŽู„ุงุชูู‡ู ูููŠ ุจูŽูŠู’ุชู‡ู ูˆููŠ ุณููˆู‚ูู‡ู ุฎูŽู…ู’ุณู‹ุง ูˆูŽุนูุดู’ุฑููŠู†ูŽ ุถูุนู’ูู‹ุงุŒ ูˆูŽุฐู„ููƒูŽ ุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ู ุฅุฐูŽุง ุชูŽูˆูŽุถู‘ูŽุฃ ููŽุฃุญู’ุณูŽู†ูŽ ุงู„ูˆูุถููˆุกูŽุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ุฎูŽุฑูŽุฌูŽ ุฅู„ูŽู‰ ุงู„ู…ูŽุณู’ุฌูุฏูุŒ ู„ูŽุง ูŠูุฎุฑูุฌูู‡ู ุฅู„ู‘ูŽุง ุงู„ุตู‘ูŽู„ุงุฉูุŒ ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุฎู’ุทู ุฎูŽุทู’ูˆูŽุฉู‹ ุฅู„ู‘ูŽุง ุฑูููุนูŽุชู’ ู„ูŽู‡ู ุจูู‡ูŽุง ุฏูŽุฑูŽุฌูŽุฉูŒุŒ ูˆูŽุญูุทู‘ูŽุชู’ ุนูŽู†ู‡ู ุจูู‡ูŽุง ุฎูŽุทููŠุฆูŽุฉูŒุŒ ููŽุฅุฐูŽุง ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ู„ูŽู…ู’ ุชูŽุฒูŽู„ู ุงู„ู…ูŽู„ุงุฆููƒูŽุฉู ุชูุตูŽู„ูู‘ูŠ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ู…ูŽุง ุฏูŽุงู…ูŽ ููŠ ู…ูุตูŽู„ู‘ูŽุงู‡ูุŒ ู…ูŽุง ู„ูŽู…ู’ ูŠูุญู’ุฏูุซุŒ ุชู‚ูˆู„ู: ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ูู‘ ุนูŽู„ูŽูŠู‡ูุŒ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุฑู’ุญูŽู…ู’ู‡ูุŒ ูˆูŽู„ุงูŽ ูŠูŽุฒูŽุงู„ู ููŠ ุตูŽู„ุงุฉู ู…ูŽุง ุงู†ู’ุชูŽุธูŽุฑูŽ ุงู„ุตู‘ูŽู„ุงูŽุฉูŽ

โ€œSesungguhnya shalat seseorang secara berjamaah dilipatgandakan 25 kali lipat daripada dia shalat di rumahnya atau di pasarnya. Jika dia berwudhu, kemudian dia baguskan wudhunya, dan dia tidak ke masjid kecuali dia hendak shalat, maka dia tidak melangkahkan satu langkah kakinya kecuali diangkat derajatnya dan dihapuskan dosanya. Dan jika dia shalat maka para malaikat senantiasa mendoakannya selama dia masih tetap di tempat shalatnya dan tidak berhadas. Para malaikat berkata, โ€œYa Allah angkatlah derajatnya, rahmatilah dia,โ€ dan dia senantiasa dalam kondisi shalat selama dia menunggu shalat berikutnya.โ€ (H.r. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah juga bersabda:

ู…ูŽุง ู…ูู†ู’ ุซูŽู„ูŽุงุซูŽุฉู ูููŠ ู‚ูŽุฑู’ูŠูŽุฉู ูˆูŽู„ูŽุง ุจูŽุฏู’ูˆู ู„ูŽุง ุชูู‚ูŽุงู…ู ูููŠู‡ูู…ู’ ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉู ุฅูู„ู‘ูŽุง ู‚ูŽุฏู’ ุงุณู’ุชูŽุญู’ูˆูŽุฐูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ุงู„ุดู‘ูŽูŠู’ุทูŽุงู†ู ููŽุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุจูุงู„ู’ุฌูŽู…ูŽุงุนูŽุฉู ููŽุฅูู†ู‘ูŽู…ูŽุง ูŠูŽุฃู’ูƒูู„ู ุงู„ุฐูู‘ุฆู’ุจู ุงู„ู’ู‚ูŽุงุตููŠูŽุฉูŽ

โ€œTidaklah ada tiga orang dalam satu perkampungan atau pedalaman tidak ditegakkan pada mereka shalat, kecuali Syaithan akan menguasainya. Berjamaโ€™ahlah kalian, karena serigala hanya memangsa kambing yang sendirian.โ€ (Hr. Abu Dawud)

Rasulullah juga bersabda:

ู…ูŽู†ู’ ุณูŽู…ูุนูŽ ุงู„ู†ูู‘ุฏูŽุงุกูŽ ููŽู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุฃู’ุชูู‡ู ููŽู„ูŽุง ุตูŽู„ูŽุงุฉูŽ ู„ูŽู‡ู ุฅูู„ู‘ูŽุง ู…ูู†ู’ ุนูุฐู’ุฑู

โ€œBarangsiapa yang mendengar adzan lalu tidak datang, maka tidak ada shalat baginya kecuali karena udzur.โ€ (Hr. Ibnu Majah)

Maโ€™asyiral muslimin rahimakumullah,

Ketika nanti kita dihisab oleh Allah taโ€™ala, maka amalan pertama yang akan dihitung adalah shalat. Apabila shalat kita benar, dilakukan dengan khusyuโ€™, dengan tidak meninggalkan rukun dan wajibnya, dengan menambahkan bacaan dan gerakan yang sunnah, maka amalan kita yang lain akan menjadi baik karenanya. Seandainya, jika kita melalaikan shalat, atau menunda-nunda hingga akhir waktu, atau tidak melakukannya dengan sempurna, maka kita khawatir bahwa amalan yang lain tidak dianggap benar oleh Allah, karena shalat kita sendiri tidak sesuai yang diperintahkan oleh-Nya. Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wasallam bersabda:

ุฅูู†ู‘ูŽ ุฃูŽูˆู‘ูŽู„ูŽ ู…ูŽุง ูŠูุญูŽุงุณูŽุจู ุจูู‡ู ุงู„ู’ุนูŽุจู’ุฏู ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุงู„ู’ู‚ููŠูŽุงู…ูŽุฉู ู…ูู†ู’ ุนูŽู…ูŽู„ูู‡ู ุตูŽู„ูŽุงุชูู‡ู ููŽุฅูู†ู’ ุตูŽู„ูุญูŽุชู’ ููŽู‚ูŽุฏู’ ุฃูŽูู’ู„ูŽุญูŽ ูˆูŽุฃูŽู†ู’ุฌูŽุญูŽ ูˆูŽุฅูู†ู’ ููŽุณูŽุฏูŽุชู’ ููŽู‚ูŽุฏู’ ุฎูŽุงุจูŽ ูˆูŽุฎูŽุณูุฑูŽ ููŽุฅูู†ู’ ุงู†ู’ุชูŽู‚ูŽุตูŽ ู…ูู†ู’ ููŽุฑููŠุถูŽุชูู‡ู ุดูŽูŠู’ุกูŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ุฑู‘ูŽุจู‘ู ุนูŽุฒู‘ูŽ ูˆูŽุฌูŽู„ู‘ูŽ ุงู†ู’ุธูุฑููˆุง ู‡ูŽู„ู’ ู„ูุนูŽุจู’ุฏููŠ ู…ูู†ู’ ุชูŽุทูŽูˆู‘ูุนู ููŽูŠููƒูŽู…ู‘ูŽู„ูŽ ุจูู‡ูŽุง ู…ูŽุง ุงู†ู’ุชูŽู‚ูŽุตูŽ ู…ูู†ู’ ุงู„ู’ููŽุฑููŠุถูŽุฉู ุซูู…ู‘ูŽ ูŠูŽูƒููˆู†ู ุณูŽุงุฆูุฑู ุนูŽู…ูŽู„ูู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฐูŽู„ููƒูŽ

โ€œSesungguhnya amalan seorang hamba yang pertama kali dihisab oleh Allah Taโ€™ala pada hari kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya baik, maka ia akan beruntung dan selamat. Dan jika shalatnya buruk, maka ia aka merugi. Jika ada yang berkurang dari amalan fardhunya, maka Allah akan berfirman: โ€œLihatlah apakah hambaku itu mempunyai amalan shalat sunnah yang bisa menyempurnakan kekurangan yang fardhu? Lalu setiap amalan akan diperlakukan seperti itu.โ€ (Hr. at-Tirmidzi, Abu Dawud)

Maka marilah kita melihat kembali shalat-shalat kita. Bagi yang belum sadar untuk melakukannya, ingatlah bahwa mati itu dekat. Dan shalat adalah pembeda antara seorang kafir dan seorang muslim. Jika kita mengaku muslim tapi tidak shalat, maka keislaman kita masih dipertanyakan. Apakah kita benar-benar muslim, atau sebenarnya kita sama dengan orang kafir. Jangan sampai kita mati dalam kondisi kafir.

Bagi yang sudah shalat tapi belum melaksanakannya lima waktu, ingatlah bahwa meninggalkan shalat bisa membuat orang menjadi kafir. Demikian pendapat dalam madzhab Hambali. Atau minimal dianggap melakukan dosa yang sangat besar sebagaimana dalam Madzhab Syafiโ€™i. Itupun jika ia meninggalkannya karena malas, bukan karena ingkar. Ketahuilah bahwa Allah mengancam orang yang melakukan shalat dalam Surat al-Maโ€™un ayat 4. Yaitu mereka yang lalai meninggalkan sebagian shalatnya, dan tidak melakukannya setiap waktu.

Bagi yang sudah rutin melakukan shalat, maka mari kita tingkatkan dengan menyempurnakan shalat kita dengan melaksanakan sunnah-sunnah Nabi dalam shalat. Mari kita berusaha melaksanakannya dengan khusyuโ€™ dan penuh penghayatan serta ketundukan. Dan lebih dari itu semua, mari menyemarakkan masjid-masjid kita dengan melaksanakan shalat fardhu berjamaah di dalamnya. Semoga Allah memberikan taufik-Nya agar kita benar-benar menjadi hamba yang menegakkan shalat, amin ya rabbal alamin.

ุจูŽุงุฑูŽูƒูŽ ุงู„ู„ู‡ู ู„ููŠู’ ูˆูŽู„ูŽูƒูู…ู’ ุจุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุขู†ู ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู’ู…ู ูˆูŽู†ูŽููŽุนูŽู†ููŠู’ ูˆูŽุฅููŠู‘ูŽุงูƒูู…ู’ ุชูู„ุงูŽูˆูŽุชูŽู‡ ูููŠ ูƒูู„ูู‘ ูˆูŽู‚ู’ุชู ูˆูŽุญููŠู† ุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู‡ููˆูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู…ููŠู’ุนู ุงู„ู’ุนูŽู„ููŠู’ู…ู. ูˆุงุณู’ุชูŽุบู’ููุฑููˆู’ู‡ูุŒ ุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู‡ููˆูŽ ุงู„ู’ุบูŽูููˆู’ุฑู ุงู„ุฑู‘ูŽุญููŠู’ู…ู

Khutbah Kedua

ุงูŽู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ูู„ู‘ูŽู‡ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ุฌูŽุนูŽู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽูŠู’ู„ูŽ ูˆูŽุงู„ู†ู‘ูŽู‡ูŽุงุฑูŽ ุฎูŽู„ูููŽุฉู‹ ู„ูู…ูŽู†ู’ ุฃูŽุฑูŽุงุฏูŽ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุฐู‘ูŽูƒู‘ูŽุฑูŽ ุฃูŽูˆู’ ุฃูŽุฑูŽุงุฏูŽ ุดููƒููˆุฑู‹ุง. ุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ุงู‘ูŽ ุฅูู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ู„ุงูŽ ุดูŽุฑููŠู’ูƒูŽ ู„ูŽู‡ู. ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู„ูู‡ุŒ ุฃูŽุฑู’ุณูŽู„ูŽู‡ู ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู’ู†ูŽ ุจูŽุดููŠู’ุฑู‹ุง ูˆูŽู†ูŽุฐููŠู’ุฑู‹ุงุŒ ูˆูŽุฏูŽุงุนููŠู‹ุง ุฅูู„ูŽู‰ ุฑูŽุจูู‘ู‡ู ูˆูŽุณูุฑูŽุงุฌู‹ุง ู…ูู†ููŠู’ุฑู‹ุง.
ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุนูŽุจู’ุฏููƒูŽ ูˆูŽุฑูŽุณููˆู„ููƒูŽ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ูู‡ู ูˆูŽุตูŽุญู’ุจูู‡ู ุฃูŽุฌู’ู…ูŽุนููŠู’ู†ูŽ.
ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏู:
ููŽูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู’ุญูŽุงุถูุฑููˆู’ู†ูŽุŒ ุงูุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‡ูŽ ุญูŽู‚ู‘ูŽ ุชูู‚ูŽุงุชูู‡ู ูˆูŽู„ุงูŽ ุชูŽู…ููˆุชูู†ู‘ูŽ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ูˆูŽุฃูŽู†ู’ุชูู…ู’ ู…ูุณู’ู„ูู…ููˆู†ูŽุŒ ูˆูŽุงุนู’ุชูŽุตูู…ููˆุง ุจูุญูŽุจู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุฌูŽู…ููŠู’ุนู‹ุง ูˆูŽู„ุงูŽ ุชูŽุชูŽููŽุฑู‘ูŽู‚ููˆุง ูููŠู’ู‡.
ุจูุณู’ู…ู ุงู„ู„ู‡ู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูŽู†ู ุงู„ุฑู‘ูŽุญููŠู’ู…:
((ุฅูู†ู‘ูŽ ูฑู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูˆูŽ ู…ูŽู„ูฐู“ุฆููƒูŽุชูŽู‡ู ูŠูุตูŽู„ู‘ููˆู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ูฑู„ู†ู‘ูŽุจููŠูู‘ุŒ ูŠูฐู“ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ูฑู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุกูŽุงู…ูŽู†ููˆุง ุตูŽู„ู‘ููˆุง ุนูŽู„ูŽูŠู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูู‘ู…ููˆุง ุชูŽุณู’ู„ููŠู…ู‹ุง))
ุงู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ูู‘ ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุงูฐู„ู ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏูุŒ ูƒูŽู…ูŽุง ุตูŽู„ู‘ูŽูŠุชูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฅูุจุฑูฐู‡ููŠู…ูŽ ูˆุนูŽู„ูŽู‰ ุงูฐู„ู ุฅูุจุฑูฐู‡ููŠู…ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽูƒูŽ ุญูŽู…ููŠุฏูŒ ู…ูŽุฌููŠุฏูŒ. ูˆูŽุจูŽุงุฑููƒ ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุงูฐู„ู ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏูุŒ ูƒูŽู…ูŽุง ุจูŽุงุฑูŽูƒู’ุชูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฅูุจุฑูฐู‡ููŠู…ูŽ ูˆุนูŽู„ูŽู‰ ุงูฐู„ู ุฅูุจุฑูฐู‡ููŠู…ูŽุŒ ุฅูู†ู‘ูŽูƒูŽ ุญูŽู…ููŠุฏูŒ ู…ูŽุฌููŠุฏูŒ.
ุงู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุบููุฑ ู„ูู„ู…ูุณู„ูู…ููŠู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู…ูุณู„ูู…ูŽุงุชูุŒ ูˆูŽุงู„ู…ูุคู…ูู†ููŠู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู…ูุคู…ูู†ูŽุงุชูุŒ ุงู„ุฃูŽุญูŠูŽุงู“ุกู ู…ูู†ู‡ูู… ูˆูŽุงู„ุฃูŽู…ู’ูˆูŽุงุชูุŒ ุฅูู†ู‘ูŽูƒูŽ ุณูŽู…ููŠุนูŒ ู‚ูŽุฑููŠุจูŒ ู…ูุฌููŠุจู ุงู„ุฏู‘ูŽุนูŽูˆูŽุงุชู.
ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽุง ู†ูŽุดู’ูƒููˆู’ ุฅูู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ุถูŽุนู’ููŽ ู‚ููˆู‘ูŽุชูู†ูŽุงุŒ ูˆูŽู‚ูู„ู‘ูŽุฉูŽ ุญููŠู’ู„ูŽุชูู†ูŽุงุŒ ูˆูŽู‡ูŽูˆูŽุงู†ูู†ูŽุง ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณูุŒ ูŠูŽุง ุฃูŽุฑู’ุญูŽู…ูŽ ุงู„ุฑู‘ูŽุงุญูู…ููŠู’ู†ูŽุŒ ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ุฑูŽุจู‘ู ุงู„ู’ู…ูุณู’ุชูŽุถู’ุนูŽูููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุฃูŽู†ู’ุชูŽ ุฑูŽุจู‘ูู†ูŽุง ููŽู„ุงูŽ ุชูŽูƒูู„ู’ู†ูŽุง ุฅูู„ูŽู‰ ุฃูŽู†ู’ููุณูู†ูŽุง. ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ู„ุงูŽ ุชูŽูƒูู„ู’ู†ูŽุง ุฅูู„ูŽู‰ ุฃูŽู†ู’ููุณูู†ูŽุง ุทูŽุฑู’ููŽุฉูŽ ุนูŽูŠู’ู†ูุŒ ูˆูŽู„ุงูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ุฃูŽุญูŽุฏู ู…ูู†ู’ ุฎูŽู„ู’ู‚ููƒูŽ ูŠูŽุง ู†ูุนู’ู…ูŽ ุงู„ู’ู…ูุฌููŠู’ุจู
ุฑูŽุจูŽู‘ู†ูŽุง ุงุบู’ููุฑู’ ู„ูŽู†ูŽุง ูˆูŽู„ูุฅูุฎู’ูˆูŽุงู†ูู†ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุณูŽุจูŽู‚ููˆู†ูŽุง ุจูุงู„ุฅููŠู…ูŽุงู†ูุŒ ูˆูŽู„ูŽุง ุชูŽุฌุนูŽู„ ูููŠ ู‚ูู„ููˆุจูู†ูŽุง ุบูู„ู‘ู‹ุง ู„ูู‘ู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ุฅูู†ู‘ูŽูƒูŽ ุฑูŽุคููˆููŒ ุฑู‘ูŽุญููŠู….
ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ุธูŽู„ูŽู…ู†ูŽุง ุฃูŽู†ููุณูŽู†ูŽุง ูˆูŽุฅูู† ู„ู‘ูŽู… ุชูŽุบููุฑ ู„ูŽู†ูŽุง ูˆูŽุชูŽุฑุญูŽู…ู†ูŽุง ู„ูŽู†ูŽูƒููˆู†ูŽู†ู‘ูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู„ุฎูŽุงุณูุฑููŠู†ูŽ.
ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ู‡ูŽุจู’ ู„ูŽู†ูŽุง ู…ูู† ุฃูŽุฒูˆูŽุงุฌูู†ูŽุง ูˆูŽุฐูุฑูู‘ูŠู‘ูŽุงุชูู†ูŽุง ู‚ูุฑู‘ูŽุฉูŽ ุฃูŽุนู’ูŠูู†ู ูˆูŽุงุฌู’ุนูŽู„ู’ู†ูŽุง ู„ูู„ู…ูุชู‘ูŽู‚ููŠู†ูŽ ุฅูู…ูŽุงู…ู‹ุง.
ุฑูŽุจูŽู†ูŽุงู“ ุกูŽุงุชูู†ูŽุง ูููŠ ุงู„ุฏู‘ูู†ู’ูŠูŽุง ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู‹ ูˆูŽูููŠ ุงู„ุฃูŽุฎูุฑูŽุฉู ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู‹ ูˆูŽู‚ูู†ูŽุง ุนูŽุฐูŽุงุจูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑ.
ูˆูŽุงู„ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ูู„ู‘ูŽู‡ู ุฑูŽุจูู‘ ุงู„ุนูฐู„ูŽู…ููŠู†ูŽุŒ ุฃูŽู‚ููŠู…ููˆุง ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉูŽ.

๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐ŸŒบ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐ŸŒบ๐Ÿƒ๐Ÿƒ


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

Follow IG MANIS : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D

๐Ÿ“ฑInfo & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis

๐Ÿ’ฐ Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Iman Islam
No Rek BSI : 5512 212 725
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287891088812

Related Posts

Leave A Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *