Senin, 21 September 2015
سورة الفاتحة
Surat Al-Fatihah
Ahmad Sahal, Lc
Surat Al-Fatihah adalah makkiyyah (diturunkan sebelum hijrah Nabi Muhammad saw ke Madinah) menurut pendapat yang lebih kuat. Dalilnya adalah bahwa surat Al-Fatihah disebutkan oleh surat Al-Hijr ayat 87:
وَلَقَدْ آتَيْنَاكَ سَبْعًا مِنَ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنَ الْعَظِيمَ
Sedangkan para ulama sepakat bahwa surat Al-Hijr termasuk surat makkiyyah.
Penamaan
Banyak nama yang disematkan untuk surat Al-Fatihah. Dalam pembahasan ini hanya disebutkan beberapa nama yang bersandar dari Al-Qur’an atau Hadits Rasulullah saw saja, diantaranya:
1. Fatihatul Kitab (Pembuka Al-Qur’an) berdasarkan hadits Rasulullah saw:
لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ (رواه البخاري)
Tidak sah shalat bagi siapa yang tak membaca Fatihatul Kitab (HR. Al-Bukhari)
Dinamakan Fatihatul Kitab karena surat ini menjadi pembuka bacaan Al-Quran baik secara lisan saat dilafalkan maupun secara tulisan di dalam mushaf. Surat ini juga menjadi pembuka bacaan yang wajib dalam shalat.
2. Ummul Qur’an sesuai hadits Rasulullah saw:
مَنْ صَلَّى صَلَاةً لَمْ يَقْرَأْ فِيْهَا بِأُمِّ القُرْآنِ فَهِيَ خِدَاجٌ –ثَلَاثًا- غَيْرُ تَمَامٍ (رواه مسلم)
Berkata Imam Al-Baidhawi:
وتسمى أم القرآن، لأنها مفتتحه ومبدؤه فكأنها أصله ومنشؤه، ولذلك تسمى أساسا. أو لأنها تشتمل على ما فيه من الثناء على الله سبحانه وتعالى، والتعبد بأمره ونهيه وبيان وعده ووعيده. أو على جملة معانيه من الحكم النظرية، والأحكام العملية التي هي سلوك الطريق المستقيم والاطلاع على مراتب السعداء ومنازل الأشقياء.
Dinamakan ummul quran karena ialah yang membuka dan memulai (Al-Quran) seolah ia adalah asal dan sumbernya, oleh karena itu ia dinamakan juga asas. Atau karena sesungguhnya ia mengandung sanjungan kepada Allah, ta’abbud (beribadah) dengan perintah & laranganNya serta penjelasan janji & ancamanNya. Atau karena ia mencakup sejumlah nilai-nilai agung berupa hikmah teoritis dan hukum-hukum praktis yang merupakan suluk (perjalanan) menempuh jalan yang lurus, menelaah derajat ketinggian orang-orang yang berbahagia dan level kerendahan orang-orang yang sengsara. (Anwarut Tanzil wa Asrarut Ta’wil (1/25)(
3. As-Sab’ul Matsani & Al-Quran Al-Azhim
وَلَقَدْ آتَيْنَاكَ سَبْعًا مِنَ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنَ الْعَظِيمَ
Al-Hasan Al-Bashri menjelaskan alasan dinamakan As-Sab’ul-Matsani (tujuh ayat yang diulang-ulang): karena ia diulang-ulang pada setiap rakaat shalat baik yang wajib maupun nafilah (tambahan/sunnah). (Jami’ul Bayan fi Ta’wili Ayil Qur’an, At-Thabari, 1/107-109)
Ada juga yang berpendapat bahwa kata Al-Matsani berasal dari ististna (pengecualian) seperti pendapat Mujahid dan juga diriwayatkan oleh Said bin Jubair dari Ibnu Abbas dengan sanad hasan dan kuat:
سميت مثاني لأن الله استثناها لهذه الأمة فذخرها لهم فلم يعطها أمة قبلهم
Dinamakan matsani karena Allah mengecualikannya (mengkhususkannya) untuk ummat ini (ummat Rasulullah saw) maka Dia menyimpannya untuk mereka tidak diberikanNya kepada ummat sebelum mereka. (Ma’anil Quran, An-Nahhas, 1/18; Tafsir Al-Baghawi 1/1; Mafatihul Ghaib, Ar-Razi, 1/159).
Sedangkan nama “Al-Qur’an Al-Azhim untuk surat Al-Fatihah adalah seperti yang juga disebutkan oleh ayat di atas dan beberapa hadits Rasulullah saw, diantaranya:
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ هِيَ السَّبْعُ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنُ العَظِيمُ الَّذِي أُوْتِيْتُهُ
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin dialah tujuh (ayat) yang diulang-ulang dan Al-Qur’an Al-Azhim yang telah diberikan kepadaku. (HR. Bukhari)
Dinamakan demikian karena ia adalah surat teragung di dalam Al-Qur’an yang mencakup tujuan-tujuan utamanya.
Al-Qurthubi berkata:
سُمِّيَتْ بِذَلِكَ لِتَضَمُّنِهَا جَمِيعَ عُلُومِ الْقُرْآنِ، وَذَلِكَ أَنَّهَا تَشْتَمِلُ عَلَى الثَّنَاءِ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِأَوْصَافِ كَمَالِهِ وَجَلَالِهِ، وَعَلَى الْأَمْرِ بِالْعِبَادَاتِ وَالْإِخْلَاصِ فِيهَا، وَالِاعْتِرَافِ بِالْعَجْزِ عَنِ الْقِيَامِ بِشَيْءٍ مِنْهَا إِلَّا بِإِعَانَتِهِ تَعَالَى، وَعَلَى الِابْتِهَالِ إِلَيْهِ فِي الْهِدَايَةِ إِلَى الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيمِ، وَكِفَايَةِ أَحْوَالِ النَّاكِثِينَ، وَعَلَى بَيَانِهِ عَاقِبَةَ الْجَاحِدِينَ.
Keutamaan
Diantara fadhail (keutamaan) surat Al-Fatihah adalah:
1. Surat Al-Fatihah hanya diberikan kepada Rasulullah saw dan Allah menjanjikan akan diberikan kepada beliau semua isi kandungannya. Bahwa ia adalah cahaya yang pada hari ia diturunkan, ada satu pintu langit dibuka yang belum pernah dibuka sebelumnya, dan dari pintu itu turun malaikat ke bumi yang belum pernah turun sebelumnya.
وَعَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: «بَيْنَمَا جِبْرِيْلٌ قَاعِدٌ عِنْدَ النَّبِيِّ صلّى اللهُ علَيهِ وسَلّم سَمِعَ نَقِيضًا مِنْ فَوْقِهِ فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ: هَذَا بَابٌ مِنَ السَّمَاءِ فُتِحَ الْيَوْمَ لَمْ يُفْتَحْ قَطُّ إِلَّا الْيَوْمَ، فَنَزَلَ مِنْهُ مَلَكٌ فَقَالَ: هَذَا مَلَكٌ نَزَلَ إِلَى الْأَرْضِ لَمْ يَنْزِلْ قَطُّ إِلَّا الْيَوْمَ فَسَلَّمَ وَقَالَ: أَبْشِرْ بِنُوْرَيْنِ أُوْتِيْتَهُمَا لَمْ يُؤْتَهُمَا نَبِيٌّ قَبْلَكَ فَاتِحَةِ الكِتَابِ وَخَوَاتِيمَ سُوْرَةِ البَقَرَةِ لَنْ تَقْرَأَ حَرْفًا مِنْهُمَا إِلَّا أُعْطِيْتَهُ». (رواه مسلم والنسائيّ)
2. Surat Al-Fatihah adalah surat teragung dalam Al-Quran ( أَنَّهَا أَعْظَمُ سُوْرَةٍ فِي القُرْآنِ )
Imam Al-Bukhari meriwayatkan dalam Shahihnya sabda Rasulullah saw kepada Abu Said Al-Mu’alla ra:
لَأُعَلِّمَنَّكَ سُوْرَةً هِيَ أَعْظَمُ السُّوَرِ فِي القُرْآنِ قَبْلَ أَنْ تَخْرُجَ مِنَ الْمَسْجِدِ
Kemudian Rasulullah saw menyebutkan surat Al-Fatihah.
Ibnu Hajar berkata:
وَالْمُرَادُ بِالْعَظِيمِ عِظَمُ الْقَدْرِ بِالثَّوَابِ الْمُرَتَّبِ عَلَى قِرَاءَتِهَا وَإِنْ كَانَ غَيْرُهَا أَطْوَلَ مِنْهَا وَذَلِكَ لِمَا اشْتَمَلَتْ عَلَيْهِ مِنَ الْمَعَانِي الْمُنَاسِبَةِ لِذَلِكَ
3. Tidak ada surat seperti Al-Fatihah baik di dalam Taurat, Zabur, Injil, maupun Al-Quran
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Ubay bin Ka’ab ra membaca surat Al-Fatihah di hadapan Nabi Muhammad saw, lalu Rasulullah bersabda:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا أُنْزِلَ فِي التَّوْرَاةِ وَلَا فِي الإِنْجِيْلِ وَلَا فِي الزَّبُورِ وَلَا فِي الفُرْقَانِ مِثْلُهَا إِنَّهَا السَّبْعُ الْمَثَانِي وَالقُرْآنُ العَظِيمُ الَّذِي أُعْطِيْتُ
4. Surat Al-Fatihah adalah surat yang wajib dibaca dalam setiap rakaat shalat sehingga shalat tidak sah tanpa membacanya. Shalat adalah aktifitas munajat, dan dipilihnya surat Al-Fatihah agar dibaca dalam setiap rakaat menunjukkan bahwa isinya merupakan munajat terbaik kepada Allah.
Sayid Quthb rahimahullah berkata:
إن في هذه السورة من كليات العقيدة الإسلامية، وكليات التصور الإسلامي، وكليات المشاعر والتوجهات، ما يشير إلى طرف من حكمة اختيارها للتكرار في كل ركعة، وحكمة بطلان كل صلاة لا تذكر فيها..
Tema Sentral
Tema sentral surat Al-Fatihah adalah:
تَحْقِيْقُ العُبُودِيَّةِ للهِ وَحْدَهُ
Karena ia adalah tujuan agung dan utama penciptaan manusia dan jin, maka amat sesuai jika surat teragung di dalam Al-Quran memiliki tema sentral ini.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Sub Tema
Dari tema sentral tersebut, surat Al-Fatihah dapat kita bagi menjadi tiga sub tema:
١- مَعْرِفَةُ اللهِ تَعَالَى الْمَعْبُودِ الْحَقِّ
٢- طَرِيْقُ الْعِبَادَةِ الصَّحِيْحَةِ
٣- بَيَانُ السَّالِكِيْنَ فِي طَرِيْقِ العِبَادَةِ الصَّحِيْحَةِ وَ الْمُنْحَرِفِينَ عَنْهُ
2. Jalan ibadah yang benar
3. Penjelasan tentang salikin (orang-orang yang menempuh) jalan ibadah yang benar dan munharifin (orang-orang yang menyimpang) darinya
Bersambung …
Dipersembahkan oleh grup WA – MANIS – MAJELIS IMAN ISLAM
– Twitter: @GrupMANIS
– Blog: www.grupmanis.blogspot.com
Sebarkan! Raih pahala…