Beberapa Hal Tentang Bulan Syaโ€™ban (2)

๐Ÿ“† Ahad,  8 Sya’ban 1437 H / 15 Mei 2016 M

๐Ÿ“š MOTIVASI

๐Ÿ“ Ustadz Abdullah Haidir Lc.

๐Ÿ“‹ Beberapa Hal Tentang Bulan Syaโ€™ban (2)

๐ŸŒฟ๐ŸŒบ๐Ÿ‚๐Ÿ€๐ŸŒผ๐Ÿ„๐ŸŒท๐Ÿ

๐Ÿ“šQadha puasa Ramadan

๐ŸŒตApa kaitannya qadha puasa Ramadan dengan bulan Syaโ€™ban?

Aisyah radhiallahu anha berkata,

ูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูŽูƒููˆู†ู ุนูŽู„ูŽูŠู‘ูŽ ุงู„ุตู‘ูŽูˆู’ู…ู ู…ูู†ู’ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ ููŽู…ูŽุง ุฃูŽุณู’ุชูŽุทููŠุนู ุฃูŽู†ู’ ุฃูŽู‚ู’ุถููŠูŽ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ูููŠ ุดูŽุนู’ุจูŽุงู†ูŽ ุŒ ุงู„ุดู‘ูุบูู„ู ู…ูู†ู’ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…

โ€œAku dahulu memliki hutang puasa Ramadan, aku tidak dapat mengqadanya kecuali di bulan Syaโ€™ban, karena sibuk melayani Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.โ€ (Muttafaq alaih)

๐ŸŒทBerdasarkan hadits ini, umumnya para ulama berpendapat bahwa kesempatan melakukan qadha puasa Ramadan terbuka hingga bulan Syaโ€™ban sebelum masuk bulan Ramadan berikutnya. Namun, jika tidak ada alasan khusus, seseorang  dianjurkan segera mengqadhanya.

๐ŸŒตBahkan sebagian ulama menyatakan agar mendahulukan qadha Ramadan sebelum puasa Syawal atau puasa sunah lainnya. Sebab berdasarkan hadits Aisyah di atas, dia baru sempat melakukan qadha di bulan Syaโ€™ban, karena ada alasan, yaitu melayani Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.

๐ŸŒทMaka pemahamannya, jika seseorang tidak memiliki alasan atau uzur syarโ€™i, hendaknya dia menyegerakan membayar qadha puasanya.

(Lihat: Syarah Muslim, Imam Nawawi, 8/21, Fathul Bari, 4/189)

๐ŸŒตApabila hutang puasa itu belum juga terbayar hingga bertemu Ramadan berikutnya karena ada  alasan tertentu yang membuatnya tidak dapat mengqadha puasa Ramadan sebelumnya, maka tidak ada kewajiban apa-apa baginya selain mengqadha puasanya setelah Ramadan berikutnya.

๐ŸŒทJika tidak ada halangan bagi seseorang untuk mengqadha puasanya, namun tidak juga dia lakukan hingga datang Ramadan berikutnya, maka hendaknya dia bertaubat  dan istighfar atas kelalaiannya menunda-nunda kewajiban. Disamping itu, dia tetap harus mengqadhanya setelah bulan Ramadan berikutnya.

๐ŸŒตSebagian ulama mengharuskan orang seperti itu untuk memberikan setengah shaโ€™ makanan  pokok (sekitar  1,5 kg) kepada seorang miskin untuk setiap satu hari puasa yang dia tinggalkan sebagai peringatan atas kelalaiannya, disamping kewajiban mengqadha puasanya. Berdasarkan ijtihad para shahabat dalam masalah ini.

๐ŸŒทNamun sebagian lain berpendapat tidak ada kewajiban akan hal tersebut, karena tidak ada nash yang dengan tegas menetapkannya. Akan tetapi ijtihad tersebut dianggap baik.

(Fathul Bari, 4/189, Al-Ilmam Bisyaiโ€™in min Ahkam Ash-Shiyam, Syekh Abdul Aziz Ar-Rajihi, 30)

๐ŸŒตJika telah masuk bulan Syaโ€™ban, hendaknya setiap muslim mengingatkan dirinya atau orang-orang terdekat (khususnya kaum wanita yang umumnya suka memiliki hutang puasa) apabila memiliki hutang puasa Ramadan sebelumnya, agar segera ditunaikan sebelum datang Ramadan berikutnya.

๐Ÿ“šPuasa Di Akhir Syaโ€™ban

๐ŸŒทSehari atau dua hari terakhir bulan Syaโ€™ban sebelum Ramadan, dinamakan sebagai Yaumusy-Syak (hari keraguan).

๐ŸŒตDikatakan demikian, karena pada hari tersebut tidak jelas apakah sudah masuk bulan Ramadan atau belum. Pada hari tersebut, seseorang dilarang berpuasa jika tujuannya sekedar ingin hati-hati agar tidak ada hari yang tertinggal dari bulan Ramadan.

๐ŸŒทYang diperintahkan adalah memastikan datangnya bulan Ramadan dengan terlihatnya hilal Ramadan. Kalau hilal tidak terlihat, maka bulan Syaโ€™ban digenapkan menjadi tiga puluh hari berdasarkan riwayat shahih dalam masalah ini.

๐ŸŒตNamun dibolehkan berpuasa pada hari tersebut (sehari atau dua hari sebelum Ramadan) apabila pada hari itu bertepatan dengan hari-hari sunnah berpuasa yang biasa dia lakukan (seperti Senen dan Kamis), atau dia berpuasa karena hendak membayar qadha puasanya, atau nazar atau kaffarat.

๐ŸŒทBerdasarkan hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,

ู„ุง ุชูŽู‚ูŽุฏู‘ูŽู…ููˆุง ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ ุจูุตูŽูˆู’ู…ู ูŠูŽูˆู’ู…ู ุฃูŽูˆู’ ูŠูŽูˆู’ู…ูŽูŠู’ู†ู ุŒ ุฅู„ุงู‘ูŽ ุฑูŽุฌูู„ุงู‹ ูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูŽุตููˆู…ู ุตูŽูˆู’ู…ุงู‹ ููŽู„ู’ูŠูŽุตูู…ู’ู‡ู (ู…ุชูู‚ ุนู„ูŠู‡

 โ€œJangan kalian mendahulukan Ramadan dengan berpuasa sehari atau dua hari (sebelumnya). Kecuali seseorang yang (memang seharusnya/biasanya) melakukan puasanya pada hari itu. Maka hendaklah ia berpuasa.โ€ (Muttafaq alaih).

๐ŸŒตDi antara hikmah pelarangan ini adalah agar ada pemisah antara puasa Ramadan yang fardhu dengan puasa-puasa sunah sebelum dan sesudahnya.

๐ŸŒทMaka, dilarang puasa sehari atau dua hari sebelumnya dan dilarang pula puasa sehari sesudahnya, yaitu pada hari Idul Fitri.

(Lihat: Syarah Muslim, Imam Nawawi, 7/194, Lathaโ€™iful Maโ€™arif, hal. 151, Syarh Umdatul Ahkam, Syekh Jibrin, 30/2)

Wallahu taโ€™ala aโ€™lam.

ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุจูŽุงุฑููƒู’ ู„ูŽู†ูŽุง ูููŠ ุดูŽุนู’ุจูŽุงู†ูŽ ูˆูŽูˆูŽูู‘ูู‚ู’ู†ูŽุง ูููŠู‡ู ุŒ ูˆูŽุจูŽู„ู‘ูุบู’ู†ูŽุง ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ

โ€œYaa Allah, berilah kami barokah dan taufiq di bulan Syaโ€™ban, dan pertemukan kami dengan Bulan Ramadan..โ€

๐ŸŒฟ๐ŸŒบ๐Ÿ‚๐Ÿ€๐ŸŒผ๐Ÿ„๐ŸŒท๐Ÿ๐ŸŒน

Dipersembahkan:
www.iman-islam.com

๐Ÿ’ผ Sebarkan! Raih pahala…

KARAKTERISTIK SUAMI DAN ISTRI YANG SHALEH

๐Ÿ“† Sabtu, 7 Sya’ban 1437H / 14 2016

๐Ÿ“š *Tema KELUARGA & TARBIYATUL AULAD*

๐Ÿ“ Pemateri: *Ustzh. DR. Hj. Aan Rohanah, Lc , M.Ag*

๐Ÿ“ *KARAKTERISTIK SUAMI DAN ISTRI YANG SHALEH*

๐ŸŒฟ๐ŸŒบ๐Ÿ‚๐Ÿ€๐ŸŒผ๐Ÿ„๐ŸŒท๐Ÿ

Keshalehan suami istri dalam membangun keluarga Islami, keluarga yang sakinah mawaddah wa rohmah harus sama. Sehingga visi dan misi yang dimiliki sama2 bertujuan untuk membangun keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

*Karakteristik suami shaleh dan istri shalihah*

Suami sebagai imam dalam keluarga memiliki tanggung jawab yang besar di dunia dan akhirat. Kebahagiaan keluarga banyak ditentukan oleh peran kepemimpinan  suami. Karena itu suami harus menjadi imam yang shaleh.

Demikian juga istri yang menjadi sumber kebahagiaan suami dan menjadi sekolah bagi anak2nya.  Keceriaan suami dan keberhasilan pendidikan anak2 sangat bergantung pada peran ibu. Karena itu  sebagai istri dan sekali gus sebagai ibu harus shalihah.

Allah telah menyebutkan karakteristik yang sama bagi suami shaleh dan istri shalihah di dalam Surat 33, QS Al Ahzab : 35.

 ุงู† ุงู„ู…ุณู„ู…ูŠู† ูˆุงู„ู…ุณู„ู…ุงุช ูˆุงู„ู…ุคู…ู†ูŠู† ูˆุงู„ู…ุคู…ู†ุงุช ูˆุงู„ู‚ุงู†ุชูŠู† ูˆุงู„ู‚ุงู†ุชุงุช ูˆุงู„ุตุงุฏู‚ูŠู† ูˆุงู„ุตุงุฏู‚ุงุช ูˆุงู„ุตุงุจุฑูŠู† ูˆุงู„ุตุงุจุฑุงุช ูˆุงู„ุฎุงุดุนูŠู† ูˆุงู„ุฎุงุดุนุงุช ูˆุงู„ู…ุชุตุฏู‚ูŠู† ูˆุงู„ู…ุชุตุฏู‚ุงุช ูˆุงู„ุตุงุฆู…ูŠู† ูˆุงู„ุตุงุฆู…ุงุช ูˆุงู„ุญุงูุธูŠู† ูุฑูˆุฌู‡ู…  ูˆุงู„ุญุงูุธุงุช ูˆุงู„ุฐุงูƒุฑูŠู† ุงู„ู„ู‡  ูƒุซูŠุฑุง ูˆุงู„ุฐุงูƒุฑุงุช ุงุนุฏุงู„ู„ู‡ ู„ู‡ู… ู…ุบูุฑุฉ ูˆุงุฌุฑุง ุนุธูŠู…ุง.

Artinya:
” Sesungguhnya laki2 dan perempuan yang muslim, laki2 dan perempuan yang mukmin, laki2 dan perempuan yang tetap dalam ketaatan, laki2 dan perempuan yang benar, laki2 dan perempuan yang sabar, laki2 dan perempuan yang khusyuk, laki2 dan perempuan yang bersedekah, laki2 dan perempuan yang shaum, laki2 dan perempuan yang menjaga kehormatannya , laki2 dan perempuan yang banyak menyebut nama Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar”. ( QS Al Ahzab : 35 ).

Sebab turunnya ayat ini adalah suatu hari Ummu Salamah berkata kepada Rasulullah SAW. : mengapa kami secara eksplisit tidak disebut dalam alquran sebagaimana kaum laki2  ? Beliau tidak memperhatikan pertanyaan itu sampai suatu hari beliau memanggil diatas mimbar dan bersabda: ” Wahai manusia sesungguhnya Allah berfirman
ุงู† ุงู„ู…ุณู„ู…ูŠู† ูˆุงู„ู…ุณู„ู…ู„ุช ………  
sampai akhir ayat “. ( HR. Ahmad ” ).
Dengan turunnya ayat ini maka Allah telah mengarahkan suami istri agar memiliki karakter yang sama dalam berkeluarga yaitu karakter orang yang shaleh agar bisa sukses membentuk keluarga yang Islami yang sakinah mawaddah wa rohmah.
Karakter yang harus dimiliki oleh suami shaleh dan istri shalihat yang sudah disebut dalam surat 33 Al Ahzab: 35  itu saling terkait sehingga bisa menjadi pribadi yang shaleh dan Islami yaitu Islam, iman, tunduk, benar ( jujur ), sabar, khusyuk, bersedekah, berpuasa, menjaga kehormatan, dan banyak berzikir kepada Allah.

*Karakteristik Islam* yang disebut dalam ayat itu adalah masuk ke dalam agama Islam disertai tunduk patuh dan mengamalkan syariatnya  dalam kehidupan sehari- hari. Sebagai mana Rasulullah bersabda saat ditanya tentang Islam :

ุงู„ุฅุณู„ุงู… ุงู† ุชุดู‡ุฏ ุงู† ู„ุง ุงู„ู‡ ุงู„ุง ุงู„ู„ู‡ ูˆุงู† ู…ุญู…ุฏุง ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ูˆุชู‚ูŠู… ุงู„ุตู„ุงุฉ ูˆุชุคุช ุงู„ุฒูƒุงุฉ ูˆุชุตูˆู… ุฑู…ุถุงู† ูˆุชุญุฌ ุงู„ุจูŠุช ุงู† ุงุณุชุทุงุน ุงู„ูŠู‡ ุณุจูŠู„ุง.  ุฑูˆุงู‡ ู…ุณู„ู….

Islam adalah hendaknya kamu bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, nabi Muhammad adalah Rasul Allah, menegakkan shalat, mengeluarkan zakat, shaum di bulan romadhan, dan pergi haji ke Baitullah bagi yang mampu (HR Muslim)

_Karakteristik ke 2_ adalah *iman*, Rasulullah bersabda saat ditanya tentang iman , yaitu :

ุงู† ุชุคู…ู† ุจุงู„ู„ู‡ ูˆ ู…ู„ุงุฆูƒุชู‡ ูˆูƒุชุจู‡ ูˆุฑุณู„ู‡ ูˆุงู„ูŠูˆู… ุงู„ุงุฎุฑ ูˆุชุคู…ู† ุจุงู„ู‚ุฏุฑ ุฎูŠุฑู‡ ูˆุดุฑู‡ . ุฑูˆุงู‡ ู…ุณู„ู…

Artinya:
” Hendaknya kamu beriman kepada Allah,  para malaikat, kitab- kitab, para Rasul Nya, hari akhir dan takdir yang baik dan yang buruk.” ( HR. Muslim )

Bersambung

๐ŸŒฟ๐ŸŒบ๐Ÿ‚๐Ÿ€๐ŸŒผ๐Ÿ„๐ŸŒท๐Ÿ๐ŸŒน

Dipersembahkan:
www.iman-islam.com

๐Ÿ’ผ Sebarkan! Raih pahala…

Beberapa Hal Praktis Yang Perlu Dilakukan Orang Tua Ketika Anak Beranjak Remaja* (lanjutan)

๐Ÿ“† Sabtu, 7 Sya’ban 1437H / 14 Mei 2016

๐Ÿ“š *KELUARGA & TARBIYATUL AULAD*

๐Ÿ“ Pemateri: *Ustadzah Dra. Indra Asih*

๐Ÿ“ *Beberapa Hal Praktis Yang Perlu Dilakukan Orang Tua Ketika Anak Beranjak Remaja* (lanjutan)

๐ŸŒฟ๐ŸŒบ๐Ÿ‚๐Ÿ€๐ŸŒผ๐Ÿ„๐ŸŒท๐Ÿ ๐ŸŒท

Bag-1 : http://www.iman-islam.com/2016/05/beberapa-hal-praktis-yang-perlu.html?m=1

๐Ÿ’ *Tip 14* : Ajak untuk bisa berinteraksi dan berkomunikasi dengan komunitas masyarakat yang beragam.

Jika anak-anak remaja kita dapat berinteraksi dengan masyarakat yang beragam, maka hal tersebut akan lebih sehat untuk pertumbuhan kedewasaan dan kebijaksanaan mereka.

๐Ÿ’ *Tip 15* : Bantulah remaja kita untuk mulai terlibat di dalam kelompok pemuda.

Setelah berhasil di lingkungan Muslim dan menghadiri kegiatan Islam secara teratur, remaja  dalam banyak kasus akan mampu untuk  mengembangkan persahabatan dengan umat Islam lainnya se-usia mereka.

Lalu bantulah mereka membentuk sebuah kelompok pemuda, tidak hanya untuk belajar tentang Islam, tapi untuk melakukan kegiatan-kegiatan positif lainnya, seperti rihlah ke taman hiburan bersama-sama, pergi berenang, dan lain-lain.

Melakukan pertemuan di rumah anggota setiap minggu atau dua bulan sekali. Mengajak kelompok mereka untuk terlibat dalam pekerjaan yang berguna bagi sesama seperti membersihkan sampah di sekitar Masjid atau mengunjungi yatim dan dhuafa.

Kegiatan-kegiatan tetsebut harus mendapatkan pengawasan orangtua, meskipun remajalah yang memiliki ‘kekuasaan’ untuk pengambilan keputusan. Jadi orang tua tidak harus ‘mengganggu’ kecuali benar-benar diperlukan.

๐Ÿ’ *Tip 17*: Memiliki pertemuan keluarga mingguan

Tujuannya untuk mengetahui apa yang sedang terjadi dalam kehidupan setiap anggota keluarga dan untuk berkonsultasi pada anggota keluarga lain tentang hal-hal penting.

_Hanan mulai menghadiri halaqah._
_Imran baru saja kembali dari sebuah kamping pemuda Muslim._
_Bilal nilai ulangan Biologi terakhirnya bagus._

Intinya adalah untuk tidak hanya memberikan berita ini dalam bentuk ‘titik’. Tapi untuk _membuka forum diskusi dan komunikasi antara semua anggota keluarga, dan untuk tetap ‘up-to-date’ tentang apa yang sedang terjadi dalam kehidupan masing-masing, yang semakin sulit terutama ketika anak-anak tumbuh menjadi remaja._

Ini juga merupakan tempat untuk berkonsultasi pada keluarga dan memutuskan hal-hal  utama yang mempengaruhi semua orang, seperti:
_Pindah ke kota lain;_
_Pernikahann salah satu anggota keluarga;_
_Kesulitan dengan ‘bully’ di sekolah_
Dan lain-lain

*Catatan:*

Syura dalam keluarga tidak berarti suara mayoritas menentukan apa yang harus dilakukan tentang suatu situasi.

Sementara orang tua tetap bertanggung jawab, remaja kita diberikan kesempatan untuk memberikan pendapat dan saran kepada orang tua. Saran mereka akan dipertimbangkan dalam membuat keputusan akhir tentang suatu masalah.

๐Ÿ’ *Tip 17*: Memiliki “Malam Hiburan  Halal” sebulan sekali

Hiburan Islam kadang menjadi hal yang diabaikan banyak Muslim.

_Mungkin Jamil 16 tahun bisa menulis, sementara adiknya Amira, 14, dapat  menyanyi dengan baik._ _Biarkan mereka menyajikan lagu Islam mereka sendiri untuk seluruh keluarga. Atau persilahkan Ridwan 12 tahun membacakan beberapa puisi terbaiknya._

Bantu mereka membuat kriteria yang dapat diterima dan tidak dapat diterima sebagai hiburan yang diperbolehkan.

๐Ÿ’ *Tip 18*: Memberikan qudwah dari Rasul SAW dan para sahabat RA

Selain kita menjadi panutan dengan mencoba mengamalkan Islam, pastikan kita memberikan anak remaja kita panutan dengan menyampaikan kisah tentang Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya RA, baik laki-laki maupun perempuan.

Jika tidak, karakter pada program yang anak-anak kita  tonton di televisi dapat menjadi “sahabat” buat mereka .

Diskusikan apa mungkin akan dilakukan para sahabat RA dalam situasi yang relevan dengan kehidupan anak remaja kita sekarang

Apa yang akan Abu Bakar Siddiq lakukan jika ia melihat seseorang menjual jawaban ujian akhir?

Apa yang akan Aisyah lakukan jika ia dihadapkan dengan kondisi untuk membohongi orang tuanya?

๐Ÿ’ *Tip 19*: Membaca buku tentang ‘Positif Parenting’

Bisa buku yang ditulis oleh Muslim, atau bahkan buku oleh non-Muslim dapat membantu. Namun, membaca buku dari sumber non muslim bisa dilakukan jika kita mampu mengidentifikasi mana yang diterima secara Islam dan mana yang tidak.

๐Ÿ’ *Tip 20*: Biarkan mereka menikah dini jika mereka sudah siap

Banyak kondisi di masyarakat sekarang yang memungkinkan anak-anak remaja kita banyak terpapar oleh hal-hal yang bisa merangsang nafsu birahi mereka: di TV, billboard, di jalan-jalan, bus, di film, dan lain-lain.

Seorang remaja Muslim yang menghadapi ini berada dalam posisi yang sulit: menyerah pada godaan atau sungguh-sungguh bertahan dari godaan.

Membantu mereka untuk menikah dini, akan mengurangi tekanan godaan tersebut. Mereka tidak juga harus berhenti studi mereka untuk melakukan hal ini.

Sebagai orangtua kita juga akan ikut bertanggung jawab jika putra atau putri kita sudah ingin menikah, tapi kita melarang mereka dan akhirnya mereka berhubungan seks di luar pernikahan. Naudzu billahi min dzalik.

Kita juga harus ingat untuk tidak melakukan langkah ini, yaitu memaksa putra atau putri kita menikah dengan orang yang tidak mereka sukai.

๐Ÿ’ *Tip 21*: Last but not least, berdoa untuk anak remaja kita.

_Allah lah yang memberi hidayah dan menyesatkan, tetapi jika kita telah melakukan kewajiban kita sebagai orang tua, Insya Allah, mengarahkan remaja kita menjadi seorang Muslim dewasa akan lebih mudah dilakukan dibandingkan jika kita mengabaikan kewajiban ini._

Lalu, berdoa untuk remaja kita di hadapan mereka. Hal ini untuk mengingatkan mereka betapa kita cinta dan peduli pada mereka.

๐ŸŒฟ๐ŸŒบ๐Ÿ‚๐Ÿ€๐ŸŒผ๐Ÿ„๐ŸŒท๐Ÿ๐ŸŒน

Dipersembahkan:
www.iman-islam.com

๐Ÿ’ผ Sebarkan! Raih pahala…

Beberapa Hal Tentang Bulan Syaโ€™ban

๐Ÿ“† Jumat,  6 Sya’ban 1437 H / 13 Mei 2016 M

๐Ÿ“š MOTIVASI

๐Ÿ“ Ustadz Abdullah Haidir Lc.

๐Ÿ“‹ Beberapa Hal Tentang Bulan Syaโ€™ban

๐ŸŒฟ๐ŸŒบ๐Ÿ‚๐Ÿ€๐ŸŒผ๐Ÿ„๐ŸŒท๐Ÿ

๐ŸŒทBulan Syaโ€™ban adalah bulan ke 8 dalam penanggalan Hijriah. Terletak antara dua bulan yang mulia, yaitu Rajab dan Ramadan.

Karenanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda ketika ditanya tentang bulan Syaโ€™ban,

ุฐูŽู„ููƒูŽ ุดูŽู‡ู’ุฑูŒ ูŠูŽุบู’ููู„ู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณ ุนูŽู†ู’ู‡ู ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุฑูŽุฌูŽุจู ูˆูŽุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ

โ€œInilah bulan yang sering disepelekan orang, terdapat antara Rajab dan Ramadan.โ€ (HR. Ahmad dan Nasaโ€™i, dinyatakan hasan oleh Al-Albany dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, 1898)

๐Ÿ“š Keistimewaan Bulan Syaโ€™ban dan Puasa Di Dalamnya

Keistimewaan bulan Syaโ€™ban, dinyatakan dalam kelanjutan hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di atas;

ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุดูŽู‡ู’ุฑูŒ ุชูุฑู’ููŽุนู ูููŠู‡ู ุงู„ู’ุฃูŽุนู’ู…ูŽุงู„ู ุฅูู„ูŽู‰ ุฑูŽุจู‘ู ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู†ูŽ ุŒ ููŽุฃูุญูุจู‘ู ุฃูŽู†ู’ ูŠูุฑู’ููŽุนูŽ ุนูŽู…ูŽู„ููŠ ูˆูŽุฃูŽู†ูŽุง ุตูŽุงุฆูู…ูŒ

๐Ÿ’ฆ _Dia adalah bulan diangkatnya amal-amal (manusia) kepada Tuhan semesta Alam_ . Maka aku ingin ketika amalku sedang diangkat, aku sedang berpuasa.โ€ (HR. Ahmad dan Nasaโ€™i, dinyatakan hasan oleh Al-Albany dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, 1898)

Karena itu, berdasarkan riwayat shahih disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berpuasa pada sebagian besar hari di bulan Syaโ€™ban. Sebagaiman perkataan Aiysha radhiallahu anha,

โ€ฆ ููŽู…ูŽุง ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชู ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุงุณู’ุชูŽูƒู’ู…ูŽู„ูŽ ุตููŠูŽุงู…ูŽ ุดูŽู‡ู’ุฑู ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ ุŒ ูˆูŽู…ูŽุง ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชูู‡ู ุฃูŽูƒู’ุซูŽุฑูŽ ุตููŠูŽุงู…ู‹ุง ู…ูู†ู’ู‡ู ูููŠ ุดูŽุนู’ุจูŽุงู†ูŽ (ู…ุชูู‚ ุนู„ูŠู‡

โ€œAku belum pernah melihat Rasulullah saw menyempurnakan puasanya dalam sebulan selain bulan Ramadan, dan tidak aku lihat bulan yang di dalamnya *beliau paling banyak berpuasa selain bulan Syaโ€™ban*.โ€

๐Ÿ’ฆDalam riwayat Bukhari (1970) dari Aisyah radhiallahu anha, dia berkata,
โ€œTidak ada bulan yang Nabi shallallahu alaihi wa sallam lebih banyak berpuasa di dalamnya, selain bulan Syaโ€™ban. Sesungguhnya beliau berpuasa Syaโ€™ban seluruhnya.โ€

๐ŸŒตMaksud hadits ini adalah bahwa beliau berpuasa pada sebagian besar hari-hari di bulan Syaโ€™ban, berdasarkan perbandingan riwayat-riwayat lainnya yang menyatakan demikian.

๐ŸŒทDalam ungkapan bahasa Arab, seseorang boleh mengatakan โ€˜berpuasa sebulan penuhโ€™ padahal yang dimaksud adalah โ€˜berpuasa pada sebagian besar hari di bulan ituโ€™.

๐ŸŒตAda juga yang memahami bahwa kadang Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berpuasa sebulan penuh di bulan Syaโ€™ban, tapi kadang (di tahun lain) beliau berpuasa sebagian besarnya.

๐ŸŒทAda pula yang mengatakan bahwa pada awalnya beliau berpuasa pada sebagian besar bulan Syaโ€™ban, namun pada akhir hidupnya beliau berpuasa Syaโ€™ban sebulan penuh.

๐Ÿ’ŽPenafsiran pertama lebih kuat, berdasarkan riwayat-riwayat lain yang menyatakan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sering berpuasa di bulan Syaโ€™ban melebihi puasa di bulan lainnya, dan bahwa Beliau belum pernah berpuasa sebulan penuh selain Ramadan.

 Wallahuaโ€™lam.

(Lihat: Fathul Bari, 4/213)

๐Ÿ“šBerdasarkan hadits di atas, keutamaan puasa di bulan Syaโ€™ban memiliki dua alasan;

โฃ  Karena di bulan ini amal manusia diangkat untuk dilaporkan.

โฃ  Karena bulan ini dianggap sebagai bulan yang banyak disepelekan orang, karena terletak di antara dua bulan utama.

Beribadah di saat orang lalai (kurang memperhatikan), memiliki keutamaan lebih dibanding beribadah disaat yang lainnya semangat beribadah. Meskipun kedua-duanya adalah kebaikan.

๐ŸŒตPuasa di bulan Syaโ€™ban, selain hikmah yang disebutkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam hadits di atas, oleh para ulama juga dimaknai sebagai penyambutan dan pengagungan terhadap datangnya bulan Ramadan.

๐ŸŒทKarena ibadah-ibadah yang mulia, umumnya diawali oleh pembuka yang mengawalinya. Seperti ibadah haji diawali dengan persiapan ihram di miqat, atau ibadah shalat yang diawali dengan bersuci dan persiapan-persiapan lainnya yang dimasukkan dalam syarat-syarat shalat. Di samping hal ini akan membuat tubuh mulai terbiasa untuk menyambut ibadah puasa sebulan penuh di bulan Ramadan.

๐ŸŒตDi sisi lain, Para ulama menyebutkan bahwa ibadah puasa di bulan Syaโ€™ban, ibarat shalat Rawatib (sebelum dan sesudah) shalat Fardhu. Sebab sebelum Ramadan disunnahkan banyak berpuasa di bulan Syaโ€™ban, dan sesudah Ramadan, disunnahkan berpuasa enam hari bulan Syawwal.

(Lihat: Tahzib Sunan Abu Daud, 1/494, Lathaโ€™iful Maโ€™arif, 1/244)

๐Ÿ“šMalam Nishfu Syaโ€™ban (pertengahan  Syaโ€™ban)

๐ŸŒตTerkenal di tengah masyarakat keutamaan malam nishfu Syaโ€™ban (pertengahan bulan Syaโ€™ban).

Hadits-hadits terkait dalam masalah ini sebagian dikatagorikan dhaโ€™if (lemah), bahkan sebagian lagi dikatagorikan maudhu (palsu) oleh para ulama hadits. Khususnya hadits-hadits yang mengkhususkan ibadah tertentu pada malam tersebut atau hadits-hadits yang menjanjikan jumlah dan bilangan pahala atau balasan tertentu bagi yang beribadah di dalamnya.

๐ŸŒทAkan tetapi, ada sebuah hadits yang berisi tentang keutamaan malam Nisfhu Syaโ€™ban yang bersifat umum, tanpa mengkhususkan ibadah-ibadah tertentu. Yaitu hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,

ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ู„ูŽูŠูŽุทู‘ูŽู„ูุนู ูููŠ ู„ูŽูŠู’ู„ูŽุฉู ุงู„ู†ู‘ูุตู’ูู ู…ูู†ู’ ุดูŽุนู’ุจูŽุงู†ูŽ ุŒ ููŽูŠูŽุบู’ููุฑู ู„ูุฌูŽู…ููŠุนู ุฎูŽู„ู’ู‚ูู‡ู ุฅูู„ุงู‘ูŽ ู„ูู…ูุดู’ุฑููƒู ุฃูŽูˆู’ ู…ูุดูŽุงุญูู†ู

โ€œSesungguhnya Allah memeriksa pada setiap malam Nisfhu Syaโ€™ban. Lalu Dia mengampuni seluruh makhluk-Nya, kecuali orang musyrik atau orang yang sedang bertengkar (dengan saudaranya).โ€

Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah (1390). Dalam Zawaโ€™id Ibnu Majah, riwayat ini dinyatakan dhaโ€™if karena adanya perawi yang dianggap lemah.

๐ŸŒทNamun hadits ini juga diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam Al-Muโ€™jam Al-Kabir dari shahabat Muโ€™az bin Jabal (215). Ibnu Hibban juga mencantumkan dalam shahihnya (5665), begitu pula Imam Ahmad mencantumkan dalam Musnadnya (6642). Al-Arnaโ€™uth dalam taโ€™liq (komentar)nya pada dua kitab terakhir tentang hadits tersebut, berkata, โ€œShahih dengan adanya syawahid (riwayat-riwayat semakna lainnya yang mendukung).โ€

๐ŸŒตAl-Albani memasukkan hadits ini dalam kelompok hadits-hadits shahih dalam kitabnya Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah (1144), juga dalam kitabnya Shahih Targhib wa Tarhib (1026).

๐ŸŒทSyaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, โ€œAdapun malam Nishfu Syaโ€™ban, di dalamnya terdapat keutamaan.โ€ (Mukhtashar Fatawa Mishriyah, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, hal. 291)

๐ŸŒตKarena itu, ada sebagian ulama salaf dari kalangan tabiโ€™in di negeri Syam, seperti Khalid bin Maโ€™dan dan Luqman bin Amir  yang menghidupkan malam ini dengan berkumpul di masjid-masjid untuk melakukan ibadah tertentu.

Dari merekalah kemudian kaum muslimin membudayakan berkumpul di masjid-masjid pada malam Nisfhu Syaโ€™ban dengan melakukan ibadah tertentu untuk berdoa dan berzikir.  Ishaq bin Rahawaih menyetujui hal ini dengan berkata, โ€œIni bukan bidโ€™ahโ€

๐ŸŒทAkan tetapi, sebagian ulama Syam lainnya, di antaranya Al-Auzaโ€™i yang dikenal sebagai Imam ulama Syam, tidak menyukai perbuatan berkumpul di masjid-masjid untuk shalat dan berdoa bersama pada malam ini, namun mereka membenarkan seseorang yang shalat khusus pada malam itu secara pribadi (tidak bersama-sama).

Pendapat ini dikuatkan oleh Ibnu Rajab Al-Hambali, begitu juga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.

๐ŸŒทLebih keras dari itu adalah pandangan mayoritas ulama Hijaz, sepeti Atha, Ibnu Mulaikah, juga ulama Madinah dan pengikut Mazhab Maliki, mereka menganggapnya sebagai perbuatan bidโ€™ah.

(Lihat: Lathaโ€™iful Maโ€™arif, Ibnu Rajab Al-Hambali, hal. 151, Mukhtashar Fatawa Al-Mishriyah, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, hal. 292)

๐ŸŒตNamun, jika seseorang qiyamullail pada malam itu sebagaimana qiyamullail disunnahkan pada umumnya malam, atau berpuasa di siang harinya karena termasuk puasa  Ayyamul Bidh (pertengahan bulan) yang disunnahkan, maka hal tersebut jelas tidak mengapa.

๐Ÿ“šQadha puasa Ramadan

๐Ÿ”นBersambung, Ahad pagi Insya Allah..๐Ÿ”น

๐ŸŒฟ๐ŸŒบ๐Ÿ‚๐Ÿ€๐ŸŒผ๐Ÿ„๐ŸŒท๐Ÿ๐ŸŒน

Dipersembahkan:
www.iman-islam.com

๐Ÿ’ผ Sebarkan! Raih pahala…

Kesungguhan Menghadapi Ramadhan

๐Ÿ“† Ahad, 01 Sya’ban 1437H / 8 Mei 2016

๐Ÿ“š MOTIVASI

๐Ÿ“ Pemateri: Ust. Umar Hidayat M. Ag.

๐Ÿ“ Kesungguhan Menghadapi Ramadhan

๐ŸŒฟ๐ŸŒบ๐Ÿ‚๐Ÿ€๐ŸŒผ๐Ÿ„๐ŸŒท๐Ÿ

Materi sebelumnya bisa dilihat di link berikut:

http://www.iman-islam.com/2016/05/kesungguhan-menghadapi-ramadhan.html

๐ŸŒทBagaimana dengan kita???

Rasulullah hanya 9 kali mengalami Ramadhan. Kita sudah berapa kali mengalami nya???

Tapi, kenapa hasil Ramadhannya tidak seperti para sahabat?

Dari sisi usia mestinya lebih dong.

Bahwa Puasa Ramadhan itu disyariatkan ketika pondasi kaum muslimin imannya sudah kuat. Rabithah imaniyahnya sudak aqwa.

Sehingga begitu beban berat, syariat ramadhan itu dikenakan, Rasululah dan para sabahat siap menjalankan.

๐ŸŒตNamanya beban itu tidak ada yang mau. Berat. Apa yang membuat orang selalu siap dibebani (ditaklifi, jalani syariat) karena cinta. Beban berat bisa dinikmati karena cinta.

๐ŸŒทBahkan Ramadhan pertama Rasulullah bersama sahabat ditempa dengan perang besar, yakni perang badar. Sungguh luar biasa beban beratnya. Momentum berat dan semakin berat.

๐ŸŒตSedang puasa ramadhan pertama, tidak siap perang, jumlahnya sedikit. Mungkin kalau tidak siap jika zaman sekarang mungkin bunuh diri. Tapi karena kaum muslimin telah disiapkan imannya oleh Rasulullah, maka mereka pasrah sepasrah-pasrahnya kepada Allah. Lalu keajaiban datang Allah menurunkan balatentara malaikan dari langit. Badar pun dimenangkan oleh kaum Muslimin binashrillah.

๐ŸŒทDigambarkan betapa Rasulullah merasakan begitu beratnya, hingga memotivasi para sahabatnya menjelang prang Badar. Pada waktu perang Badar, Rasulullah shallallahu’aaihi wa sallam memberikan spirit kepada pasukan Muslimin untuk berperang, seraya berkata, “Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidak seorang pun yang ikut memerangi mereka hari ini, lalu dia terbunuh dalam keadaan bersabar dan mengharap pahala dari Allah, menyongsong (musuh) dan tidak mundur, melainkan Allah memasukkannya ke dalam surga.”

๐ŸŒตBeliau berkata lagi: “Berangkatlah menuju surga yang luasnya seisi langit dan bumi.”
Ketika itu berkatalah al-Humaim bin al-Hamam, “Wah, Wah!”

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bertanya, “Apa yang mendorongmu mengatakan wah, wah?”

Dia menjawab, “Demi Allah, tidak apa-apa wahai Rasulullah, selain aku berharap menjadi salah seorang penghuni surga tersebut.”

Beliau berkata, “Benar, sesungguhnya engkau termasuk penghuninya.”

Seketika dia langsung mengeluarkan kurma dari sisinya, lalu memakan sebagiannya kemudian berkata, “Jika aku hidup hingga memakan kurma-kurma ini sampai habis, sungguh merupakan hidup yang panjang. Lantas dia membuang semua kurma-kurma tersebut, kemudian berperang hingga akhirnya gugur sebagai syahid. (HR Muslim) [Sumber; Ar-Rahiq al-Makhtum (id) oleh Syaikh Mubarakfuri, hal. 316-317.]

๐ŸŒทMaka beban berat ini (kastratuluqubat) selain beralas cinta, mahabatullah, Rasulullah senantiasa memperkuat dirinya dengan qiyamul lail dan tilawah al quran.

๐ŸŒตDi akhir QS. 2: 185 ada kata ikmal atau kamal artinya sempurnakan Ramadhan, bukan selesaikanlah Ramadhan. Beda.

๐ŸŒทKuliah asalh lulus itu namanya selesai. Bukan sempurna. Sempurna artinya lulus dengan nilai terbaik. Mumtaz. Sempurna. Kumloud.

Bagaimana dengan kita???

๐ŸŒตIbnu jauziah mengilus trasikan Ramadhan dengan begitu eloknya. Beliau menggambarkan keadaan orang yang berpuasa dengan baik, bahwa  ucapan dan perbuatannya harum seperti harumnya minyak wangi misk!

Beliau bertutur, Maka ucapan dan perbutannya tersebut seperti bau harum yang dicium oleh orang yang duduk menemani pembawa minyak wangi misk!

Demikianlah orang yang menemani orang yang sedang berpuasa (dengan sebenar-benar puasa), niscaya akan mengambil manfaat dari pertemanannya tersebut, ia akan merasa aman dari ucapan batil, dusta, kefajiran dan kezhaliman.

๐ŸŒทInilah sesungguhnya puasa yang disyariatkan, ia tidak sekedar menahan dari makan dan minum! (Shahih Al-Wabilish Shayyib, hal. 54).

Ibnu Qudamah rahima hullah dalam ringkasan kitab Ibnul Jauzi ra yang dinamakan Mukhtashar Minhajil Qashidin, pada hal. 44, beliau menjelaskan tentang tingkatan puasa,

Dan puasa memiliki tiga tingkatan:

โฃ1. Puasa Orang Umum. Ibnu Qudamah rahima hullah mengatakan, Adapun puasa umum adalah menahan perut dan kemaluan dari menuruti selera syahwat (baca: menahan diri dari melakukan berbagai pembatal puasa, seperti makan,minum dan bersetubuh).

โฃ2. Puasa Orang Khusus (VIP).
Ibnu Qudamah rahima hullah melanjutkan penjelasannya, Dan puasa khusus adalah menahan pandangan, lisan, kaki, pendengaran, penglihatan dan seluruh anggota tubuh dari dosa-dosa.

โฃ3. Puasa Super Khusus (VVIP).
Dan adapun puasa super khusus adalah puasanya hati dari selera yang rendah dan pikiran yang menjauhkan hatinya dari Allah Subhanahu wa Taala serta menahan hati dari berpaling kepada selain Allah Subhanahu wa Taala secara totalitas!

๐ŸŒทDi tingkat manakah kita berada???

Tentu kita akan memilih yang terbaik. Karenanya untuk meraihnya kita membutuhkan persiapan dan kesiapan.

๐ŸŒตNasihat Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhu: Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhu berkata, jika engkau berpuasa, maka puasakanlah pendengaran mu, penglihatanmu, dan lisanmu dari dusta dan maksiat. Tinggalkanlah menyakiti pembantu.

Hendaklah engkau tenang dan tenang pada saat engkau berpuasa, dan janganlah engkau jadikan harimu saat tidak berpuasa sama dengan hari saat engkau berpuasa (Mushannaf Ibnu Syaibah  – 8973).

๐ŸŒทPenjelasan Syaikh Abdur Razzaq hafizhahullah:

Ini adalah potret yang cemerlang dari bentuk-bentuk persiapan menyambut bulan Ramadhan, hal itu dikarenakan sesungguhnya puasa disyariatkan untuk melembutkan jiwa, mensucikan hati, merealisasikan takwa, menjauhi dosa serta memperbaiki hati, lisan dan anggota tubuh.

Betapa indahnya ketika seseorang menyambut bulan yang diberkahi ini dengan mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menyambut bulan Ramadhan agar memperoleh kebaikan-kebaikan yang ada di dalamnya!

๐ŸŒตKesungguhan dalam kesiapan dan persiapan akan mempengaruhi kita dalam menjalani puasa Ramadhan. Kesiapan menyangkut kesungguhan jiwa dan mental kita, dalam menghadapi dan menjalani puasa Ramadhan.

Dan persiapan menyangkut kesungguhan kita dalam menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukung kita bisa bersungguh-sungguh menjalani puasa Ramadhan. Dan dengan demikian insya Allah akan meraih puncak ketaqwaan.

๐ŸŒทSangat tepat bila kaidah man jadda wajada (Siapa yang sungguh-sungguh pasti dapat) menjadi dasar pijakan dalam menunaikan tugas suci, puasa ini.

Kesungguhan yang menghantarkan kesuksesan dinyatakan benar bila memenuhi pra syaratnya, yakni:

๐Ÿ“šPertama, Al Fauriyah littanfidz (merespon dengan segera).

๐Ÿ”นBersambung๐Ÿ”น

๐ŸŒฟ๐ŸŒบ๐Ÿ‚๐Ÿ€๐ŸŒผ๐Ÿ„๐ŸŒท๐Ÿ๐ŸŒน

Dipersembahkan:
www.iman-islam.com

๐Ÿ’ผ Sebarkan! Raih pahala…

Beberapa Hal Praktis Yang Perlu Dilakukan Orang Tua Ketika Anak Beranjak Remaja

๐Ÿ“† Sabtu, 30 Rajab 1437H / 7 Mei 2016

๐Ÿ“š KELUARGA & TARBIYATUL AULAD

๐Ÿ“ Pemateri: Ustadzah Dra. Indra Asih

๐Ÿ“ Beberapa Hal Praktis Yang Perlu Dilakukan Orang Tua Ketika Anak Beranjak Remaja

๐ŸŒฟ๐ŸŒบ๐Ÿ‚๐Ÿ€๐ŸŒผ๐Ÿ„๐ŸŒท๐Ÿ ๐ŸŒท

Apa yang dibutuhkan bagi orang tua untuk mengarahkan anak remaja untuk menjadi seorang muslim dewasa?

๐Ÿ’Tips 1: Lakukan pengasuhan anak remaja kita lebih serius dari apa yang kita lakukan pada profesi “full-time” kita.

Kedua orang tua harus memahami bahwa anak-anak mereka adalah amanah dari Allah. Dan Allah akan bertanya bagaimana mereka dibesarkan.

Jika anak-anak tumbuh dewasa dan tidak mempraktekkan Islam karena kelalaian orang tua, maka hal itu merupakan hal yang sia-sia dalam kehidupan orang tua.

๐Ÿ’Tips 2: Mengurangi atau mengubah jam kerja dan berikan waktu tersebut untuk keluarga

Lebih baik untuk memiliki waktu lebih banyak dengan keluarga walau hanya memberikan sedikit kemewahan di rumah. Jadi janganlah membanjiri anak dengan banyak materi tapi kehadiran orang tua nyaris tidak ada.

Ini berlaku untuk ibu dan ayah. Orang tua tidak bisa menanamkan nilai-nilai pada anak-anak jika mereka tidak ada di sisi anak-anak.

Kurangilah pekerjaan ekstra di akhir pekan atau di malam hari, agar lebih bisa mendorong anak-anak ke masjid atau untuk pergi halaqah serta kegiatan positif lainnya.

Bisa juga mempertimbangkan beralih jadwal di tempat kerja sehingga kita ada ketika anak-anak di rumah.

๐Ÿ’Tip 3: Rutinkan bersama untuk membaca Al-Quran, memahami maknanya, minimal selama lima menit setiap hari

Hanya lima menit.

Apakah itu di dalam mobil dalam kemacetan lalu lintas, dini hari setelah Subuh, atau tepat sebelum kita pergi tidur, membaca Al-Quran dengan terjemahan dan / atau Tafsir.

Kita akan merasakan efek bola salju. Kita akan, Insya Allah, selalu terhubung kembali dengan Allah.

Jika kita sudah biasa melakukannya, dalam jangka panjang, kita akan menjadi panutan membantu seluruh keluarga, bukan hanya remaja kita, untuk selalu berhubungan dengan Allah.

๐Ÿ’Tips 4: Menghadiri halaqah mingguan

Menentukan waktu rutin untuk halaqah pekanan. Ketika anak-anak melihat orang tua mereka berjuang untuk belajar tentang Islam, mereka dalam banyak kasus akan terdorong untuk melakukan hal yang sama.

๐Ÿ’Tip 5: Hormati remaja kita

Menghormati remaja kita berarti tidak memperlakukan mereka seperti bayi yang tidak kompeten. Tidak berbicara ke mereka dengan isi dan intonasi yang mempermalukan dan menghina mereka.

Ini berarti melibatkan mereka dalam kegiatan yang bermanfaat di sekitar rumah dan meminta pendapat mereka tentang hal-hal penting.

๐Ÿ’Tip 6: Berminatlah pada apa yang mereka lakukan

Apakah Hilmi bermain footsal di tim olahraga setempat? Menghadiri pertandingan/latihan Hilmi seteratur mungkin.

Apakah Muhsin suka membuat website? Kunjungi situs nya, masukkan e-mail ucapan selamat pada papan pesan dan tawarkan beberapa saran untuk situsnya. Beri dia sebuah buku tentang desain web canggih sebagai hadiah lebaran. Dan seterusnya

๐Ÿ’Tip 7: Memahami masalah mereka dan mengatasinya.

Ketika kita menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak remaja, kita akan lebih mampu merasakan jika ada sesuatu yang mengganggu mereka. Selesaikan secara terbuka tapi jangan ungkapkan masalah mereka dalam forum pertemuan keluarga atau di depan orang lain, jika menyangkut hal yang sensitif buat mereka

๐Ÿ’Tip 8: “ngedate” dengan remaja kita

Ngadate atau kencan dengan remaja kita untuk mengenal satu sama lain dengan lebih baik.

Ini terutama penting untuk anak-anak yang menginjak usia remaja karena mereka tidak lagi hanya “salah satu dari anak-anak”. Mereka adalah orang dewasa muda yang membutuhkan perhatian dan bimbingan secara individu. Kita bisa pergi keluar pada saat ketika Hamnah lulus dari sekolah tinggi, ketika Ahmad baru mendapat KTP-nya atau jika kita merasa ada sesuatu yang mengganggu mereka dan kita ingin mengatasinya sendiri.

๐Ÿ’Tip 9: Jangan hanya menjadi orang tua remaja kita, jadilah mitranya

Menjadikan mereka mitra berarti memberi mereka tanggung jawab dalam keluarga. Buatlah Amir, yang baru memasuki usia 16, untuk membantu ibunya berbelanja di hari Sabtu; ajaklah Syifa berusia 15 tahun, yang mencintai bunga, untuk bertanggung jawab atas taman dan memotong rumput. Dengan cara ini, remaja akan merasa menjadi bagian dari keluarga dan diperlukan.

๐Ÿ’Tip 10: Membangun Masjid di rumah kita

Membuatkan bagian tertentu rumah atau ruang tamu sebagai Masjid rumah. Kita dapat melakukan ini tanpa biaya besar.

Membuat Masjid ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab anak-anak. Jadikan anak yang tertua untuk bertanggung jawab dan untuk mendelegasikan tanggung jawab untuk adik-adik. Tanggung jawabnya meliputi menjaga Masjid bersih, membangunkan orang untuk Fajr, dan seterusnya

๐Ÿ’Tip 11: Janganlah melatih laki-laki saja

Itu berarti tidak mengecualikan istri atau anak perempuan. Ketika orang-orang sholat berjamaah, pastikan perempuan juga sholat berjamaah.

๐Ÿ’Tip 12: Membuat perpustakaan Islam

Melengkapi rumah kita dengan sebuah perpustakaan Islam dengan buku-buku, video dan kaset audio tentang berbagai aspek Islam.

Jika Bilal 13 tahun suka novel petualangan, misalnya, pastikan kita memiliki beberapa buku petualangan Islam

Jadikan salah satu remaja kita untuk menjadi pustakawan. Dia diharapkan mengontrol bahan terorganisir dan dalam kondisi baik. Setiap permintaan untuk bahan yang akan ditambahkan ke koleksi harus melalui dia. Berikan pustakawan ini anggaran bulanan untuk memesan buku-buku baru, kaset, dan lain-lain.

๐Ÿ’Tip 13: Mengajak mereka keluar untuk melakukan kegiatan Islam

Alih-alih makan malam mewah di restoran, akan menghemat uang kita untuk mengajak semua orang keluar untuk makan bersama atau melakukan kegiatan lainnya bersama komunitas Muslim. Mengusahakan untuk pergi ke acara di mana remaja Muslim lainnya akan hadir.

Bersambung..

๐ŸŒฟ๐ŸŒบ๐Ÿ‚๐Ÿ€๐ŸŒผ๐Ÿ„๐ŸŒท๐Ÿ๐ŸŒน

Dipersembahkan:
www.iman-islam.com

๐Ÿ’ผ Sebarkan! Raih pahala…

Cinta (bag-2)

๐Ÿ“† Sabtu, 30 Rajab 1437H / 7 Mei 2016

๐Ÿ“š KELUARGA

๐Ÿ“ Pemateri: Ustadz DR. Wido Supraha

๐Ÿ“‹ CINTA ( bag-2)

๐ŸŒฟ๐ŸŒบ๐Ÿ‚๐Ÿ€๐ŸŒผ๐Ÿ„๐ŸŒท๐Ÿ๐ŸŒฟ

Bag-1 http://www.iman-islam.com/2016/05/cinta-bag-1.html?m=1

๐Ÿ”†Seorang ulama besar yang lahir di Bashrah pada pertengahan tahun ke-2 abad ke-2 Hijriyah, Al-Imam Abu โ€˜Abdullah al-Harits bin Asad al-Muhasibi (wafat 243 H), memiliki wawasan yang luas dan keilmuan mendalam di bidang fikih, hadits, sekaligus seorang ahli kalam yang meninggalkan karya tulis dengan jumlah yang sangat banyak membahas tentang zuhud, akhlak, pendidikan dan kelembutan hati (ar-raqaโ€™iq), sehingga ia pun dijuliki dengan al-Muhasibi karena banyaknya ber-muhasabah(introspeksi diri), menulis bahwa sesungguhnya permulaan cinta adalah taโ€™at, dan taโ€™at itu terlahir dari cinta kepada Allah Jalla wa โ€˜Ala, karena Dialah yang memulai hal tersebut, dan karena Dia memperkenalkan diriNya kepada mereka, menunjukkan kepada mereka untuk menaati-Nya, dan memperlihatkan kasih sayang kepada mereka dengan mencukupi mereka. Lalu Dia menjadikan kecintaan terhadap diri-Nya itu sebagai titipan dalam hati para pecinta-Nya, kemudian Dia memakaikan mereka cahaya yang terang dalam lafazh-lafazh mereka karena kuatnya cahaya kecintaan-Nya dalam hati mereka. Ketika Allah melakukan hal tersebut kepada mereka, Dia memperlihatkan mereka โ€“ sebagai bentuk kegembiraan pada mereka, kepada para malaikatnya, hingga seluruh penduduk langitpun mencintai mereka. [5]

Lebih lanjut, Abu โ€˜Abdullah al-Muhasibi berkata bahwa yang paling memberikan manfaat bagi seorang mukmin untuk mengobati diri dalam urusan agamanya adalah memutus rasa cintanya terhadap dunia dari hatinya. Apabila dia melakukan itu, maka ringan untuk meninggalkan dunia[6], dan mudah untuk menggapai akhirat, namun dia tidak dapat berada di atas keadaan tersebut kecuali dengan berbagai perlengkapannya. Yang menjadi pangkal perlengkapannya adalah pikiran, pendek angan-angan, mengulangi tobat dan kesucian, mengeluarkan rasa mulia dalam hati, senantiasa bersikap rendah hati, membangun hati dengan ketakwaan, mengekalkan kesedihan dan banyaknya kegelisahan yang datang padanya. Betapa banyak orang yang beramal dengan amal yang telah dipaparkannya sementara kecintaannya terhadap dunia dalam hatinya pun bertambah, dan banyak orang yang tidak memperbanyak amal-amal tersebut, namun cintanya kepada dunia semakin berkurang, karena dia mengambilnya melalui jalannya. Maka di dalam Adab an-Nufus (hlm. 136) beliau mengatakan, โ€œKarena sesungguhnya hati yang disertai dengan berpikir akan menjadi hidup jika memikirkan akhirat, dan akan menjadi mati jika memikirkan dunia.โ€

๐Ÿ”†Seorang ulama fikih bermadzhab Hambali yang juga seorang penasihat, ahli tafsir, ahli hadits dan budayawan yang digelari Jamaluddin (Keindahan Agama) yang bernama Abul al-Faraj, Abdurrahman bin Ali bin Muhammad bin Ali al-Qurasyi at-Taimi al-Bakri (lahir 511 H, wafat 597M), atau ia juga dikenal dengan nama Ibn al-Jauzi (panggilan yang dinisbatkan pada salah satu kakeknya yang dikenal dengan al-Jauzi karena menjualjauzah (jenis buah di daerahnya) pernah berkata, โ€œBersihkanlah hatimu dari berbagai kotoran karena cinta itu tidak akan diberikan kecuali dalam hati yang bersih. Apakah kamu tidak melihat seorang petani memilih tanah yang baik, menyiraminya dan mengairinya, kemudian membajaknya dan mengawasinya. Setiap dia menemukan batu di dalamnya, maka dia akan melemparkannya, dan setiap dia melihat yang dapat merusak tanahnya, maka dia menyingkirkannya, kemudia dia menaburkan benih ke dalamnya dan menjaganya dari berbagai hal yang dapat merusaknya. Begitu pula dengan Allah Jalla wa โ€˜Ala.โ€

Lebih lanjut beliau berkata, โ€œJika seorang hamba ingin dicintai oleh-Nya, maka hendaknya dia memangkas berbagai duri kesyirikan dari hatinya, lalu membersihkannya dari kotoran-kotoran riya dan keraguan, kemudian menyiraminya dengan air tobat daninabah, lalu membajaknya dengan seretan rasa takut dan ikhlas, lalu menyamakan batin dan zhahirnya dalam ketakwaan, kemudian meletakkan benih hidayah di dalamnya, maka berbuahlah benih-benih cinta.โ€ [7]

๐Ÿ”†Berkata al-Muhaqqiq al-Hafizh Syamsuddin Abu โ€˜Abdullah Muhammad bin Abu Bakar bin Ayyub bin Saโ€™d bin Harits az-Zarโ€™i ad-Dimasqy yang terkenal dengan Ibn Qayyim al-Jauziyyah (lahir 691 H, wafat 751 H, namanya dinisbatkan kepada sekolah yang didirikan oleh Yusuf bin Abdurrahman al-Jauzi karena ayahnya turut mendirikannya), โ€œSetiap kesalahan yang terjadi di jagat raya ini, pangkalnya adalah cinta dunia. Janganlah engkau melupakan kesalahan kedua nenek moyang kita dahulu, karena sebabnya adalah cinta kekekalan di dunia. Janganlah engkau melupakan dosa iblis, karena sebabnya adalah cinta kepada kekuasaan, yang rasa cintanya lebih buruk daripada cinta dunia. Dengan sebab itu pula Firโ€™aun, Haman serta bala tentaranya, Abu Jahal serta kaumnya dan bangsa Yahudi menjadi kufur.โ€

Lebih lanjut beliau berkata, โ€œCinta dunia dan kepemimpinan yang menyebabkan manusia masuk ke dalam neraka, sedangkan zuhud terhadap dunia dan kekuasaan yang menyebabkan manusia masuk ke dalam surga. Mabuk sebab cinta dunia lebih berbahaya dibandingkan mabuk meminum khamr. Pemabuk cinta dunia tidak akan sadar hingga dia berada dalam kegelapan liang lahat. Anda saja penutupnya dibuka dalam memandang dunia, maka dia pasti mengetahui bahwa apa yang dia lakukan adalah kemabukan, dan itu lebih berbahaya dibandingkan mabuk khamr.โ€ [8]

โœ… Maka marilah kita hadirkan cinta dalam seluruh kerja-kerja besar kita agar melahirkan harmoni. Cinta yang tidak bertujuan duniawi akan tetapi ukhrawi, karena hanya cinta seperti ini yang akan melahirkan energi besar untuk berkarya di dunia, karena hanya di dunia tempat bertanam cinta untuk merasakan semaiannya kelak.

[1] Persis seperti judul sebuah buku yang ditulis oleh Mohammad Fauzil Adhim

[2] Shalih Ahmad asy-Syami, Nasihat Ulama Salaf, hlm. 133

[3] Ibid, hlm. 139

[4] Ibn Jauzi, Al-Hasan al-Bashri, hlm. 38-39

[5] Tahdzib Hilyah al-Auliya (3/273)

[6] Maksudnya meninggalkan ketamakan terhadap harta dunia, dan menjadikannya hanya sebagai perantara dan bukanlah sebuah tujuan

[7] Lihat al-Yawaqit al-Jauziyah fi al-Mawaโ€™izh an-Nabawiyah, tahqiq Sayyid bin Abdul Maqshud, Muassasah al-Kutub ats-Tsaqafiyah (hlm. 139)

[8] Lihat Iddatush Shabirin, cetakan Darul Kitab al-Arabi (hlm. 266)

๐ŸŒฟ๐ŸŒบ๐Ÿ‚๐Ÿ€๐ŸŒผ๐Ÿ„๐ŸŒท๐Ÿ๐ŸŒน

Dipersembahkan:
www.iman-islam.com

๐Ÿ’ผ Sebarkan! Raih pahala…

Adakah Arti dari Sebuah Nama?

๐Ÿ“† Kamis, 28 Rajab 1437H / 5 Mei 2016

๐Ÿ“š SIROH DAN TARIKH

๐Ÿ“ Pemateri: Ust. AGUNG WASPODO, SE MPP

๐Ÿ“ Adakah Artฤฑ dari Sebuah Nama ?

๐ŸŒฟ๐ŸŒบ๐Ÿ‚๐Ÿ€๐ŸŒผ๐Ÿ„๐ŸŒท๐Ÿ

Mari kita simak kisah sebuah kapal perang..

Kapal tempur penjelajah (battlecruiser) dengan nama Yavuz Sultan Selim milik angkatan laut Turki Utsmani ini diambil diambil dari nama Sultan Selim I. Kapal ini diperoleh pada tahun 1914 dari Jerman pada awal Perang Dunia Pertama. Kapal ini aslinya bernama SMS Goeben yang sempat diburu oleh angkatan laut Inggris sepanjang perjalanannya sebelum berhasil lolos ke Selat Dardanelles memasuki wilayah perairan Turki Utsmani. Dengan hibah ini masuklah Turki Utsmani ke dalam pusaran Perang Dunia Pertama.

๐Ÿ”† Lesson #1: tidak semua hadiah mendatangkan manfaat, pandai-pandailah memilah!

Nama yang diambil untuk kapal ini tidak tangung-tanggung, yaitu nama seorang sultan dua era setelah Muhammad II Fatih. Pada era Sultan Selim I tersebut seluruh wilayah bekas Kesultanan Mamluk jatuh ke tangannya. Pada masa 1516-1517 daerah Syam, Lubnan, Filistin, Mesir, hingga Hijaz termasuk kedua Haramayn (Makkah dan Madinah) menjadi bagian dari kekhilafahan Turki Utsmani.

๐Ÿ”† Lesson #2: setiap masa memiliki penaklukannya, apa penaklukan kita?

Ada sejarawan yang berpendapat bahwa pada masa Sultan Selim I ini Turki Utsmani mendapatkan keabsahan memanggul sebutan khilafah setelah perlindungan serta pelayanan atas kedua Tanah Suci (khadimul Haramayn) diberikan oleh Khalifah al-Mutawakkil III penerus Khilafah Abbasiyah.

๐Ÿ”† Lesson #3: menjadi pemimpin itu adalah menjadi pelindung serta pelayan bagi penduduknya, bukan malah penindasnya!

Pada awal masa Perang Dunia Pertama memang Mesir sudah berada dibawah kendali Inggris. Namun wilayah pertempuran lainnya di Timur Dekat (Near East) tidak berbeda jauh dengan tapal batas pada masa Sultan Selim I dengan pengecualian tambahan wilayah Irak. Pada akhir Perang Dunia Pertama, hampir seluruh wilayah tersebut terlepas dari kendali ฤฐstanbul; menandai awal dari sebuah masa kelam keterpurukan Ummat di seluruh penjuru dunia.

๐Ÿ”† Lesson #4: selalu mengutamakan kesatuan dan kesejahteraan ummat sebelum segala sesuatunya!

Apalah Artฤฑ Sebuah Nama? Untuk yang memahami sejarah, mungkin segala-galanya!

Lewat waktu syuruq, Depok 14 April 2016
Agung Waspodo

๐ŸŒฟ๐ŸŒบ๐Ÿ‚๐Ÿ€๐ŸŒผ๐Ÿ„๐ŸŒท๐Ÿ๐ŸŒน

Dipersembahkan:
www.iman-islam.com

๐Ÿ’ผ Sebarkan! Raih pahala…

Tiga Kali Khutbah dlam Dua Hari, Di Tempat Tempat Berbahaya

๐Ÿ“† Kamis, 28 Rajab 1437H / 5 Mei 2016

๐Ÿ“š SIROH DAN TARIKH

๐Ÿ“ Pemateri: Ust. AGUNG WASPODO, SE MPP

๐Ÿ“ Tiga Kali Khutbah dalam Dua Hari, Di Tempat-tempat Berbahaya

๐ŸŒฟ๐ŸŒบ๐Ÿ‚๐Ÿ€๐ŸŒผ๐Ÿ„๐ŸŒท๐Ÿ

Sultan Mehmed II Ingin Selalu Berada Ditengah Balatentaranya

Catatan Awal April, Antara Tahun 2016 dan 1453

Ada tiga kejadian besar dua-tiga hari kemarin, 9-10 April. Namun utk mengaksesnya kita perlu menengok bilangan tahun 1453. Memang sudah berselang 563 tahun yang lalu, namun apa yang dilakukan oleh Sultan Mehmed II masih menggelora dalam catatan pecinta sejarah. Sultan generasi ketujuh khilafah Turki Utsmani ini menggelar tiga khutbah dalam dua hari di tiga tempat berbahaya.

โ›ตPertama, sultan belia yang baru ditinggal wafat ayahnya 2 tahun silam harus mengumpulkan segenap kekuatan diri untuk membakar semangat para pelautnya di dermaga Diplokionion. Sebuah pelabuhan yang tidak begitu jauh dari koloni Galata; masih dalam jangkauan para assassin Genoa yang tersohor ฤฑtu.

Di tempat berbahaya itu, Sultan Mehmed II melepas mereka berlayar dengan 100 kapal perang menuju muara Haliรง (“teluk” dalam bahasa Arab –  khalij).  Sebuah akses laut strategis yang memisahkan antara kota Constantinople dan koloni Galata. Para pejuang laut Turki Utsmani itu dipimpin oleh nakhoda BaltaoฤŸlu dengan sasaran memutus rantai laut yang membentang menghalangi jalur masuk menuju Haliรง, populer dikenal sebagai “Tanduk Emas” atau “Golden Horn.” Jika Rantai itu berhasil diputus maka kota Konstantinopel diperkirakan akan lebih mudah jatuh.

๐Ÿ”†Lesson #1: strategi yang biasa-biasa saja jika dieksekusi dengan kecepatan yang luar biasa akan manjur paling tidak dalam dua hal; menguras energi lawan dan menutupi strategi andalan sebenarnya.

๐Ÿ‡๐Ÿฟ Kedua, kemudian sultan yang gemar berkuda perang sejak kecil ini bergerak cepat di atas tunggangannya menaiki bukit di sebelah barat Selat Bosphorus. Ia menyempatkan untuk menyemangati unit zeni yang sedang berjuang memindahkan kanon melalui pinggir lereng-lereng yg curam. Sebuah wilayah pebukitan lagi berhutan lebat yang belum sepenuhnya steril dari para pemburu Byzantium yang disegani ketepatan panah jarak jauhnya.

Di tempat berbahaya itu, Sultan Mehmed II menitipkan belasan kanon Urbanus ukuran sedang kepada panglima Zaganos PaลŸa. Kepadanya dipundakkan sasaran merebut benteng Byzantium di Therapia untuk menggenapkan “cekikan” atas kota Konstantinopel. Jatuhnya benteng ini bakal menutup semua akses lawan ke arah utara.

๐Ÿ”†Lesson #2: lewati rute dan prosedur yang tidak biasa, maka hasilnya bisa luar biasa; ketidak-terdugaan adalah ancaman yang dibenci lawan.

๐Ÿ‡๐Ÿฟ Ketiga, setelah itu sultan penghapal al-Qur’an sejak usia 12 tahun ini mengendarai kudanya sepanjang malam dan menyeberangi Haliรง dekat titik hulunya. Beliau harus kembali ke tenda kesultanan di Bukit Maltepe sebelum waktu subuh. Sultan Mehmed II ingin subuh berjamaah dengan kesatuan bengkel dan perbaikan Turki Utsmani. Tempat di garis belakang, namun zonanya berhadapan langsung dengan gerbang Santo Romanus yang dipadati oleh sniper bayaran Byzantium.

Di tempat ini ia merasa akrab karena ia dapat menyaksikan langsung perbaikan atas kanon-kanon Urbanus terbesarnya. Sultan Mehmed II amat menyukai teknologi terapan dan untuk itu ia langsung turun tangan. Khutbahnya kini lebih berupa tindakan daripada kata-kata. Beberapa kanon dirombak ulang untuk mendapatkan kaliber yang lebih kecil namun diharapkan meningkat frekuensi tembaknya. Hal ini sejalan dengan catatan beliau untuk mengatasi sigapnya zeni konstruksi Byzantium dalam memperbaiki benteng kota. sudah diperbaiki dan diposisikan ulang.

๐Ÿ”†Lesson #3: beradaptasilah dalam kesunyian, maka ia dapat melonjakkan daya saing dalam keramaian.

Bagian Ketiga, Latuftahanna
Menyongsong Napak Tilas Fatih, 22-31 Mei 2016
Royal Indonesia Travel

Menjelang waktu dhuha,
Jakarta, 11 April 2016
Agung Waspodo

๐ŸŒฟ๐ŸŒบ๐Ÿ‚๐Ÿ€๐ŸŒผ๐Ÿ„๐ŸŒท๐Ÿ๐ŸŒน

Dipersembahkan:
www.iman-islam.com

๐Ÿ’ผ Sebarkan! Raih pahala…

Menunda Qodha Puasa

๏‘ณUSTADZ MENJAWAB
โœUstad Farid Nu’man Lc
*๏ƒ๏Œป Menunda Qadha Puasa ๏Œป๏ƒ*
Assalamu’alaikum.
Ustadz, Apa hukumnya seorang wanita yang meng qada puasa di bulan sya’ban?
Saya dengar katanya tidak di perolehkan. ๏…ฐ1โƒฃ3โƒฃ
๏ƒ๏ƒ๏ƒ๏ƒ
Jawaban:
_Waโ€™Alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh. Bismillah wal Hamdulillah .._
Mengqadha puasa sampai berjumpa bulan syaโ€™ban selanjutnya tidak apa-apa, sebagaimana riwayat berikut:
โ€˜Aisyah _Radhiallahu โ€˜Anha_ berkata:
ู…ุง ูƒู†ุช ุฃู‚ุถูŠ ู…ุง ูŠูƒูˆู† ุนู„ูŠ ู…ู† ุฑู…ุถุงู† ุฅู„ุง ููŠ ุดุนุจุงู† ุญุชู‰ ุชูˆููŠ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆ ุณู„ู…
“Aku tidak pernah mengqadha apa-apa yang menjadi kewajiban atasku dari Ramadhan, kecuali di bulan syaโ€™ban, sampai wafatnya Rasulullah ๏ทบ. “
(HR. At Tirmidzi No. 783, katanya: hasan shahih)
Hadits ini jelas bahwa โ€˜Aisyah _Radhiallahu โ€˜Anha_, mengqadha shaum Ramadhan di bulan Syaโ€™ban selanjutnya. Itu tidak mengapa.
Bahkan sebagian ulama membolehkan kapan saja waktunya tanpa batasan, berdasarkan ayat berikut:
ููŽู…ูŽู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ู…ูŽุฑููŠุถู‹ุง ุฃูŽูˆู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽููŽุฑู *ููŽุนูุฏู‘ูŽุฉูŒ ู…ูู†ู’ ุฃูŽูŠู‘ูŽุงู…ู ุฃูุฎูŽุฑูŽ*
“Maka barang siapa di antara kamu yang sakit atau dalam keadaan perjalanan (lalu ia berbuka), *maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu _pada hari-hari yang lain_*.”
(QS. Al Baqarah: 184)
Dalam ayat ini, tidak dibatasi kapankah _โ€œhari-hari lain itu,โ€_ sehingga bagi mereka boleh sampai kapan pun.
Syaikh Sayyid Sabiq _Rahimahullah_ mengatakan:
ู‚ุถุงุก ุฑู…ุถุงู† ู„ุง ูŠุฌุจ ุนู„ู‰ ุงู„ููˆุฑุŒ ุจู„ ูŠุฌุจ ูˆุฌูˆุจุง ู…ูˆุณุนุง ููŠ ุฃูŠ ูˆู‚ุชุŒ ูˆูƒุฐู„ูƒ ุงู„ูƒูุงุฑุฉ. ูู‚ุฏ ุตุญ ุนู† ุนุงุฆุดุฉ: ุฃู†ู‡ุง ูƒุงู†ุช ุชู‚ุถูŠ ู…ุง ุนู„ูŠู‡ุง ู…ู† ุฑู…ุถุงู† ููŠ ุดุนุจุงู† (1) ูˆู„ู… ุชูƒู† ุชู‚ุถูŠู‡ ููˆุฑุง ุนู†ุฏ ู‚ุฏุฑุชู‡ุง ุนู„ู‰ ุงู„ู‚ุถุงุก.
“Mengqadha shaum Ramadhan tidak wajib bersegera, tapi ini kewajiban yang waktunya lapang kapan saja waktunya, begitu juga kafarat. Telah shahih dari โ€˜Aisyah bahwa Beliau mengqadha kekewajiban Raamadhan di bulan Syaโ€™ban, dia tidak menyegerakannya pada dia mampu melakukannya.”
*( _Fiqhus Sunnah_, 1/470)*
Hanya saja menurut mayoritas ulama, jika seseorang menunda qadha tanpa adanya โ€˜udzur, bukan karena sakit, hamil, menyusui, tapi karena *sengaja* menunda-nunda maka bukan hanya qadha tapi juga fidyah.
Syaikh Wahbah Az Zuhaili _Rahimahullah_ menjelaskan:
ูˆุฃู…ุง ุฅุฐุง ุฃุฎุฑ ุงู„ู‚ุถุงุก ุญุชู‰ ุฏุฎู„ ุฑู…ุถุงู† ุขุฎุฑุŒ ูู‚ุงู„ ุงู„ุฌู…ู‡ูˆุฑ: ูŠุฌุจ ุนู„ูŠู‡ ุจุนุฏ ุตูŠุงู… ุฑู…ุถุงู† ุงู„ุฏุงุฎู„ ุงู„ู‚ุถุงุก ูˆุงู„ูƒูุงุฑุฉ (ุงู„ูุฏูŠุฉ). ูˆู‚ุงู„ ุงู„ุญู†ููŠุฉ: ู„ุง ูุฏูŠุฉ ุนู„ูŠู‡ ุณูˆุงุก ุฃูƒุงู† ุงู„ุชุฃุฎูŠุฑ ุจุนุฐุฑ ุฃู… ุจุบูŠุฑ ุนุฐุฑ.
“Jika menunda qadha sampai masuk Ramadhan selanjutnya, maka mayoritas ulama mengatakan: wajib baginya setelah puasa Ramadhan dia melakukan qadha dan kafarat sekaligus (yaitu fidyah). Ada pun Hanafiyah mengatakan: โ€œTidak ada fidyah baginya, sama saja apakah dia menundanya karena ada โ€˜udzur atau tidak ada โ€˜udzur.โ€
*( _Al Fiqhul Islami wa Adillatuhu_ , 3/108)*
Kita lihat, apa yang dilakukan oleh โ€˜Aisyah _Radhiallahu โ€˜Anha_, dia tanpa fidyah hanya qadha. Sedangkan mewajibkan fidyah membutuhkan dalil, jika tidak ada maka, cukup qadha saja tanpa fidyah sebagaimana pendapat Imam Abu Hanifah, juga Hasan Al Bashri, Ibrahim An Nakhaโ€™i, dan lainnya.
Wallahu Aโ€™lam. Wa Shallallahu ‘Ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala aalihi wa shahbihi wa sallam
Farid Nu’man Hasan
๏Œฟ๏Œบ๏๏Œธ๏Œผ๏€๏Œป๏Œท๏Œน
Dipersembahkan oleh:
www.iman-islam.com
๏’ผsebarkan! raih pahala…