Assalamu’alaikum ustadz/ah….Mau menanyakan sesuatu hal, bermula dr sebelum nikah mereka (adik saya dan suaminya) pacaran kurleb 2 th, selama pacaran orang tua saya dan saudara2 saya termasuk saya tidak setuju adik berhubungan dg suaminya itu dikarenakan tidak pernah sholat. Tahun 2013 mereka menikah, dari awal menikah hingga saat ini pernikahan mereka tidak pernah rukun, kalau kata adik saya, dalam sebulan bahagianya hanya seminggu. Adik saya asisten apoteker di rs haji, suaminya buka bengkel bubut ( bukanya siang sekitar pukul 9/10), klo sedang bertengkar sama istrinya tidak buka bengkel. Pendapatan istrinya lbh besar dr suaminya, istrinya insyaa alloh slalu menjalankan kwajibannya sbg muslimah atau pun istri, sedangkan suaminya msh blom mau sholat, puasa ramadhan jg selalu dilewatkan hampir tiap tahunnya. Hampir tiap lebaran mereka bertengkar, kalau adik cerita, yang menjadi permasalahannya adalah gaji istrinya, suaminya ingin tahu secara detail kemana saja gajinya itu, padahal gaji istrinya diberikan kpd orang tuanya, orang tua suaminya dan keperluan sehari2, sampai kontrakan bengkel pun kata adik saya sih adik saya yg bayar. Slama ini suaminya jg selalu menuntut supaya istrinya menjadi istri yang berguna, istri yang selalu taat pada suaminya, sedangkan slama ini istrinya yg mengurus rumah sebelum berangkat / pulang kerja, nyuci, nyetrika, dll. Suaminya hampir tiap malam kelayapan, pulang larut malam, setiap pulang kelayapan minta dipijitin sama istrinya dg sikap kasar menggunakan kaki membangunkan istrinya yg sedang tidur. Ruang gerak istrinya dibatasin, hanya sekedar main k rumah kakaknya saja yang hanya terhalang 10 rumah aja tidak diperkenankan, ketika istrinya minta izin mau ikut tahsin, suaminya bilang ” belajar ngaji, benerin aja dulu kelakuannya”, ketika tahun lalu mau berqurban memakai uangya sendiri, suaminya bilang “buat kontrakan aja blum ada”, akhirnya tidak jadi qurban padahal uang kontrakan sudah disediakan sama istrinya, qurban kemarin, istrinya bilang mau qurban, suaminya tidak respon, akhirnya istrinya tetep berqurban, tapi malah jadi bertengkar gara2 istrinya berqurban itu. Barusan istrinya bilang ke saya kalau dia ingin ngontrak saja, selama ini tidak pernah merasa dianggap istri oleh suaminya, sudah capek menghadapi suaminya itu. Pernah suatu hari istrinya menyarankan suaminya untuk mencari istri lagi, jawaban suaminya ” kamu ngusir saya, mentang2 saya miskin”.
Mohon pencerahannya ustadz/ah, bagaimana seharusnya sikap adik saya terhadap suaminya itu supaya rumah tangganya lebih baik lagi. saya sebagai kakaknya bingung harus bagaimana, kasian lihat adik saya, ada suatu hal lagi tadz, selama ini adik saya terlalu memfasilitasi dalam hal keuangan, sampai2 jika ada teman suaminya berkunjung, suaminya bilang ke temannya kalau istrinya itu adalah bosnya.
Jazakalloj khoiir atas jawabannya.
Jawaban
———-
و عليكم السلام و رحمة الله و بركاته
Saya turut prihatin dengan rumah tangga adik anti. Semoga kisah ini jadi pelajaran mahal buat mereka yg mau menikah. Dan memilih calon suami tidak semata cinta tapi yg paling mendasar adalah pengetahuan agama dan ibadah kesehariannya. Karena mereka yg paham agama akan berusaha menjadi suami yang baik dan paham dengan firman Allah
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
” Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. “
(Qs. At-Tahrim, Ayat 6)
Dari cerita diatas betapapun keluarga tdk setuju tp takdir berbicara lain. Pernikahan terjadi. Dan itulah resiko dari keputusan yg sdh di ambil oleh adik.
Lalu bila semua sudah terjadi, apa yg bisa kita lakukan?
Kita sebagai orang luar tidak bisa berbuat banyak kecuali hanya saran
1.Keadaan ini disebabkan karena ketidak pahaman suami akan ajaran islam shg berdampak dalam kehidupan nya. Tidak sholat .tidak jd suami yg baik.dll
2.Istri yang mau menerima suami dengan kondisi tsb diatas maka konsekwensi logisnya mengalami apa yg sdh di alami selama ini.
3.Dengan kondisi seperti itu kembali bagaimana keputusan adik anti. Mau lanjut , bersabar, dan banyak doa atau mau menggugat cerai karena sudah tidak tahan.
Wallahu a’lam.
🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁
Dipersembahkan oleh: manis.id
📲Sebarkan! Raih pahala
====================
Ikuti Kami di:
📱 Telegram: @majelismanis
🖥 Fans Page: @majelismanis
📮 Twitter: @majelismanis
📸 Instagram: @majelismanis
🕹 Play Store
📱 Join Grup WA