Masuk Surga dengan Mudah Menyantuni Anak Yatim

Menyantuni Anak Yatim Baligh

Pertanyaan

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz… Saya mau bertanya, apakah tidak sah/tepat jika kita menyantuni anak yatim yang telah baligh? Infaq dari jamaah hanya diperuntukkan untuk anak yatim, sedangkan anaknya sudah baligh, tetapi anak-anak tersebut masih membutuhkan biaya untuk sekolah dan lainnya. Tetapi terjadi perbedaan pendapat di majelis kami. Beberapa anggota tidak tega rasanya jika dia tidak mendapatkan bantuan anak yatim.

🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃

Jawaban

Oleh: Ustadz Farid Nu’man Hasan

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

Anak yatim berakhir statusnya JIKA:

1. Dia masuk usia baligh

2. Atau walau pun tidak baligh, ibunya nikah lagi sehingga ada ayah baru yang menjadi penanggungjawabnya..

Sehingga jika disebut “santunan anak yatim” memang sudah tidak cocok.. TAPI jika anak itu fakir/miskin masih berhak disedekahi karna kemiskinannya bukan karena keyatimannya yang sudah berakhir. Jadi tidak masalah..

Wallahu A’lam

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678

Katak dan Cicak

Anjuran Membunuh Cicak

Pertanyaan

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz, saya mau bertanya, Apa hukumnya membunuh cicak?

🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃🌸

Jawaban

Oleh: Ustadz Farid Nu’man Hasan

وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Ada beberapa hadits yang memerintahkan untuk membunuh cicak, di antaranya:

عَنْ سَائِبَةَ مَوْلَاةِ الْفَاكِهِ بْنِ الْمُغِيرَةِ: أَنَّهَا دَخَلَتْ عَلَى عَائِشَةَ فَرَأَتْ فِي بَيْتِهَا رُمْحًا مَوْضُوعًا، فَقَالَتْ: يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ، مَا تَصْنَعِينَ بِهَذَا؟ قَالَتْ: نَقْتُلُ بِهِ هَذِهِ الْأَوْزَاغَ، فَإِنَّ نَبِيَّ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – أَخْبَرَنَا: أَنَّ إِبْرَاهِيمَ لَمَّا أُلْقِيَ فِي النَّارِ لَمْ تَكُنْ فِي الْأَرْضِ دَابَّةٌ إِلَّا أَطْفَأَتْ النَّارَ، غَيْرَ الْوَزَغِ، فَإِنَّهَا كَانَتْ تَنْفُخُ عَلَيْهِ، فَأَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – بِقَتْلِهِ

Dari Saibah, pelayan Fakih bin Al Mughirah, dia menjumpai ‘Aisyah dan dia lihat di rumahnya ada cemeti yang tergeletak, lalu bertanya: “Wahai Ummul Mu’minin, kamu pakai buat apa ini?”

‘Aisyah menjawab: “Kami memakainya untuk membunuh cicak.”

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mengabarkan bahwa ketika Nabi Ibrahim dilempar ke kobaran api, semua makhluk di bumi ikut memadamkan api, kecuali cicak dia malah meniupan api (agar tetap membara). Maka, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam memerintahkan untuk membunuhnya. (HR. Ahmad No. 3231. Shahih menurut Syaikh Syu’aib Arnauth)

Juga dalam riwayat Abdurazzaq, dari Aisyah Radhiallahu ‘Anha: “Dahulu katak mematikan apinya Ibrahim, sedangkan cicak justru meniup utk membesarkannya. Maka, yang ini (katak) dilarang untuk dibunuh, dan yang ini (cicak) diperintahkan untuk dibunuh. (HR. Abdurazzaq No. 8392, Shahih menurut Syaikh Syu’aib Al Arnauth)

Sebenarnya ‘Aisyah tidak mendengar langsung perintah membunuh cicak dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, tapi dia mendengar dari Sa’ad bin Abi Waqash sebagaimana disebutkan dalam Shahih Al Bukhari berikut:

 عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «لِلْوَزَغِ الفُوَيْسِقُ» وَلَمْ أَسْمَعْهُ أَمَرَ بِقَتْلِهِ وَزَعَمَ سَعْدُ بْنُ أَبِي وَقَّاصٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِقَتْلِهِ

Dari ‘Aisyah Radhiallahu ‘Anha, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: ” Cicak itu Al Fuwaisiq (si kecil pengganggu).” Dan aku belum pwrnah dengar Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memerintahkan membunuhnya, dan Sa’ad bin Waqash mengira bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memerintahkan untuk membunuhnya. (HR. Al Bukhari No. 3306)

Jadi, Aisyah tidak mendengar langsung dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, tapi dari sebagian sahabat nabi, sebagaimana dikatakan Al Hafizh Ibnu Hajar sbb:

ولعل عائشة سمعت ذلك من بعض الصحابة

Dan, nampaknya Aisyah mendengarkannya dari sebagian sahabat. (Fathul Bari, 6/354)

Bahkan membunuhnya mendapatkan pahala. Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

«مَنْ قَتَلَ وَزَغَةً بِالضَّرْبَةِ الأُولَى كَانَ لَهُ كَذَا وَكَذَا حَسَنَةً، فَإِنْ قَتَلَهَا فِي الضَّرْبَةِ الثَّانِيَةِ كَانَ لَهُ كَذَا وَكَذَا حَسَنَةً، فَإِنْ قَتَلَهَا فِي الضَّرْبَةِ الثَّالِثَةِ كَانَ لَهُ كَذَا وَكَذَا حَسَنَةً»

Barang siapa yang membunuh cicak sekali pukul maka dia dapat pahala sekian sekian, jika dua kali pukulan maka sekian, jika tiga kali pukulan maka sekian.” (HR. At Tirmidzi No. 1482, kata At Tirmidzi: hasan shahih)

Hikmah dari ini adalah bahwa semua bentuk gangguan kepada manusia mesti dihilangkan sampai akar-akarnya, termasuk gangguan dari hewan seperti cicak. Banyak manusia yg geli dan jijik dengannya ketika berada di lemari, makanan, dsb. Maka, syariat melindungi manusia dan menyingkirkan gangguannya.

Demikian. Wallahu A’lam

🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃🌸


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678

Seruan Untuk Memakmurkan Masjid

Ketika Museum itu Dahulu adalah Masjid

📝 Pemateri: Ustadz Agung Waspodo, SE, MPP

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹

Pada tahun 1908, masjid Ayasofya (Aya Sofya) Camii masih dipakai untuk sholat walau hanya beberapa shaf saja. Nampak di shof belakang empat muslimah bersama seorang anaknya.

Sejak awal pembebasan oleh Sultan Mehmed II Fatih tahun 1453 gereja Hagia Sophia ini jatuh menjadi properti sultan karena kota direbut melalui pertempuran. Beberapa gereja di dalam kota tua Konstantinopel tetap diizinkan untuk beroperasi; bahkan perbaikannya didanai oleh Kesultanan Turki Utsmani.

Mihrab

Ketika Sultan Mehmed II Fatih menjadikannya masjid maka diletakkanlah mihrab dari kayu menghadap ke arah kota Makkah. Mihrab dibangun sedikit di sebelah kanan Apse (ruang setengah lingkaran pada bagian depan) bekas gereja dengan kemiringan sekitar 10 derajat dari porosnya.

Karpet dan Bendera

Di kemudian hari setelah tahun 1520, pada masa Sultan Süleyman I Kanuni, ketika Madinah dan Makkah menjadi bagian dari tanggung-jawab Kekhilafahan Turki Utsmani, beberapa karpet Masjid Nabawi diganti dengan yang baru. Sedangkan karpet yg lama sebagian diletakkan pada shof pertama Ayasofya Camii. Sedangkan sebagian umbul-umbul (raya) milik Nabi Muhammad ShalalLaahu ‘alayhi wa Sallam diletakkan di sebelah kiri dan kanan mihrab.

Bekas lukisan mosaik gereja tidak langsung diubah sampai pada era Sultan Ahmed I (1603-17). Pada masa beliau barulah gambar-gambar menyerupai manusia itu ditutup untuk tidak melanggar ketentuan dilarangnya gambar mahluk bernyawa.

Menara Masjid/Minaret

Pada era Sultan Mehmed II Fatih ditambahkan sebuah minaret (tapi sekarang tidak ada lagi) di sebelah barat-daya (SW) di sebelah kanan pintu masuk dan satu minaret lagi di sebelah tenggara (SE). Sedangkan Sultan Bayezid II (1481-1512) menambahkan satu minaret di pojok timur-laut (NE) pada era Sultan Selim II (1566-74) menyuruh arsitek kesultanan Mimar Sinan untuk membebaskan perumahan yang mengelilingi masjid. Mimar Sinan juga, dengan pertimbangan keamanan bangunan, menilai salah satu menara buatan Mehmed II Fatih membahayakan struktur asli gereja mengusulkan pembongkarannya serta pendirian yang baru. Pada era Sultan Murad III (1574-95) barulah minaret Selim II selesai dibangun serta menambahkan satu minaret lagi secara simetris.

Kedua Lilin Raksasa

Setelah Sultan Süleyman I Kanuni berhasil menguasai kota Buda (Budapest) di Hungaria, beliau menghadiahkan 2 lilin raksasa dari Katedral Buda kepada Ayasofya Camii. Kedua ghanimah simbolik itu diletakkan pada kedua sisi mihrab.

Ruang Muadzin

Pada masa Sultan Murat III dibangun platform lantai mezanin (Müezzin Mahfili) sebagai tempat muadzin mengumandangkan adzan serta pengumuman lainnya.

Perpustakaan dan Madrasah

Pada masa Sultan Mahmud I (1730-54) ditambahkan sebuah perpustakaan pada barisan di sebelah selatan. Beliau juga menambahkan air-mancur segaligus tempat berwudhu di dekat pintu utama serta sebuah medrese.

Rondel Kaligrafi

Kaligrafi berupa nama Allah Ta’ala, Rasulullah Muhammad ShalalLaahu ‘alayhi wa Sallam, Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Hasan, dan Husein yang tergantung pada lantai dua dibuat pada pertengahan abad ke-19 Masehi oleh kaligrafer kesultanan sekaligus Hakim-Militer Kazasker Mustafa İzzet Efendi (1801-1876). Beliau juga mengerjakan seni kaligrafi untuk beberapa masjid lainnya seperti Hırka-i Şerif, Buyuk Kasımpaşa; Kucuk Mecidiye; Sinan Pasa and Yahya Efendi.

❌ Pada tahun 1934, atas perintah Mustafa Kemal Atatürk, masjid Ayasofya ini diubah menjadi museum.

Agung Waspodo

Depok, 24 Dzul-Hijjah 1440 Hijriyah

➡️ Data masjid diambil dari buku 📚 Matthews. Mosques of İstanbul – Including the Mosques of Bursa and Edirne. SCALA Yayıncılık. Ankara: 2010 (pp.41-46)

➡️ Foto diolah sendiri oleh pemateri dari buku 📚 Benoist-Mechin. Turkey 1908-1938 – The End of the Ottoman Empire, A History in Documentary Photographs. Swan Productions. Schweiz: 1989 (p.22)

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678

Pasangan yang Menentramkan

T.E.M.A.N

📝 Pemateri: Ustadz Bendri Jaisyurrahman

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁

Pernah ngebayangin gak tinggal di tempat seperti surga tapi sendirian?

Mau makan apa aja bebas. Main apa aja jadi. Kesana kemari nampak pemandangan sangat indah. Tapi ternyata eh ternyata cuma sendirian. Gak ada teman. Hampa rasanya. Serasa makan indomie tanpa mecin. Nyesek.

Demikianlah Allah jadikan penyempurna nikmatnya surga bagi Nabi Adam AS dengan adanya teman pendamping baginya. Hadirnya Bunda Hawa adalah pelengkap sekaligus puncak nikmat. Segala kesenangan di surga makin terasa nikmat saat ada teman. Gak lagi sendiri. Intinya : gak ada elo gak rame.

Itulah mengapa jomblo yang berkelimpahan harta, sudah travelling kemana-mana. Mulai dari England sampai wkwkwkland, keliling Chicago hingga Ciputat, atau Wakatobi transit di Wakanda tetaplah gelisah. Buat apa disuruh hati-hati di jalan. Kalau pada saat di jalan tak ada yang mengisi hati. Ngelihat truk gandeng aja bikin keki. Malu setiap ke bank. ATM aja udah bersama sementara diri masih Mandiri.

Inilah hakikat hidup. Butuh teman. Maka pernikahan bukanlah sekadar pemuasan birahi. Tapi pengusir sepi. Saat hati gak tenang ada yg memeluk sambil memanggil ayang. Saat semangat hidup kolaps ada yg bisik mesra : Hai Bebs.

Bersyukurlah jika pasangan hidup kita telah menjadi teman. Dan inilah gambaran hubungan pasutri di dalam Alquran. Ketika pasutri sudah menjadi teman. Maka tak ada sungkan. Semua kebaikannya adalah anugerah, dan kekurangannya gak jadi masalah. Namanya juga teman.

Jika istri kita melenceng ingatkan hakikat pertemanan ini. Bahwa kita adalah teman sehidup sesurga. Jangan ancam dia dengan kata-kata : kamu pilih rajin ngaji atau dipoligami?

Duh, ama temen kok ngancem? Ntar dia balas : aku siap dimadu asal kamu siap diracun. Kan, ini mah lebih serem dari ghosting. Levelnya udah kuntilanaking (apa sih?). Bikin bulu kuduk berdiri padahal banyak kursi.

Kalau betul-betul teman, harusnya ingatkan tentang misi. Bahwa pasutri adalah teman perjalanan menuju surga. Jika istri tersesat jalan, cukup katakan : “Aku gak mau kehilangan kamu di surga. Gak kebayang rasanya di surga ketemu banyak bidadari tapi gak ada kamu” #eaaa

Inilah TTM syariah. Teman Tapi Mesra bersyariah 🙏

Wallahu a’lam bish showab

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁

Sebarkan! Raih Pahala

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678

Menikah Menghilangkan Stress

Kerikil Rumah Tangga

Pertanyaaan

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz/ustadzah

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh…

Ada titipan pertanyaan dari teman…
Temannya saya mengajukan cerai ke suaminya di pengadilan agama, tapi sebenarnya suami tidak mau untuk cerai. Singkat cerita sampailah ketok palu putusan cerai karena suami tidak hadir beberapa kali pemanggilan, tapi aktenya belum jadi.
Beberapa hari kemudian suami & pengacaranya datang ke pengadilan agama untuk membatalkan perceraian, akhirnya dengan kesepakatan bersama mereka rujuk lagi dengan beberapa persyaratan.

1. Bagaimana rujuk dalam Islam. Dalam kasus ini apakah perlu diadakan akad nikah lagi, karena sebenarnya suaminya tidak pernah mentalak istrinya ?

2. Apakah boleh istri membuat perjanjian dengan suami (surat segel) yang diketahui keluarga kedua belah pihak jika suami melanggar maka istri berhak mengajukan cerai ?

Jazakallah khairon katsir Ustadz… atas jawabannya

🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃

Jawaban

Oleh: Ustadz Farid Nu’man Hasan

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

Bismillahirrahmanirrahim..

Dalam rumah tangga, kembangkanlah sikap oleh keduanya: *Memahami, memaklumi, dan memaafkan*. Tanpa 3 sikap ini biasanya akan gampang emosi.

Suami harus memahami, maklumi, dan memaafkan istri saat dia menolak karena lelah yang sangat. Istri pun sebisa mgkin mampu mencuri hati suami di lain waktu agar kekecewaannya terobati.

Masalah seperti ini tidak cukup tinjauan fiqih, boleh atau tidak, nusyuz atau bukan.. Tp juga pendekatan psikis dan kemampuan komunikasi keduanya.

Jika masalahnya belum berlarut-larut, masih bisa diselesaikan, cari sebabnya kenapa suami sampai seperti itu.

Lalu, suami tidak ingin menceraikan tapi dia minta istrilah yg meminta cerai, bisa jadi dia mau ambil Untung .. sebab jika SUAMI MENCERAIKAN maka suami mesti memberikan harta yg pantas kepada istrinya plus nafkah selana masa iddah .. berbeda jika cerai itu adalah khulu’ (gugatan istri) istrilah yg mesti mengembalikan mahar .. Wallahu a’lam

Kemudian, apakah sudah jatuh cerai gara2 suami tidak mencintai lagi? Jelas tidak.

Cerai itu baru jatuh jika suami menyatakan cerai dgn bahasa yg lugas dan jelas . Atau bahasa simbol tapi dibarengi niat cerai.

Ada pun baru pisah ranjang, hilang cinta, blm dikatakan cerai.

Saran saya, istikharah, lalu cerita ke ortua, atau siapa yg bs dipercaya di keluarga, juga kekuarga suami.

Hal itu sesuai perintah Allah Ta’ala:

Fab’atsu hakaman min Ahlih wa hakaman min ahliha – kirimkah penengah dari pihak laki-laki (suami) dan penengah dari pihak perempuan (istri) ..

Wallahu A’lam

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678

Rezeki Sudah Pasti

Empat Hal yang Melancarkan Rizqi

📝 Pemateri: Ustadz Faisal Kunhi MA.

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁

Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan:

وأربعة تجلب الرزق :
❶ قيام الليل
❷) وكثرة الإستغفار بالأسحار
❸) وتعاهد الصدقة !!
❹) والذكر أول النهار وآخره .

Ada empat hal yang bisa menjadi sebab datangnya rezki:

● Shalat malam

● Memperbanyak istighfar di waktu sahur (sebelum shubuh)

● Membiasakan sadaqah

● Membiasakan berdzikir di awal siang (pagi) dan di akhirnya (petang).

Penjelasan:

1. Yang menyebabkan lancarnya rizqi tentunya tidak hanya empat, di sebutkan hanya empat di sini untuk membatasi saja dan intinya bertaqwa itu mendatangkan rizqi.

2 . Ketika anda melakukan 4 hal ini, maka insya Allah anda akan di kejar kejar oleh rizqi.

3. Jangan langsung menyimpulkan bahwa anda tidak mendapatkan rizqi ketika sudah mengamalkan 4 hal di atas dan uang tidak kunjung datang.

4. Setelah mengamalkan resep di atas, insya Allah anda akan tenang lebih, sehat, dan keluarga lebih harmonis, itu semua adalah rizqi yang tidak boleh di pungkiri.

5. Istighfar membuat yang gundah gulana menjadi gembira, yang sempit dadanya menjadi lapang dan ia akan di beri rizqi dari jalan yang tidak pernah ia duga demikian janji Rasulullah saw.

6. Shalat malam melancarkan rizqi dan mendatangkan cinta Allah karena ia beribadah ketika manusia dalam keadaan lalai.

7. Orang yang berani bersedekah adalah orang yang berani untuk menjadi kaya dan orang yang kikir adalah orang yang merencanakan kemiskinan untuk dirinya.

8. Allah bersama seorang hamba ketika bibirnya basah bergerak menyebut asmanya dan Allah pun memberkahi rizqi untuknya, bisa jadi rizqi nya tidak tetapi cukup ,karena yang banyak belum tentu membuat cukup dan puas.

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁

Sebarkan! Raih Pahala

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678

Berdoa dengan Lirih dan Rendah Hati

Bersedekah, Lalu Minta di Doakan?

Pertanyaan

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz, saya mau bertanya, bolehkah kita bersedekah, lalu minta di doakan?
Syukron.

🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃🌸

Jawaban

Ustadz : Farid Nu’man Hasan

وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Minta didoakan oleh sesama muslim pada prinsipnya boleh. Tapi, yang jadi masalah jika permintaan itu didahului memberikan sesuatu dulu, sehingga ada kesan pemberiannya itu tidak ikhlas.

Jadi, tidak Usah minta didoakan, sebab secara alami orang yang dibantu biasanya akan mendoakan orang yg membantunya.

Allah Ta’ala berfirman;

إِنَّمَا نُطۡعِمُكُمۡ لِوَجۡهِ ٱللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمۡ جَزَآءٗ وَلَا شُكُورًا

Sambil berkata: “Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridaan Allah, kami tidak mengharap balasan dan terima kasih dari kamu.

-Surat Al-Insan, Ayat 9

Wallahu A’lam

🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃🌸


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678

Dialog Ayah Anak

Mengasuh Anak Ketika Orang Tua Sibuk Bekerja

📝 Pemateri: Ustadz Bendri Jaisyurrahman

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁

Menurut pandangan Islam dalam kehidupan sehari-hari, orang tua tidak bisa menghindar dari tanggung jawab dan amanahnya sebagai seorang ayah-ibu terhadap anak-anaknya yang kondisinya di era saat ini orang tua selalu sibuk bekerja. Sementara tanggung jawab untuk mendidik anak akan dihisab kelak di Hari Kiamat di hadapan Allah SWT.

Bukan berarti pekerjaan bisa dipakai sebagai alasan untuk membiarkan atau menelantarkan anak-anak kita. Karena menelantarkan anak-anak adalah termasuk perbuatan dzolim dari orang tuanya yang menyebabkan Allah murka kepada orang tuanya.

Dalam Hadits Shahih Rasulullah saw bersabda: “Cukuplah seseorang dianggap berdosa jika ia menelantarkan orang yang dibawah tanggungannya”.

Artinya, disebut berdosa kalau menelantarkan (tidak peduli) kepada anak-anaknya dan orang -orang yang ada di bawah tanggungannya. Ibnul Qoyyim Al Jauziyah dalam kitabnya Tifatul Maulud Bi Ahkamil Maulud menyebutkan bahwa salah satu orang yang dzolim, orang tua yang menyengsarakan anaknya di Akhirat, beliau menyatakan: “Betapa banyaknya orang tua yang menyengsarakan anaknya di dunia dan Akhirat”.

Padhal tidak ada satu orang tua pun yang berniat ingin menyengsarakan anaknya. Ada tiga macam orang yang menyengsarakan anaknya di dunia dan Akhirat:
1. Tidak peduli terhadap urusan anaknya. Anaknya bisa makan atau tidak, anaknya sekolah atau tidak, dibiarkan, tidak diperhatikan.
2. Dia (orang tua itu) tidak mendidiknya
3. Dia (orang tua) memfasilitasi syahwat anaknya.

Memfasilitasi syahwat anak, misalnya dengan membelikan anaknya PS (Play Station), padahal ia tidak tahu bahwa dalam Game PS itu banyak yang merusak dan meracuni jiwa anak. Atau orangtua tidak mau diganggu di akhir-pekan, lalu anak dipinjami HP padahal dalam HP itu ada program-program yang tidak boleh dilihat oleh anak-anak. Apalagi anak-anak difasilitasi kamar ber-AC, gadget di tangannya, maka ketika anak mengunduh film porno dalam kamarnya, orang tua tidak akan tahu.

Karena itulah maka jangan sampai kita disebut sebagai orang tua yang dzolim. Di tengah kesibukan kita, maka Allah SWT kelak di Akhirat akan menanyakan dan diminta pertanggungjawaban kita terutama dalam mendidik (mengasuh) anak.

Dalam Hadits shahih riwayat Imam Muslim, Rasulullah saw bersabda: “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya. Khususnya seorang ayah ia bertanggungjawab atas keluarganya. Dan ia akan ditanya di Akhirat tentang pertanggungjawaban-nya”.

Maka anda sebagai kepala keluarga, yang sibuk bekerja, jangan sampai tidak bisa mempertanggungjawabkan ketika ditanya di Akhirat kelak. Menurut ulama Syaikh Abdullah Nasihu dalam Kitab Tarbitul ‘Alam Islam mengatakan: “Nanti akan banyak para ayah yang mula-mula melangkahkan kakinya menuju Surga dengan percaya-diri (PD), karena membawa pahala sedekah, pahala Sholat Malam, pahala membaca AlQur’an, tetapi sampai di pintu Surga ada seseorang yang mencegatnya (menundanya) dengan mengadu kepada Allah subhanahu wata’ala: “Ya Allah, tahanlah orang ini, aku menuntut hakku”.

Ternyata orang itu adalah anaknya sendiri ketika di dunia. Kemudian ditanyakan: “Apa hak yang engkau tuntut dari orang ini?”. Maka jawab orang (anaknya) itu: “Dia tidak kurang-kurang ibadahnya, rajin Sholat Malam, dan ia rajin beribadah kepada Allah ketika di dunia, tetapi sebagai anak aku tidak pernah diurusi ketika aku masih dalam pengasuhannya. Aku menuntut hakku, aku menjadi anak yang melawan, anak yang sering berbuat dzolim karena tidak dididik oleh ayahku. Aku sering melanggar perintah-Mu karena aku tidak pernah mendapat pengajaran tentang Engkau, ya Allah”.

Maka Allah memanggil orang (si ayah) tersebut, seluruh pahalanya diambil oleh Allah dan diberikan kepada anaknya dan dosa si anak diberikan kepada ayahnya itu. Maka orang (si ayah) itu terlantar kelak di Akhirat.
Artinya, pertanggungjawaban tetap akan dipertanyakan oleh Allah SWT di Akhirat. Karena anak merupakan amanah dari Allah SWT.

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁

Demikian pula harus kita pahami bahwa prinsip orang tua bekerja, bukan hanya dirinya saja yang sibuk. Karena para Nabi terdahulu adalah manusia-manusia yang sibuk berkerja. Padahal ketika itu para Nabi bekerja tidak difasilitasi dengan dengan sarana teknologi maju untuk berinteraksi dengan anaknya.
Contoh: Nabi Ibrahim ‘alaihissalam hanya satu tahun sekali pulang menemui anaknya. Demikian pula Nabi-Nabi yang lain, jarang sekali berinteraksi dengan anak-anaknya. Tetapi kepedulian tehadap anak-anak mereka tetap mereka lakukan. Mereka tetap menjalankan tugas terhadap anak-anaknya.

Misalnya seperti yang diceritakan dalam Kitab Sir’alam An Nubala ada seorang ayah yang bernama Faruh, pulangnya 30 tahun sekali. Faruh adalah seorang Mujahid yang berangkat ke medan perang, ingin mati syahid, ternyata selama 30 tahun tidak juga mati syahid, dengan tubuh yang sudah renta karena usia tua ia pulang kepada keluarganya.

Tetapi ada satu hal yang mengagumkan bagi anaknya, sehingga anaknya tetap meneruskan cita-citanya. Meskipun 30 tahun ayahnya tidak pulang, tetapi bila anaknya ditanya: “Aku ingin meneruskan cita-cita ayahku. Kalau ayahku berjuang di medan perang dengan pedang, maka aku berjuang dengan pena”.
Nama anaknya itu yang kemudian kita kenal sebagai Ulama, yaitu Syaikh Robi’ah Ar Ro’yi. (Kata “Ar Ro’yi” artinya orang yang pandai ber-argumentasi, banyak Argumentasi).

Beliau adalah guru dari Imam Malik, Imam Sofyan Ats Tsauri dan Imam Abu Hanifah. Memang di Masjid Nabawi ketika itu ada Majlis yang dihadiri oleh para Ustadz. Para Ustadz itu belajar dan mendalami agama Islam.
Dan guru para Ustadz itulah yang bernama Syaikh Robi’ah Ar Ro’yi, anak dari Faruh yang tidak pulang selama 30 tahun.

Adakah di antara kita saat ini yang tidak pulang selama 30 tahun karena tugas, adakah yang 10 tahun, atau satu tahun tidak pulang karena bekerja? Ternyata ada yang lebih parah (lama) dibanding kita.
Sementara di zaman sekarang kita difasilitasi sarana komunikasi maju, sehingga tidak pulang satu tahun-pun masih bisa terkoneksi. Ada telepon, ada HP, social media dan sebagainya. Bagaimana halnya dahulu Nabi Ibrahim a.s. dengan anaknya Ismail a.s.?

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁

Lalu bagaimana dengan kondisi kita saat ini sebagai orangtua yang sibuk tetapi tetap bisa mendidik anak-anak kita?

Ada dua yang harus kita pahami dalam prinsip pengasuhan:

1. Menanamkan persepsi tentang ayah (orangtua) kepada anak secara positif.

Persepsi bahwa ketiadaan ayah secara fisik bukan berarti ketiadaan ayah secara psikis (kejiwaan). Sehingga anak-anak yang tidak mendapatkan sosok ayah dan ibu secara fisik, mereka tetap mendapatkan ayah-ibu secara psikis. Mereka bisa mengatakan: Ayahku seorang yang peduli, ia berjuang di jalan Allah. Persepsi demikian yang harus dibangun dalam keluarga.

Dalam Kitab Sirrah Wal Manaqib disebutkan bahwa Umar bin Abdul’Aziz bin Marwan, mendapatkan tugas dari Khalifah untuk menjadi Gubernur di Mesir, sedangkan ia berasal dari Madinah. Karena ditugaskan di Mesir, ia tidak sempat mendidik anaknya. Saking pedulinya kepada anaknya, maka ia mencari seorang guru untuk mendidik dan mengajarkan ilmu kepada anaknya, sebagai pelaksana tugas dari fungsi dan missi yang ia miliki.

Bedanya dengan kita di Indonesia pada umumnya, bila seorang mencarikan guru untuk anaknya, maka pesan orangtua itu kepada guru anaknya: “Terserah Pak Ustad, yang penting anaknya saya menjadi baik”. Sedangkan Umar bin Abdul ‘Azis bin Marwan mencari guru untuk anaknya dengan menyebutkan visi dan misinya sebagai orangtua: “Ya Syaikh, aku ingin anakku belajar kepada anda, pertama belajar bahasa Arab dengan baik dan benar, kedua ajarkan kepada anakku agar ia sholat tepat waktu”.

Sebelum berangkat tugas di Mesir, Umar bin Abdul ‘Azis berkata kepada guru anaknya: “Selama aku di Mesir, tolong kirimkan laporan perkembangan anakku sebulan sekali”.
Maka guru-anaknya itu setiap hari menulis perkembangan anak didiknya itu untuk dilaporkan sebulan sekali kepada ayahnya (Umar bin Abdul ‘Azis) di Mesir. Bayangkan, ketika itu belum ada alat komunikasi yang canggih seperti sekarang. Maka Umar bin Abdul ‘Aziz selama bertugas di Mesir sebagai Gubernur, beliau menerima setumpuk surat laporan perkembangan anaknya. Maka setiap beliau membaca laporan itu, beliau tahu betul perkembangan anaknya, sampai pada suatu laporan yang tidak mengenakkan hatinya.

Isi surat laporan itu: Hari ini anak Tuan terlambat sholatnya, hari ini anak Tuan tertinggal sholatnya satu rakaat dalam sholat berjama’ah, hari ini anak Tuan tidak sempat sholat berjama’ah, dst., dst.
Di situlah Umar bin Abdul ‘Azis merasa khawatir karena selama tugas di Mesir, dengan meninggalkan anaknya di Madinah, beliau tahu bahwa sholat anaknya berantakan.

Maka diminta guru anaknya itu berangkat ke Mesir, untuk dimintai pertanggungjawabannya dan ketika sampai di Mesir, guru anaknya itu ditanya: “Kenapa anakku sering terlambat sholat? Bukankah sudah aku pesankan agar mendidik anakku agar sholat tepat waktu dan belajar bahasa Arab dengan baik?”. Maka dengan cepat guru anaknya itu menjawab: “Anak Tuan sekarang sudah berbeda, sekarang anak Tuan sudah menjadi ABG, sekarang ia berambut gondrong, dan ketika hendak sholat ia menyisir rambutnya lama, ia berdandan lama sekali”.

Anak Umar bin Abdul Aziz memang dikenal di Madinah sebagai anak-muda Metro-seksual, senang berdandan, menghias diri. Karena oleh ayahnya ia selalu dikirim uang dari Mesir sebanyak 1000 Dinar (Bila dikurs sekarang = Rp 2 milyar). Maka anak itu membeli parfumnya yang paling mahal, tumpah sedikit saja langung ganti, membeli lagi. Bajunya selalu paling bagus, beberapa kali pakai langsung ganti baru. Dan masih banyak lagi kemewahan dan pemborosan lainnya.

Dengan laporan lisan dari gurunya itu, ayahnya (Umar bin Abdul ‘Azis) menjadi tahu, bahwa karena dandan telalu lama sholatnya menjadi telat. Maka ditulislah surat kepada anaknya, isi suratnya : Bersama surat ini aku utus seorang tukang cukur khusus dari Mesir untuk mencukur gundul kepalamu. Agar kamu tidak lagi terlambat sholat. Ketika anak Umar dicukur gundul (habis), ia berkata: “Ayahku memang jauh di mata tetapi dekat di hati”.

Itulah yang tidak dimiliki orangtua zaman sekarang. Karena anak merasa tidak diperhatikan oleh orangtuanya. Karena sibuk bekerja, sampai mengakibatkan orangtua tidak peduli kepada anak. Sampai tidak tahu perkembangan anak.

Padahal seharusnya, bila sibuk bekerja, sampai harus mencarikan guru untuk anaknya, pastikan guru itu selalu memberikan laopran secara periodik tentang perkembangan anaknya.

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁

Imam Sahid Hasan Al Banna dalam Kitab yang ditulis oleh Lili Nur Aulia dengan judul: Ada Cinta Di Rumah Hasan Al Banna. Sebagaimana orang mengetahui bahwa Sahid Hasan Al Banna adalah seorang Muaziz Dakwah di Mesir, jamaahnya ratusan ribu bahkan jutaan antara lain adalah Jamaah Al Ihwanul Muslimin di Mesir. Sampai beliau mendidik Calon Da’i di Indonesia termasuk Hizbut Tahrir awalnya dulu dipimpin oleh Syaikh Taqiudin Al Nabhani yang merupakan murid dari Sahid Hasan Al Banna. Karena lalu berbeda pandangan dengan gurunya, kemudian Syaikh Taqiudin mendirikan Hizbut Tahrir di Indonesia.

Syaikh Sahid Hasan Al Banna selalu sibuk berdakwah, kemana-mana beliau menenteng map, isi map itu adalah laporan perkembangan anaknya dari isterinya yang sehari-hari mendidik anaknya. Sehingga suaminya (Syaikh Sahid Hasan Al Bani) tahu dari laporan isterinya: Anakmu yang bernama Saiful Islam yang berumur satu tahun lima bulan sekarang sudah bisa bejalan. Anakmu sudah bisa mengucap ini dan itu, anakmua senang sekali main bola, dst.dst. Semua ditulis dalam laporan surat dalam map itu.

Sehingga setiap kali bertemu dengan anaknya, Syaikh Sahid Hasan Al Banna bertanya: “Bagaimana dengan main Futsalmu, nak?”. Maka si anak dengan heran kembali bertanya: “Kok Papa tahu, dari mana?”. Itulah yang menyebabkan si anak merasa selalu diperhatikan. Maka persepsikan oleh anda sebagai orangtua seperti itu.

Persepsi: Anak tahu bahwa ayahnya sibuk, tetapi peduli kepadanya.

Jangan sampai seperti yang terjadi di negeri kita:

1. Anak merasa tidak dipedulikan oleh orangtuanya.

2. Anak dititipkan di pesantren, tetapi orangtua tidak tahu siapa nama teman akrab-nya

3. Orangtua tidak tahu anaknya sudah kelas berapa, dst.dst.

Bagaimana caranya agar anak punya persepsi sebagaimana tersebut di atas ?

Caranya :

1. Konfirmasi setiap hari, bahwa Bapak tetap peduli kepada anak-anaknya,

2. Ibu tetap menunjukkan kasih-sayangnya.

Memang banyak bapak-bapak yang mengatakan: Saya tetap sayang kepada anak-anak saya. Semua kebutuhan anak saya cukupi, dst.

Bapak-bapak itu lupa bahwa yang dimaksud sayang bukanlah apa yang mereka berikan kepada anak-anak mereka, melainkan: Apa yang anak-anak terima dari bapak-ibunya. Sebab banyak orangtua yang mengaku mencintai anak-anaknya, tetapi si anak tidak pernah merasa dicintai oleh orangtuanya.

Maka sering terjadi dialog, ketika si anak ditanya: Bagaimana dengan Bapakmu? Anak itu menjawab: Bapak jahat. Bagaimana dengan mama-mu? Anak menjawab: Mama bawel, dst. Orangtua merasa mencintai anak-anaknya, tetapi si anak menganggap orangtuanya tidak sayang, bawel, cuek, dst.

Sepertinya ada yang “hilang” di sini. Itulah mengapa, bukan banyaknya cinta yang orangtua berikan melainkan: Apa yang anak-anak terima dari orangtuanya.

Kita bisa melihat kisah Nabi Ya’qub ‘alaihissalam dengan anak-anaknya dalam AlQur’an. Disebutkan dalam AlQur’an Surat Yusuf ayat 8 :

إِذۡ قَالُواْ لَيُوسُفُ وَأَخُوهُ أَحَبُّ إِلَىٰٓ أَبِينَا مِنَّا وَنَحۡنُ عُصۡبَةٌ إِنَّ أَبَانَا لَفِى ضَلَـٰلٍ۬ مُّبِينٍ (٨)

[Yaitu] ketika mereka berkata: “Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya [Bunyamin] lebih dicintai oleh ayah kita daripada kita sendiri, padahal kita [ini] adalah satu golongan [yang kuat]. Sesungguhnya ayah kita adalah dalam kekeliruan yang nyata. (8)

(Yaitu) ketika mereka berkata: “Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya (Bunyamin) lebih dicintai oleh ayah kita dari pada kita sendiri, padahal kita (ini) adalah satu golongan (yang kuat). Sesungguhnya ayah kita adalah dalam kekeliruan yang nyata.

Nabi Ya’qub ‘alaihissalam bila ditanya apakah beliau sayang kepada anak-anak beliau. Pasti jawabannya: Aku sayang kepada semua anakku. Tetapi lihat kata-kata anak-anak Nabi Ya’qub a.s. : Yusuf dan Bunyamin lebih disayang oleh ayah kita dibanding kepada kita.

Itulah persepsi anak. Orangtua sering lupa bahwa masalah cara kasih-sayang kepada anak adalah keliru. Keliru cara

nya. Masalah inilah yang membuat anak menolak. Sehingga salah satu rahasia kesuksesan orang-orangtua terdahulu di tengah kesibukannya, anak-anak mereka memiliki gambaran dalam diri mereka tentang ayahnya: Ayahku adalah sosok yang hebat, penyayang, peduli kepadaku, walaupun jarang pulang tetapi ia adalah pahlawanku.

Itulah tugas kita sebagai orangtua, caranya:

1. Pastikan pengasuh utamanya yang orangtua amanahkan selalu menceritakan hal-hal yang positif tetang diri orangtua si anak.

2. Pastikan bagi Bapak-bapak yang pulangnya jarang-jarang, bahwa isteri bapak tidak pernah bercerita negatif tentang Bapak kepada anak.

3. Jangan sampai isteri menumpahkan kekesalan tentang bapaknya kepada anak, karena akibatnya anak tidak akan hormat kepada bapaknya.

4. Agar pengasuh selalu menceritakan orangtua adalah sosok yang hebat, berikan sikap yang baik kepada pengasuh anak.

5. Jadikan pengasuh utama dari anak kita adalah juru penerang yang baik bagi anak-anak kita.

6. Katakan oleh ibunya, bahwa ayah sedang berjuang.

2. Jaga nama baik keluarga di lingkungan luar.

Karena zaman sekarang anak sulit tercegah dari informasi tentang keluarganya. Banyak anak-anak yang kecewa dan kesal serta malu sekali karena mendapat informasi bahwa di kantor bapaknya terkenal sebagai penggoda wanita. Ada lagi anak yang mendengar bahwa bapaknya “tukang kawin”, dst. Ada lagi anak yang merasa malu sekali karena mendengar bahwa ayahnya adalah seorang penipu.
Nama buruk orangtua menyebabkan anak tidak punya nilai terhadap orangtuanya.

Sebaliknya ada anak yang bangga karena mendengar cerita dari orang bahwa ayahnya adalah pekerja yang rajin, jujur, cerdas, dan sangat dipercaya oleh perusahaan dimana ia bekerja.

Nama baik dan buruk zaman seakarang sangat mudah diperoleh bagi anak-anak kita melalui Medsos, Internet, dst. Maka bila pernah berbuat buruk, berusahalah untuk menutupinya terutama kepada anak-anak. Dan berusahalah untuk memperbaikinya. Bila seorang ayah dahulunya perokok, maka hentikan kebiasaan merokok. Yang demikian akan memberi dampak positif terhadap anak-anak dan keluarga.

Kesimpulan, bahwa untuk mendidik anak maka buatlah persepsi kepada anak:

1. Persepsi ditanamkan melalu pengasuh/pendidik.

2. Persepsi ditanamkan melalui dedikasi di luar (umum),

3. Persepsi dikaitkan dengan usaha memperbaiki diri (orangtua), dan menjaga nama (kehormatan) keluarga,

4. Persepsi memunculkan dengan memasang di rumah piagam-piagam perhargaan dari Pemerintah atau Perusahaan tempat orangtua bekerja, bisa membuat isnpirasi bagi anak-anak. Bisa juga dengan foto-foto ketika orangtua bertugas, dst.

5. Persepsi dengan mensiasati merebut peluang Emas (Golden Moment) yaitu ayah – ibu yang selalu sibuk tetapi bisa membuat peluang (kumpul keluarga). Usahakan bersama anak ketika anak sedang membuat prestasi. Misalnya anak sedang berlomba, atau sedng pentas, ayah-ibunya bisa mendampingi.

Salah satu yang diajarkan oleh Islam, ada tiga waktu dimana seorang ayah (ibu) harus hadir secara fisik dan psikis ditengah kesibukan, untuk menjaga persepsi keadaan kita, yaitu:

1. Hendaknya orangtua hadir saat anak sedang sedih. Orangtua yang cepat merespon dengan baik ketika anak sedang sedih, akan memberikan dampak anak merasa nyaman.

2. Hendaknya orangtua hadir ketika anak sedang sakit. Karena anak sakit sedang membutuhkan jiwanya ingin disentuh dengan perhatian orangtuanya.

3. Hendaknya orangtua hadir ketika anak sedang unjuk-prestasi, sedang pentas, sedang ikut perlombaan, ulang tahun. dst.

Sekian bahasan mudah-mudahan bermnafaat.

Wallahu a’lam bish showab

Wasalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁

Sebarkan! Raih Pahala

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678

Pandangan Islam tentang Budak

Hukum Perbudakan dalam Islam

Pertanyaan

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz… Saya mau bertanya mengenai dalil ttg perbudakan, Islam sendiri secara explisit membatalkan hukum perbudakan,? Ada teman yang bertanya seperti di atas.

🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃

Jawaban

Oleh: Ustadz Farid Nu’man Hasan

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

Secara normatif tidak ada ayat atau hadits yang menghapuskan perbudakan secara total sebagai sistem, yang ada adalah pembebasan budak sebagai bagian dari amal shalih dan kaffarat, jika dunia hari ini ingin mengembalikan konsep itu, maka konsep Islam adalah yg paling siap dan paling manusiawi dan memuliakan budak..

Seluruh peradaban manusia dahulu memakai budak, Islam datang mengajarkan kelembutan dalam menjaga budak sampai disetarakan dgn shalat.. Di akhir hayatnya Rasulullah ﷺ berkata: _ash shalah ash shalah wa maa malakat aymanukum_ – jagalah shalat dan budak-budak kalian..

Rasulullah ﷺ juga melarang memanggil mereka dgn *ini budakku*, tapi ganti dgn ini pemudaku.. atau pemudiku..

Rasulullah ﷺ juga memerintahkan berikan makanan dan pakaian yang sama dgn majikannya..

Dulu, ada budak yang berzina lalu dipotong hidungnya oleh majikannya lalu dia ngadu ke Rasulullah ﷺ lalu Rasulullah mengatakan kamu bebas..skrg kamu adalah budaknya Allah dan RasulNya.. Artinya, jika ada yg menyakiti budak, maka negara menjadi penjaminnya untuk dibebaskan..

Saat ini, krn tidak memungkinkan menghidupkan perbudakan, krn negara lain atau peradaban lain tdk memiliki konsep “memanusiakan” para budak sebagaimana Islam.. Yg ada adalah mereka menyiksa, memberikan makanan dan pakaian yg berbeda.. Dll.., maka kita pun tidak mungkin menghidupkannya lagi, dan manusia pun saat ini tidak lagi ada yg statusnya budak seperti dahulu..

Wallahu A’lam

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678

logo manis4

Tadhiyah di Jalan Dakwah

📝 Pemateri: Ustadzah Rochma Yulika

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃

Tadhiyah adalah sunatullah kehidupan.
Apalagi bila sudah mengazamkan dirinya untuk menegakkan kebenaran maka apapun rasa yang hadir tentu akan diabaikan.
Baginya itulah romantisme yang menjadi bagian dari perjalanan.
Dan akan membawanya menuju indahnya hidup di keabadian.

Lelah, letih, sakit, bahkan sakit akan dirasakan.
Panas, dingin, bahkan terik matahari pun tak dihiraukan.
Semangat yang membara ada dalam jiwa mereka.
Hingga langkahnya pun senantiasa gegap gempita.

“Sekali lagi…
Amanah terembankan pada pundak yang semakin lelah. Bukan sebuah keluhan, ketidakterimaan..
keputusasaan!
Terlebih surut ke belakang.
Ini adalah awal pembuktian. Siapa diantara kita yang beriman.
Wahai diri sambutlah seruanNya…
Orang-orang besar lahir karena beban perjuangan…
Bukan menghindar dari peperangan.“
(K.H. Rahmat Abdullah)

Malu lah jika diri mudah mengeluh.
Malu lah jika jiwa tak lagi meneguh.
Malu lah jika kemalasan mulai tumbuh.
Dan malu lah jika Tekad mulai meluruh.

Bangkitlah untuk menjadi pejuang.
Jangan pernah mundur dari medan perang.
Lawan musuh agar tunggang langgang.
Berhasratlah untuk menjadi pemenang.

Yakinlah Allah bersama orang beriman.
Mati syahid atau pulang membawa kemuliaan.
‘Isy karimah aw muth syahidan.

Wallahu a’lam bisshawwab

🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃🌸


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678