
📝 Pemateri: Ustadz Rikza Maulan, Lc., M.Ag
🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹
عن أَبي بَكْرٍ رضي الله عنه قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا ثُمَّ يَتَوَضَّأُ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ تَعَالَى لِذَلِكَ الذَّنْبِ إِلَّا غَفَرَ لَهُ، وَقَرَأَ هَاتَيْنِ الْآيَتَيْنِ {وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرْ اللَّهَ يَجِدْ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا} و {وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ} (رواه أحمد)
Dari Abu Bakar As-shiddiq ra berkata, bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Tidaklah seorang muslim melakukan perbuatan dosa, kemudian ia berwudhu dan melaksanakan shalat dua rakaat, lalu memohon ampunan kepada Allah Swt atas dosa dosanya tersebut, melainkan Allah pasti akan mengampuninya.” Kemudian beliau membaca dua ayat ini (1)”Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, Kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (QS. An-Nisa : 110), dan ayat ini, (2) “dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzhalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali Imran : 135)
©️ Takhrij Hadits ;
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Abu Daud dalam Sunannya, Kitab As-Shalat, Bab Fil Istighfar, hadits no 1300. Diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad bin Hambali dalam Musnadnya, hadits no 46.
®️ Hikmah Hadits;
1. Salah satu sifat manusia adalah sering melakukan perbuatan salah dan dosa, baik dosa-dosa yang kecil, dan bahkan juga dosa-dosa besar. Bahkan dapat dikatakan bahwa tiada seorang manusia pun yang menapakkan kakinya dalam kehidupan nyata dunia, melainkan ia pasti pernah melakukan salah dan dosa, kendatipun ia adalah seorang ustadz, atau seorang ulama, ahli ibadah, pejabat tinggi, tokoh masyarakat, atau juga hanya seorang anggota masyarakat biasa saja. Selama ia adalah seorang manusia, pasti ia pernah berbuat dosa. Hal ini sebagaimana disabdakan Nabi Saw ;
عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ (رواه الترمذي)
Dari Anas bin Malik ra berkata, bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Setiap anak cucu Adam pasti pernah berbuat kesalahan. Dan sebaik-baiknya mereka yang berbuat kesalahan adalah mereka yang bertaubat.” (HR. Tirmidzi, hadits no 242)
2. Allah Swt Maha Pengampun atas segala dosa dan kesalahan yang dilakukan oleh setiap hamba. Selama hamba-nya mau datang kepada-Nya, menegadahkan kedua tangannya untuk bertaubat memohon ampunan kepada-Nya dengan segala kesungguhan dan penyesalan, maka pastilah Allah akan mengampuninya. Namun agar taubat diterima Allah Swt ada tiga syarat yg harus dipenuhi, sebagaimana dikemukakan oleh Imam Nawawi, yaitu sbb ;
أحَدُها : أنْ يُقلِعَ عَنِ المَعصِيَةِ, والثَّانِي : أَنْ يَنْدَمَ عَلَى فِعْلِهَا, والثَّالثُ : أنْ يَعْزِمَ أَنْ لا يعُودَ إِلَيْهَا أَبَداً . فَإِنْ فُقِدَ أَحَدُ الثَّلاثَةِ لَمْ تَصِحَّ تَوبَتُهُ
1. Tidak mengulangi lagi maksiat tersebut.
2. Menyesal telah melakukan maksiat tersebut.
3. Bertekad untuk tidak mengulangi perbuatan maksiat itu selamanya.
Bahkan jika perbuatan dosanya berkenaan dengan hak orang lain, maka masih ada satu syarat lagi yang harus dipenuhi, sebagaimana dikemukakan oleh Imam Nawawi;
وإنْ كَانَتِ المَعْصِيةُ تَتَعَلقُ بآدَمِيٍّ فَشُرُوطُهَا أرْبَعَةٌ : هذِهِ الثَّلاثَةُ ، وأنْ يَبْرَأ مِنْ حَقّ صَاحِبِها ، فَإِنْ كَانَتْ مالاً أَوْ نَحْوَهُ رَدَّهُ إِلَيْه ، وإنْ كَانَت حَدَّ قَذْفٍ ونَحْوَهُ مَكَّنَهُ مِنْهُ أَوْ طَلَبَ عَفْوَهُ ، وإنْ كَانْت غِيبَةً استَحَلَّهُ مِنْهَا..
Dan apabila perbuatan maksiatnya berkaitan dengan hak orang lain, maka syaratnya menjadi 4, yaitu 3 syarat diatas, ditambah satu syarat lagi yaitu, minta dimaafkan dari hak orang yang didzalimi. Jika berupa harta atau yang semisalnya, maka dikembalikan kepada (orang yang kita ambil hartanya), jika berupa tuduhan palsu, maka direhabilitasi namanya atau minta maaf kepadanya, dan jika berupa ghibah, maka minta dihalalkan.
4. Ada baiknya bagi seorang yang khilaf melakukan perbuatan dosa dan maksiat kepada Allah Swt ketika hendak bertaubat, agar benar-benar taubatnya diterima Allah Swt, ia melakukan hal2 sbb (sebagaimana digambarkan dalam hadits di atas), yaitu;
a. Berwudhu terlebih dahulu dengan baik dan sempurna.
b. Melaksanakan shalat dua rakaat, sebagai sarana taqarrub kepada Allah Swt.
c. Kemudian bertaubat meminta ampunan kepada Allah Swt atas segala dosa yang telah dilakukannya.
5. Insya Allah jika melakukan taubat dengan cara tersebut, Allah Swt akan mengampuni segala salah, khilaf dan perbuatan dosanya, sebagaimana digambarkan Nabi Saw dalam hadits di atas. Mudah-mudahan kita semua termasuk ke dalam golongan hamba-hamba Allah Swt yang membiasakan diri dengan beristighfar dan bertaubat kepada-Nya, dan semoga kita semua termasuk ke dalam golongan hamba-hamba-Nya yang mendapatkan ampunan dan maghfirah Diri-Nya. Amiin ya Rabbal alamin
Wallahu A’lam
🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis
📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis
💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678