Seberapa Besar Nilai Iman Bagi Manusia?

By: Pemateri: Ustadz Aus Hidayat Nur

Dalam Al Qur-an Allah menggambarkan bahwa orang-orang yang tidak beriman akan menyesal di Hari Akhir. Mereka berusaha menebus dirinya dengan apa pun untuk melepaskan dirinya dari adzab Allah yang sangat pedih.

Firman Allah:

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَن يُقْبَلَ مِنْ أَحَدِهِم مِّلْءُ الْأَرْضِ ذَهَبًا وَلَوِ افْتَدَىٰ بِهِ ۗ أُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ وَمَا لَهُم مِّن نَّاصِرِينَ [آل عمران : 91]

Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang diantara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong. (Ali Imraan: 91).

Penyesalan yang luar biasa meliputi jiwanya karena sewaktu hidup telah menyia-nyiakan iman. Di saat kematian dia menjerit dan melolong kesakitan karena meninggalkan iman yang pernah hinggap di hatinya sewaktu di Dunia….

Jika nyawa telah sampai di kerongkongan taubat manusia tidak akan diterima Allah. Begitu nyawa manusia keluar dari badannya maka kekayaan sebesar apa pun sudah tidak berguna, kedudukan dan jabatan yang tinggi tak bermanfaat, ketenaran dan popularitas  rontok tak berharga.

Berapa pun banyaknya bala tentara yang dia miliki, keluarga yang selalu membela, karib kerabat yang melindungi, atau pengikut yang dianggapnya setia… ternyata semuanya meninggalkan dia sendirian di dalam kubur…
Dia berhadapan sendirian dengan Malaikat Munkar dan Nakir yang menginterogasinya habis-habisan.

وَلَوْ تَرَىٰ إِذْ يَتَوَفَّى الَّذِينَ كَفَرُوا ۙ الْمَلَائِكَةُ يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ وَأَدْبَارَهُمْ وَذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ
ذَٰلِكَ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيكُمْ وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيدِ

Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata):
“Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar”, (tentulah kamu akan merasa ngeri). Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-Nya,  (Al-anfal: 50-51)

Seberapa besar kelalaian manusia terhadap Imannya?

Syaikh Ali Jabir seorang penghafal Al Qur-an  dan penceramah kondang beberapa waktu lalu kehilangan mobil yang diparkir di kantornya di waktu subuh. Beliau tenang saja, yang rame adalah para wartawan yang memberitakan kehilangan ini di berbagai media on line maupun cetak. Seakan-akan peristiwa hilang mobil ini begitu pentingnya.

Padahal Syaikh Ali sendiri samasekali tidak marah atau menyesal, karena baginya yang hilang bukanlah  imannya. Beliau  hanya kehilangan suatu benda yang pasti digantikan Allah. Syaikh Ali malahan   mendoakan agar orang yang mencuri mobilnya bertaubat. Subhanallah !

Jika Anda ditanya, “Manakah yang lebih rugi jika Anda kehilangan mobil atau  tidak mengerjakan sholat subuh?”.

Mungkin Anda akan mengatakan seperti kebanyakan orang bahwa kehilangan mobil lebih merugikan”.

Itulah cara berpikir manusia yang lalai dengan nilai-nilai yang diajarkan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam.

Bukankah baginda Rasulullah pernah mengatakan, “Dua rokaat yang dikerjakan sebelum sholat fajar lebih besar nilainya daripada Dunia dan segala isinya!”.

Jadi apalah artinya kehilangan sebuah mobil dibandingkan kehilangan dua rokaat subuh… Sekarang ini berapa banyak orang yang sengaja meninggalkan sholat subuh setiap harinya. Mereka tidak nampak menyesal, padahal dalam pandangan agama sebenarnya dia kehilangan sesuatu yang sangat berharga. Dia lupa menggunakan imannya kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam.

Itulah kehidupan Kaum Muslimin di masa kini. Dalam kehidupan sehari-hari mereka  melupakan hal-hal besar dan sibuk mengejar hal-hal kecil yang tidak berharga untuk Hari Akhirat mereka.

Di antaranya ada yang  sibuk mengejar uang sehingga mengorbankan harga diri, melanggar syariat dengan korupsi, padahal itu membuatnya memakan harta haram.

Ada yang mengejarkan kekuasaan dengan sikut sana sikut sini, menzhalimi orang lain, padahal itu merupakan dosa di sisi Allah; ada yang mempertuhankan popularitas sehingga tidak malu menanggalkan iman dan akhlak untuk menjadi orang terkenal..

Jika manusia benar-benar beriman kepada Allah dan Rasul-Nya maka setiap waktu imannya akan digunakannya untuk meningkatkan kedekatannya dengan Allah melalui ibadah baik yang wajib maupun sunnah. Dia berusaha mengejar ganjaran pahala yang Allah sediakan meskipun dia sadar bahwa tanpa hidayah dan bimbingan Allah dia tidak akan mampu meraih amal-amal yang mulia itu. Maka dia tidak menjadi sombong dengan amal salehnya; dia hanya berbuat sekuat tenaga untuk meraih ridha Allah dan keselamatan di hari Akhirat nanti…

Waallahu a’lam.

Orangtua Yg Berkata Kasar Thd Anaknya

By: Ustadzah Nurdiana

Assalamu’alaikum.. Afwan ustadz/ustadzah, mau tanya. Bagaimana cara menyikapi sikap orang tua yang suka berkata kasar kepada anaknya, disatu sisi si anak tidak mau jadi anak yang melawan kepada orang tua, tapi di sisi lain si anak mau mengingatkan orang tuanya tanpa terkesan jadi anak yang durhaka atau menggurui orang tuanya. Bagaimana sebaiknya anak itu bersikap?  🅰1⃣0⃣

Jawaban
———-

و عليكم  السلام  و  رحمة  الله  و  بركاته
MasyaAllah …. Sesungguhnya dari pertanyaannya saja sudah menunjukkan anak yang baik. Untuk menjawab pertanyaan tersebut diatas ada beberapa langkah yang harus dilakukan :

1. Luruskan dan kuatkan  niat untuk menjadikan diri dan orangtua lebih baik.

2. Pahami Teori Pembentukan Karakter

Sebenarnya ada banyak teori tentang pembentukan karakter yang bisa dipelajari, salah satunya adalah teori kode warna manusia yang dicetuskan oleh Taylor Hartman yang membagi manusia berdasarkan motif dasarnya. Namun Stephen Covey melalui bukunya “Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif” menyimpulkan bahwa sebenarnya ada tiga teori utama yang mendasarinya, yaitu :

Determinisme Genetis
—————–
Pada dasarnya, mengatakan bahwa kakek nenek andalah yang berbuat begitu kepada anda, itulah sebabnya anda memiliki tabiat seperti ini. Kakek nenek anda mudah marah dan itu ada pada DNA anda. Sifat ini diteruskan dari generasi ke generasi berikutnya dan anda mewarisinya.

Determinisme Psikis
—————
Teori ini mengatakan bahwa, pada dasarnya orangtua andalah yang berbuat begitu kepada anda. Pengasuhan anda, pengalaman masa anak-anak anda pada dasarnya membentuk kecenderungan pribadi dan susunan karakter anda. Itulah sebabnya anda takut berdiri di depan banyak orang. Begitulah cara orangtua anda membesarkan anda. Anda merasa sangat bersalah jika anda membuat kesalahan karena anda ”ingat jauh di dalam hati tentang peduli dan naskah emosional anda ketika anda sangat rentan, lembek dan bergantung.

Determinisme Lingkungan
——————–
Pada dasarnya mengatakan bos anda berbuat begitu kepada anda atau pasangan anda atau anak remaja yang berandal itu atau situasi ekonomi anda atau kebijakan nasional. Seseorang atau sesuatu di lingkungan anda bertanggungjawab atas situasi anda.

Menurut teori perkembangan karakter Determinisme Genetis, jawaban atas pertanyaan, “Mengapa karakter saya seperti ini?” adalah karena anda memang dilahirkan dengan gen seperti itu. Jika teori Determinisme Psikis yang menjadi jawaban atas kelebihan dan kekurangn kepribadian anda, maka salahkan orang tua anda yang kurang pandai mendidik ketika anda masih kecil. Demikian juga jika dalil Determinisme Lingkungan yang menjadi jawaban atas hidup anda yang serba kekurangan dan jauh dari cukup.

Proses Pembentukan Karakter
———————–
Pembentukan karakter diklasifikasikan dalam 5 tahapan yang berurutan dan sesuai usia, yaitu:

Tahap pertama adalah membentuk adab, antara usia 5 sampai 6 tahun. Tahapan ini meliputi jujur, mengenal antara yang benar dan yang salah, mengenal antara yang baik dan yang buruk serta mengenal mana yang diperintahkan, misalnya dalam agama.

Tahap kedua adalah melatih tanggung jawab diri antara usia 7 sampai 8 tahun. Tahapan ini meliputi perintah menjalankan kewajiban shalat, melatih melakukan hal yang berkaitan dengan kebutuhan pribadi secara mandiri, serta dididik untuk selalu tertib dan disiplin sebagaimana yang telah tercermin dalam pelaksanaan shalat mereka.

Tahap ketiga adalah membentuk sikap kepedulian antara usia 9 sampai 10 tahun. Tahapan ini meliputi diajarkan untuk peduli terhadap orang lain terutama teman-teman sebaya, dididik untuk menghargai dan menghormati hak orang lain, mampu bekerjasama serta mau membantu orang lain.

Tahap keempat adalah membentuk kemandirian, antara usia 11 sampai 12 tahun. Tahapan ini melatih anak untuk belajar menerima resiko sebagai bentuk konsekuensi bila tidak mematuhi perintah, dididik untuk membedakan yang baik dan yang buruk.

Tahap kelima adalah membentuk sikap bermasyarakat, pada usia 13 tahun ke atas. Tahapan ini melatih kesiapan bergaul di masyarakat berbekal pada pengalaman sebelumnya. Bila mampu dilaksanakan dengan baik, maka pada usia yang selanjutnya hanya diperlukan penyempurnaan dan pengembangan secukupnya. (Miya Nur Andina dalam Chacha.blog: 2013):

Pendidikan yang diajarkan oleh guru di sekolah merupakan proses untuk membentuk karakter anak yang kurang baik menjadi yang lebih baik. Sehingga diusia sekolah anak harus selalu dikontrol dan diawasi dengan baik. Sehingga pendidikan yang ia peroleh tidak disalahgunakan dan bisa diterapkan serta diaplikasikan dengan baik dan benar. Unsur terpenting dalam pembentukan karakter adalah pikirankarena pikiran/i9, yang di dalamnya terdapat seluruh program yang terbentuk dari pengalaman hidupnya (Rhonda Byrne, 2007:17). Program ini kemudian membentuk system kepercayaan yang akhirnya dapat membentuk pola berpikirnya yang bisa mempengaruhi perilakunya. Jika program yang tertanam tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran universal, maka perilakunya berjalan selaras dengan hukum alam. Hasilnya, perilaku tersebut membawa ketenangan dan kebahagiaan. Sebaliknya, jika program tersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsip hukum universal, maka perilkaunya membawa kerusakan dan menghasilkan penderitaan. Oleh karena itu, pikiran harus mendapatkan perhatian serius.

Dari pemaparan diatas kita bisa memahami bahwa karakter atau kebiasaan orangtua sekarang tidak seratus persen karena dirinya dan untuk merubahnya juga butuh proses , orangtua harus diberi  pengetahuan sehingga bisa merubah mind set berpikir dan pastinya butuh waktu yang lama .

3. Sabar dengan keadaan oangtua dan berusaha menjalin komunikasi cinta yang tulus

4. Keteladanan bersikap arif menyikapi perilaku orangtua yang belum sesuai nilai kebaikan

5. Selalu berdoa , pasrahkan diri pada kehendak Allah, berlapang dada menerima realitas hidup  ini, karena tidak ada suatu kejadian yang menimpa seseorang karena faktor kebetulan dan sia-sia. Semua dalam pengaturan Allah. Dan Allah tidak dzholim dengan hambanya.

Allah berfirman surah Ali Imran

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” ( Qs Ali Imran : 191 )

إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ ۖ وَإِنْ تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِنْ لَدُنْهُ أَجْرًا عَظِيمًا

“Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar.” ( Qs An Nisa : 41)

Wallahu’alam

Hukum Jual-Beli Kucing

By: Slamet Setiawan

Tanya:

Assalamualaikum. Mbak mau tanya, benar apa tidak kalau jual beli kucing itu haram? Soalnya tadi saya baca di internet katanya haram, mohon penjelasannya. Syukron…#MFT A08

Jawab:

Sebagian ulama melarang jual-beli kucing, bahkan mengharamkannya. Ini merupakan pendapat Zahiriyah dan salah satu riwayat dari Imam Ahmad. Ibnul Mundzir menyebutkan, bahwa pendapat ini diriwayatkan dari Abu Hurairah ra.

Diantara hadits yang mendukung pendapat ini adalah hadits dari Abu Az-Zubair, bahwa beliau pernah bertanya kepada Jabir tentang hukum uang hasil penjualan anjing dan Sinnur. Lalu sahabat Jabir ra mengatakan,

زَجَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ذَلِكَ

Nabi saw melarang keras hal itu. (HR. Muslim 1569).

Dalam riwayat lain dari Jabir bin Abdillah ra mengatakan,

نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ثَمَنِ الْكَلْبِ وَالسِّنَّوْرِ

Rasulullah saw melarang makan uang hasil penjualan anjing dan sinnur. (HR. Abu Daud 3479, Turmudzi 1279, dan dishahihkan al-Albani).

Sinnur artinya kucing.

As-Syaukani mengatakan,

فيه دليل على تحريم بيع الهر وبه قال أبو هريرة ومجاهد وجابر وابن زيد حكى ذلك عنهم ابن المنذر وحكاه المنذري أيضا عن طاوس وذهب الجمهور إلى جواز بيعه

Dalam hadits ini terdapat dalil haramnya menjual kucing dan ini merupakan pendapat Abu Hurairah, Mujahid, Jabir, dan Ibnu Zaid. Sebagaimana disebutkan oleh Ibnul Mundzir. Kemudian Al-Mundziri menyebutkan bahwa ini juga pendapat Thawus. Sementara itu, mayoritas ulama berpendapat, boleh melakukan jual beli kucing.

Para ulama yang membolehkan jual-beli kucing beralasan, bahwa hadits di atas statusnya dhaif. Namun menilai hadits di atas dhaif adalah penilaian yang tidak bisa diterima.

Ketika membahas tentang hadits yang melarang jual-beli kucing, An-Nawawi mengatakan,

وأما ما ذكره الخطابي وابن المنذر أن الحديث ضعيف فغلط منهما ، لأن الحديث في صحيح مسلم بإسناد صحيح

Apa yang dinyatakan al-Khithabi dan Ibnul Mundzir bahwa hadits di atas statusnya dhaif, adalah kesalahan. Karena hadits ini ada di shahih Muslim dengan sanad yang shahih. (al-Majmu’, 9/230)

Ada juga yang mengatakan bahwa larangan dalam hadits itu sifatnya makruh atau khusus untuk kucing liar. Namun ini dibantah oleh as-Syaukani. Beliau menegaskan,

ولا يخفى أن هذا إخراج للنهي عن معناه الحقيقي بلا مقتض

Tidak diragukan bahwa pemahaman semacam ini berarti memahami larangan dalam hadits itu dari maknanya yang haqiqi tanpa indikasi apapun. (Nailul Authar, 5/204).

Al-Baihaqi mengatakan – sebagai bantahan untuk pendapat jumhur – ,

وقد حمله بعض أهل العلم على الهر إذا توحش فلم يقدر على تسليمه ، ومنهم من زعم أن ذلك كان في ابتداء الإسلام حين كان محكوماً بنجاسته ، ثم حين صار محكوماً بطهارة سؤره حل ثمنه ، وليس على واحد من هذين القولين دلالة بينة

Sebagian ulama memahami bahwa larangan ini berlaku untuk kucing liar yang tidak bisa ditangkap. Ada juga yang mengatakan bahwa larangan ini berlaku di awal islam ketika kucing dinilai sebagai hewan najis. Kemudian setelah liur kucing dihukumi suci, boleh diperjual belikan. Namun kedua pendapat ini sama sekali tidak memiliki dalil pendukung. (Sunan Al-Kubro, al-Baihaqi, 6/11).

Ibnul Qoyim juga menegaskan bahwa jual beli kucing hukumnya haram. Dalam Zadul Ma’ad, beliau mengatakan,

وكذلك أفتى أبو هريرة رضي الله عنه وهو مذهب طاووس ومجاهد وجابر بن زيد وجميع أهل الظاهر ، وإحدى الروايتين عن أحمد ، وهو الصواب لصحة الحديث بذلك ، وعدم ما يعارضه فوجب القول به

Demikian pula yang difatwakan Abu Hurairah ra, dan ini pendapat Thawus, Mujahid, Jabir bin Zaid, dan semua ulama Zahiriyah, serta salah satu riwayat dari Imam Ahmad, bahwa jual beli kucing hukumnya terlarang. Inilah yang benar karena haditsnya shahih, dan tidak ada dalil lain yang bertentangan dengannnya. Sehingga kita wajib mengikuti hadits ini. (Zadul Ma’ad, 5/685).

Jadi, bagaimana dengan bisnis jual-beli kucing?

Pertimbangan Syar’i (halal-haram) wajib diutamakan daripada faktor keuntungan (manfaat).

Memang benar bahwa jual-beli kucing cukup menggiurkan. Tapi meski keuntungannya besar, bagi seorang muslim, pertimbangan utama adalah halal-haramnya sesuatu, bukan pertimbangan keuntungan yang menggiurkan. Apa artinya keuntungan yang banyak tapi Allah tidak meridhainya, karena Allah telah mengharamkannya?

Jadi, ketika suatu aktivitas bisnis telah diharamkan syariah, tetaplah ia tidak boleh dilakukan meskipun menghasilkan keuntungan besar. Sebab walau pun menghasilkan keuntungan besar, dosanya lebih besar lagi daripada keuntungannya sehingga wajib ditinggalkan. Wllahu a’lam.

The Power of Time Management

By: Ustadzah Dina Farihani

“Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.” (QS. Al-Ashr : 1-3)

Hai Sobat. Pernahkah kamu merasa sangat sibuk? Atau selalu terburu-buru mengerjakan tugas? Sering belajar kebut semalam? Atau menyelesaikan tugas melewati batas waktu yang ditentukan???

Let see, ada yang perlu kamu tahu tentang manajemen waktu.

⇨⇦⇨⇦⇨⇦⇨⇦⇨⇦⇨⇦⇨⇦⇨

▣ Dalam mengatur waktu, ada yang namanya ‘PRIORITAS’ >> prioritas berhubungan dengan urutan tingkat kepentingan suatu kegiatan/pekerjaan

▣ Prioritas artinya ada kegiatan yang harus kamu dahulukan ketimbang yang lain. Sebagai pelajar, penting untuk membuat jadwal berdasarkan prioritas, sehingga kamu betul-betul dapat memenuhi tuntutan tugas yang seharusnya.

◈ Jenis kegiatan:
1. Penting-Mendesak
2. Penting-Tidak Mendesak
3. Tidak Penting-Mendesak
4. Tidak Penting-Tidak Mendesak

◈ Jenis yang no. 1 : jadikan prioritas pertama, didahulukan untuk dilakukan.
No 2 : menjadi prioritas ke dua
No 3 : prioritas selanjutnya
No 4 : tidak menjadi prioritas, sebaiknya ditinggalkan.

◈ Pengelolaan waktu yang efektif berarti penggunaan waktu sebaik-baiknya, sehingga tidak ada yang terbuang percuma. Dengan demikian kita terhindar dari sikap tidak produktif.

◈ ASPECT untuk suksesnya perencanaan :
⇨ A tur prioritas.
⇨ S asaran yang jelas.
⇨ P erencanaan yang jelas; bisa rencana harian, per-pekan, per-bulan, dst.
⇨ C atat kesesuaian pelaksanaan dan rencana, serta kendala atau masalah yang dihadapi.
⇨ T eliti lagi pengaturan waktu yang sudah dilakukan.

◈ Strategi Pengelolaan Waktu :
1. Gunakan kalender saat membuat jadwal atau perencanaan.
2. Buatlah daftar tugas yang harus dilakukan.
3. Mulailah tiap hari dengan membuat rencana apa saja yang akan kamu lakukan hari ini.
4. Bersikaplah fleksibel ketika ada perubahan tugas/jadwal.
5. Abaikan hal-hal atau kegiatan yang tidak bermanfaat.
6. Berusahalah adil dan seimbang dlm perencanaan; perhatikan kebutuhan untuk beribadah, istirahat dan makan bergizi.
7. Belajar untuk bisa berkata “Tidak” pada ajakan yang mengganggu prioritas perencanaanmu.
8. Manfaatkan waktu-waktu singkat untuk tugas-tugas kecil dan mudah. Misal, saat menunggu jemputan, bisa dimanfaatkan untuk mengulang hafalan, atau mengecek jadwal tugas, dst.
9.Tinggalkan sikap suka menunda-nunda.

“Waktu adalah kehidupan itu sendiri. Kamu tidak akan bisa mengembalikan dan menggantikan waktu. Menyia-nyiakan waktu berarti menyia-nyiakan hidup, tapi menguasai waktu berarti menguasai hidup dan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin.” (Alan Lakein)

Tata Cara Mandi Janabah/Mandi Besar/Mandi Wajib

By: Ustadz Farid Nu’man Hasan

◈ Syaikh Abu Bakar bin Jabir Al-Jazairi Rahimahullah menjelaskan:

ان يقول : بسم الله ناويا رفع حدث الأكبر باغتساله, ثم يغسل كفيه ثلاثا, ثم يستنجى فيغسل ما بفرجيه و ما حولهما من أذى ثم يتوضأ وضوءه الأصغر, الا رجليه فان له ان يغسلهما مع وضوءه, و له ان يؤخرهما الى الفراغ من غسله, ثم يغمس كفيه فى الماء فخلل بهما اصول شعر رأسه ثم يغسل رأسه نع أذنيه ثلاث مرات بثلاث غرفات, ثم يفيض الماء على شقه الأيمن يغسله بذلك من اعلاه الى أسفله, ثم الايسر كذلك متتبعا أثناء الغسل الأماكن الخفية كالسرة, و تحت الابطين, و الركبتين و نحوها, ذلك لقول عائشة رضي الله عنها: ( كان رسول الله  ﷺ إذا آراد ان يغتسل من الجنابة بدأ فغسل يديه قبل ان يدخلهما فى الإناء ثم غسل فرجه, و يتوضأ وضوءه للصلاة, ثم يشرب شعره الماء ثم يحثى رأسه ثلاث حثيات ثم يفيض الماء على سائر جسده. (رواه الترمذى صححه)    

⇨ Hendaknya membaca bismillah.

⇨ Berniat dalam rangka menghilangkan hadats besar dengan mandinya itu.

⇨ Lalu, mencuci kedua telapak tangan sebanyak tiga kali (3x).

⇨ Lalu beristinja (cebok) dan membersihkan kemaluan dan duburnya dan bagian sekitarnya dari kotoran.

⇨ Lalu dia berwudhu kecil kecuali bagian kakinya.

⇨ Sebab, bagian kaki akan dibasuh nanti bersama wudhunya dan mengakhirkannya sampai selesai mandinya.

⇨ Lalu mencelupkan kedua telapak tangannya ke air.

⇨ Lalu dengan kedua tangannya itu dia menyelah-nyelah rambut sampai akarnya.

⇨ Lalu menyiramkan kepalanya bersama kedua telinganya sebanyak tiga kali (3x) siraman.

⇨ Lalu mengguyurkan air ke tubuh sebelah kanan dimulai dari bagian atas lalu ke bawah.

⇨ Lalu menyiramkan bagian kiri sama persis dengan cara menyiram bagian kanan.

⇨ Kemudian, dia mesti memperhatikan bagian-bagian tersembunyi seperti pusar, dalam ketiak, balik lutut, dan bagian tersembunyi lainnya.

◈ Hal ini sebagaimana perkataan ‘Aisyah Radhiallahu ‘Anha:

“Dahulu Rasulullah ﷺ jika hendak mandi janabah, memulainya dengan mencuci kedua tangannya sebelum memasukannya ke bejana, lalu mencuci kemaluannya, lalu dia wudhu seperti wudhu-nya shalat, lalu membasahi rambutnya dengan air, lalu menyiramkan kepalanya tiga kali, kemudian mengguyurkan air ke seluruh tubuhnya.” (HR. At-Tirmidzi, dia menyatakan shahih)

 ▣ Syaikh Abu Bakar bin Jabir Al-Jazairi, Minhajul Muslim, Hal. 140. Cet. 4. 2012M/1433H. Maktabah Al-‘Ulum wal Hikam. Madinah Al-Munawwarah.

Turki Utsmani Mempelopori Penerbangan Militer dan Kebebasan Rasial

Pemateri: Ustadz Agung Waspodo, SE, MPP

*Penerbang Militer Muslim Asal Afrika Pertama ; Ahmet Ali Çelikten*

Ahmet Ali Çelikten terlahir dengan nama İzmirli Alioğlu Ahmed (1883) juga mendapat nama legendaris sebagai Arap Ahmet Ali atau İzmirli Ahmet Ali. Beliau adalah penerbang pada era Turki Utsmani dan bisa jadi beliau adalah penerbang berkulit hitam pertama dalam sejarah penerbangan militer. Nenek Ahmet Ali berasal dari Bornu (sekarang berada dalam wilayah Nigeria) dan neneknya didatangkan ke İstanbul sebagai budak.

Ahmet Ali terlahir di propinsi Aidin dari ibu yang bernama Zenciye Emine Hanım dan ayahnya Ali Bey. Ia belajar pada Sekolah Teknik Kelautan Haddehane Mektebi untuk menjadi seorang pelaut militer pada tahun 1904. Beliau lulus empat tahun kemudian sebagai Mülazim-i Evvel atau setingkat Letnan Dua.

Beliau melanjutkan pendidikan pada Sekolah Penerbang Kelautan untuk menguasai seni dan teknik sebagai penerbang militer di Deniz Tayyare Mektebi yang didirikan pada 25 Juni 1914 di daerah Yeşilköy. Beliau mendapatkan wing penerbangnya pada tahun 1915. Setelah lulus beliau masuk ke dalam Angkatan Udara kekhilafahan Turki Ustmani.

Beliau memulai kedinasan aktif di angkatan udara pada bulan November 1916. Pada tanggal 18 Desember 1917 ia dikirim ke Berlin dalam kepangkatan Yüzbaşı (kapten) untuk menuntaskan pendidikan kepenerbangan tingkat mahir.

Memasuki Perang Dunia Pertama ia menikahi Hatice Hanım kelahiran 1897 yang merupakan seorang imigran dari Preveza yang sekarang berada di wilayah Yunani. Beliau wafat pada tahun 1969 sedangkan isterinya diberkahi hidup yang panjang hingga ke tahun 1991.

Agung Waspodo,
Depok, 9 Desember

Pola Asuh yg Memanjakan

By: Ustadz Farid Nu’man Hassan, S.S

Assalammualaikum Wr. Wb.
saya ingin bertanya lebih dalam,tentang permasalahan keluarga kepada ustadz, Saya mohon pencerahannya..ada beberapa kebimbangan di hati saya saat ini,pola asuh ibu saya yang terlalu memanjakan kakak laki laki saya, membuat kakak saya jadi ngelunjak dan tak sadar diri, di usia dia yang mau ke 30 tahun, dia tak tergerak untuk hidup secara sederhana dan mandiri. Pola asuh ibu saya membuat dia selalu pengen dibelikan ini dan itu tanpa berusaha untuk sendiri mewujudkannya. kami keluarga besar sudah banyak memberi saran, agar ibu saya tak terlalu memperturutkan semua kehendak kakak saya, apakah saya sebagai anak tidak salah untuk mengingatkan ibu saya? Sikap yang bagaimana yang harus saya jalani ketika ibu saya sendiri tak mau mendengarkan saran saran baik dari kami.. 🅰1⃣3⃣

Jawaban
———-

و عليكم  السلام  و  رحمة  الله  و  بركاته
Bismillah wal Hamdulillah .., Jika memang begitu keadaannya, dan pihak saudara yang lain juga merasakan hal serupa, maka tidak apa-apa memberikan nasihat yang baik dengan perkataan yang lembut.

Mengingat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

«الدِّينُ النَّصِيحَةُ» قُلْنَا: لِمَنْ؟ قَالَ: «لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ»

“Agama adalah nasihat”. Kami bertanya: “Untuk siapa ?” Beliau bersabda: “Untuk Allah, kitabNya, rasulNya, para pemimpin kaum muslimin, dan orang-orang kebanyakan. (HR. Muslim, 95/55)

Jadi, siapa pun itu berhak mendapatkan nasihat. Bahkan budaya saling menasihati di sebuah keluarga merupakan di antara ciri keluarga dikatakan keluarga Islami (Usrah Muslimah).

Ini pun dalam rangka menolong ibu, agar bisa berbuat adil terhadap anak-anaknya. Sebab, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“Bertakwalah kalian kepada Allah dan berbuat adil-lah kepada anak-anak kalian.” (HR. Muttafaq ‘Alaih)

Wallahu a’lam

Ilmu Allah Ta’ala (Part 1)

By: Ustadzah Novria Flaherti

◈ Dalam asmaul husna, Allah SWT disebut sebagai Al-‘Alim (Yang Maha Mengetahui). Bahwasanya ilmu Allah tidak terbatas. Dia mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi, yang dahulu, sekarang, ataupun besok, baik yang ghaib maupun yang nyata.

⇨ “Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi.” (QS. Al-Hajj: 70)

⇨ “Dialah Allah, Yang tiada Tuhan selain Dia. Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hasyr: 22)

◈ Tak ada satupun yang tersembunyi bagi Allah SWT. Sebutir biji di dalam gelap gulita bumi yang berlapis tetap diketahui Allah SWT. “Di sisi-Nya segala anak kunci yang ghaib, tiadalah yang mengetahui kecuali Dia sendiri. Dia mengetahui apa-apa yang ada di daratan dan di lautan. Tiada gugur sehelai daun kayu pun, melainkan Dia mengetahuinya, dan tiada sebuah biji dalam gelap gulita bumi dan tiada pula benda yang basah dan yang kering, melainkan semuanya dalam Kitab yang terang.” (QS. Al-An’am: 59)

◈ Ilmu Allah SWT maha luas, tak terjangkau, dan tak terbayangkan oleh akal pikiran, tiada terbatas. Dia mengetahui apa yang sudah dan akan terjadi serta yang mengaturnya. Manusia, malaikat, dan makhluk manapun tak akan bisa menyelami lautan ilmu Allah SWT. Bahkan untuk mengetahui ciptaan Allah saja manusia tidak akan mampu. Tentang tubuhnya sendiri saja, tidak semuanya terjangkau oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dicapai manusia. Semakin didalami semakin jauh pula yang harus dijangkau, semakin banyak misteri yang harus dipecahkan, seperti jaringan kerja otak manusia masih merupakan hal yang teramat rumit untuk dikaji.

◈ Belum lagi tentang astronomi. Berapa banyak bintang, galaksi di langit, berapa jauhnya, bagaimana cara mencapainya, proses terjadinya, apakah ada penghuninya, dan seterusnya. Jika kita menatap ke luar angkasa betapa kecil bumi ini bagaikan debu bahkan lebih kecil dari itu. Andaikan saja ada manusia yang menguasai planet bumi sebagai miliknya pribadi, maka di hadapan alam di ruang angkasa ini dia hanyalah memiliki debu tak berarti. Jika saja ada manusia menguasai bumi, dia hanya menguasai debu. Sementara kekuasaan, kerajaan Allah SWT tak akan tertandingi sedikitpun jua.

◈ Allah SWT menggambarkan betapa kecil dan tak berdayanya manusia bila dibandingkan dengan ilmu Allah SWT, dengan perumpamaan air laut bahkan tujuh lautan dijadikan tinta untuk menulis kalimat Allah SWT, niscaya tidak akan habis-habisnya kalimat Allah tersebut dituliskan.

⇨ “Katakanlah, kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis ditulis kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu pula.” (QS. Al-Kahfi: 109)

⇨ “Dan seandainya pohon-pohon di muka bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh lautan lagi, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Luqman : 27)

Niat dan Pahala

By: Ustadz Slamet Setiawan

Assalamu’alaikum ka, aku mau nanya. Kalau misalkan kita shalat jama’ah tapi kita baca niat nya shalat munfarid , itu berarti shalat nya termasuk jama’ah atau munfarid ka? Mohon jawaban nya ka, Syukron#MFT A08

Jawaban
========

⇨ Ibnul Mubarak pernah mengatakan,

رب عمل صغير تعظمه النية، ورب عمل كبير تصغره النية

“Betapa banyak amalan yang kecil menjadi besar (pahalanya) karena sebab niat. Dan betapa banyak amalan yang besar menjadi kecil (pahalanya) karena sebab niat.” (Al-Ikhlas wan Niyyah).

◈ Apakah Niat Itu?

Secara bahasa niat artinya القصدُ (keinginan atau tujuan), sedangkan makna secara istilah niat adalah keinginan seseorang untuk melakukan suatu perbuatan. Niat letaknya ada di dalam hati dan tidak dilafalkan.

◈ Fungsi Niat

Fungsi niat dalam amalan seorang hamba adalah,

1. Membedakan antara ibadah dengan rutinitas (membedakan tujuan suatu perbuatan).

Misalnya, seseorang membasahi seluruh badannya dengan niat untuk menyegarkan badan, kemudian ada seorang yang lain membasahi seluruh badannya dengan niat mandi junub. Maka, mandinya orang yang kedua bernilai ibadah sedangkan mandinya orang yang pertama hanya bernilai rutinitas.

2. Membedakan antara satu ibadah dengan ibadah yang lain.

Misalnya, seseorang melakukan shalat dua raka’at dengan niat untuk melakukan shalat sunnah, kemudian seorang yang lain melakukan shalat dua raka’at dengan niat untuk melakukan shalat wajib. Maka amal kedua orang tersebut terbedakan karena sebab niatnya.

◈ Dengan demikian, fungsi niat adalah membedakan antara ibadah dengan rutinitas dan membedakan antara ibadah yang satu dengan yang lainnya. Makna niat yang pertama yaitu membedakan tujuan suatu perbuatan, yang membedakan apakah suatu ibadah semata-mata ikhlas karena Allah atau karena yang lainnya.

◈ Pahala Sesuai dengan Kadar Niatnya…

⇨ Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5)

⇨ Rasulullah SAW bersabda,

إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

“Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niat, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan yang ia niatkan. Barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka ia akan mendapat pahala hijrah menuju Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang ingin diperolehnya atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka ia mendapatkan hal sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim).

⇨ Adik-adik yang semoga dirahmati Allah, hadits di atas menjelaskan kepada kita bahwa sesungguhnya kita akan mendapatkan pahala sesuai dengan kadar niat yang ada dalam hati kita. Wallahu a’lam.

Mengantar Mayit ke Pusara

By: Ustadzah Ummu Zaheedah

Assalamu’alaikum ustadz/ah..
Sy pernah baca, tdk boleh menangis di depan mayit/di kuburan.

Kl emg benar, bagaimana baiknya apabila ada kerabat dekat yg wafat (ortu/saudara)?
Kalau dtg mengantar untuk dikuburkan atau ziarah pasti menangis. Sebaiknya tdk perlu datang, atau tdk apa2 datang ke pemakaman walau pasti akan menangis? Terima kasih. #A38

Jawaban
———-

و عليكم  السلام  و  رحمة  الله  و  بركاته
Bismillah..
Menangis ketika ada kerabat dekat yang wafat adalah tindakan yang wajar dan diperbolehkan.
Yang tidak diperkenankan adalah menangis dengan diiringi jeritan atau ratapan.

“Sesungguhnya Allah tidak menyiksa ( mayat) karena linangan air mata dan kesedihan hati,tetapi menyiksa karena ini ( beliau mengisyaratkan lisannya ) atau jika Dia tidak menyiksa, berati Dia mengasihinya “
( HR. Bukhari Muslim )

Rasulullah SAW juga menangis ketika putra beliau , Ibrahim meninggal dunia.
Beliau bersabda:
” Sungguh mata mengalirkan air mata dan hati menjadi bersedih. Kami tidak mengucapkan selain ucapan yang diridhai Tuhan kami. Sungguh kami amat bersedih atas kepergiannya ,wahai Ibrahim .”
( HR.Mutafaqun ‘alaih )

Menangis adalah ekspresi wajar seorang manusia. Maka ia diperbolehkan , bahkan ketika mendapati musibah seperti halnya kematian kerabat terdekat. Namun, tidak diperbolehkan jika tangisan tersebut berlebihan seperti sudah dijelaskan di awal tadi.

Sedang untuk mengantar ke kuburan ataupun ziarah adalah sunnah bagi laki-laki dan menurut mayoritas ulama diperbolehkan pula untuk perempuan. Walau ada yang menyebutkan makruh dengan alasan karakter perempuan yang mudah histeris atau berlebihan dalam berkesedihan yang biasanya diiringi dengan ratapan atau jeritan , juga terkait masalah adab lainnya spt menutup aurat dan sejenisnya.

Padahal, tujuan ziarah kubur adalah untuk mengingat akhirat dan mengambil pelajaran.

Jadi, boleh saja mengantar ke kuburan atau ziarah kubur, dengan tetap memperhatikan etika atau adab yang sudah di contohkan Rasulullah. Salah satunya dengan tidak menangis berlebihan dengan menjerit2 atau meratapi jenazah.

Wallahu’alam