Menjaga Keindahan Ukhuwah

Betapa berbangga hati yang bisa berukhuwah.

Tapi ada yang lebih jelita lagi, kita memilikinya dalam Minhatun Robbaniyyah. Dalam Nikmatun Ilahiyah. Dalam Quwwatun Imaniyah.

Di saat seperti inilah selaksa kerinduan yang tak harap berpisah. Maka pantas saja Al-Faruq, Umar bin Al Khattab pernah melantunkan kata
“Aku tidak mau hidup lama di dunia yang fana ini kecuali karena tiga hal: keindahan berjihad di jalanNya, repotnya berdiri Qiyamul Lail, dan indahnya bertemu dengan sahabat lama.”

Indahnya bertemu dengan sahabat. tentu bukan sahabat yang biasa, tapi sahabat yang senantiasa diliputi keimanan yang kuat, dihiasi dengan kemuliaan akhlak, dan eratnya ukhuwah diantara mereka sebagai buah dari keimanannya.

Ada sebuah nasihat dari *ibnul Qoyyim Al Jauzi.*

“Ukhuwwah itu hanya sekedar buah dari keimanan kita kepada Allah. Jadi jika ukhuwwahnya bermasalah mari kita evaluasi keimanan kita kepada Nya. Efek dari hubungan baik kita dengan yang ada di langit secara langsung berefek pada baiknya keterhububungan kita dengan bumi.

Bersebab rasa kesal *Abu Dzar al Ghifari* pada Bilal yang tak mengerjakan amanah dengan penuh. Bahkan kesan Bilal membesarkan alasannya untuk membenarkan dirinya.

Kecewalah Abu Dzar, hingga ia tak bisa menahan diri lalu menghardik Bilal dengan ucapan yang kasar seraya berteriak;
“Hai anak budak hitam!!”

Rasulullah memerah wajahnya mendengar hardikan Abu Dzar. Bergegas Rasulullah menghampiri Abu Dzar serasa petir di siang bolong,

“Engkau!!!” sabda Nabi sambil menunjuk wajah Abu Dzar, “Sungguh dalam dirimu masih terdapat jahiliah!”

Abu Dzar tersungkur bersujud dan memohon Bilal untuk menginjak kepalanya. Di letakan kepalanya di atas tanah berdebu dan dilumpurkannya pasir ke wajahnya berharap Bilal mau menginjaknya.

Berulang kali ia memohon. “INJAK kepalaku wahai Bilal!” “INJAK kepalaku wahai Bilal!” “INJAK kepalaku wahai Bilal, demi Allah ku mohon Injaklah!” “Demi Allah ku mohon engkau Injaklah wajahku, aku berharap dengannya Allah akan mengampuniku dan menghapus sifat jahiliah dari jiwaku!”

Berulang ia memohon, tapi Bilal tetap berdiri kukuh. Dia marah bercampur rasa mengharu biru, lalu dia berkata, “Aku memaafkan Abu Dzar, Ya Rasulullah. Dan biarlah urusan ini tersimpan di sisi Allah, menjadi kebaikan bagiku dikemudian hari”

Hati pedih abu Dzar mendengarnya, rasa salah yang tak terlupakan sepanjang umur hidupnya.

Begitulah kekuatan iman mereka yang saling mengingatkan. Kejelitaan Akhlak yang menghiasi sisi-sisi kehidupan mereka. Bahkan mereka pun selalu siap mengorbankan segala rasa yang tersimpan di dada untuk melanggengkan ukhuwah diantara mereka.

Jaga ukhuwah hingga akhir hayah.

Pemateri: Ustadz Umar Hidayat  M.Ag

Percaya Diri

▣●▣ “Orang yang mempunyai kepercayaan diri bagus, mereka memiliki perasaan positif terhadap dirinya.” (Dr. Amie Primarni)

▣●• Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh..
▣●• Bagaimana kabar hari ini saudariku? Semoga Allah selalu mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya untuk tetap dalam iman Islam..

◈●• Kali ini materi psikologi akan membicarakan tentang PD.
◈●• Yuukkk kita kupas tentang PD ini

▣● Percaya diri adalah sebuah kondisi mental dimana individu dapat mengevaluasi keseluruhan dari dirinya sehingga memberi keyakinan kuat pada kemampuan dirinya untuk melakukan tindakan dalam mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya.

◈● Seseorang yang memiliki kepercayaan diri bagus, akan memiliki perasaaan positif terhadap dirinya, punya keyakinan yang kuat atas dirinya dan punya pengetahuan akurat terhadap kemampuan yang dimiliki. Apakah ukhti seperti ini..??

▣● Ada beberapa fondasi yang dapat membangun kepercayaan diri.

● 1. Self Concept.
•• Kemampuan diri untuk menyimpulkan tentang diri sendiri.
•• Ex: “Aku itu orangnya supel, suka berteman tapi agak pelit sih kalau diminta traktiran.”

● 2. Self Esteem.
•• Sejauh mana diri ini merasa punya perasaan positif atau sesuatu yang bernilai yang ada dalam diri sendiri.
•• Ex : Saya suka masak, menurut teman-teman masakan saya enak jadinya saya ikut kursus memasak supaya lebih mahir lagi.

● 3. Self Efficacy.
•• Sejauh mana memiliki keyakinan akan kemampuan dalam menyelesaikan tugas atau masalah.

● 4. Self Confidence.
•• Sejauh mana memiliki keyakinan bahwa diri ini layak untuk berhasil.

◈•• Bagaimana membangun fondasi tersebut..??

●• Tanamkan cara pandang yang positif dalam berbagai masalah yang datang. Pandanglah masalah dari berbagai sudut pandangan.

●•• Kendalikan emosi.

●•• Memiliki perhatian terhadap sikap diri dan penampilan diri. Jika perlu buka hati untuk mau menerima kritikan orang lain.

●•• Tentukan tujuan hidup dan berani mengambil keputusan.

▣●▣ Kita patut berupaya dalam memupuk rasa percaya diri, belum ada kata terlambat maka mulailah dari sekarang.

Oleh: Ustadzah Heni

Ikhlas, Apaan sih?

◑●◐ Ikhlas secara etimologis (bahasa), berasal dari kata khalasha, yang artinya murni, tak bercampur, jelas, dan bersih.

◑●◐ Secara terminologis (istilah syariat), ikhlas adalah meeniatkan amal hanya untuk Allah ﷺ semata.

◐ Imam Al Fudhail bin ‘Iyadh Rahimahullah berkata:

والخالص : إذا كان للّه

Ikhlas adalah jika amal itu hanya untuk Allah ﷻ. (Imam Abu Ishaq Ats Tsa’labi An Naisaburi, Al Kasyf wal Bayan,   9/356)

◑● Syaikh Wahbah Az Zuhailiy Rahimahullah berkata:

هو ابتغاء رضوان اللّه وحده ورجاء ثوابه دون منّ عليكم ولا ثناء من الناس ولا توقع مكافأة تنقص الأجر ولا طلب مجازاة منكم ولا إرادة شكر منكم لنا بل هو خالص لوجه اللّه تعالى.

“Yaitu mencari ridha Allah ﷻ semata-mata dan mengharapkan pahala-Nya bukan pemberian dari kalian dan pujian manusia, dan bukan piagam penghargaan, sertifikat, dan ucapan terima kasih dari kalian untuk kami, tapi murni mengharap wajah Allah ﷻ.” (Syaikh Wahbah Az Zuhaili, At Tafsir Al Munir, 29/290)

So, amal untuk Allah, karena Allah, bukan untuk mengharap semua  target duniawi baik pujian, penghargaan, balasan, persetujuan,  ucapan terima kasih, kedudukan, pencitraan, dan lainnya.

Wallahu A’lam

Oleh: Ustadz Farid Nu’man Hasan

Ma’rifatul Rasul

Rasul adalah seorang lelaki yang terpilih dan yang diutus oleh Allah dengan risalah kepada manusia. Definisi rasul ini menggambarkan kepada kita bagaimana manusia sebagai Rasul yang terbaik diantara manusia lainnya. Sehingga apa yang dibawa, dibincangkan dan dilakukan adalah sesuatu yang terpilih dan mulia dibandingkan dengan manusia lainnya. Rasul sebagai pembawa risalah yang Allah berikan kepadanya dan juga Rasul sebagai contoh dan teladan bagi aplikasi Islam di dalam kehidupan seharian. Untuk lebih jelasnya bagaimana mengenal Rasul yang menjalankan peranan pembawa risalah dan sebagai model, maka kita perlu mengenal apakah ciri-ciri dari Rasul tersebut.

Ciri-ciri Rasul adalah mempunyai sifat-sifat yang asas, mempunyai mukjizat, sebagai pembawa berita gembira, ada berita kenabian dan memiliki ciri kenabian, juga nampak hasil perbuatannya.

Penjelasan Rasmul Bayan

1. Ar-Rasul.

Penjelasan :
Rasul adalah lelaki yang dipilih dan diutus Allah dengan risalah Islam kepada manusia. Rasul adalah manusia pilihan yang kehidupannya semenjak kecil termasuk ibu bapanya sudah dipersiapkan untuk menghasilkan ciri-ciri kerasulannya yang terpilih dan mulia. Mengenal rasul mesti mengetahui apakah peranan dan fungsi rasul yang dibawanya. Terdapat dua peranan rasul yaitu membawa risalah dan sebagai model.

Rasul sebagai manusia biasa yang diberikan amanah untuk menyampaikan risalah kepada manusia.

Dalil :
Rasul sebagai manusia biasa seperti kamu.
“Katakanlah: Sesungguhnya Aku Ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa”, barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka, hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”. (QS. 18: 110)

Rasul dalam bentuk Rajul bukan Malaikat.
“Dan kalau kami jadikan Rasul itu malaikat, tentulah kami jadikan dia seorang laki-laki dan (kalau kami jadikan ia seorang laki-laki), tentulah kami meragu-ragukan atas mereka apa yang mereka ragu-ragukan atas diri mereka sendiri.” (QS. 6: 9)

Maksudnya: kalau Allah mengutus seorang malaikat sebagai rasul, tentu Allah mengutusnya dalam bentuk seorang manusia, Karena manusia tidak dapat melihat malaikat, dan tentu juga mereka akan berkata: Ini bukan malaikat, Hanya manusia seperti kami juga, jadi mereka akan tetap ragu-ragu.

Muhammad SAW sebagai Rasul Allah.
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu., tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. 33: 40)

Maksudnya: nabi Muhammad SAW bukanlah ayah dari salah seorang sahabat, Karena itu janda Zaid dapat dikawini oleh Rasulullah SAW.

2. Hamilu Risalah.

Penjelasan :
Rasul membawa risalah kepada manusia, banyak disampaikan di dalam ayat Al-Qur’an. Tugas menyampaikan wahyu dan risalah ini adalah tugas dan amanah wajib bagi setiap Rasul. Apa sahaja yang Rasul terima dari Allah maka disampaikan wahyu tadi kepada manusia.

Rasul dan orang yang menyampaikan risalah Islam tidak akan takut dengan segala bentuk ancaman karena ia yakin bahawa yang dibawa dan disampaikannya adalah milik Allah yang memiliki alam semesta dan seisinya. Dengan demikian apabila kita menyampaikan pesan sang pencipta maka pencipta (Allah) akan melindungi dan menolongnya.

Dalil :
Rasul menyampaikan apa-apa yang diterimanya dari Allah.
“Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (QS. 5:67)

Maksudnya: tak seorangpun yang dapat membunuh nabi Muhammad SAW.

Orang yang menyampaikan risalah Allah, mereka tidak takut kepada siapapun kecuali hanya kepada Allah sahaja.
“(yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan.” (QS. 33: 39)

Maksudnya: Para Rasul yang menyampaikan syari’at-syari’at Allah kepada manusia.

3. Qudwatu fi Tatbiq Risalah.

Penjelasan :
Dalam menjalankan dan mengamalkan Islam, tidak akan mungkin seorang manusia dapat memahami langsung apa-apa yang ada di dalam Al-Qur’an kecuali apabila dapat petunjuk dan contoh dari Nabi. Muhammad dan para rasul lainnya mempunyai peranan dalam menjembatani pesan-pesan Allah agar dapat diaplikasikan kepada manusia. Nabi Ibrahim AS sebagai contoh dalam mengelakkan diri dari menyembah sembahan berhala. Walaupun demikian sebagai ummat Muhammad yang wajib diikuti hanya kepada Nabi Muhammad sebagai penutup para nabi dan yang sesuai dengan pendekatan bagi manusia sekarang.

Dalil :
Muhammad (Rasul) sebagai qudwah yang baik.
“Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. 33: 21)

Ibrahim AS sebagai ikutan dalam melaksanakan Aqidah.
“Sesungguhnya Telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan Dia; ketika mereka Berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan Telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: “Sesungguhnya Aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan Aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah”. (Ibrahim berkata): “Ya Tuhan kami Hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan Hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan Hanya kepada Engkaulah kami kembali.” (QS. 60: 4)

Penjelasan : Nabi Ibrahim pernah memintakan ampunan bagi bapaknya yang musyrik kepada Allah : Ini tidak boleh ditiru, Karena Allah tidak membenarkan orang mukmin memintakan ampunan untuk orang-orang kafir (lihat surat An-Nisa ayat 48).

4. Alamatu Risalah.

Penjelasan :
Agar memahami peranan Rasul lebih mendalam maka kita perlu mengetahui apakah ciri-ciri Rasul sebenarnya. Rasul yang membawa peranan dan amanah yang cukup berat dalam menjalankan tugasnya mempunyai beberapa keistimewaan yang dijelaskan dalam ciri-ciri Rasul itu sendiri, sifat asa, mukjizat, basyirat, nubuwah dan tsamarat.

5. Sifatul Asasiyah.

Penjelasan :Sifat asas Rasul adalah akhlak mulia yang terdiri dari sidiq, tabligh, amanah dan fatanah. Sifat asas dan utama ini mesti dipunyai oleh setiap rasul dan orang yang beriman. Tanpa sifat ini maka seorang mukmin kurang mengikuti Islam yang sebenarnya bahkan dapat menggugurkan keislamannya. Misalnya sifat dasar sidiq, Rasulullah menekankan bahawa kejujuran sebagai akhlak yang utama, tanpa shidiq maka akan gugur keislamannya. Dengan kejujuran yang dimiliki walaupun ia berbuat dosa seperti merogol atau mencuri, masih dapat dimaafkan apabila ia masih mempunyai sifat shidiq. Dengan sifat asas ini maka manusia dijamin hidupnya di dunia dan di akhirat akan bahagia. Sifat asas juga bersifat universal ini sangat strategik bagi setiap mukmin dalam menjalankan Islam dan memelihara dirinya dari segala cabaran.

 Dalil :
Rasul mempunyai akhlak yang mulia.
“Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. 68: 4)

6. Mukjizat.

Penjelasan :
Banyak mukjizat yang dibawa oleh para Rasul. Setiap Rasul membawa mukjizat yang diberi Allah berbeda-beda seperti nabi Ibrahim yang tidak terbakar, nabi Musa yang membelah lautan, nabi Sulaiman dapat bercakap dengan segala makhluk, nabi Daud yang mempunyai kekuasaan dan lainnya. Nabi Muhammad sendiri banyak mukjizat yang Allah SWT berikan misalnya membelah bulan ketika dicabar oleh orang kafir, Al-Qur’an makluman awal terhadap segala peristiwa yang berlaku dan sebagainya.

Dengan mukjizat ini maka manusia semakin yakin dengan apa yang diberikan oleh para Rasul kepada manusia.

Dalil :
Rasul membelah bulan.
“Telah dekat datangnya saat itu dan Telah terbelah bulan.” (QS. 54: 1)

Yang dimaksud dengan saat di sini ialah terjadinya hari kiamat atau saat kehancuran kaum musyrikin, dan “terbelahnya bulan” ialah suatu mukjizat nabi Muhammad SAW.

Al-Qur’an yang dipelihara oleh Allah.
“Dan kami Telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.” (QS. 15: 9)

7. Al-Mubasyarat.

Penjelasan :
Ciri kerasulan adalah sudah dimaklumkan oleh manusia-manusia sebelumnya mengenai kedatangannya. Nabi Muhammad SAW sudah dimaklumkan ketika zaman Nabi Isa AS, bahawa akan datang seorang Rasul yang bernama Ahmad (terpuji).

Dalil :
Berita gembira yang memaklumkan kedatangan nabi Muhammad SAW.
“Dan (Ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: “Hai Bani Israil, Sesungguhnya Aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan Kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata.” (QS. 61: 6)

8. An-Nubuwwah.
 
Penjelasan :
Ciri-ciri Rasul lainnya adalah adanya berita kenabian seperti membawa perintah dari Allah untuk manusia keseluruhan seperti perintah haji (pada zaman Nabi Ibrahim) dan perintah-perintah Allah di dalam Al-Qur’an (pada zaman Nabi Muhammad).

Dalil :
Nabi Ibrahim disuruh oleh Allah untuk memberitahukan kepada manusia agar berhaji.
“Dan (ingatlah), ketika kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan): “Janganlah kamu memperserikatkan sesuatupun dengan Aku dan sucikanlah rumahKu Ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat dan orang-orang yang ruku’ dan sujud.
Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus[984] yang datang dari segenap penjuru yang jauh.” (QS. 22: 26-27)

Maksud dari Unta yang kurus menggambarkan jauh dan sukarnya yang ditempuh oleh jemaah haji.

Al-Qur’an adalah wahyu kepada rasul dan sebagai berita kenabiannya.
“Katakanlah: “Siapakah yang lebih Kuat persaksiannya?” Katakanlah: “Allah”. dia menjadi saksi antara Aku dan kamu. dan Al-Qur’an Ini diwahyukan kepadaku supaya dengan dia Aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al-Qur’an (kepadanya). apakah Sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada tuhan-tuhan lain di samping Allah?” Katakanlah: “Aku tidak mengakui.” Katakanlah: “Sesungguhnya dia adalah Tuhan yang Maha Esa dan Sesungguhnya Aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah).” (QS. 6: 19)

Rasul mengajak ummatnya kepada Al-Qur’an tetapi mereka meninggalkannya.
“Berkatalah Rasul: “Ya Tuhanku, Sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur’an itu sesuatu yang tidak diacuhkan”. (QS. 25: 30)

9. Attsamarat.

Penjelasan :
Kader Nabi yaitu para sahabat adalah bukti nyata yang menjadikan perubahan-perubahan di jazirah Arab dan seluruh dunia.

Dalil :
Hasil tarbiyah dan dakwah Rasul adalah kader-kader yang tangguh.
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu Kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya Karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. 48: 29)

Bekas sujud Maksudnya: Pada air muka mereka kelihatan keimanan dan kesucian hati mereka.

Ringkasan Dalil :
Rasul adalah lelaki yang dipilih dan diutus Allah dengan risalah Islam kepada manusia.
“Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (QS. 5: 67

Gangguan manusia Maksudnya: Tak seorangpun yang dapat membunuh nabi Muhammad SAW.
“(yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan.”

Risalah Allah maksudnya: Para Rasul yang menyampaikan syari’at-syari’at Allah kepada manusia.

Teladan dalam melaksanakan risalah (QS. 33:21, 56, QS. 60:4)
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”

Bershalawat artinya: kalau dari Allah berarti memberi rahmat: dari malaikat berarti memintakan ampunan dan kalau dari orang-orang mukmin berarti berdoa supaya diberi rahmat seperti dengan perkataan: Allahuma shalli ala Muhammad dengan mengucapkan perkataan seperti: Assalamu’alaika ayyuhan Nabi artinya: semoga keselamatan tercurah kepadamu Hai nabi.

Tanda-tanda kerasulan :

Sifat (QS. 68:4)
Mukjizat (QS. 54:1, QS. 15:9)
Berita kedatangan (QS. 61:6)
Berita kenabian (QS. 25:30, QS. 22:26-27)
Hasil-hasil perbuatan (QS. 48:29)

“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu Kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya Karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.”

Bekas sujud Maksudnya: Pada air muka mereka kelihatan keimanan dan kesucian hati mereka.

Oleh Ustadzah Novria Flaherti

Khadijah Binti Khuwailid r.a.

إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا.

“Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS. Al-Ahzab : 33)

7. Kedudukan Khadijah Di Sisi Allah SWT.

Kemuliaan bunda Khadijah sangatlah terlihat jelas baik didunia maupun diakhirat, baik sebagai Istri Rasulullah maupun sebagai Mujahidah pejuang Islam. Hal ini dipertegas oleh beberapa riwayat shahih, diantaranya :

خير نسا ءهامريم بنت عمران و خير نسا ءهاخديجة بنتخويلد
(متفق عليه )

“Sebaik baik wanita pada zamannya adalah Maryam Binti Imran, dan Sebaik baik wanita pada zamannya adalah Khadijah binti Khuwailid.” (Muttafaq’Alaih)

8. Pelajaran

Banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari kehidupan bunda Khadijah, baik dari pribadinya maupun rumah tangganya. Diantaranya adalah :

Pribadi bunda Khadijah merupakan cermin dari hadist Rasulullah SAW,

“….Orang yg terbaik dari kalian pada masa jahiliyah, dialah orang yang terbaik di antara kalian pada masa Islam, jika mereka memahami Agamanya.”  (Mutaffaq ‘alaih)

Islam tidak menghapus kemuliaan bunda Khadijah, namun justru memberikan kemuliaan yang hakiki, karena beliau memahami dan meyakini juga mengamalkan Islam.

Kejujuran adalah hal penting dalam hubungan antar manusia, karena sebagai Barometer (tolak ukur) utama untuk menilai kepribadian seseorang, bukan sekedar penampilan fisik dan materi saja.

Keharmonisan rumah tangga di tentukan oleh bagaimana seseorang mampu menempatkan diri pada posisinya, tentu dengan iman dan ketakwaan sebagai landasannya.

Peran seorang istri adalah peran penting penopang perjuangan seorang suami. Itulah yang dirasakan betul oleh Rasulullah SAW terhadap peran bunda Khadijah.

Peran dakwah bisa dilakukan oleh siapa saja, sesuai dengan kemampuan dan posisinya masing-masing. Dan kemuliaan seseorang ditentukan oleh Komitmen dan Keteguhan dalam memegang peran tersebut.

Termasuk Akhlak mulia adalah apabila kita berbuat baik kepada orang-orang dekat yang dicintai kerabat kita yang telah meninggal dunia.

Cinta Hakiki adalah disaat masing-masing tetap menjaga cintanya dalam kondisi yang paling sulit dan berat. bukan hanya ada cinta di saat kita senang dan bahagia, namun hilang cinta disaat sedih dan sulit mendera.

Allahu ‘alam Bishowab

Selesai
============================
Maraji’ :
●•• Isteri & Puteri Rasulullah SAW (Mengenal & Mencintai Ahlul Bait)
●•• Divisi Terjemah Kantor Dakwah Sulay KSA (Penyusun : Ust. Abdullah Haidir, Lc)

Oleh Ustadzah Yani

Menjaga Lisan

Uqbah bin ‘Amir bertanya kepada Rasulullaah SAW, “Wahai Rasulullah, apakah keselamatan itu?” Rasulullah bersabda, “Jagalah lisanmu, berikan kelapangan dalam rumahmu untuk taat beribadah kepada Allah, dan menangislah karena dosamu.” (HR. At-Tirmidzi)

Sahal bin Sa’ad meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang menjaminku (dengan anggota tubuh) antara dua jenggot dan dua kaki, maka aku akan menjamin masuk surga.” (HR. At-Tirmidzi)

‘Abdullah Ats-Tsaqafi menuturkan, “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah, ‘Wahai Rasulullaah, katakan kepadaku apa yang bisa kujadikan pegangan.’ Rasulullah menjawab, “Katakan, Tuhanku adalah Allah, kemudian beristiqamahlah!” Aku bertanya lagi, ‘Wahai Rasulullah, apa yang paling kamu takutkan?’ Rasulullah menunjuk lisannya sendiri sambil berkata, “Ini”.

Abu Hurairah meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, Hendaklah ia berkata benar atau diam.” (HR. Bukhari)

Lisannya Para Sahabat Nabi

Abu Bakar r.a. pernah meletakkan kerikil ke dalam mulutnya supaya tidak berbicara.

Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata, “Tiada tuhan selain Allah. Tiada perkara yang membutuhkan penjagaan yang ketat kecuali Lisan.”

Thawus r.a. berkata, “Lisanku sangat buas, Jika aku membiarkan, ia akan melumatku.”

Sufyan Ats-Tsauri r.a. berkata, “Menyerang manusia dengan panah itu lebih mudah, daripada menyerangnya dengan lisan. Karena panah terkadang luput dari sasarannya, sementara lisan tidak.”

Abu Darda r.a. berkata, “Perbanyak menggunakan telinga melebihi mulutmu. Karena kamu diberi dua telinga dan satu mulut, supaya kamu lebih banyak mendengar daripada berbicara.”

Diantara Bahaya Lisan

Membicarakan sesuatu yang tidak bermanfaat.

Abu Hurairah r.a. meriwayatkan, Rasulullaah SAW bersabda, “Diantara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak ada manfaatnya bagi diri nya.” (HR. At-Tirmidzi)

Banyak bicara

Diantara sifat negatif seseorang yang alim adalah banyak bicara daripada mendengarkan. Mujahid berkata, “Aku pernah mendengar Ibnu Abbas r.a. berkata, “Ada lima perkara yang membuatku senang pada tiga malam terakhir setiap bulan Qamariyah, yaitu :

Jangan membicarakan sesuatu yang tidak ada manfaatnya bagi dirimu, karena hal itu sia-sia.

Jangan percaya kepada orang yang gemar berbuat dosa.

Jangan membicarakan sesuatu sebelum menemukan tema pembicaraan yang baik.

Jangan memusuhi orang yang sabar dan orang yang bodoh. Ingatlah ia saudaramu, jika ia hilang dari sisimu padahal kamu menyayanginya.

Beramal-lah seperti orang yang tahu bahwa amalnya akan dibalas dengan kebaikan dan kejahatannya akan dihapus.

Berkata kotor dan keji

Rasulullah SAW bersabda, “Hati-hatilah dengan perkataan kotor. Sesungguhnya Allah tidak menyukai kekejian dan perkataan kotor.” (HR. Ahmad)

Rasulullah SAW bersabda, “Diantara dosa yang paling besar adalah orang yang mengutuk kedua orangtua.” Sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mereka mengutuk kedua orangtuanya?” Rasulullah menjawab, “Jika seseorang mengutuk bapak orang lain, kemudian oranglain itu membalas dengan mencaci bapak dan ibunya.” (HR. Bukhari)

Melaknat

Rasulullah SAW mengingatkan, “Jangan saling melaknat dengan laknatan Allah, melaknat dengan kemarahan-Nya, dan melaknat dengan neraka-Nya.”

‘Imran bin Husain r.a. meriwayatkan, “Ketika dalam suatu perjalanan, Rasulullah melihat seorang wanita Anshar berada diatas Unta. Wanita itu merasa bosan, lalu melaknat Untanya. Ketika mendengar ucapan wanita itu Rasul berkata, “Ambil Unta yang ada pada wanita itu, dan biarkan dia! Karena wanita itu sedang dilaknat.” Aku melihat wanita itu sedang berjalan diantara orang banyak, namun tidak seorangpun yang memperhatikannya.” (HR. Muslim)

Wallaahu’Alam..

Oleh Ustadz Muhar Nur Abdy

Rukun Baiat Risalah Taklim

Assalamu’alaikum, ustadz/ustadzah. Apa rukun baiat risalah taklim? Mohon penjelasannya!

Jawaban
————–

و عليكم  السلام  و  رحمة  الله  و  بركاته
Secara umum, segala sesuatu harus dimulai dari pemahaman mendalam berbasiskan ilmu, sehingga sadar betul bahwa seluruh amal hanya untuk Allah.

Di atas ikhlas inilah kemudian lahir banyak amal, amal yang dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan profesional, sehingga mudah melahirkan pengorbanan, dan ketaatan adalah bagian dari pengorbanan dimaksud sehingga semakin teguh dan murni, melahirkan kebersamaan di antara para Mujahid, berukhuwwah karena saling mempercayai.

1. Al-Fahm (Pemahaman)
2. Al-Ikhlas
3. Al-‘Amal (Aktivitas)
4. Al-Jihad
5. At-Tadhhiyyah (Pengorbanan)
6. Ath-Thā’ah (Kepatuhan)
7. Ats-Tsabat (Keteguhan)
8. At-Tajarrud (Kemurnian)
9. Al-Ukhuwwah
10. Ats-Tsiqah (Kepercayaan)

Wallahu a’lam.

Dijawab oleh Ustadz Wido Supraha

Sebelum Menuntut Pemimpin, Jadilah Pemilih Yang Baik…

Sebelum menuntut pemimpinmu adil, kamu harus adil dahulu dalam memilih pemimpin….
 
Bagaimana kan kau dapatkan pemimpin yang adil kalau kau tidak adil dalam memilihnya?
 
Sebelum kau menuntut pemimpinmu amanah, kau harus amanah dahulu dalam memilihnya…..
 
Bagaimana kan kau dapatkan pemimpin yang amanah, kalau kau sendiri tak amanah dalam memilihnya…..
 
Sebelum kau tuntut pemimpinmu tidak zalim, kau harusnya tidak boleh zalim dalam memilihnya….
 
Bagaimana kau harapkan pemimpinmu tidak zalim sedangkan engkau zalim dalam memilihnya….
 
Indikasi tidak adil dan amanah dalam memilih pemimpin; memilih karena dibayar, mendahulukan popularitas ketimbang kualitas, tidak teliti, dan lain-lain.
 
Jika objektif, sangat mudah menilai calon pemimpin, mana yang penuh cinta mana yang sering dusta, mana yang andalkan kerja, mana yang andalkan citra
 
Selama gayamu memilih pemimpin tidak berubah, jangan banyak berharap ada perubahan kepemimpinan di negeri ini.

Ayat- ayat  al-Quran menunjukkan dengan  jelas  larangan  memilih pemimpin non Muslim.

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

لاَّ يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاء مِن دُوْنِ الْمُؤْمِنِينَ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللّهِ فِي شَيْءٍ إِلاَّ أَن تَتَّقُواْ مِنْهُمْ تُقَاةً وَيُحَذِّرُكُمُ اللّهُ نَفْسَهُ وَإِلَى اللّهِ الْمَصِيرُ

“Janganlah  orang-orang  mukmin  mengambil  orang-orang  kafir  menjadi  WALI (waly) pemimpin, teman setia, pelindung) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara  diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya, dan hanya kepada Allah kamu kembali.” (QS:  Ali Imron [3]: 28)

Ayat yang lain:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاء مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَتُرِيدُونَ أَن تَجْعَلُواْ لِلّهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَاناً مُّبِيناً

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi WALI (pemimpin) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah kami ingin mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?” (QS:  An Nisa’ [4]: 144)

Maka…
Bagi warga DKI yang sudah punya hak pilih, jangan sia-siakan kesempatan untuk memilih calon pemimpin Muslim.

Jika ada pilihan calon pemimpin yang beriman, cerdas, bersih dan berpengalaman, santun dan berakhlak, maka jangan pilih yang non muslim.

Apalagi jika berbagai dugaan korupsi membayanginya,  belum lagi dengan prilakunya yang kasar dan suka menista.

Semoga Allah memberi warga Jakarta Pemimpin Muslim yang Amanah.

Wallahu musta’an.

Pemateri: Ustadz Abdullah Haidir Lc.

Modal dari Bank Konvensional

Assalamu’alaikum maaf ustadz/ah saya mau tanya

1.Bagaimana hukumnya kalau kita bekerjasama dengan seseorang yg kita tau modalnya dari bank yg jelas dilarang Allah swt

2.Kalau kita beli aja produk jadi sesuai pesanan kita apakah juga masih terkait riba

Jawaban
————–

و عليكم  السلام  و  رحمة  الله  و  بركاته

1. Jika kita mengetahui bahwa mitra yg kita bekerja sama dengannya ternyata modalnya bersumber dari riba, maka perlakuannya adalah sbb ;

#1. Jika bentuk kerjasamanya tidak terikat, seperti trading yaitu jual beli putus antara kita dengan mitra, maka masih boleh. Karena dalam jual beli, Nabi Saw pun pernah jual beli dengan seorang Yahudi dimana beliau menggadaikan baju besinya kepada Yahudi tsb. Dan Nabi Saw tdk mengorek terlebih dahulu darimana sumber permodalan Yahudi tsb.

#2. Jika kerjasamanya kita terlibat langsung di dalamnya, spt pengerjaan pemasangan perangkat IT dimana semua permodalan dari mitra dan kita menyumbangkan skill, sementara modal tsb didapatkan mitra kita dari riba, maka bekerjasama spt ini tidak boleh. Karena berarti kita turut andil dalam memutarkan dana yg bersumber dari riba.

2. Jika kita beli barangnya secara putus maka boleh hukumnya sebagaimana pembahasan di atas.

Wallahu a’lam.

Dijawab oleh Ustadz Rikza Maulan, Lc.M.Ag

Doa Agar Sholat Khusyu

Assalamu’alaikum, ustadz/ustadzah …
Adakah doa khusus atau amalan lain yang harus dibaca sebelum sholat selain membaca niat sholat supaya lebih khusyuk ??
Syukron jazakallah khair.

Jawaban
—————

و عليكم  السلام  و  رحمة  الله  و  بركاته

Niat adalah kalimat terakhir, dan jangan ada kalimat lain di dalam shalat kecuali bacaan shalat itu sendiri.

Adapun sebelum niat diikrarkan, berlindunglah kepada Allah dari bentuk-bentuk gangguan Syaithan, seperti redaksi berikut:

رب اعوذبك من همزات الشياطين و اعوذبك رب ان يحضرون

Doa ini dari Surat al-Mukminūn [23] ayat 97-98:

(وَقُلْ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ * وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُرُونِ)

Dan katakanlah, “Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan.”

Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau, ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku.

Wallahu a’lam.

Dijawwb oleh Ustadz Wido Supraha