logo manis4

Catatan Penting Perang Khaibar

📝 Pemateri: Ustadz DR Wido Suparaha

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹

Perang ini berawal dari usaha Nabi Muhammad ﷺ untuk melemahkan 3 (tiga) kekuatan besar yang memusuhi eksistensi Madinah, yakni: Quraisy Makkah, Yahudi, dan Badui. Masing-masing dengan latar belakang dan tujuan berbeda.

Nabi Muhammad ﷺ ternyata memilih untuk melemahkan kekuatan besar Yahudi di Khaibar pada khususnya, di abad ke-7 H. Tentunya hal ini melihat kekuatan Quraisy sudah melemah, dan kekuatan Badui yang masih bisa dikontrol oleh militer Madinah.

Khaibar sendiri memiliki wilayah yang luas, terdiri atas 8 (delapan) benteng besar dan banyak benteng kecil. Strategi Nabi Muhammad ﷺ adalah memilih Benteng Na’im sebagai target awal pertempuran.

Secara ringkas, wilayah Khaibar dibagi atas 2 (dua) area besar:

Area I:

Wilayah Nathat:

🔅Benteng Na’im | Dipertahankan oleh 1000 tokoh dan pahlawan Yahudi | Amir bin al-Akwa’ wafat oleh Marhab, dan Marhab terpenggal di tangan ‘Ali bin Abi Thālib r.a., sementara Zubair bin Awwam r.a. membunuh Yasir, saudara Marhab | Berlangsung beberapa hari

🔅Benteng ash-Sha’b bin Mu’adz | Memiliki stok makanan dan hewan ternak terbanyak, juga manjaniq dan dabbabah| Komandan Muslim: al-Hubab bin al-Mundzir al-Anshary , memimpin pengepungan 3 hari, dilanjutkan dengan do’a Nabi Muhammad ﷺ

🔅Benteng Qal’ah az-Zubair | Memiliki cadangan air minum dan mata air | 1 orang korban dari Muslim, dan 10 orang korban dari Yahudi

Wilayah asy-Syiq

🔅Benteng Ubay | Pahlawan Muslim berikat kepala merah: Abu Dujanah Simak bin Kharasyah r.a. karena memimpin serangan ke dalam benteng

🔅 Benteng an-Nizar | Diisi oleh banyak wanita dan anak-anak, karena dianggap benteng paling kokoh | Sangat tinggi posisinya sehingga Nabi Muhammad ﷺ menggunakan strategi menggunakan manjaniq.

Area II :

Wilayah al-Katibah | Pengepungan 14 hari dan Yahudi menyerah

🔅Benteng al-Qamush, Abul Huqaiq | Menyerah dan perjanjian damai

🔅 Benteng al-Wathih

🔅 Benteng as-Salalim

🎯 Anak Abil Huqaiq: Kinanah bin ar-Rabi’ menyembunyikan harta Bani Nadhir, menentang perjanjian, maka diinterogasi akhir oleh az-Zubair dan dieksekusi oleh Muhammad bin Maslamah.

🎯 Tanah Khaibar sebagai rampasan perang dibagi 3600 bagian, sebagian untuk Nabi Muhammad ﷺ dan kaum muslimin, dan sebagian lagi untuk wakil dan urusan umum kaum muslimin. Yahudi bekerja untuk pertanian kaum muslimin.

🎯 Ja’far bin Abu Thālib r.a. datang bersama Asy’ariyyin seperti Abu Musa r.a., dan mendapatkan bagian ghanimah.

🎯 Shafiyah binti Huyai, puteri pemimpin Quraizhah dan Bani Nadhir, yang baru menikah dengan Kinanah, ditawan, dan tidak jadi dinikahi Dihyah bin Khalifah al-Kalbi, dinikahi Nabi Muhammad ﷺ dengan mas kawin pembebasan dirinya. Ia dirias oleh Ummu Sulaim sebelum melewati malam pertama dalam perjalanan ke Madinah. Wajahnya terlihat ada bekas-bekas biru bekas tempeleng Kinanah.

🎯 Zainab binti al-Harits, isteri Sallam bin Misykam menyodorkan paha kambing kepada Nabi Muhammad ﷺ yang kemudian mencicipi sedikit namun kemudian memuntahkannya. Wanita ini dibunuh kemudian sebagai qishash akan kematian Bisyr bin al-Barra’ bin Ma’rur r.a. yang telah memakan daging itu.

🎯 Perbandingan korban perang Khaibar keseluruhan adalah 23 orang Muslim dan 73 orang Yahudi.

🎯 Abu Hurairah r.a. masuk Islam saat Nabi Muhammad ﷺ dan pasukan sudah berangkat ke Khaibar, dan beliau menyusul turut berjihad

🎯 Yahudi di Fadak memberikan separuh hasil buminya untuk Nabi Muhammad ﷺ setelah delegasi yang dikirim Nabi bernama Muhayyishah bin Mas’ud r.a.

🎯 Yahudi di Wadil Qura diseru namun malah menyerang dengan anak panah yang membunuh salah satu pembantu Rasūlullāh yang ternyata mencuri mantel dari ghanimah Khaibar. Terjadi pertempuran selama 4 hari dengan kekalahan Yahudi.

🎯 Yahudi di Taima’ membayar jizyah.

🎯 Dalam perjalanan pulang akhir Shafar atau Rabiul Awwal 7H Nabi Muhammad ﷺ dan pasukan ditidurkan hingga shalat Shubuh saat mentati mulai meninggi, dan Nabi segera memerintahkan Bilāl r.a. untuk adzan

🎯 Satuan perang Aban bin Sa’d dibuat untuk menjaga Madinah dari Badui, dengan ekspedisi ke Nejd.

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678

logo manis4

Hukum Memanfaatkan Bank Konvensional

Pertanyaan

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz ijin bertanya hukum pakai bank yang berbunga walaupun bunganya tidak dipakai, tidak ada biaya admin TF dll. Dan kalau kasih tahu teman tentang cara bikin akun bank tsb. Bagaimana ? Jazakumullahu Khairan. A/31

🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃🌸

Jawaban

Oleh: Ustadz Dr. Oni Sahroni, MA

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

Pertama, tetap tidak dibolehkan atau bahkan mensosialisasikan serta membantu orang lain agar memiliki rekening di bank konvensional walaupun tidak memanfaatkan bunganya karena dengan membuka dan memiliki serta memanfaatkan rekening tersebut maka telah berkontribusi menguatkan walaupun dengan nisbah (prosentase) tertentu tetapi itu tidak diperbolehkan sebagaimana firman Allah SWT. “wala ta’awanu Alal Ismi Wal Udwan”, dan tuntunannya selama kita bisa menghindarkan diri dari hal-hal yang tidak baik dan syubhat maka itu yang jadi tuntunan.

Kedua, kecuali jika ada alasan darurat atau semi darurat sehingga harus memiliki rekening tersebut. Misalnya sebagai penjual memiliki mitra atau klien yang kebanyakkan tidak menggunakan rekening syariah maka untuk mereka boleh kita sediakan rekening konvensional dan kita hanya memanfaatkannya untuk tujuan transfer. Tapi tidak untuk memanfaatkannya untuk tabungan atau deposito.

🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃🌸


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678

logo manis4

Menjadi Muslim/Muslimah Hebat

📝 Pemateri: Ustadzah Rochma Yulika

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹

Mengapa kita harus menjadi sosok yang luar biasa? Karena Keindahan Surga bukan biasa saja. Keindahannya melebihi pesona jagad raya. Keistimewaannya tak sanggup dinilai dengan hitungan angka.

Menjadi muslim dan muslimah hebat bagian dari harapan. Mengambil setiap kesempatan yang datang menjadi keharusan. Berpikir bahwa hidup harus diisi untuk membuat karya terbaik jadi tabiat keseharian.

Karakternya kuat, jiwanya penuh semangat dan aktivitasnya selalu diiringi taat. Lantaran bagi muslimah hebat ada yang melatarbelakangi kiprahnya yang luar biasa.

1. Menyadari bahwa bumi yang dipijak tak selamanya ada. Bila Allah berkehendak bumi bisa di balik, bila Allah berkehendak tanah pun bisa berubah melunak hingga kaki tak bisa lagi menapak. Maka bila kita tak memilik jalan terbaik yakni sebuah jalan yang telah diwariskan oleh para Nabi dan Rasul juga para ulama maka jalan mana lagi yang akan kita tempuhi.

2. Menyadari bahwa usia tak selamanya di kandung badan. Nafas tak selamanya bisa kita hela. Akan ada saatnya berhenti untuk selamanya. Dan kembali lah manusia kepada penciptanya. Dan kala itu hanya kumpulan amal yang bis jadi bekal. Lantas jika tak senantiasa memprioritaskan urusan dengan Allah, akan kembali kemana usai kehidupan dunia yang sesaat lewat itu? Tak ada nilainya bila kita hanya melakukan banyak aktivitas tanpa sandaran yang jelas. Maka selama nafas masih ada, kesempatan pun tersedia segera jalankan perintah-Nya agar pantas kita mendapat Surga.

3. Kita menjadi lebih baik karena itulah ajaran. Kita sudah seharusnya melakukan banyak amalan lantaran ada nilai yang jadi tuntunan. Perintah Allah tak ada yang salah semua sesuai dengan kodrat manusia. Semua terukur bahwa manusia akan mampu mengembannya. Tidak ada yang sulit sebenarnya, yang ada hanya rasa malas serta enggan untuk menjalankan lantaran bisikan setan begitu kuat melingkupi ruang batinnya. Maka berjuanglah untuk melawan akan terealiasasi apa yang sudah dituliskan. Bahkan kesungguhanlah dan atas izin-Nya yang bisa mengantarkan kita menjalankan titah Sang Pemilik alam semesta secara optimal.

4. Motivasi yang jelas di jalan Ilaahi. Adakah motivasi dari semua yang kita lakukan? Adakah selipan dunia dalam setiap langkah kita? Berharap hati lurus untuk Allah dan dalam rangka menapaktilasi jejak Rasulullah dari semua gerak dalam kehidupan kita. Motivasi yang jelas untuk siapa banyak hal kita lalukan. Karena apa banyak waktu kita lewatkan. Bila sandarannya jelas yakni Allah swt dan keinginan berjumpa dengan-Nya niscaya yang kita lakukan kan mendapat balasan sepadan.

Jika bukan karena Allah langkah ini tak akan menderap. Jika bukan karena Allah diri ini tak mengutamakan adab. dan jika bukan karena Allah diri ini tak berpikir bagaimana seharusnya bersikap.

Hidup ini hanya sebentar jangan lah sampai tertukar. Hidup ini sangatlah sesaat maka jadilah muslim dan muslimah yang hebat. Dan hidup ini hanya sementara maka jadilah pejuang yang luar biasa.

Rumah Sakit Pratama Yogyakarta, 23 Oktober 2018

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678

logo manis4

Pemberian Orang Tua Yang Paling Berharga

📝 Pemateri: Ustadzah Dra. Indra Asih

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹

Perintah untuk mendidik anak adalah bentuk realisasi iman.

Perintah ini diberikan secara umum kepada *kepala rumah tangga* tanpa memperhatikan latar belakang pendidikan dan kelas sosial.

Setiap ayah wajib memberikan pendidikan kepada anaknya (dan ibu membantu) tentang agamanya dan memberi keterampilan untuk bisa mandiri dalam menjalani hidupnya kelak.

Jadi, berilah pendidikan yang bisa mengantarkan si anak hidup bahagia di dunia dan bahagia di akhirat.

Perintah ini diberikan Allah swt. dalam bentuk umum. “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya dari manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6)

Adalah sebuah bentuk kejahatan terhadap anak jika ayah-ibu tenggelam dalam kesibukan, sehingga lupa mengajarkan anaknya cara shalat.

Meskipun kesibukan itu adalah mencari rezeki yang digunakan untuk menafkahi anak-anaknya. Jika ayah-ibu berlaku seperti ini, keduanya telah melanggar perintah Allah di surat Thaha ayat 132. “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.”

Rasulullah saw. bersabda, “Ajarilah anak-anakmu shalat saat mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka (bila tidak melaksanakan shalat) pada usaia sepuluh tahun.” (HR. Tirmidzi dalam Kitab Shalah, hadits nomor 372).

Ketahuilah, tidak ada pemberian yang baik dari orang tua kepada anaknya, selain memberi pendidikan yang baik.

——————————————
Untuk detailnya, silahkan menyimak video di link berikut ini

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁

Sebarkan! Raih Pahala

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678

logo manis4

Bolehkah Bermazhab?

Pertanyaan

Assalamu’alaikum wrwb Ustadz Kami mohon penjelasan tentang pengambilan madzab dalam masalah fiqih. Misal saya pake syafii, sejauh apa dan bolehkah sekaligus memggunakan madzab lain. (Member Manis 🅰2⃣8⃣)

Jawaban

Oleh: Ustadz Slamet Setiawan

‌و عليكم السلام و رحمة الله و بركاته

Allah berfirman:

فسألوا أهل الذكر إن كنتم لا تعلمون

“maka tanyakanlah terhadap beberapa orang yang berilmu jika kamu tidak mengetahui” (Qs. Al Anbia : 7)

Umat Islam secara umum terbagi menjadi dua golongan, yakni golongan alim dan golongan awam. Dimana kedua golongan tersebut mempunyai kewajiban yang sama untuk melaksanakan ajaran Islam dengan benar sesuai yang disyariatkan Allah kepada hamba-Nya. Disini golongan alim memiliki kemampuan untuk mendalami dan memahami syariat Islam dengan benar dan juga mampu menyimpulkan apa yang diinginkan oleh Islam itu sendiri. Mereka disebut sebagai mujtahid. Sedangkan orang awam hanya mampu melaksanakan apa yang telah disarikan oleh seorang mujtahid, sehingga mereka disebut muqallid.

Untuk beberapa mujtahid, dengan kapabilitas yang mereka punyai, mereka bisa menggali hukum sendiri dari Al-Quran serta Hadis bahkan juga untuk mereka tak bisa mengikuti pendapat orang lain. Sedang untuk orang awam begitu berat untuk mereka mengerti serta mengambil hukum dari Al Quran serta hadist secara langsung. Jadi bermazhab semata-mata untuk mempermudah mereka mengikuti ajaran agama dengan benar, karena mereka tak perlu lagi mencari tiap-tiap persoalan dari sumber aslinya yakni al-Qur’an, hadist, ijma’ dan lain-lain, tetapi mereka cukup membaca ringkasan tata cara melaksanakan ibadah dari mazhab-mazhab itu. Dapat dipikirkan bagaimana sulitnya beragama untuk orang awam, apabila mesti mempelajari semua ajaran agamanya lewat Al Qur’an dan hadist. Begitu beratnya beragama apabila kebanyakan orang mesti berijtihad. Serta banyak bidang yang menjadi kebutuhan manusia bakal tidak terurus bila seandainya tiap-tiap manusia berkewajiban untuk berijtihad, lantaran untuk memenuhi kriteria ijtihad itu pasti menggunakan waktu yang lama dalam mendalaminya.

Taqlid dalam perbandingan lain bisa kita ibaratkan dengan konsumsi makanan siap saji yang sudah di masak oleh ahlinya. Apabila kita mau memasaknya sendiri sudah pasti kita mesti terlebih dulu mempersiapkan beberapa bahan makanan itu serta mesti mempelajari beberapa cara memasaknya dan juga mesti memiliki pengalaman dalam memasak. Hal semacam ini sudah pasti memerlukan waktu bahkan juga terkadang hasil yang didapat tak memuaskan, tidak menjadi makanan yang lezat. Demikian pula dalam taqlid, sudah pasti ia harus lebih dulu kita pelajari serta menguasai kriteria ijtihad. Mungkin lantaran kapabilitas yang masih kurang, hukum yang dihasilkan juga adalah hukum yang fasid.

Jadi simpulannya, bermadzhab adalah cara yang aman bagi orang awam untuk bisa menjalankan syariat Islam dengan baik dan benar walaupun dirinya mempunyai keterbatasan ilmu.

Lalu bolehkah bermadzhab dengan beberapa mujtahid?

Pada dasarnya tidak ada kewajiban bermazhab dalam Islam, akan tetapi yng ada adalah kewajiban mengikuti Al Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW. Para imam madzhab pun seluruhnya berwasiat agar pengikutnya tidak taqlid secara buta terhadap pendapatnya, akan tetapi kita diperintahkan untuk mengambil pendapat yang lebih kuat di antara mereka. Jadi kesimpulannya tidak mengapa mengikuti lbih dari satu madzhab.

Berikut saya kutip beberapa wasiat dari imam madzhab yang masyhur:

Wasiat Imam Abu Hanifah

1) “Jika telah shahih suatu hadits, maka ia adalah mazhabku.” (Disebutkan oleh Ibnu Abi Dunya dalam Al-Hasyiyyah)

2) “Tidak halal bagi seorang pun untuk berdalil dengan pendapat kami, jika ia tidak mengetahui dari mana kami mengambilnya.”

3) “Haram hukumnya bagi orang yang tidak mengetahui dalil yang aku gunakan, untuk berfatwa dengan pendapatku.”

4) “Sesungguhnya kami hanyalah manusia biasa, kami terkadang mengeluarkan suatu pendapat mengenai masalah tertentu pada suatu hari, dan kami berpaling darinya pada esoknya.”

5) Suatu ketika beliau berkata kepada murid terbaiknya yang bernama Ya’qub atau yang lebih dikenal dengan nama Abu Yusuf,”Celaka kamu hai Ya’qub! Janganlah engkau menulis segala sesuatu yang telah engkau dengar dariku, karena aku terkadang mengeluarkan suatu pendapat pada suatu hari, dan esok harinya aku meninggalkannya, aku pun terkadang mengeluarkan pendapat pada esok harinya, dan pada lusanya aku meninggalkannya.”

6) “Jika aku mengatakan sebuah perkataan yang bertentangan dengan Kitab Allah dan khabar/sunnah yang datang dari Rasulullah SAW, maka tinggalkanlah perkataanku!”

Wasiat Imam Malik bin Anas

1) “Sesungguhnya aku hanyalah seorang manusia biasa, aku bias benar, dan bisa juga salah, maka perhatikanlah oleh kalian pendapat-pendapatku!, semua pendapat yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Al-Sunnah, maka ambillah!, dan semua pendapat yang tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan Al-Sunnah, maka tinggalkanlah!.”

2) “Tidak seorang pun di dunia ini, melainkan pendapatnya bisa diambil dan bisa pula ditolak, kecuali Nabi SAW.”

Wasiat Imam Syafi’i

1) “Tidak seorangpun di dunia ini, melainkan pasti ada sunnah/hadits yang tidak diketahuinya. Jika aku mengeluarkan sebuah perkataan ataupun kaidah yang bertentangan dengan sunnah Rasulullah SAW, maka perkataanku adalah (kembali) kepada apa yang dikatakan oleh Rasulullah SAW.”

2) “Kaum muslimin telah sepakat bahwa barangsiapa yang telah jelas baginya sunnah/hadits dari Rasulullah SAW (terhadap suatu masalah), maka tidak halal baginya untuk menggantinya dengan perkataan siapapun.”

3) “Jika kalian menemukan dalam kitab karyaku sesuatu yang menyelisihi sunnah Rasulullah SAW, maka berpendapatlah dengan menggunakan sunnah Rasulullah SAW, dan tinggalkanlah perkataanku.”

4) “Jika telah shahih suatu hadits, maka itulah mazhabku.”

5) Suatu ketika Imam Syafi’i berkata kepada Imam Ahmad bin Hanbal,”Engkau lebih mengetahui banyak hadits dan rijalnya dibandingkan denganku. Jika telah shahih suatu hadits, maka beritahukanlah kepadaku di daerah mana ia (periwayatnya) berada, Kuffah, Bashrah, ataupun Syam, hingga aku bisa pergi mendapatkannya, jika ia telah shahih.”

6) “Setiap masalah yang telah shahih berasal dari Rasulullah SAW menurut para ahli hadits, dan menyelisihi apa yang aku katakan, maka aku menyatakan diri untuk kembali (membatalkan perkataanku), baik ketika aku masih hidup, ataupun ketika aku sudah meninggal.”

7) “Jika kalian menemukan aku mengatakan sebuah perkataan yang di dalamnya telah shahih hadits Rasulullah SAW dan aku menyelisihinya, maka ketahuilah bahwa pada saat itu akal sehatku sudah tidak ada.”

8) “Setiap pendapat yang aku katakan, dan hadits Nabi SAW yang shahih menyelisihi perkataanku, maka yang harus didahulukan adalah hadits Nabi SAW, dan janganlah taqlid kepadaku.”

9) “Setiap hadits Nabi SAW adalah perkataan yang menjadi pendapatku, meskipun kalian tidak pernah mendengarnya dariku.”

Wasiat Imam Ahmad bin Hanbal

1) “Janganlah kalian taqlid kepadaku, dan jangan pula kepada Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Al-Auzai, ataupun Imam Al-Tsauri, dan ambillah oleh kalian sunnah itu dari tempat mereka mengambilnya.”

2) “Janganlah taqlid kepada seorang pun dalam urusan agamamu, akan tetapi ambillah ilmu itu dari apa-apa yang dating dari Rasulullah SAW, para sahabatnya, dan tabi’in yang terkenal kebaikannya.”

3) “Imam Al-Auzai telah mengeluarkan pendapat, demikian pula dengan Imam Malik dan Abu Hanifah. Semuanya hanyalah pendapat yang semuanya aku anggap sama saja. Akan tetapi, hujjah yang sebenarnya adalah yang terdapat dalam atsar (dari Nabi SAW dan para sahabatnya).”

Demikian uraian singkat ini, semoga bermanfaat.

Wallahu a’lam.

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678

logo manis4

Pada Cabang Pertahanan Mana, Kita Nanti Gugur di Jalan Allah SWT?

📝 Pemateri: Ustadz Agung Waspodo, SE, MPP

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹

Foto kesatuan Suffolks Batalion-1 Resimen-5 yang turut menggempur garis pertahanan Turki Utsmani di el-Arish pada tanggal 2 November 1917.

Garis parit pertahanan (savunma hattı) Turki Utsmani di Gaza sebagaimana foto dari pesawat intai (casus uçağından) milik Inggris, 1917, OIA.

Diperlukan tiga kali gempuran Inggris dan Sekutunya terhadap garis pertahanan terlahir kekhilafahan Turki Utsmani dari Gaza (Gazze) hingga Beersheba (Burüssebi). Pada Perang Dunia Pertama, Inggris memiliki keunggulan angkatan laut serta angkatan udara dengan teknologi penginderaan jarak jauh.

Pada saat itu keseluruhan Brigade-54 Territorial sudah melaju ke utara hingga mendekat kota Jaffa. Dalam tekanan ini, pertempuran singkat terjadi di garis belakang balatentara kekhilafahan Turki Utsmani yang terpaksa mundur ke garis pertahanan berikutnya. Namun, pada akhirnya kota al-Quds jatuh pada tanggal 9 Desember 1917, tepat seperti rencana Jenderal Allenby, “before Christmas”. Hujan turun lebat dan jalanan berubah menjadi kubangan lumpur, semua pergerakan pasukan menjadi tertahan.

Pemandangan parit pertahanan Inggris yang berseberangan dengan parit pertahanan kekhilafahan Turki Utsmani di Gaza, 1917

 

Pasukan Inggris dari Peleton ke-11 sedang beristirahat dalam sebuah wadi (lembah sungai yang kering) pada hari kedua serangan ke Gaza, 1917.

Agung Waspodo, menyemangati dirinya kembali.

Depok, 18 Oktober 2017

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678

logo manis4

Teman Sejati Yang Setia Menemani

📝 Pemateri: Ustadz Rikza Maulan, Lc., M.Ag

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹

عن أَنَس بْن مَالِكٍ رضي الله عنهُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثَةٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ (رواه البخاري)

Dari Anas bin Malik ra berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam bersabda, “Orang yang meninggal atau mayat akan diiringi oleh tiga hal, yang dua akan kembali, sedang yang satu akan terus menyertainya. Akan mengiringinya keluarganya, hartanya dan amalnya. Harta dan keluarganya akan kembali, sedangkan amalnya akan terus tetap menemaninya.” (HR. Bukhari)

® Hikmah Hadits :

1. Setiap manusia kelak akan tiba di satu titik akhir dalam hembusan nafasnya dalam kehidupan dunia. Dan ketika saat tersebut tiba, maka diri yang semula kuat dan perkasa, atau cantik mempesona, kan berubah menjadi jenazah atau mayat yang tiada berdaya, ditandu menuju ke pemakamannya.

2. Saat tersebut, bisa jadi ada derai air mata yang menghiasi ketika mengantarkan dan mengiringi, terutama keluarganya, kerabatnya, tetangganya, teman dekatnya, hartanya pun sementara masih mengiringinya, karena masih melekat dengan namanya, dan juga tentunya juga amal perbuatannya. Semua kan mengiringi hingga gundukan tanah terakhir usai menjadi kuburnya.

3. Namun satu persatu semua kan pulang kembali ke rutinitasnya, teman-temannya, kerabatnya, bahkan juga keluarganya, semua kan kembali. Hartanya pun kan berpindah tangan ke para ahli warisnya. Tinggallah ia seorang diri di pekuburan yang sepi dan sunyi. Namun ada satu teman setia yang ternyata selalu menemaniya, yang dulu terkadang sering dilupakannya, yaitu amal perbuatannya. Duhai kiranya dahulu ia lebih lebih mengerti, bahwa hanya amala shaleh yang kini menjadi sangat berarti.

Wallahu A’lam

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678

logo manis4

Ketika Hati Tersentuh Dengan Pelembutnya

📝 Pemateri: Ustadz Rikza Maulan, Lc., M.Ag

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹

عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا فَإِنَّهَا تُزَهِّدُ فِي الدُّنْيَا وَتُذَكِّرُ الْآخِرَةَ (رواه ابن ماجة)

Dari Ibnu Mas’ud ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Dahulu, aku melarang kalian untuk berziarah kubur, (Namun) sekarang berziarah kuburlah. Karena ziarah kubur itu akan dapat menjadikan zuhud di dunia dan ingat dengan akhirat.” (HR. Ibnu Majah)

©️ Takhrij Hadits :

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dalam Sunannya, Kitab Ma Ja’a Fil Jana’iz, Bab Ma Ja’a fi Ziyaratil Qubur, hadits No 1560. Hadits ini juga memiliki syawahid (riwayat lain yang menguatkan yang redaksinya mirip), diantaranya Imam Muslim, hadits no 3651, Abu Daud no 2816, Tirmidzi no 974, Ahmad no 1173, 4092, 10901, dsb.

®️ Hikmah Hadits :

1. Anjuran untuk ziarah kubur, karena ziarah kubur memiliki peran yang sangat penting bagi hati manusia, khususnya ketika hati sulit untuk berdzikir, berat untuk beribadah, lelah untuk bermuhasabah, dan sebaliknya terdominasi oleh banyak keingingan duniawi yang tiada bertepi. Hadits di atas menggambarkan kepada kita, ada dua keutamaan yang akan didapatkan dari ziarah kubur, yaitu :

(1) Menjadikan zuhud terhadap dunia, karena dengan ziarah kubur seseorang akan diingatkan bahwa kelak di tempat seperti inilah akhir dari kehidupannya di dunia. Hanya tempat sempit berukuran 2 X 1 meter saja, beralaskan tanah, berselimutkan kafan, berkawan dengan cacing, tidak membawa uang, kartu ATM, smartphone, dsb. Terputus hubungan dari dunia luar, bahkan dari keluarga terdekat yang dicintainya.

(2) Mengingatkan diri akan kehidupan akhirat, karena dengan ziarah kubur akan menguatkan keyakinan bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara saja. Jika saatnya tiba, maka semua akan ditinggalkan, dan kehidupan akan beralih ke perjalanan selanjutnya yaitu alam barzakh (alam kubur), untuk selanjutnya kelak akan dibangkitkan di Yaumil Hisab.

2. Diriwayatkan suatu ketika Ali bin Abi Thalib berjalan melewati suatu area pekuburan yang sepi dan sunyi, lalu beliau berujar :

يا أهل القبور أخبرونا عنكم أو نخبركم, أما خير من قبلنا فالمال قد اقتسم، والنساء قد تزوجن، والمساكن قد سكنها قوم غيركم، ثم قال أما والله لو استطاعوا لقالوا لم نر زادا خيرا من التقوى (ذكره ابن عبد البر في التمهيد)

Wahai sekalian Ahli kubur, beritakanlah kepada kami tentang keadaan kalian, ataukah kami yang akan memberitakan kabar kami kepada kalian? Adapun kabar kami kepada kalian adalah bahwa sesungguhnya harta kalian telah dibagi-bagi (kepada ahli waris kalian), istri kalian telah menikah lagi (dengan orang lain), rumah kalian telah dihuni oleh penghuni barunya). Kemudian Ali ra berkata, ‘Sekiranya kalian bisa berbicara, pastilah demi Allah kalian akan mengatakan bahwa tidak ada bekal selain takwa.” (Disebutkan oleh Ibnu Abdil Barr dalam At-Tahmhid).

3. Ulama mengemukakan bahwa ada empat penawar yang dapat melembutkan hati, yaitu :

(1) Melepaskan diri dari kebiasaan buruk dan beralih untuk senantiasa meghadiri majlis ilmu, majlis nasehat dan majlis yang mengingatkan akan kehidupan akhirat

( الإقلاع عما هي عليه بحضور مجالس العلم والوعاظ والتذكير )

(2) Memperbanyak ingat kematian (dzikrul maut), yang merupakan pemutus segala kenikmatan dunia

( ذكر الموت فيكثر من ذكر هاذم اللذات )

(3) Menyaksikan orang yang sedang naza’ saat sakaratul maut ( مشاهدة المحتضرين ).

Suatu ketika Imam Hasan Al-Basri menengok orang sakit yang pada saat tersebut sedang naza’ sakaratul maut. Lalu saat pulang ke rumahnya, wajah beliau berubah tidak seperti wajah saat berangkat dari rumah. Dan ketika ditawari makan oleh keluarganya, beliau hanya berucap, ‘Sudahilah makan dan minum kalian, karena demi Allah sungguh aku melihat beratnya sakaratul maut, Sungguh melihatnya, menjadikanku untuk (komitmen) beramal shaleh hingga kelak aku meninggal. (Disebutkan oleh Imam Qurthubi dalam At-Tadzkirah)

(4) Berziarah kubur ( فزيارة قبور الموتى ).

Karena ziarah kubur akan dapat mengantarkan seseorang pada tujuan yang tidak dapat didapatkan pada hal-hal sebelumnya, seperti nasehat, dzikrul maut atau menyaksikan orang yang sedang sakarat. Kerena saat hati membutuhkan “peringatan”, belum tentu bisa bersesuaian dengan orang yang sedang sakarat. Maka Ziarah kubur insya Allah dapat menjadi penawar bagi hati yang belum tentu bisa didapatkan dari hal-hal lainnya.

4. Saat ziarah kubur, hendaknya seseorang mengambil pelajaran dari semua orang-orang yang telah dikubur. Bukankah mereka semua dahulu juga hidup seperti diri kita? Bukankah dahulu mereka juga bekerja mencari nafkah dan mengumpulkan harta? Bukankah mereka dahulu juga punya banyak karyawan, anak buah atau orang-orang suruhan yang membantu urusan mereka? Bukankah dahulu mereka semua juga orang-orang yang banyak keluarga dan handai taulan serta suka berkumpul dan bercengkrama serta tertawa satu sama lainnya? Bukankah mereka dahulu juga merupakan orang suka dengan fasilitas kehidupan dunia dan kemewahannya? Namun lihatlah sekarang, kematian telah memutus segala asa, keingingan, harapan dan ambisinya?

Tinggallah diri mereka hanya terbungkus kain kafan yang polos, bahkan tidak bawa tas, tidak ada HP, tidak ada uang dan tidak ada kantongnya? Tanah sekarang telah menutupi wajah ganteng dan cantik mereka. Menjadi yatim dan janda semua anak dan istri mereka. Telah dibagi-bagi semua harta benda dan aset mereka, dan tidak ada satupun yang tersisa untuk dirinya. Satu-satunya harapannya adalah amal shalehnya, yang kadang ketika hidup ia melalaikannya. Maka, mari kita semua beramal shaleh, menyiapkan bekal untuk saat hari malaikat maut datang menjemput. Dengan harapan, mudah-mudahan kita semua dapat menghembuskan nafas terakhir kelak dengan husnul khatimah, mendapatkan ampunan dan keridhaan Allah SWT.

Wallahu A’lam

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678

logo manis4

Keluarga Sukses Dunia Akhirat

📝 Pemateri: Ustadz Bendri Jaisyurrahman

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹

Bismillahirrahmanirrahim..

Kesuksesan dalam keluarga muslim seharusnya bukan hanya di dunia namun yang lebih utama adalah sukses di akhirat, dimana semua anggota keluarga dapat berkumpul di surga Allah Ta’ala.

Untuk memotret tentang KESUKSESAN KELURGA mari kita tadabburi QS. Ali Imran Ayat 33.

KESUKSESAN KELUARGA

إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَىٰ آدَمَ وَنُوحًا وَآلَ
إِبْرَاهِيمَ وَآلَ عِمْرَانَ عَلَى الْعَالَمِينَ

Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga ‘Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing). (Ali Imran :33)

Ada 3 tipe sukses dalam keluarga :

1. Sukses Dunia (Keluarga Fir’aun dan Qorun)

Keluarga ini meraih kesuksesan materi di dunia dengan kemewahan dan harta yang sangat melimpah, namun di akhirat mereka tercerai berai (karena kebersamaan hanya ada di surga, di neraka tidak ada kebersamaan)

Inilah sejatinya yang disebut dengan “broken home” yang sesungguhnya. Bukan tercerai berainya keluarga di dunia, namun keluarga yang tidak mampu berkumpul di surga itulah sejatinya keluarga “Broken home”.

2. Sukses Akhirat (Nabi Nuh dan Nabi Adam).

Mengapa di surat Ali Imran :33, tidak ada kata َآلَ (keluarga) untuk Nabi Nuh dan Nabi Adam? karena ada anggota keluarganya yang berkhianat dalam masalah aqidah dan risalah yang dibawa oleh suaminya.

Nabi Adam dan Nabi Nuh menjadi Role Model orang yang sukses dengan visi misinya. Mereka orangtua yang bersungguh-sungguh dan bersabar terus menerus melakukan dakwah pada kelurganya, namun Hidayah tetaplah milik Allah Ta’ala sehingga masih ada anggota keluarganya yang bermaksiat.

3. Sukses Dunia dan Akhirat (Nabi Ibrahim dan Imran)

Syarat keluarga sukses ada 3, yaitu :
1. Pasangannya baik
2. Punya anak yang baik
3. Cucu dan anak keturunan yang baik

Kriteria “Keluarga Terbaik”
√ Pasangan yang salihah:
Keluarga Ibrahim : Sarah, Hajar
Keluarga Imran : Hannah

√ Anak yang Shalih/ah :
Keluarga Ibrahim : Ismail dan Ishaq
Keluarga Imran : Maryam

√ Cucu /Cicit yang shalih:
Keluarga Ibrahim : Ya’qub>> Yusuf
Keluarga Imran : Isa bin Maryam

BELAJAR DARI KELUARGA IBRAHIM

1. ORANGTUA SEBAGAI TELADAN

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Qs. At-Tahrim :6)

Perhatikan perintah Allah dalam ayat tersebut, Allah meminta kita menyelamatkan diri sendiri dulu baru keluarga kita.

Demikian juga jika kita tengok doa-doa Nabi Ibrahim, selalu diawali dengan berdoa untuk dirinya terlebih dahulu baru untuk keluarganya.
Diantaranya di ayat berikut :

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala. (Qs. Ibrahim : 35)

Ibaratkan jika kita berada dalam sebuah kecelakaan pesawat dan dalam kondisi darurat. Maka sebelum memberikan pertolongan ke orang lain kita harus memberi pertolongan pada diri kita dulu, sebelum memasangkan masker oksigen ke orang lain maka kita pasangkan pada kita dulu. Karena bagaimana kita bisa menolong orang lain jika diri kita sendiri dalam keadaan kritis.

Karena itulah fokus pertama dalam pembelajaran parenting adalah orangtua. Yang harus pertama kali belajar adalah orangtua. Itulah mengapa dinamakan “parenting” bukan “childrening”.

Jangan sampai kita mengharapkan anak shalih tapi malah lupa menshalihkan diri sendiri. Orangtua harus senantiasa belajar dan tidak boleh berhenti belajar dan memperbaiki diri. Karena anak yang malas belajar berawal dari orangtua yang malas belajar.

Maka, orangtua harus memiliki daya pengaruh pada anak sehingga dapat menjadi teladan untuk anak.

Mengapa harus menjadi teladan?
√ Keteladanan adalah NASEHAT yang menyentil
√ aturan untuk KITA bukan untuk ANDA
√ Anak lebih meniru apa yang DILIHAT dibandingkan apa yang didengar.

Teruslah memperbaiki diri, karena keluarga sukses adalah keluarga yang mampu HIJRAH bersama.

2. HARMONISASI PASUTRI

Salah satu kunci keberhasilan Nabi Ibrahim adalah memiliki istri-istri yang shalihah.
Karena pasangan yang shalih/ah adalah modal awal dari keberhasilan proses pengasuhan, karena itu awal dari gagalnya pengasuhan adalah salahnya memilih pasangan.

Hak anak adalah mendapatkan orangtua yang baik. Maka menikah bukan hanya perkara mencari istri dan suami tapi mencari ibu/ayah untuk anak-anak kita kelak.

Mengapa harus harmonisasi?
Ayah dan ibu adalah ibarat kemudi mobil, jika tidak harmonis maka rentan mogok atau celaka. Sebagian besar masalah anak bermula dari hubungan pasutri yang tidak harmonis.
Maka jika sudah terlanjur, segera perbaiki hubungan dengan pasangan sebelum fokus ke anak (perbaiki hubungan pasutri).

Sampah negatif istri yang didapat dari suami berdampak pada pengasuhan anak. Ibu yang suka marah pada anak merupakan salah satu tanda tidak bahagianya ia dengan suaminya.
Karena tugas suami adalah memberi kenyamanan pada istri.
Maka sebelum menjadi ayah dan ibu yang baik, jadilah suami dan istri yang baik terlebih dahulu.

Dasar dari HARMONISASI adalah AGAMA dan SALING RIDHO.

Contoh kisah Nabi Ibrahim dan Siti Hajar yang ditinggal di Makkah bersama Ismail.

رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ

Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (Qs. Ibrahim :37)

Singkat kisah…

Ketika sampai di Makkah Ibrahim memberi isyarat kepada Hajar agar menuju suatu tempat.
Dengan berbekal tempat makanan berisi kurma dan tempat minum berisi air, Ibrahim membelakangi Hajar dan kemudian melangkah meninggalkan keduanya. Hajar mengikutinya dan bertanya, “Hendak ke manakah, wahai Ibrahim? Engkau meninggalkan kami di lembah yang tiada teman atau apa pun?”

Hajar mengulang pertanyaannya beberapa kali. Saat dilihatnya Ibrahim hanya diam, segera ia tersadar. “Apakah Allah yang menyuruhmu berbuat demikian?” tanyanya dengan kecerdasan luar biasa. “Benar”. Jawab Ibrahim. “Jika demikian maka Allah tidak akan menelantarkan kami,” Jawab Hajar dengan penuh ketakwaan. Kemudian Ia kembali ke tempat semula, sedangkan Ibrahim melanjutkan perjalanannya.

Nabi Ibrahim pergi bukan atas kemauannya sendiri, Ia pergi karena perintah dari Allah. Dengan berat hati Ia pergi melanjutkan perjalanannya sampai ke tsaniah, tempat dimana Hajar dan Ismail tidak bisa melihatnya. Ibrahim adalah Ayah yang begitu penyayang, Ayah yang begitu penyayang itu sangat sedih, namun ia yakin Allah menginginkan yang terbaik untuk hambaNya. Tanpa sepengetahuan Hajar, Ibrahim menghadapkan wajahnya ke Baitullah seraya mengangkat kedua tangannya dan berdoa,” Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.”

Pelajaran dari kisah tersebut :

√ Istri harus menjaga wibawa suami, menghargai suami.
Dampak istri yang tidak menghargai suami adalah anak menjadi t

idak menghargai Ayahnya. Begitu pula sebaliknya jika suami tidak menghargai istri, maka anak menjadi tidak menghargai ibunya.

√ Sebelum menjadi ayah dan ibu yang baik jadilah suami istri yang baik dahulu. Penuhi hak pasangan terlebih dahulu sebelum memenuhi hak anak.

Jika ada perceraian maka, tetap jagalah adab. Di antara adab untuk pasangan yang telah bercerai yang sering terabaikan adalah menjaga nama baik masing-masing, bukan mengumbar aib mantan istri atau suami seperti yang lumrah terjadi hari ini di media sosial.
Jangan lupakan kebaikan masing-masing, terutama wanita yang mudah kufur terhadap kebaikan suami.

Ingat : Ada mantan suami atau istri, tapi tidak ada mantan ibu dan mantan ayah.

√ Harmonisasi adalah faktor yang sangat penting dalam mendidik anak, maka fokuslah pada kebaikan pasangan masing-masing.
Karena harmonisasi pasutri adalah magnet bagi anak.

Tips : Catat kebaikan-kebaikan (moment terbaik) bersama suami/istri untuk menjaga khusnudzon kita pada pasangan. Karena kebaikan mengapuskan keburukan.

3. MEMILIKI VISI BERKELUARGA

Dasarnya adalah surat At-Thur:21 dan At-Tahrim:6

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ ۚ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ

Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya. (At-Thur : 21)
[inilah Visi pertama keluarga muslim : Masuk surga sekeluarga]

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (At-Tahrim :6)
[Visi kedua : Terbebas dari api Neraka]

Visi Ibrahim (Qs. 35-37) :
√ Penyelamatan Aqidah
√ Pembiasaan Ibadah
√ Pembentukan Akhlakul Karimah
√ Pengajaran Lifeskilk (enterpreneur)

Orientasi hidup keluarga muslim adalah pada AKHIRAT, dan fokus utamanya adalah IMAN.
Orangtua yang orientasinya hanya dunia akan berakibat pula pada anak yang tidak memiki orientasi akhirat.

Bagaimana mengetahui visi misi kita sudah benar atau belum?
Pakai prinsip Ibnu Jarir Ath-Thobari, bahwa bagaimana obrolan rakyat sehari-harinya itulah cerminan bagaimana pemimpinnya.

Obrolan rakyat di masa khalifah Sulaiman adalah tentang keluarga dan anak.

Obrolan rakyat di masa khalifah Walid adalah tentang pembangunan.

Obrolan rakyat di masa khalifah Umar bin Abdul Aziz adalah tentang ibadah, sholat, dll.

Jika diibaratkan Rakyat = Anak, dan Raja = Orangtua.

Maka, dengarkanlah dialog anak-anakmu apakah tentang dunia atau gentang akhirat. Maka itulah sejatinya kemana arah visi misi keluarganya saat itu.

Tanya Jawab

1. Mengapa pembahasan parentingnya dari sisi keluarga Ibrahim bukan dari Rasulullah?

Jawab :

Pembahasan tentang keluarga Rasulullah tak dapat lepas dari pembahasan Nabi Ibrahim, karena Rasulullah adalah buah dari doa Nabi Ibrahim.

Dalam riwayat Ibn Ishaq sebagaimana direkam, Ibn Hisyam di Kitab Sirah-nya; kala itu Sang Nabi ShallaLlahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab dengan beberapa kalimat. Pembukanya adalah senyum, yang disusul senarai kerendahan hati, “Aku hanyasanya doa yang dimunajatkan Ibrahim, ‘Alaihissalam..”

“Duhai Rabb kami, dan bangkitkan di antara mereka seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri; yang akan membacakan atas mereka ayat-ayatMu, mengajarkan Al Kitab dan Al Hikmah, serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkau Maha Perkasa lagi Maha Bijaqksana.” (QS Al Baqarah : 129)

2. Bagaimana menyeimbangkan peran laki-laki sebagai Qowwamah (suami) dengan peran sebagai anak, saudara dan yang lainnya.

Jawab :

Qowwamah bagi laki-laki adalah fitrah.
Fitrah Qowwamah laki-laki adalah bersikap adil dan seimbang, kecuali jika fitrah tersebut rusak.

Sifat Keshalihan laki-laki :
1. Mengasah fitrah Qowwamah
2. Berbuat baik dan berhubungan baik dengan oranglain karena Allah. Karena orang shalih akan dipaksa oleh imannya untuk selalu ihsan.
3. Mendamaikan bukan memihak, jikapun memihak ia memihak kebenaran bukan berdasar kesenangan.
4. Berbuat baik dari yang terdekat (ini ajaran islam). Keshalihan yang hakiki dimulai dari orang yang terdekat. Karena kebaikan itu harusnya bertambah bukan berpindah.

3. Bagaimana cara menghadapi suami yang galak, gampang marah sampai anak-anak saja tidak nyaman dengan kehadiran ayahnya dan berharap si ayah tidak di rumah (dinas luar)? Istri sudah coba memberi nasihat dengan baik pada suami sambil memijatnya, namun tetap tidak ada perubahan.

Jawab :

1. Jaga harga diri suami di depan anak (menjaga kewibaan suami).
Istri harus melindungi keqowwamahan suami dan menjaga keshalihan anak meskipun tidak ada orangtuanya.

Maka jika anak mencaci ayahnya saat ayahnya tidak ada di depannya, maka harus dicegah atau dihentikan jika tidak maka kita membiarkan anak kita berbuat dosa dan merusak wibawa suami.
(potong kemaksiatan dengan cara yang baik)

2. Menceritakan kebaikan-kebaikan suami kepada anak.

3. Mencegah lisan kita untuk curhat pada anak, bila perlu curhatlah dan menangislah hanya kepada Allah. Kita boleh curhat kepada orang tersekat kita dengan tujuan bukan untuk mengumbar aib suami tapi hanya untuk meminta solusi.

4. Sekesal-kesalnya kita jangan hilangkan kelembutan kita pada objek dakwah kita (suami).
Karena semakin shalihah istri, harusnya suami semakin merasakan kemanfaatkan ilmu dan keshalihan kita. Jadilah kita (istri) ayat qauniyah yang menjadi kunci dakwah bagi keluarga kita.

5. Suami kita adalah hasil produk pengasuhan dari keluarganya yang mungkin belun sempurna. Maka tugas kita adalah menyempurnakan kekurangan atau kegagalan yang ada.

Wallahu a’lam..

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁

Sebarkan! Raih Pahala

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃

Dipersembahkan oleh: manis.id

📱 Info & pendaftaran member: bit.ly/mediamanis

💰Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
a.n Yayasan MANIS,
No Rek BSM 7113816637

Info lebih lanjut: bit.ly/donasidakwahmanis

logo manis4

Orang Yang Meninggal Karena Wabah Adalah Syahid

Pertanyaan

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz izin bertanya. Apakah seseorang yang wafat karena covid, bisa dikatakan wafat dalam keadaan syahid?


🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃🌸

Jawaban

Oleh: Ustadz Faisal Kunhi

وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

Covid bisa dikatakan sebagai wabah (tha’un), maka orang yang wafat dalam keadaan menderita penyakit tersebut bisa dikatakan wafat dalam keadaan syahid, selama ia istiqomah dalam beribadah dan sabar terhadap penyakit yang Allah taqdirkan untuknya.

Di dalam kitab “Bazlul Maun fi Fadli Tha’un“, Ibnu Hajar Al Asqolani menyebutkan beberapa hadist tentang syahidnya orang yang terkena wabah; berikut hadist-hadistnya

Dari Anas ra Rasulullah SAW bersabda,

“ الطاعون شهادة لكل مسلم “

“Tha’un adalah kesyahidan bagi setiap muslim.“ (Muttafaq alaih).

Dalam riwayat Ahmad dari jalur lain disebutkan:

المقييم فيه كالشهيد “

“Orang yang menetap di dalamnya seperti syahid.“ (HR. Bukhari).

Sementara dalam riwayat Abu Ya’la dari jalur lain disebutkan

ومن أصيب به كان شهيدا “

“Barangsiapa terkena olehnya, maka dia adalah syahid.” (HR. Bukhari)

Kita juga melihat banyak para ulama dan ilmuwan yang wafat di saat pandemi covid ini; ini semua karena Allah rindu bertemu dengan mereka dan Allah wafatkan mereka di jalan para syuhada, sesuai dengan harapan mereka; sungguh kesyahidan adalah anugerah yang tidak Ia berikan kepada setiap hamba-Nya, kecuali mereka yang memohonnya dengan tulus.

Dalam riwayat Mu’adz disebutkan,

وشهادة يختص الله بها من يشاء منكم

“Dan kesyahidan yang Allah khususkan dengannya bagi siapapun dari kalian yang Dia kehendaki.” (HR. Bukhari)

Dalam riwayat al Baihaqi, pada kitab “Ad- Dalail” disebutkan, “Dengannya Allah menjadikan syahid jiwa-jiwa kalian serta keluarga kalian dan Dia sucikan dengannya harta kalian.”

Imam Malik rahihamullah dalam “Al Muwathha”, dari Sumay dari Abu Shalih dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda,

الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ الْمَطْعُونُ وَالْمَبْطُونُ وَالْغَرِقُ وَصَاحِبُ الْهَدْمِ وَالشَّهِيدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

“Orang yang mati syahid ada lima, yakni orang yang mati karena tho’un (wabah), orang yang mati karena menderita sakit perut, orang yang mati tenggelam, orang yang mati karena tertimpa reruntuhan dan orang yang mati syahid di jalan Allah.” (HR. Bukhari, no. 2829 dan Muslim, no. 1914)

Maka dari hadist-hadist di atas dapat disimpulkan bahwa orang yang wafat karena terkena wabah covid, ia bisa mendapatkan pahala syahid. Wallahu A’lam.

🍃🍃🌸🍃🍃🌸🍃🍃🌸


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678