TAZKIYATUN NAFS UNTUK MENYAMBUT RAMADHAN

0
99

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹

📝 Khutbah Jum’at: Ust. Achmad Dahlan, Lc., MA.
[Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan, PW Ikadi DIY]

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ وَفَّقَ مَنْ شَاءَ مِنْ عِبَادِهْ وَهَدَاهُمْ إِلَى الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيْم.
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَه، رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْم، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحمَّداً عَبدُهُ ورَسُولُه، أَفْضَلَ الرُّسُلِ وَإِمَامَ الْمُتَّقِيْن
اللهم صَلِّ عَلَيْهِ صَلاَةً دَائِمَةً عَلَى مَرِّ السِّنِيْنَ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
أَمَّا بَعْد؛
فَيَا عِبَادَ اللّٰهِ، أُوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِى بِتَقْوَى اللَّهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، قَالَ اللّٰهُ تَعَالَىٰ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ:((يَأَ يُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا ٱتَّقُوا ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ)).

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Diantara hal yang penting untuk menjadi perhatian kita dalam beragama adalah Takiyatun Nafs, yang bermakna menyucikan atau membersihkan jiwa. Karena jiwa yang bersih merupakan asas dari perilaku yang baik. Dan Islam telah menjadikan perilaku, akhlak dan budi pekerti sebagai buah dari keimanan. Semakin sempurna keimanan seseorang, maka akan semakin baik pula akhlak dan budi pekertinya. Inilah makna dari sabda Nabi Saw.,

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا

“Mukmin yang paling sempurna imanya adalah mereka yang paling baik akhlaknya.” (H.r. Abu Dawud, at-Tirmidzi dan Ahmad)

Urgensi dari menyucikan jiwa ini bisa kita lihat melalui firman Allah dalam Surah Asy-Syams ayat 1-10. Pada tujuh ayat pertama dalam surah tersebut, Allah Swt. bersumpah dengan 7 makhluk ciptaan-Nya sebelum menetapkan sebuah pernyataan bahwa orang yang memiliki jiwa yang suci adalah orang yang akan beruntung. Dan sebaliknya, mereka yang mengotori jiwanya adalah orang-orang yang merugi. Allah berfiman,

وَٱلشَّمۡسِ وَضُحَىٰهَا ١ وَٱلۡقَمَرِ إِذَا تَلَىٰهَا ٢ وَٱلنَّهَارِ إِذَا جَلَّىٰهَا ٣ وَٱلَّيۡلِ إِذَا يَغۡشَىٰهَا ٤ وَٱلسَّمَآءِ وَمَا بَنَىٰهَا ٥ وَٱلۡأَرۡضِ وَمَا طَحَىٰهَا ٦ وَنَفۡسٖ وَمَا سَوَّىٰهَا ٧ فَأَلۡهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقۡوَىٰهَا ٨ قَدۡ أَفۡلَحَ مَن زَكَّىٰهَا ٩ وَقَدۡ خَابَ مَن دَسَّىٰهَا ١٠ َ

“Demi matahari dan cahayanya di pagi hari. Demi bulan apabila mengiringinya. Demi siang apabila menampakkannya. Demi malam apabila menutupinya. Demi langit serta pembinaannya. Demi bumi serta penghamparannya. Demi jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (Q.s. Asy-Syams 1-10).

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Jiwa manusia merupakan sumber kebaikan dan keburukannya. Perilaku yang muncul dari seseorang ditentukan oleh jiwanya. Jiwa yang sehat dan bersih akan terpancar pada perilaku dan akhlak yang mulia. Dan jiwa yang sakit dan kotor akan menghasilkan perilaku yang kotor dan buruk pula. Maka penting untuk kita mengetahui, usaha apa yang harus dilakukan untuk menyucikan jiwa dan menghilangkan kekotorannya.

Pertama, bersihkan jiwa dari kemusyrikan. Syirik adalah dosa yang paling besar yang pelakunya tidak akan diampuni oleh Allah jika belum bertaubat sebelum meninggal. Dosa syirik akan membuat jiwa menjadi gelap dan tidak mampu membedakan antara yang hak dan batil. Pelaku kesyirikan akan terhina di dunia dan di akhirat karena Allah telah berlepas diri darinya. Allah memberikan illustrasi mengenai dosa syirik dalam firman-Nya,

حُنَفَاءَ لِلّٰهِ غَيْرَ مُشْرِكِيْنَ بِهٖۗ وَمَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَكَأَنَّمَا ‌خَرَّ ‌مِنَ ‌ٱلسَّمَآءِ فَتَخۡطَفُهُ ٱلطَّيۡرُ أَوۡ تَهۡوِي بِهِ ٱلرِّيحُ فِي مَكَانٖ سَحِيقٖ

“(Beribadahlah) dengan ikhlas kepada Allah, tanpa mempersekutukan-Nya. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka seakan-akan dia jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.” (Q.s. Al-Hajj: 31)

Almarhum Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili menjelaskan ayat ini dengan mengatakan: “Siapa saja yang menyekutukan Allah dan menyembah selainnya, maka ia menderita kerugian yang besar, dan bahkan akan binasa. Perumpamaannya seperti orang yang jatuh dari langit kemudian disambar dan dicabik-cabik oleh burung-burung. Setiap burung mengambil satu bagian dari badannya. Maka sempurnalah kebinasaannya.” (Tafsir al-Munir, 17:206).

Perumpamaan yang disebutkan dalam Alquran ini merupakan peringatan yang sangat keras agar seorang Muslim tidak menyekutukan Allah Swt. Karena dampak dari kemusyrikan sangat buruk bagi jiwanya. Allah berfirman,

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Dan sungguh, telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, “Sungguh, jika engkau mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah engkau termasuk orang yang rugi.” (Q.s. Az-Zumar: 65)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Yang kedua, bersihkan jiwa dari dosa dan kemaksiatan. Dosa dan kemasksiatan akan membuat jiwa menjadi gelap. Sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah Saw., bahwa setiap kali seseorang melakukan kemaksiatan, akan ada satu titik hitam dalam hatinya. Jika dosa yang dilakukan semakin banyak, maka noda hitam itu akan semakin luas dan akhirnya menutupi seluruh hatinya. Rasulullah bersabda,

تُعْرَضُ الْفِتَنُ عَلَى الْقُلُوبِ كَالْحَصِيرِ عُودًا عُودًا فَأَيُّ قَلْبٍ أُشْرِبَهَا نُكِتَ فِيهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ وَأَيُّ قَلْبٍ أَنْكَرَهَا نُكِتَ فِيهِ نُكْتَةٌ بَيْضَاءُ حَتَّى تَصِيرَ عَلَى قَلْبَيْنِ عَلَى أَبْيَضَ مِثْلِ الصَّفَا فَلَا تَضُرُّهُ فِتْنَةٌ مَا دَامَتْ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ وَالْآخَرُ أَسْوَدُ مُرْبَادًّا كَالْكُوزِ مُجَخِّيًا لَا يَعْرِفُ مَعْرُوفًا وَلَا يُنْكِرُ مُنْكَرًا إِلَّا مَا أُشْرِبَ مِنْ هَوَاهُ

“Fitnah (ujian untuk melakukan kemaksiatan) itu akan dipaparkan kepada hati, seperti tikar, satu helai demi satu helai. Setiap hati yang menyerap fitnah itu, maka satu noda hitam tertempel padanya. Dan hati yang menolaknya, akan tertitik satu titik putih. Sehingga, jadilah hati itu dua macam; putih seperti batu pualam, sehingga fitnah apapun tidak akan membahayakannya selama ada langit dan bumi, sementara hati lainnya berwarna hitam legam, seperti teko terbalik, tidak mengenal kebaikan dan tidak mengingkari kemunkaran, melaikan hanya mengikuti hawa nafsunya.” (H.r. Muslim)

Yang ketiga, selalu bertaubat kepada Allah. Pada dasarnya, setiap manusia akan selalu jatuh kepada dosa. Tidak ada ada satupun orang yang selamat dari berbuat maksiat, kecuali para nabi. Maka, agar jiwa kita tetap terjaga kesuciannya, -walaupun kita jatuh pada kemaksiatan-, kita harus membersihkannya dengan banyak beristighfar dan bertaubat kepada Allah. Sabda Rasulullah,

كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

”Setiap anak keturunan Adam selalu berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah mereka yang banyak bertaubat.” (H.r. Muslim)

Keempat, hiasi jiwa dengan banyak melakukan amal salih. Karena hal yang paling berperan dalam menyucikan jiwa adalah mengabdi kepada Allah dengan melakukan sebanyak-banyaknya amal salih. Amal salih bagaikan pupuk yang akan menyuburkan dan membuat hati tumbuh dan berkembang dengan sehat, sehingga terpancar cahaya dari hati tersebut. Firman Allah,

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

”Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.s. An-Nahl: 97)

Yang terakhir, hendaknya kita selalu bermohon kepada Allah untuk dianugerahi kesucian jiwa. Kita harus menyadari, bahwa hati manusia berada dalam genggaman Allah Ta’ala. Hanya Allah yang mampu memberikan hidayah kepada manusia. Demikian juga, hanya Dia yang mampu mencabut hidayah tersebut. Maka dahulu, Nabi mengajarkan para shahabat beberapa doa agar mendapatkan bimbingan dari Allah, sehingga hati dan jiwa mereka selalu berada dalam ketakwaan. Diantara doa yang diajarkan Rasulullah Saw.,

اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا

Ya Allah, anugerahkanlah ketakwaan pada jiwaku. Sucikan ia, sesungguhnya Engkau sebaik-baik Dzat yang menyucikannya. Engkaulah penguasa dan dan pemiliknya.” (H.r. Muslim)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Demikianlah beberapa langkah yang bisa tempuh untuk dapat menyucikan jiwa kita. Langkah-langkah tersebut sebenarnya berfokus dalam dua hal, yang oleh para ulama disebut dengan at-Takhliyah wa at-Tahliyah (التخلية والتحلية). At-Takhliyah bermakna mengosongkan jiwa dari kemusyrikan, dosa dan segala jenis kemaksiatan. Sedangkan At-Tahliyah berarti menghiasi jiwa dengan amal salih dan segal jenis kebaikan. Kita memerlukan kedua proses tersebut untuk mencapai kesucian jiwa.

Kebutuhan untuk menyucikan jiwa menjadi sangat urgen pada beberapa hari mendatang. Karena dalam hitungan hari, kita akan bertemu dengan tamu agung yaitu bulan Ramadhan yang mulia. Alangkah baiknya, jika kita memasuki bulan yang penuh ampunan tersebut dengan hati yang bersih dan jiwa yang suci, sehingga akan sempurna ibadah dan ketaatan yang kita lakukan di bulan Ramadhan.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الآيَاتِ وَالِّذكْرِ الْحَكِيمِ ، وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Khutbah Kedua

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ، وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا، وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْن.
أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا عِبَادَ الله، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ التَّقْوَى، وَأَطِيْعُوْهُ فِي السِّرِّ وَالنَّجْوَى.
ثُمَّ صَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى الْهَادِي الْبَشِيْر، وَالسِّرَاجِ الْـــمُنِيْر، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَاحِبِ الْفَضْلِ الْكَبِيْر. فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ: ﴿إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً﴾
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ.
اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ.
اللَّهُمَّ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.
اللهم بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَان، وَبَلِّغْنَا رَمَضَان
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
عِبَادَ اللهِ: إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر

🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here