πΏπΊπππππΌπππ·πΉ
π Pemateri : Ustadz Bendri Jaisyurrahman
Kerja yang padat, fisik yang lelah, anak-anak yang sulit diatur, utang yang menumpuk, berujung pada stress. Dampaknya marah-marah ke anak
Akibatnya anak jadi tak nyaman berinteraksi. Lebih senang di luar rumah, bermain dengan teman. Pulang bawa perilaku membangkang. Ortu pun makin stress
Bagi anak usia dini, saat berinteraksi dengan ortu yang stress akan kehilangan rasa nyaman dan cenderung pasif tak bisa berprestasi
Anak pun juga belajar cara ekspresikan perasaan dari ortu yang stress. Jika marah ia membentak, melempar, bahkan memukul
Ikatan emosional juga cenderung berkurang yang berujung hilangnya rasa nyaman dan percaya. Saat remaja ‘tertutup’ dari orang tua
Stress ibarat sampah. Sementara anak seharusnya menerima bunga. Mengasuh dengan stress menjejalkan sampah hingga menumpuk di anak
Ingat-ingat kembali tentang harapan saat menikah yakni memiliki anak, hadiah dari Allah. Tegakah kita menyakiti amanah Allah ini?
Sementara begitu banyak pasangan yg belum dikaruniakan anak? Bersyukurlah dengan cara tidak menyakiti anak dalam kondisi apapun
Kenali pemicu stress : lapar, ngantuk, lelah ataupun sedih. Jika alami hal tersebut lebih baik menghindar dari anak agar tak jadi korban
Coba jujur akan masalah yang dihadapi. Apakah dari luar atau dari perilaku anak? Jangan sampai marah-marah ke anak tersebab kita habis dimarahi oleh bos. Atau gara-gara nonton adegan di sinetron BHSI
Kerjasama antarpasangan amatlah membantu. Saat kita stress minta pasangan kita untuk memegang anak dulu. Atau cari pihak lain yang amanah
Ingatlah, bahwa anak ini tanggung jawab bersama. Jadi bukan hanya satu pihak yang mengasuh. Apalagi kalau memiliki anak yang banyak. “Hayati lelah, Bang”
Sekali-kali rencanakan waktu sendiri > “me time” guna melakukan relaksasi dan refleksi diri. Jika sudah relax, lebih mudah mengatasi masalah anak
Buat program “me time” dalam sepekan beberapa jam. Agar tidak banyak emosi negatif yang menumpuk. Komunikasikan ke pasangan
Analisis kembali perilaku anak yang bisa menambah stress dan siapkan antisipasinya. Contoh : anak rebutan mainan Β» apakah beli mainan baru? Hehe ini mah pihak ayah yang malah jadi stress
Banyak baca-baca buku tentang anak. Kadang pemicu stress karena ketidaktahuan akan tahap kembang anak. Jika perlu bertanya kepada ahli
Kalau terlanjur stress ketika bersama anak, tarik nafas dalam-dalam guna mengurangi ketegangan syaraf. Tapi jangan dikeluarkan dari bawah pas ada suami. Suami ngamuk, tambah stress π€
Ubah posisi tubuh. Jika sedang di atas pohon segera turun π. Jika sedang berdiri segera duduk. Jika duduk segera berbaring atau keluar rumah agar dapat suasana baru
Ungkapkan perasaan secara jujur kepada anak “Maaf ya nak. Bunda kesal kamu teriak-teriak trus. Bunda jadi terganggu”. Anak belajar ungkap perasaan
Segera minta bantuan pihak lain jika makin stress. Tinggalkan anak sejenak. Jangan ikuti emosi saat itu. Rugi
Jika kesal berkecamuk terhadap perilaku anak, pandangi fotonya saat bayi. Tegakah kita menyakiti bayi yang sudah tumbuh itu?
Segera berwudhu dan sholat 2 rakaat. Jika sedang berhalangan, bagi para ibu, cukup wudhu saja. Doa dan curhat jujur kepada Pemberi Amanah
Minta maaf kepada Allah karena hendak marah sama anak yg merupakan pemberianNya. Berharap Allah kasih jalan segera dan lembutkan hati
Jika terlanjur marah kepada anak, dan Anda tersadar. Buru-buru minta maaf. Jangan biarkan anak terlalu lama dalam prasangka ‘takut’ kepada kita
Semoga kita bisa kendalikan stress agar anak selalu terjaga perasaannya. Terus berlatihlah kendalikan emosi kita. Silahkan sebar jika ada guna.
Allahu’alam Bishowab
ππππππππ
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
π±Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis
π° Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130