Hanya Allah yang Bisa Menolak Keburukan

0
263

🍃🍃🌺🍃🌺🍃🍃

📝 Pemateri: Ustadz Faisal Kunhi M.A

وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَادَّ لِفَضْلِهِ ۚ يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ۚ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

“Jika Allah menimpakan suatu mudarat kepadamu, tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia dan jika Dia menghendaki kebaikan bagimu, tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikannya (kebaikan itu) kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Yunus: 107)

Penjelasan:

Ayat ini merupakan penjelasan bahwa kebaikan, keburukan, manfaat, dan madharat hanya milik Allah semata; tidak ada seorang yang mampu melakukannya selain Dia. Karena Dia adalah Dzat yang berhak diibadahi tanpa sekutu baginya.

Dari Anas bin Malik, Rasulullah ﷺ bersabda, “Carilah kebaikan sepanjang hidup kalian dan berusahalah untuk mendapatkan karunia berupa rahmat dari Rabb kalian. Sesungguhnya Allah memiliki karunia berupa rahmat yang akan diberikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya. Mohonlah kepada-Nya agar Dia menutup aurat kalian dan menjaga kemuliaan kalian.”

Firman Allah, “Dan Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” yakni bagi orang yang memohon ampun dan bertawakkal kepada-Nya, walau dari dosa apa saja, bahkan dosa syirik sekalipun. Sesungguhnya Dia akan menerima taubatnya, demikian dijelaskan dalam tafsir Ibnu Katsir.

Disebutkan dalam tafsir Al-Lubab, “Jika Allah swt menyentuhkan suatu kemudharatan kepadamu, apapun bentuknya, maka tidak ada satu wujud pun yang dapat menyingkirkan kecuali Dia yang Maha kuasa, karena Dia yang menghendaki hal itu. Sedangkan apa yang dikehendaki-Nya pasti terjadi. Karena itu, sungguh aneh bila engkau tidak menyembah-Nya, padahal jika Allah swt menghendaki untukmu kebaikan, maka pasti kebaikan itu akan mendapatimu, karena tidak ada yang dapat menolak kehadiran karunia-Nya bagi siapa yang Dia kehendaki. Dia memberi kebaikan itu sesuai kebijaksanaan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya, dan Dialah yang Maha pengampun lagi Maha Pengasih.”

Betapa banyak orang yang menyangka bahwa ayat ini berbicara tentang kebaikan yang nampak saja, padahal kebaikan yang dapat dirasakan oleh seorang hamba bisa saja dengan satu keadaan sulit yang ia hadapi; yakni sebagai penghapusan dosa baginya, dan kasih sayang Allah untuknya:

{ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ }

“Dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”, karena apapun yang diberikan oleh Allah adalah kebaikan untuk hamba-hamba-Nya, sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits shahih,

(( عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ ))

“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik.” Demikian jelas Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil.

Ini termasuk dalil paling besar bahwa hanya Allah semata yang berhak untuk disembah karena Dia yang mendatangkan manfaat dan mudarat, yang memberi dan yang tidak memberi, yang mana jika ada kesulitan menimpa seperti kemiskinan, penyakit, dan lain-lain, “Maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia.” Karena jika seluruh makhluk berkumpul untuk memberi manfaat, maka mereka tidak akan dapat memberi manfaat kecuali apa yang telah ditulis oleh Allah. Jika mereka hendak memudaratkan seseorang, maka mereka tidak akan mampu melakukannya jika Allah tidak berkehendak. Oleh karena itu, Allah berfirman, “Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagimu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya.” Maksudnya, tak seorang pun makhluk mampu menolak kebaikan dan karunia-Nya sebagaimana Firman-Nya, “Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”(QS. Fathir: 2 ).

Demikian jelas Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di.

Ayat ini menanamkan kepada kita semua sifat “al huriyyah” (kebebasan), untuk tidak berharap kepada siapapun kecuali hanya kepada Allah, dan tidak takut dengan ancaman siapapun kecuali takut dengan murka-Nya, sebab semuanya tidak terjadi kecuali dengan izin-Nya. Walau seluruh manusia ingin menyelamatkan kita, maka itu tidak akan terwujud jika belum tertulis di suratan takdir. Dan andai seluruh manusia ingin mencelakakan kita, maka itu juga tidak akan terjadi jika Allah menyelamatkan kita dengan kekuasaan-Nya.

🍃🍃🌺🍃🌺🍃🍃


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis

💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here