🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹
📝 Khutbah Jum’at Oleh: Ustadz Muhamad Mujari, S.ST. (IKADI DIY)
الحَمْدُ لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ، العَزِيْزِ الْغَفَّارِ، مُكَوِّرِ اللَّيْلِ عَلَى النَّهَارِ، لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِيْ لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ، وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ المُتَفَرِّدُ بِالْبَقَاء، قَضَى عَلَى كُلِّ شَيْءٍ بِالْفَنَاء، كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ، وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُوْ الْجَلَالِ وَالْكِبْرِيَاءِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه، وَصَفِيُّهُ مِنْ خَلْقِهِ وَخَلِيْلُه، اِصْطَفَاهُ رَبُّهُ لِتَبْلِيْغِ رِسَالَةِ السَّمَاءِ، فَأَدَّى الأَمَانَةَ حَقَّ الْأَدَاءِ، وَأُوْذِيَ فِي سَبِيْلِ اللهِ أَشَدَّ الإيْذَاء، صَلِّ اللَّهُمَّ وَسَلِّمْ عَلَى الْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلأَصْدِقَاءِ وَالْأَعْدَاءِ، صَلَاةً وَسَلَامًا مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ اللِّقَاءِ.
أَمَّا بَعْد:
فَيَا أَيُّهَا الْـمُؤْمِنُوْن، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْن، فَقَالَ تَعَالَى: ((يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ))، صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْم.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah
Kebahagiaan adalah salah satu tujuan utama dalam kehidupan setiap manusia. Namun, definisi kebahagiaan bisa berbeda-beda bagi setiap individu. Bagi sebagian orang, kebahagiaan dapat ditemukan dalam kesuksesan materi, kehormatan jabatan atau prestasi akademis. Namun, dalam perspektif Islam, kebahagiaan sejati terletak pada hubungan dan keterkaitan manusia dengan Allah Swt.
Syaikh Al-‘Izzu bin Abdus Salam dalam kitab Syajarotul Ma’arif mengatakan bahwa terdapat tiga hal pokok yang menjadi pilar utama kebahagiaan manusia, yaitu seberapa kita mengenal Allah Ad-Dayyan, seberapa besar kita ta’at kepada Allah Ar-Rahman dan sejauh mana kita mampu meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh Allah Ar-Rahim.
Hadirin jama’ah Jumat rahimakumullah
Pertama, seberapa kita mengenal Allah Ad-Dayyan adalah pilar kebahagiaan sejati. Apa itu Ad-Dayyan? Ad-Dayyan adalah salah satu nama Allah yang memiliki arti Maha Menghisab dan Membalas, sebagaimana hadits Rasulullah Saw. dari Abdullah bin Unais, r.a.
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَوْ قَالَ الْعِبَادُ عُرَاةً غُرْلًا بُهْمًا قَالَ قُلْنَا وَمَا بُهْمًا قَالَ لَيْسَ مَعَهُمْ شَيْءٌ ثُمَّ يُنَادِيهِمْ بِصَوْتٍ يَسْمَعُهُ مِنْ قُرْبٍ أَنَا الْمَلِكُ أَنَا الدَّيَّانُ
Saya mendengar Rasulullah Saw. bersabda, “Manusia akan dikumpulkan pada hari kiamat dalam keadaan telanjang, tidak berkhitan, dan dalam keadaan buhman.” Lalu kami bertanya, “Apakah buhman itu?” Beliau bersabda, “Tidak membawa apapun”, kemudian ada suara yang memanggil mereka dari dekat, ‘Aku adalah Raja dan Aku adalah Ad-Dayyan (Yang Menghisab dan Membalas). (H.r. Ahmad)
Mengenal Allah Yang Maha Menghisab dan Membalas (Ad-Dayyan) memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai kebahagiaan sejati. Mengetahui bahwa kita akan dimintai pertanggungjawaban atas segala perbuatan yang telah dilakukan, akan mendorong kita untuk bertindak secara bertanggung jawab dan adil. Kita akan lebih berhati-hati dalam setiap tindakan, karena menyadari bahwa tak ada yang tersembunyi dari penglihatan-Nya. Hal ini membantu kita hidup dengan penuh integritas dan menjaga tindakan agar sesuai dengan nilai-nilai kebaikan yang ditentukan oleh Allah.
Apapun yang kita lakukan di dunia ini akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah ta’ala. Tentu kita berharap agar kelak pertanggungjawaban amal di hadapan Allah ta’ala dimudahkan dan diringankan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan senantiasa melakukan muhasabah terhadap amal yang kita lakukan. Muhasabah bisa dilakukan dengan cara memperhatikan amal yang telah diperbuat untuk perbaikan amal di kemudian hari. Allah ta’ala berfirman,
﴿ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ ١٨ ﴾
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Q.s. Al-Hasyr: 18).
Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan bahwa yang dimaksud wal-tanzhur nafsun maa qoddamat lighod adalah hitung-hitunglah diri kalian sebelum kalian dimintai pertanggungjawaban dan perhatikanlah apa yang kamu tabung buat diri kalian berupa amal-amal salih untuk bekal menghadapi hari ketika kalian dikembalikan, yaitu hari saat kalian dihadapkan kembali kepada Allah Swt. Inilah salah satu makna muhasabah yang harus senantiasa dilakukan sebagai wujud mengenal Allah Ad-Dayyan.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah
Kedua, taat kepada Allah Ar-Rahman juga memiliki peran sentral dalam kebahagiaan manusia. Allah adalah Dzat yang Maha Penyayang dan Maha Pengasih. Ketika kita taat kepada-Nya dengan melaksanakan kewajiban agama dan mengerjakan kebaikan-kebaikan, kita akan diberikan kehidupan yang baik dan balasan yang lebih baik.
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيٰوةً طَيِّبَةً ۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
“Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.s. an-Nahl: 97).
Ketaatan kita kepada Allah Ar-Rahman membawa kebahagiaan jiwa yang mendalam, karena kita menyadari bahwa segala tindakan dilakukan dengan tujuan untuk mencapai ridha-Nya. Ketika kita merasa dekat dengan Allah dan merasakan cinta kepada-Nya yang tiada tara, maka manisnya iman dan kebahagiaan sejati pun hadir dalam diri kita.
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُوْنَ اللّٰهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا ، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
“Ada tiga orang yang dapat menemukan manisnya keimanan: (1) orang yang lebih mencintai Allah dan Rasul dibanding selainnya, (2) orang yang mencintai seseorang karena Allah, (3) orang yang membenci untuk kembali kepada kekufuran sebagaimana ia benci dimasukkan ke neraka.” (H.r. Bukhari)
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah
Ketiga, meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh Allah adalah langkah penting dalam mencapai kebahagiaan sejati. Islam memberikan pedoman yang jelas tentang apa yang halal dan haram. Ketika kita mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, pikiran dan hati kita pun menjadi tenang. Kejujuran, kesucian, dan kebaikan yang melekat dalam tindakan kita akan membawa kepuasan dan kebahagiaan yang abadi. Allah juga akan memberikan ganti dengan yang lebih baik. Rasulullah Saw. bersabda,
إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئاً لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ
“Sesungguhnya jika Engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik.” (H.r. Ahmad).
Dengan meninggalkan sesuatu yang Allah larang, kita akan mampu menjaga kesucian hati dan jiwa, dan melangkah menuju jalan yang benar. Allah juga akan mempermudah hamba-Nya melakukan amalan ibadah dengan perasaan yang bahagia sehingga pada akhirnya akan menjadikan ibadah yang dilakukan semakin berkualitas.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah
Dalam rangka mencapai kebahagiaan sejati, menjalin hubungan yang erat dengan Allah adalah kunci utama. Dengan mengenal-Nya sebagai Dzat Yang Maha Menghisab dan Membalas, kita akan hidup dengan bertanggung jawab dan adil. Melalui taat kepada Allah Ar-Rahman, kita merasakan kasih sayang dan kehangatan Allah dalam keseharian kita.
Sementara itu, dengan menjauhi larangan Allah Ar-Rahim, kita mampu menjaga kejujuran dan kesucian hati. Dalam perjalanan hidup ini, marilah kita meningkatkan pengenalan kita terhadap Allah Ad-Dayyan, Ar-Rahman dan Ar-Rahim, agar kita dapat mencapai kebahagiaan sejati. Aamin Yaa Rabbal ‘Aalamiin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. أَشْهَدُ أنْ لاَ إِلَهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُه. ((يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ)).
((يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا)).
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَكَرِيْمِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ اْلأَوَّلِيْنَ وَاْلأَخِرِيْنَ وَسَلِّمْ وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ . اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْن، حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَ يُكَافِئُ مَزِيْدَهُ.
يَا رَبَّناَ وَلَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، فَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ
رَبَّناَ اغْفِرْ لَناَ ذُنُوْبَناَ وَلِوَالِدِيْناَ وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْناَ صِغَاراً
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ
اَللَّهُمَّ اِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ، وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ، وَمِنْ دُعَاءِ لَا يُسْتَجاَبُ لَهُ
اَللَّهُمَّ أَعِـزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْن، وَدَمِّـرْ أَعْـدَاءَ الدِّيْنِ، وَاخْذَلْ مَنْ خَـذَلَ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْن
اَللَّهُمَّ اِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَنَا دَوْلَةً كَريمَةً، يُعِزُّ بِهَا الإِسْلاَمُ وَأَهْلُهُ، وَيُذَلُّ بِهَا النِّفَاقَ وَأَهْلُهُ، وَتَجْعَلُنَا فِيْهَا مِنَ الدُّعاةِ إِلَى طاعَتِكَ، وَالْقادَةِ إِلَى سَبيلِكَ، وَتَرْزُقُنا بِها كَرامَةَ الدُّنْيا وَالأَخِرَة
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ شَبَابَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَحَبِّبْ إِلَيْهِم الإِيْمَانَ وَزَيِّنْهُ فِيْ قُلُوبِهِمْ، وَكَرِّهْ إِلَيْهِم الْكُفْرَ وَالفُسُوْقَ وَالعِصْيَانَ، وَاجْعَلْهُمْ مِنَ الرَّاشِدِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
أَقِيْمُوا الصَّلَاة..
🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis
💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130