Lafazh lsti’adzah yang Dianjurkan

0
64

šŸ“ Pemateri: Slamet Setiawan, S.H.I

šŸŒæšŸŒŗšŸ‚šŸ€šŸŒ¼šŸ„šŸŒ·šŸŒ¹

Bacaan istiā€™adzah yang lebih dipilih oleh Imam asy-Syafiā€™i (w. 204 H) sebagaimana disampaikannya di dalam al-Umm adalah aā€™udzu billahi minasy-syaithanir-mjim. Lafazh istiā€™adzah inilah yang paling masyhur. Dalilnya tiada lain sebagaimana redaksi asli dari firman-Nya: ā€œApabila kamu membaca al-Qurā€™an hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.ā€ (QS. An-Nahl [16]: 98).

Abu al-Hasan al-Mawardi (w. 450 H) di dalam al-Hawi al-Kabir fi Fiqh Madzhab al-Imam asy-Syafi’i yang merupakan penjelasan dari kitab Mukhtashar al-Muzanni mengemukakan bahwa selain lafazh istiā€™adzah aā€™udzu billahi minasy-syaithanir-rajim, bisa juga istiā€™adzah dengan lafazh aā€™udzu billahis-samiā€™il-ā€˜alimi minasy-syaithanir-rajim atau dengan lafazh aā€™udzu billahil-ā€˜aliyyi minasy-syaithanilghawiyy. Namun, menurutnya, yang lebih utama adalah dengan lafazh yang pertama dibandingkan dengan yang kedua dan ketiga, karena ia diambil dari al-Qurā€™an. Istiā€™adzah dengan lafazh yang kedua lebih utama dari istiā€™adzah yang ketiga karena adanya riwayat dari Abu Saā€™id al-Khudri ra. mengenainya, yaitu dalam hal ini salah satunya sebagaimana disampaikan oleh Imam at-Tirmidzi (w. 279 H) di dalan Sunannya di mana Abu Sa’id bercerita: ā€œAdalah Rasulullah saw. jika beliau melakukan shalat malam, maka beliau bertakbir, kemudian mengucapkan ā€˜Subhanaka allahumma wa bi hamdika, wa tabarakasmuka, wa tahta jadduka, wa la ilaha ghairuka’, lantas mengucapkan Allahu akbaru kabiraā€™, kemudian mengucapkan ‘audzu billahis-samiā€™ilā€˜alimi minasy-syaithanir-rajim, min hamzihi, wa nafkhihi, wa nafatsihi’.

Istiā€™adzah dengan lafazh aā€™udzu billahis-samiā€™il-ā€˜alimi minasy-syaithanir-mjim ini sebagaimana dapat kita baca penjelasan Sulaiman al-Bujairami (w. 1221 H) di dalam Tuhfah al-Habib ā€˜ala Syarh al-Khathib atau yang dikenal juga dengan Hasyiyah al-Bujairami ‘ala al-Khathib, sebenarnya adalah dengan menggabungkan redaksi dalam dua ayat al-Qurā€™an, masing-masing dari QS. An-Nahl [16]: 98 dan QS. Fushshilat [41]: 36. Wallahu a’lam.

šŸƒšŸƒšŸŒøšŸƒšŸƒšŸŒøšŸƒšŸƒšŸŒø


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

šŸ“±Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

šŸ’° Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
+62 852-7977-6222
+62 822-9889-0678

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here