📆 Sabtu, 26 Muharram 1440 H / 06 Oktober 2018
📚 SIROH DAN TARIKH ISLAM
📝 Pemateri: Ustadz Agung Waspodo, SE, MPP
Lembah al-Hasa (وادي الحسا) terletak diantara Mu’tah menuju Tafilah. Lembah ini membentang dari Timur ke Barat lebih dari 80 kilometer. Sebuah lembah yang cukup hijau tak jauh di sebelah selatan palagan Pertempuran Mu’tah.
Lembah itu juga menjadi saksi perjalanan para mujahid Ekspedisi Mu’tah yang kembali menuju Madinah. Khalid ibn al-Walid Radhiyallahu’anhu yang dipilih oleh para sahabat Nabi untuk memimpin mereka telah berhasil menahan serangan 100.000 pasukan Byzantium di Mu’tah. Bahkan, pasukan Kaum Muslimin yang hanya berjumlah 3.000 itu berhasil menewaskan 20.000 lawannya menurut Ibnu Katsir.
Dengan izin Allah Ta’ala, kemenangan strategis ini diperoleh melalui taktik Khalid ibn al-Walid (ra) dengan pertukaran pasukan dari sayap kanan ke kiri dan sebaliknya. Bahkan, balatentara Byzantium yang tinggal 80.000 kekuatannya itu tidak berani menyerang karena tertipu taktik Khalid yang membuat drama seolah bala bantuan dari Madinah telah datang.
Kini dengan jumlah 2.978 setelah syahid 12 syuhada di Mu’tah, pasukan Kaum Muslimin mundur secara terhormat melintasi jalur ini menuju Ma’an sebelum kembali ke Jazirah Arab via Tabuk.
Diluar dugaan, sesampainya di Madinah timbul kasus yang dimotori oleh beberapa orang munafik:
وجعل الناس يحثون على الجيش التراب
📚 “(Sebagian penduduk Madinah yang terhasut) melempari tanah kepada pasukan (Mu’tah).”
Demikian catatan dari 📖 Sirah Nabawiyah li-Ibni Hisyam. Bahkan sebagian sahabat bertanya kepada Rasulullah apakah mereka sehina cercaan yang beredar pada sebagian masyarakat yang terhasut:
يا فرّار فررتم في سبيل الله
📚 “Wahai kalian (pengecut yang) melarikan diri, (sungguh) kalian telah melarikan diri di jalan Allah (meninggalkan jihad)!”
Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam naik ke atas tempat yang tinggi lalu menjelaskan kepada masyarakat yang terhasut kaum munafiqin itu:
ليسوا بالفرّار ولكنهم الكرّار انشاء الله تعالى
📚 “Mereka bukan (pengecut yang) melarikan diri, akan tetapi mereka (pasukan Mu’tah) akan menyerang kembali dengan izin Allah Ta’ala”
Bahkan Nabi Shallallahu ‘alayhi wa Sallam pada momen itu memberikan gelar “pedang Allah yang terhunus” (سيف الله المسلول) kepada Khalid ibn al-Walid Radhiyallahu’anhu untuk menghargai jasanya menyelamatkan pasukan dari kehancuran yang lebih besar. Lebih dari itu, dikemudian hari taktik manuver Khalid ibn al-Walid Radhiyallahu’anhu ini dikenal sebagai
الكرّ و الفرّ
📚 “Serang (secara mendadak lagi menggentarkan) lalu Mundur (secara elegan lagi senyap)”
Agung Waspodo
🍃🍃🌺🍃🍃🌺🍃🍃
Dipersembahkan oleh: manis.id
📱 Info & pendaftaran member: bit.ly/mediamanis
💰=Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa=💰
💳 a.n Yayasan MANIS,
No Rek BSM 7113816637
📲 Info lebih lanjut: bit.ly/donasidakwahmanis