Menjadi Orangtua Amanah

0
63

đź“ť Pemateri: Ustadz Bendri Jaisyurrahman

Setiap jiwa bertanggung jawab atas semua yang diperbuatnya. Manusia pasti identik dengan pertanggungjawaban. Ketika kita diamanahi seorang anak, maka Allah akan menanyakan bagaimana kita mengelola, mengasuh, hingga mendidik anak ini.

Jika orangtua yang rajin ibadah, rajin ngaji, qiyamul lail, dan sebagainya, namun tidak mendidik anaknya, maka ia akan terhalang masuk surga, karena tidak bisa menjalankan perannya sebagai orangtua. Anak itu amanah, yang harus dijaga. Maka jadilah orang tua yang mampu menjalankan perannya dengan baik.

Tugas orangtua mengarahkan anaknya untuk menjalankan programnya sebagai khalifah Allah. Fitrah sejatinya adalah program. Fitrah ibarat “software” yang ditanam dalam setiap bayi. Orangtua yang mengaktifkan atau merusaknya. Nah tugas orang tua sejatinya adalah memastikan anaknya untuk menjalankan programnya di dunia dengan baik. Kemudian mengenali softwarenya, lalu menyesuaikan dengan hardwarenya, lalu install lah.

Tugas Orangtua: Bagaimana Menjadi Orangtua yang Amanah?
Ar-Ruum ayat 21: “tetaplah atas fitrah Allah sesuai dengan apa yang diciptakan Allah.”

Tugas pertama orangtua adalah:

Menerima, menjaga, dan mengembangkan fitrah anak.

Fitrah Dasar Anak Manusia:

1. Setiap anak itu BERTAUHID

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu ?”, mereka menjawab: Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).” (QS Al-A’raf: 172)

Allah adalah manajer yang paling baik. Program Allah kelak di hari akhir adalah akan membuat semua manusia bersaksi. Sejatinya semua manusia itu fitrahnya Islam. Orang tuanyalah yang mengubahnya menjadi bukan Islam. Software yang ditanamkan oleh Allah tidak diaktifkan oleh orangtuanya.

Kenalkanlah anak pertama kali pada Kalamullah. Ketika dalam kandungan biasakan sang ibu mendengarkan atau membaca Al-Qur’an. Jangan pada musik-musik barat, misal musik Jazz, Mozart.

Tidak akan berkumpul dalam satu hati jika Anda mencintai Al-Qur’an dan mencintai Musik.

Kenalkan anak pada kalimat toyyibah. Tanamkan kecintaan pada Allah Subhaanahu Wa Ta’ala.

Jangan jadikan anak sebagai cabe-cabean, terong-terongan, terong dicabein (banci), jagung bakar (jablai tanggung baru mekar), jamur (janda di bawah umur).
Anak kita sejatinya BERTAUHID!.

2. Anak adalah seorang PENGABDI yang TAAT

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
(QS Adz-Dzariyat: 56)

“Bakat” taat ada di dalam jiwa manusia, maka jangan putus asa terhadap kenakalan anak. Awal pembangkangan menjadikan akal sebagai panglima. Hati adalah Raja, maka taklukkanlah hatinya untuk taat pada Allah. Ilmu Allah sangat luas, dibandingkan akal manusia. Ilmu Allah ibarat gunung, akal manusia ibarat timbangan bawang. Filfasat kalo tidak direm dengan hati, maka bahayanya akan tergelincir pada hal yang tidak baik. Standar Islam dalam mengurus anak adalah dapat menjadikan Anak tunduk pada Allah Subhaanahu Wa Ta’ala.

3. Setiap anak itu memiliki jiwa LEADER (pemimpin)

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: ”Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yg akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senatiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”

Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tdk kamu ketahui.” (QS Al-Baqarah: 30)

Sentuhlah hati anak, setelah itu arahkan akalnya. Jangan jadikan anak sebagai anak ALAY. Alay itu tidak tau arah (mental follower —> thinking shock), mudah dipengaruhi. Anak-anak yang tidak memiliki daya pikir yang kuat maka akan mudah dipengaruhi.

4. Anak itu BERPOTENSI dan CERDAS

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam taqwim yang sebaik-baiknya.” (QS At-Tin: 4)

Taqwim adalah potensi untuk menjadi qowwam atau pemimpin, termasuk kecerdasan, pola pikir dan strategi. Ketika dalam kandungan, pertumbuhan otak anak mulai berkembang. Buatlah hati seorang ibu menjadi senang, ibu hamil yang stres akan berpotensi menghasilkan anak yang cacat. Namun jika saat seorang Istri hamil, muliakan ia, bahagiakan ia, maka berpotensi akan mencipatakan otak anak yang sangat baik. Membahagiakan Ibu hamil, sama halnya dengan investasi untuk kebaikan di masa depan. Buatlah program “Membahagiakan Orang Hamil”.

5. Fitrahnya seorang anak yg memiliki SEKSUALITAS BENAR dan LURUS.

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa bangsa dan bersuku suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS al-Hujurat: 13)

“……Dan laki2 tidaklah seperti anak perempuan.” (QS Ali-Imran: 36)

Kenapa ada anak laki-laki yang berkarakter seperti perempuan atau sebaliknya, maka perhatikanlah bagaimana pola asuhnya. Biasanya pengasuhannya kekurangan sosok ayahnya. Kurangnya sosok Ayah di masa kecil.

Minimal 5 fitrah dasar ini kita jaga, kenali, dan kembangkan. Agar fitrah anak sesuai pada apa yang diciptakan Allah. Islam lebih menekankan pada proses pengasuhan, bukan pada hasilnya.

Pertanyaan:
Bagaimana jika Anak kita sudah besar, dan belum menerapkan sistem pengasuhan anak sesuai fitrahnya?

Jawaban:
Jika anak sudah terlanjur besar, maka mulailah untuk beristighfar lalu mulailah untuk mencicil menjadikan anak itu sesuai pengasuhan yang baik. Jika anak sudah besar dan berkarakter nyebelin, maka cobalah untuk evaluasi, sebenarnya itu cara anak untuk menagih sistem pengasuhan yang baik dari orangtuanya. Ibarat anak nyebelin itu sama posisinya sebagai debt collector. Maka hendaklah lunasi semua hutang (pengasuhan) pada anak.

Pelan-pelan menjalankan untuk pelunasan hutang pengasuhan yang baik. Mengurus anak itu memang susah, karena hadiahnya SURGA, kalau mudah mendidik anak maka hadiahnya Voucher PULSA.

Harus sabar…sampai anak mampu mengubah dirinya sendiri kepada hal yang baik. Jangan menuntut anak yang berlebihan, namun berkacalah sebagai orangtua, apakah kita sudah mendidik, mengasuh anak sesuai syari’at?.

Bertaqwalah kepada Allah, perbaikilah perkataan kalian (orangtua). Berkomunikasilah dengan baik, gunakan kata-kata indah dan baik terhadap anak. Ketahuilah bahwa tanamkan iman pertama kali pada anak. Kenalkan Allah dan buat anak cinta pada Allah Subhaanahu Wa Ta’ala.

*****

Intinya setiap anak itu terlahir dengan fitrah yang baik, atau dapat dikatakan sebagai muslim. Terlampir dalilnya Al-A’raf: 172, Adz-Dzariyat: 56, Al-Baqarah: 30, At-Tin: 4, Al-Hujurat: 13, Ali-Imran: 36.

Nah tinggal bagaimana orang tua yang akan mengarahkan sang Anak. Bagaimana mendidik, membimbing, menjaga dan mengasuhnya.

Sejatinya fitrah seorang anak yang dilahirkan itu adalah:

a. Anak Bertauhid
b. Seorang Pengabdi yang Taat
c. Memiliki Jiwa Leader
d. Memiliki Potensi dan Cerdas
e. Memiliki Seksualitas yang Benar dan Lurus

Wallahu a’lam bish showab


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

đź’° Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here