Mengucapkan salam laki-laki kepada wanita ada perincian:
📌 Kepada mahram, maka tidak syak lagi kebolehannya
📌 Kepada non mahram, tapi sudah tua. Maka ini juga tidak apa-apa.
Imam Ibnu Muflih menceritakan, bahwa Ibnu Manshur bertanya kepada Imam Ahmad bin Hambal Rahimahullah:
التسليم على النساء ؟ قال : إذا كانت عجوزاً فلا بأس به
Bolehkah Salam kepada wanita? Beliau (Imam Ahmad) menjawab: ”Jika kepada wanita tua, maka tidak apa-apa.”
(Al Adab Asy Syar’iyyah, 1/375)
Imam An Nawawi Rahimahullah berkata:
وإن كانت عجوزاً لا يفتتن بها جاز أن تسلم على الرجل ، وعلى الرجل رد السلام عليها
Jika dia wanita tua dan tidak ada fitnah dgnnya, maka boleh salam kepadanya atau si laki-laki menjawab salamnya.
(Al Adzkar, Hal. 407)
📌 Kepada seorang wanita muda, maka ini makruh menurut sebagian ulama, karena khawatir munculnya fitnah
Imam Malik Rahimahullah ditanya:
هَلْ : يُسَلَّمُ عَلَى الْمَرْأَةِ ؟ فَقَالَ : أَمَّا الْمُتَجَالَّةُ (وهي العجوز) فَلا أَكْرَهُ ذَلِكَ ، وَأَمَّا الشَّابَّةُ فَلا أُحِبُّ ذَلِكَ
Apakah ucapkan salam ke kaum wanita? Beliau menjawab: ”Jika sudah tua, aku tidak membencinya. Ada pun kalau masih muda aku tidak menyukainya.”
Imam Az Zarqani menyebutkan alasan ketidaksukaannya:
بخوف الفتنة بسماع ردها للسلام
Kekhawatiran atas fitnah (suara) saat mendengar jawaban salam. (Syarh Al Muwaththa’, 4/358)
Imam An Nawawi Rahimahullah berkata:
وإن كانت أجنبية ، فإن كانت جميلة يخاف الافتتان بها لم يسلم الرجل عليها ، ولو سلم لم يجز لها رد الجواب ، ولم تسلم هي عليه ابتداء ، فإن سلمت لم تستحق جواباً فإن أجابها كره له
Jika wanita non mahram, jika dia cantik dan khawatir muncul fitnah maka jangan mengucapkan salam kepadanya. Seandainya mengucapkan salam maka si wanita tidak usah menjawab. Si wanita pun jgn memulai salam kepadanya, jika si wanita salam maka dia tidak mesti menjawab, jika dia jawab justru makruh baginya.
(Al Adzkar, Hal. 407)
📌 Kepada serombongan wanita, ini boleh, sebab fitnahnya lebih kecil.
Asma, putrinya Yazid, berkata:
مَرَّ عَلَيْنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي نِسْوَةٍ فَسَلَّمَ عَلَيْنَا
Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam melewati kaum wanita, Beliau salam kepada kami. (HR. Abu Daud no. 5204, Shahih)
Maksud dari BOLEH adalah jika aman dr fitnah, menurut Al Hafizh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari:
عن جواز سلام الرجال على النساء ، والنساء على الرجال، قال : الْمُرَاد بِجَوَازِهِ أَنْ يَكُون عِنْد أَمْن الْفِتْنَة
Tentang bolehnya salam kaum laki-laki ke kaum wanita, dan sebaliknya, dia berkata maksud kebolehannya adalah jika aman dari fitnah. (selesai)
📌 Salam kepada sekumpulan wanita dan pria dalam satu forum, seperti ta’lim, rapat warga, dan semisalnya, ini pun sama sekali tidak masalah.
Demikian. Wallahu a’lam
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
📱Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis
💰 Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130