Kemana Kita Pergi, Darimana Kita Mulai​

Pendidikan Barat telah menjauhkan Agus Salim dari Islam, “saya mulai merasa kehilangan iman,” tuturnya.

Melalui rekomendasi guru kesayangannya, Snouck Hurgronje; Agus Salim mendapatkan tawaran dari pemerintah Hindia Belanda. Tawaran yang menggiurkan, yaitu menjadi ambtenaar atau pegawai negeri di Konsulat Belanda di Jeddah. Tahun menunjukkan 1906, Jeddah masih dibawah kekhilafahan Turki Utsmani. Majalah Tempo menyebutnya Saudi Arabia; padahal masih lama negara itu muncul.

Di tempat inilah Agus Salim justru bertemu pamannya, ulama terkenal yang bernama Syekh Ahmad Khatib. Di Mekkah, ia berkenalan dengan pemikiran Islam “modern” yang justru mengembalikannya kepada Islam dari sikap agnostik sebelumnya. Agnostik adalah sikap yang meyakini bahwa keberadaan Tuhan atau pencipta alam semesta tidak bisa dipastikan atau diketahui.

Agus Salim dikenal sebagai pemikir yang cenderung lebih bebas daripada Ahmad Dahlan maupun Hasyim Asy’ari.

Agung Waspodo, masih kurang membaca
Depok, 24 Agustus 2017

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *