Pendidikan Suami Lebih Rendah

0
48
Oleh: Slamet Setiawan, SHI

Assalamu’alaikum, ustadz/ustadzah ….Bicra tentang pndidikan, apakah salah jga seorg perempuan pendidikannya lbh tinggi dari laki2? Dan bgaimana memberikan pemahaman kpd seorang laki2 dgn hal trsbt? Pdhal kita sbg wanita tdk pernah mempermasalahkan latarbelakang pendidikan.. # A 34

Jawaban
————–

‌و عليكم  السلام  و  رحمة  الله  و  بركاته
Menikah memang membutuhkan pendamping yang sekufu (sederajat). Hal itu tercermin dalam firman Allah SWT di bawah ini :

“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)” (QS. 24 : 26).

Prioritas dalam hal sekufu adalah tingkat kesholihan seseorang (kebaikan seseorang). Orang baik untuk orang yang baik, begitu pun sebaliknya. Sedang sekufu dalam masalah pendidikan, suku, budaya, usia dan kekayaan/penghasilan adalah sekufu yang tidak prioritas (bisa dimaklumi). Nabi Muhammad saw menikah dengan Khadijah ra yang berbeda usia dan status ekonominya, tapi ternyata mereka bahagia. Kita juga melihat banyak orang yang berbeda jauh dalam pendidikan, suku dan usia tapi ternyata rumah tangganya harmonis.

Belum tentu orang yang pendidikannya rendah tidak bijaksana dalam melihat masalah dibandingkan kita yang pendidikannya lebih tinggi. Kemampuan seseorang dalam mengatasi masalah bukan tergantung dari tingkat pendidikannya, tapi dari wawasan dan kebesaran jiwanya. Wawasan bukan hanya dibentuk dari pendidikan formal, tapi juga kemauannya untuk terus belajar (banyak membaca dan menambah pengalaman).

Ada orang yang pendidikannya tinggi tapi malah berwawasan sempit, bahkan picik. Sebaliknya ada orang yang pendidikannya rendah tapi karena mau belajar, ia lebih dewasa dalam melihat masalah dan mengambil keputusan.

Coba Anda beri pemahaman demikian calon suami Anda. Tujuan utama menikah adalah membentuk keluarga yang shalih, oleh karena itu skala prioritas kriteria calon pasangan adalah keshalihannya, bukan pendidikannya yang tinggi.

Wallahu a’lam.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here