KARAKTERISTIK ISLAM (Bag 3)

0
95

Bagian Sebelumnya:

KARAKTERISTIK ISLAM

πŸ“ Ustadz Farid Nu’man Hasan

πŸƒπŸŒΊπŸƒπŸƒπŸŒΊπŸƒπŸƒπŸŒΊπŸƒ

3⃣ Al-Basathah (sederhana-mudah)

Sederhana dan kemudahan dalam Islam bukanlah dipaksakan adanya, apalagi sengaja dibuat-buat mudah untuk mengikuti selera nafsu manusia. Melainkan Allah Ta’ala sendiri yang menjadikan agama ini mudah.

Allah Jalla wa ‘Ala berfirman:
“Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesulitan bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 185)

“Allah memberikan keringanan kepadamu dan manusia dijadikan bersifat lemah.” (QS. An-Nisa’: 28)

Hadits dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Berikanlah kemudahan jangan mempersulit, berikanlah kabar gembira, jangan buat mereka lari.” (HR. Imam Bukhari. Al-Lu’lu’ wal Marjan. Kitab Al-Jihad, Bab Fi Al-Amr At-Taysir wa Tarku At-Tanfir. no. 1131)

Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah suka jika rukhshah (dispensasi) yang diberikannya dilakukan, sebagaimana Ia juga suka jika ‘azimah (kewajiban awal sebelum dirukhshah)nya dikerjakan.” (HR. Ahmad dan Baihaqy. Imam Thabarany meriwayatkan dari Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud. Shahih menurut Syaikh Al-Albany dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir, no. 1881. Al-Haitsami mengatakan dua jalur tersebut rijalnya tsiqah)

Dari Ibnu  Umar radhiallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah suka jika rukhshahnya dilaksanakan, sebagaimana ia benci jika maksiat dikerjakan.” (HR.Ahmad, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkannya, 5866, 5873. Ibnu Hibban dalam shahihnya, 2742. Al-Haitsami mengatakan rijalnya shahih)

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, “Sesungguhnya Rasulullah jika dihadapkan dua perkara, dia akan memilih yang lebih ringan, selama tidak berdosa.” (HR. Bukhari dan Muslim, Al-Lu’lu wal Marjan. Kitab Al-Fadhail, Bab Muba’adatuhu Shallallahu ‘alaihi wa Sallam lil Atsam, no. 1502)

Kemudahan Islam sangat terlihat ketika kita membandingkan jalan menuju surga dan jalan menuju neraka. Ternyata jalan menuju surga begitu mudah, disesuaikan dengan kemampuan, dan gratis. Sementara menuju neraka harus dibarengi ongkos dan penuh resiko dan sanksi.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengizinkan sebagian orang untuk cukup melakukan ibadah-ibadah wajib yang pokok saja, bahkan mereka bersumpah tidak melebihi dan tidak mengurangi ibadah-ibadah tersebut. Meski demikian Nabi SAW bersabda, “Aflaha in shadaqa (Ia beruntung jika jujur).” (HR. Bukhari, Al Lu’lu’ wal Marjan, Kitab Al-Iman, Bab Bayan ash Shalawat alati ahad arkan al Islam, no. 6)

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, sesungguhnya ada seorang Badui datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, ia berkata: “Tunjukan kepadaku amal yang jika aku kerjakan mengantarkan ke surga.” Rasulullah SAW menjawab: “Engkau menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun, menegakkan shalat yang wajib, menunaikan wajibnya zakat, dan puasa Ramadhan.” Orang itu berkata, “Demi yang jiwaku ada di tangan-Nya, aku tidak akan menambahnya.” Ketika orang itu berlalu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa yang ingin melihat laki-laki yang termasuk ahli surga, maka lihatlah orang itu.” (HR. Bukhari, Al-Lu’lu’ wal Marjan, Kitab Al-Iman, Bab Bayan Al-Iman alladzi yadkhulu bihi al Jannah, no. 8)

Ibadah wajib yang pokok adalah shalat wajib lima waktu; mudah, tidak lama, menyehatkan, dan contoh gerakan maupun bacaan sudah ada. Zakat wajib jika sudah mencapai nishab (batas minimal) harta, sedangkan zakat fitrah hanya dua kilogram beras. Itu pun setahun sekali. Puasa Ramadhan hakikatnya hanya memindahkan jam makan saja. Sedangkan kewajiban Haji terikat oleh kemampuan; finansial, kesehatan dan ilmu. Jika belum terpenuhi, maka belum wajib (karena itu wajib setiap muslim menjadi orang yang mampu agar rukun Islamnya sempurna).

Adapun jalan menuju neraka seperti judi, mabuk, korupsi, riba, zina (main pelacur), bukanlah jalan yang mudah. Butuh modal, sanksi berat baik pidana dan moral, tidak menyehatkan tubuh, merusak akal dan jiwa, dan tindakan yang memalukan. Namun, anehnya inilah jalan yang lebih banyak peminatnya.

Sayangnya, kemudahan Islam yang Allah Jalla wa ‘Ala berikan ini tertutup oleh sikap sebagian besar umat Islam yang menyulitkan dan melampaui batas. Entah karena tradisi lokal, pemahaman agama yang menyimpang, atau hadits-hadits palsu.

Seperti masalah pernikahan yang seharusnya mudah dan murah menjadi mahal dan susah karena tradisi dan budaya yang jelas bukan dari Islam. Masih banyak contoh lainnya. Maka, tugas para da’i merubah kesulitan dan kesempitan tradisi, menuju kemudahan Islam. Juga masalah masalah lainnya.

Bersambung…

KARAKTERISTIK ISLAM (4)

πŸƒπŸŒΊπŸƒπŸƒπŸŒΊπŸƒπŸƒπŸŒΊπŸƒ


Dipersembahkan oleh : www.manis.id

Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis

Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial

πŸ“±Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis

πŸ’° Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here