Tulisan sebelumnya:
๐ฟ๐บ๐๐๐ผ๐๐ท๐
๐ Pemateri: Ustadz Farid Nu’man Hasan
5. Tidak Berpuasa pada Hari Raya ( 10 Dzulhijah) dan hari Tasyriq (11, 12, 13 Dzul Hijjah)
Dari โUqbah bin โAmir Radhiallahu โAnhu, bahwa Rasulullah Shallallahu โAlaihi wa Sallam bersabda:
ููููู ู ุนูุฑูููุฉู ููููููู ู ุงููููุญูุฑู ููุฃููููุงู ู ุงูุชููุดูุฑูููู ุนููุฏูููุง ุฃููููู ุงููุฅูุณูููุงู ู ูููููู ุฃููููุงู ู ุฃููููู ููุดูุฑูุจู
Hari โArafah, hari penyembelihan qurban, hari-hari tasyriq, adalah hari raya kita para pemeluk islam, itu adalah hari-hari makan dan minum. (HR. At Tirmidzi No. 773, katanya: hasan shahih, Ad Darimi No. 1764, Syaikh Husein Salim Asad mengatakan: isnaduhu shahih. Al Hakim dalam Al Mustadrak No. 1586, katanya: โShahih sesuai syarat Bukhari dan Muslim, tetapi mereka tidak meriwayatkannya.โ )
Dari Nubaisyah Al Hudzalli, katanya: bahwa Rasulullah Shallallahu โAlaihi wa Sallam bersabda:
ุฃููููุงู ู ุงูุชููุดูุฑูููู ุฃููููุงู ู ุฃููููู ููุดูุฑูุจู
Hari-hari tasyriq adalah hari-hari makan dan minum. (HR. Muslim No. 1141)
Inilah di antara dalil agar kita tidak berpuasa pada hari raya dan hari-hari tasyriq, karena itu adalah hari untuk makan dan minum. Sedangkan untuk puasa pada hari โArafah sudah dibahas pada bagian sebelumnya.
Imam At Tirmidzi berkata:
ููุงููุนูู ููู ุนูููู ููุฐูุง ุนูููุฏู ุฃููููู ุงููุนูููู ู ููููุฑูููููู ุงูุตููููุงู ู ุฃููููุงู ู ุงูุชููุดูุฑูููู ุฅููููุง ุฃูููู ููููู ูุง ู ููู ุฃูุตูุญูุงุจู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููุบูููุฑูููู ู ุฑูุฎููุตููุง ููููู ูุชูู ูุชููุนู ุฅูุฐูุง ููู ู ููุฌูุฏู ููุฏูููุง ููููู ู ููุตูู ู ููู ุงููุนูุดูุฑู ุฃููู ููุตููู ู ุฃููููุงู ู ุงูุชููุดูุฑูููู ููุจููู ููููููู ู ูุงูููู ุจููู ุฃูููุณู ููุงูุดููุงููุนูููู ููุฃูุญูู ูุฏู ููุฅูุณูุญููู
Para ulama mengamalkan hadits ini, bahwa mereka memakruhkan berpuasa pada hari-hari tasyriq, kecuali sekelompok kaum dari sahabat Nabi Shallallahu โAlaihi wa Sallam dan selain mereka, yang memberikan keringanan untuk berpuasa pada hari-hari tasyriq bagi orang yang berhaji tamattuโ jika belum mendapatkan hewan untuk berqurban dan dia belum berpuasa pada hari yang sepuluh (pada bulan Dzulhijjah, pen). Inilah pendapat Malik bin Anas, Asy Syafiโi, Ahmad, dan Ishaq. (Sunan At Tirmidzi, lihat komentar hadits No. 773)
Pada saat itu dibolehkan mengadakan acara (haflah) makan dan minum, karena memang kaum muslimin sedang berbahagia. Hal itu sama sekali bukan perbuatan yang dibenci.
Al Hafizh Ibnu Hajar memberikan penjelasan terhadap hadits ini, katanya:
ูุฃู ุงูุฃูู ูุงูุดุฑุจ ูู ุงูู ุญุงูู ู ุจุงุญ ููุง ูุฑุงูุฉ ููู
Sesungguhnya makan dan minum pada berbagai acara adalah mubah dan tidak ada kemakruhan di dalamnya. (Fathul Bari, 4/238)
6. Berdzikir Kepada Allah Taโala pada hari-hari Tasyriq
Dalam riwayat Imam Muslim, dari Nubaisyah Al Hudzalli, bahwa Nabi Shallallahu โAlaihi wa Sallam bersabda:
ุฃููููุงู ู ุงูุชููุดูุฑูููู ุฃููููุงู ู ุฃููููู ููุดูุฑูุจู
Hari-hari tasyriq adalah hari-hari makan dan minum. (HR. Muslim No. 1141), dan dalam riwayat Abu Al Malih ada tambahan: โdan hari berdzikir kepada Allah.โ (HR. Muslim No. 1141)
Pada hari-hari tasyriq kita dianjurkan banyak berdzikir, karena Nabi juga mengatakan hari tasyriq adalah hari berdzikir kepada Allah Taโala.
Agar kebahagian dan pesta kaum muslimin tetap dalam bingkai kebaikan, dan tidak berlebihan.
Imam Ibnu Habib menjelaskan tentang berdzikir pada hari-hari tasyriq:
ููููุจูุบูู ููุฃููููู ู ูููู ููุบูููุฑูููู ู ุฃููู ููููุจููุฑููุง ุฃูููููู ุงููููููุงุฑู ุซูู ูู ุฅูุฐูุง ุงูุฑูุชูููุนู ุซูู ูู ุฅูุฐูุง ุฒูุงููุชู ุงูุดููู ูุณู ุซูู ูู ุจูุงููุนูุดูููู ููููุฐููููู ููุนููู ููุฃูู ููุง ุฃููููู ุงููุขููุงูู ููุบูููุฑูููู ู ููููู ุฎูุฑููุฌูููู ู ุฅูููู ุงููู ูุตููููู ููููู ุฏูุจูุฑู ุงูุตููููููุงุชู ููููููุจููุฑูููู ููู ุฎูููุงูู ุฐููููู ููููุง ููุฌูููุฑูููู
Hendaknya bagi penduduk Mina dan selain mereka untuk bertakbir pada awal siang (maksudnya pagi, pen), lalu ketika matahari meninggi, lalu ketika matahari tergelincir, kemudian pada saat malam, demikian juga yang dilakukan.
Ada pun penduduk seluruh ufuk dan selain mereka, pada setiap keluarnya mereka ke tempat shalat dan setelah shalat hendaknya mereka bertakbir pada saat itu, dan tidak dikeraskan. (Imam Abul Walid Al Baji, Al Muntaqa Syarh Al Muwaththaโ, 2/463)
Maka, boleh saja bertakbir saat hari-hari tasyriq (11, 12,13 Dzulhijjah) sebagaimana yang kita lihat pada sebagian masjid dan surau, yang mereka lakukan setelah shalat.
Hal ini berbeda dengan Idul Fithri yang bertakbirnya hanya sampai naiknya khatib ke mimbar ketika shalat Idul Fithri, yaitu takbir dalam artian โtakbiranโ-nya hari raya.
Ada pun sekedar mengucapkan takbir (Allahu Akbar) tentunya boleh kapan pun juga.
Demikian.
Semoga bermanfaat …….
Wallahu Aโlam
๐ฟ๐บ๐๐๐ผ๐๐ท๐
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : https://www.instagram.com/majelis_manis/?igshid=YmMyMTA2M2Y%3D
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
๐ฑInfo & Pendaftaran member : https://bit.ly/gabungmanis
๐ฐ Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130