π Pemateri: Ust. AGUNG WASPODO, SE MPP
πΏπΊπππΌππ·π
Kebangkitan Melawan Pasukan Salib
Pertempuran di Sarmada, Lapangan Berdarah, 28 Juni 1119
Pertempuran ini juga dikenal sebagai Ager Sanguinis dimana pasukan salibis dibawah Roger of Salerno dari kota Antioch ditumpas habis oleh balatentara Najmuddin Ilghazi Ibn Artuq yang berkedudukan di Mardin. Beliau berasal dari Bani Artuqi yang berpusat di Aleppo.
Latar Belakang
Peperangan antara basis pasukan Salibis di Antioch dengan penguasa Kaum Muslimin di Aleppo dan Musul sudah berlangsung lama. Roger of Salerno yang memimpin Antioch sebagai regent bagi Bohemond II tidak membina hubungan baik dengan Baldwin II dari Edesaa maupun Pons dari Tripoli.
Lesson #1 selalu bersatu
Kemenangan Roger atas ekspedisi pendudukan Bursuq ibn Bursuq di Pertempuran Sarmin tahun 1115 semakin membuat ia percaya diri secara berlebihan.
Lesson #2 jangan pernah melupakan Allah SWT
Pada tahun 1117, kota Aleppo dipimpin oleh Ilghazi yang bergelar Atabeg (Atabik) dari Bani Artuqi. Setahun kemudian Roger berhasil menguasai Azaz yang menjadikan kota Aleppo kehilangan titik pertahanan strategis. Oleh karena itu, Ilghazi merasa perlu menyerang Antioch guna mengembalikan keseimbangan teritorial pada tahun 1119.
Lesson #3 selalu siap siaga
Roger maju menyongsong kekuatan Ilghazi bersama Bernard of Valence, patriarch gereja Latin di Antioch. Bernard menasihatinya untuk bertahan di Artah sebagai titik pertahanan yang kokoh serta memanggil bantuan dari Baldwin yang kini naik menjadi Raja Jerusalem. Namun, entah situasi maupun harga diri Roger yang tinggi menyebabkannya mengabaikan kedua nasihat baik ini.
Lesson #4 dengarkan nasihat
Roger mendirikan tenda di jalur Sarmada sementara Ilghazi mengepung benteng al-Atharib. Roger mengirim sebagian pasukannya dibawah Robert of Vieux-Pont untuk mematahkan kepungan itu. Ilghazi mundur secara sengaja untuk memancing pasukan Robert ke dalam jebakan yang menghabisi mereka.
Pertempuran
Ilghazi juga sebenarnya sedang menunggu bala bantuan dari Emir Damaskus dari Bani Buri, namun waktu semakin mendesaknya untuk memanfaatkan momentum. Beliau memilih untuk melancarkan serbuan mendadak melalui jalur-jalur kecil yang tidak lazim guna mengepung kekuatan Roger pada malam 27 Juni.
Lesson #5 selalu kreatif dan berinisiatif
Roger telah keliru menempatkan kemah bagi 700 knights dan 3000 pasukan infanterinya pada posisi lembah berhutan lebat dengan jalur keluar yang sangat terbatas. Serangan malam lagi mendadak ini menyebabkan Roger tergesa membentuk 5 divisi dalam formasi berbentuk huruf “V” menghadap pasukan utama Ilghazi.
Ketika pasukan Ilghazi masih menunggu aba-aba serang, hakim Abu al-Fadhl ibn al-Khasyab mendahului menyerbu dalam pakaian ulamanya bersenjatakan tombak panjang. Sebelum ulama senior ini maju, IA menyempatkan membakar kesemangatan dengan membacakan ayat al-Qur’an dan hadits Rasulullah SAW tentang keutamaan jihad perang.
Lesson #6 ulama adalah pejuang baris depan
Sebagaiaman dicatat oleh Kamaluddin, sejarawan Aleppo pada masa itu, para prajurit profesional Bani Artuqi menangis tersedu dibuatnya. Mereka ini adalah prajurit veteran berbagai palagan yang merindukan kematian di medan juang. Mereka maju bersama ulama masyhur ini dalam formasi tempur yang rapi menuju barisan pasukan Salibis.
Lesson #7 surga ada di bawah kilatan pedang
Pertempuran dimulai dengan saling tembak antara pasukan panah kedua pihak. Pada awalnya, sayap kanan serta barisan tengah Bani Artuqi kocar-kacir berhadapan dengan pasukan Roger yang juga tersemangati oleh para pemuka gereja yang turun tempur seperti Peter dan Geoffrey the Monk.
Namun Allah SWT berkehendak lain, sayap kiri pasukan Bani Artuqi berhasil mendesak pasukan Robert of St. Lo dan barisan turcopoles ke bagian tengah sehingga tombul kekacauan. Keadaan berbalik memberikan keunggulan bagi Kaum Muslimin pada hari itu.
Lesson #8 jangan pernah menyerah
Kini pasukan Salibis terkepung akibat pecahnya kedisiplinan serta ditambah dengan tewasnya Roger pada posisi bertahan yang terakhir. Dari keseluruhan pasukan hanya tersisa 2 knight sehingga pertempuran di Sarmada ini dikenal oleh sejarawan Eropa sebagai palagan berdarah atau Ager Sanguinis dalam istilah Latin.
Kesudahan
Pertempuran ini menjadi bukti bahwa Kaum Muslimin dapat mengalahkan pasukan Salibis yang secara kualitas individual lebih superior, tanpa bantuan kekuatan Seljuk.
Patut disayangkan bahwa Ilghazi tidak meneruskan kemenangan ini dengan mengepung Antioch yang nyaris tidak berkekuatan. Namun dengan kemenangan ini maka Atharib, Zerdana, Sarmin, Ma’arat an-Nu’man, serta Kafr Tab jatuh menyusul.
Siang hari, sambil menunggu servis kendaraan
Lenteng Agung, 9 Juli 2016
Agung Waspodo
πΏπΊπππΌππ·ππΉ
Dipersembahkan oleh : www.manis.id
Follow IG MANIS : http://instagram.com/majelismanis
Subscribe YouTube MANIS : https://youtube.com/c/MajelisManisOfficial
π±Info & Pendaftaran member : https://bit.ly/Joinmanis
π° Donasi Dakwah, Multi Media dan Pembinaan Dhuafa
An. Yayasan Manis
No Rek BSM : 7113816637
Konfirmasi:
wa.me/6285279776222
wa.me/6287782223130