Hidup Ini Adalah Hari Ini dan Saat Ini

0
43

Ustadzah Rochma Yulika

Sahabat Surgaku…
Sungguh kita kadang tak menyadari tentang tabiat kehidupan. Ada kehidupan bagitu juga ada kematian. Kita terlahir bukan kemauan kita begitu pula jadwal kematianpun tak mampu kita memintanya. Semua sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.

Sahabat Surgaku…
Mari kita Renungkan bersama tentang rentetan perjalanan manusia.

“Hidup dan Kehidupan selayaknya deretan kata yang terangkai dalam kalimat yang indah dan terkadang kita butuh koma untuk menjeda dari segala aktivitas kita, merehatkan perjalanan kita, kadang terbersit tanda tanya di saat kita kehilangan arah dan tersesat dalam melangkah.

Namun terkadang sesekali kita perlu menghadirkan tanda seru, kala kenyataan tak lagi berpihak kepada kita.

Harapan dan impian tak kunjung menjelma……
Namun perlu kita sadar bahwa perjalanan kita butuh petunjuk atau catatan dalam menyelesaikannya.

Terkadang kita pun harus
membuka ulang petunjuk itu karena keterbatasan ingatan kita.
Dari deretan kata itu kan berakhir pada tanda titik sebagai akhir dari kalimat kehidupan yang bisa kita baca.

Berhenti, bukan lagi sejenak, tetapi berhenti selamanya.

Tak ada yang mengetahui sampai dimana umur kita. Apakah kita yakin bila pagi datang akankah perjalanan kita sampai pada senja yang mulai temaram. Begitu pula kala malam tiba, gulita pun seakan memenjara jiwa akankan yakin fajar kan kita jumpa.

Sahabat Surgaku…
Sedemikian kenyataan takdir manusia, sayangnya kadang kita alpa. Bahwa semua kan berbatas. Bisa jadi kita menunda kebaikan lantaran sangat yakin nyawa kan tetap dikandung badan. Padahal, satu menit ke depan hanya sekedar sebuah harapan.

Hidup yang kita miliki adalah saat ini. Bukan kemarin apalagi nanti.
Kemarin hanya mampu kita jadikan cermin untuk memperbaiki perjalanan ke depan.

Maka pada hari yang nafas masih kita hela, diri mampu berkarya, maka tunaikan apa yang menjadi kewajiban dengan segera.

Sahabat Surgaku…
Apakah kita masih menunda-nunda ibadah, menunda tilawah, menunda segala kebaikan??

Katakan pada hati kita…
Hidupku adalah hari ini. Bukan nanti apalagi esok hari.

Sebagian dari kita masih sering menyia-nyiakan waktu yang kita miliki selama hidup di dunia, dengan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat.

Mungkin sebagian dari kita ada yang berpikir, nanti saja, kalau sudah menjelang tua baru memperbaiki ibadah kepada Allah. Biasanya orang menunda amal kebaikan karena lebih mengutamakan dunia dan tidak mementingkan akhirat.

Contohnya, karena kesibukan segala aktifitas urusan dunia, seseorang jadi sering menunda-nunda kewajiban amal ibadah atau amal kebaikan.

Padahal hal ini sangat salah, karena kita tidak pernah tahu, sampai kapan kita akan hidup di dunia ini. Kita tidak bisa memastikan bahwa kita akan dapat hidup sampai tua nanti. Bisa saja kematian mendatangi kita disaat kita masih muda belia. Lalu mengapa kita harus menunda-nunda amal ibadah dan kebaikan?

Ketahuilah setiap tarikan dan desahan nafas kita, saat kita menjalani waktu demi waktu, adalah merupakan langkah menuju kubur.
Dan waktu yang kita jalani hidup di dunia ini, sebenarnya sangat singkat, karena itu sangat ruginya kita apabila kita menjalaninya dengan sesuatu yang tidak berharga.
Kita sia-sia kan waktu dan kesempatan hidup di dunia ini, dengan melakukan hal-hal yang tidak membawa kemaslahatan dunia akhirat kita.

Perhatikan firman Allah SWT berikut ini:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al-Hasyr [59] : 18)

Dalam Al-Qur’an Surah Al-Ashr (103) ayat 1-3, Allah SWT berfirman yang artinya sebagai berikut::
Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia memang benar-benar berada dalam kerugian apabila tidak memanfaatkan waktu yang telah diberikan oleh Allah secara optimal untuk mengerjakan amal baik.  

Rasulullah SAW bersabda, ”Ada dua nikmat, di mana banyak manusia tertipu di dalamnya, yakni kesehatan dan kesempatan.” (HR Bukhori).

Hadits ini menjelaskan pentingnya memanfaatkan kesempatan (waktu), karena tanpa disadari banyak orang terlena dengan waktunya.

Imam Al-Ghazali dalam bukunya Khuluqul Muslim menerangkan waktu adalah kehidupan.
Maka memanfaatkan waktu termasuk di antara indikasi keimanan dan tanda-tanda ketakwaan.

Orang yang mengetahui dan menyadari akan pentingnya waktu berarti memahami pula nilai hidup dan kebahagiaan.

Hasan Al Banna menasihati kita,”Waktu adalah kehidupan, menyia-nyiakan waktu berarti menyia-nyiakan kehidupan.”

WAKTU kita sangatlah sedikit.
Di dunia yang sangat sempit.

WAKTU hidup kita sangatlah singkat.
Maka hati-hatilah dari berbuat maksiat.

USIA kita tak bisa terukur
Tak pernah tau kapan saatnya tersungkur di dalam kubur.
Dan bila telah tiba MASA
Sampailah kita di alam baka.

Bukan HARTA benda yg kita bawa
Amal dan kebaikan yg kan temani perjalanan kita.
Namun hanya amal kebaikan yang bisa turut serta

Jauhkan HATI dari cinta dunia yg fana
Tuk bersegera dekatkan diri dengan kebersamaan dengan NYA
Tetap semangat meski perjalanan ini terasa berat
Semoga kelak bernilai di akhirat

Dalam pepatah Arab disebutkan ”Tidak akan kembali hari-hari yang telah lampau.”
Karena itu jangan sia-siakan waktu, manfaatkanlah segera :
Waktu muda sebelum datangnya tua.
Waktu sehat sebelum datang sakit.
Waktu kaya sebelum datangnya miskin.
Waktu luang sebelum datangnya sempit.
Waktu hidup sebelum datangnya mati.

Rasulullah SAW bersabda:
“Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang diberi panjang umur dan baik amalannya, dan
Sejelek-jeleknya manusia adalah orang yang diberi panjang umur dan jelek amalannya.” (HR. Ahmad)

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Barzah, bahwa Rasulullah SAW  bersabda:
“Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam pada hari kiamat sebelum ditanya tentang 4 perkara :
Tentang umurnya untuk apa ia habiskan,
Masa mudanya untuk apa ia gunakan,
Hartanya dari mana diperoleh dan kemana dibelanjakan, dan
Ilmunya, apa yang diamalkannya.”
(HR. Tirmidzi)

Karena itu, sebelum terlambat, sebelum kematian mendatangi kita, marilah kita memanfaatkan waktu yang tersisa dari umur kita ini untuk hal-hal yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat.

Marilah kita perbanyak berbuat kebaikan, jangan menunda-nunda amal kebaikan, karena belum tentu besok kita masih punya waktu untuk melaksanakannya. Kita tidak pernah tahu kapan ajal datang menjemput kita.

Dan alangkah sangat menyesalnya kita, apabila dalam hidup kita yang singkat, lebih banyak kita lewati dengan melakukan hal-hal yang akan kita sesali di akhirat.
Karena waktu yang sudah lewat, tidak akan pernah bisa kembali meski sesaat.

Dipersembahkan:
www.iman-islam.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here